PENDEKATAN
STILISTIKA
DALAM LAGU-LAGU
BAND UNGU
1. Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu
“Melayang” :
Disini
dibatas rindu mencoba menegarkan langkahku
Mencari rasa
yang hilang bersamamu
Dan ku
beranikan diri berlari mengejar bayanganmu
Yang datang
menghantui disetiap malamku
Terhempas
tubuhku ingin memeluk tubuhmu
Terjerat
mimpi-mimpi yang memasung langkahku
Kini ku
terbang melayang mencoba kepakkan sayap
Ku berharap ku akan
temukan dirimu untuk ...
Ku terbang
melayang menyusuri ruang cinta
Ku berharap ku akan
temukan dirimu untuk ...
Analisis
gaya bahasanya:
·
Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris 1—6 dengan
ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir
tiap baris.
·
Gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris ke-5 “terhempas
tubuhku ingin memeluk tubuhmu” yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
·
Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris ke-6 “terjerat
mimpi-mimpi” karena mimpi adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi
diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu terjerat.
·
Gaya bahasa simploke terdapat pada baris ke-8 dan 10 “ku
berharap ... untuk” karena terjadi pengulangan kata yang sama pada awal dan
akhir baris.
·
Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-5 “tubuh”
dan kata “ku terbang” pada baris ke-7 dan 9 karena kata ini diulang
beberapa kali yaitu 2x secara berturut-turut.
·
Gaya bahasa pleonasme terdapat pada ‘terbang
melayang” pada baris ke-7 dan 9 karena memakai kata-kata yang lebih banyak
daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran yaitu terbang saja tanpa
melayang karena kemiripan arti.
2.
Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Berikan Aku Cinta” :
Bermandikan
air surga membasuh jiwa
Menghempaskan
seluruh dahaga
Berikan aku cinta
suci yang terdalam dari hatimu
Berikan aku kasih
putih yang tulus darimu
Peluklah
diriku kasih terbangkan aku melayang bersamamu
Analisis
gaya bahasanya:
·
Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris 1 “membasuh
jiwa” karena jiwa adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan
memiliki sifat kemanusiaan yaitu membasuh.
·
Gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris
ke-2 “menghempaskan ... dahaga” karena dahaga adalah sesuatu yang tidak
bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu menghempaskan.
·
Gaya bahasa aliterasi terdapat pada baris ke-3 dan 4
dengan ditandai “B” karena ada pengulangan bunyi konsonan yang sama pada
awal bait.
·
Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-3 dan 4
pada “berikan” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara
berturut-turut.
·
Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris ke-3 dan 4
dengan ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada
akhir tiap baris.
·
Gaya bahasa pleonasme terdapat pada baris ke-5 “terbang
... melayang” karena memakai kata-kata yang lebih banyak daripada yang
diperlukan untuk menyatakan satu pikiran yaitu terbang saja tanpa melayang
karena kemiripan arti.
3.
Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Tercipta Untukku” :
Menatap indahnya
senyuman diwajahmu
Membuatku terdiam
dan terpaku
Mengerti
akan hadirnya cinta terindah
Banyak kata yang tak mampu
ku ungkapkan kepada dirimu
Aku ingin engkau
selalu hadir dan temani aku
Disetiap langkah
yang meyakiniku kau tercipta untukku sepanjang hidupku
Meski waktu
akan mampu memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau
tahu ku selalu milikmu
Yang
mencintaimu sepanjang hidupku
Analisis
gaya bahasanya:
·
Gaya bahasa inversi terdapat pada baris 1 “indahnya
senyuman” karena susunannya terbalik yang dalam tata bahasa Indonesia
mengenal hukum DM (Diterangkan Menerangkan) yang seharusnya senyuman indahnya.
·
Gaya bahasa sinekdok pars pro toto terdapat pada baris
1 “senyuman diwajahmu” karena semua bagian untuk 1 bagian maksudnya
semua bagian wajah mewakili 1 bagian yaitu bibir.
·
Gaya bahasa klimaks terdapat pada baris ke-2 “terdiam
... terpaku” karena urutannya semakin meningkat dari gagasan sebelumnya.
·
Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris ke-3 “hadir
... cinta” cinta adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan
memiliki sifat kemanusiaan yaitu hadir.
·
Gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris
ke-6 “langkah ... meyakini” karena langkah adalah kegiatan yang
dilakukan oleh salah bagian dari organ manusia yaitu kaki yang diibaratkan
memiliki sifat kemanusiaan yaitu meyakini.
·
Gaya bahasa personifikasi lainnya terdapat pada baris
ke-7 “waktu ... memanggil” karena waktu adalah sesuatu yang tidak
bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu memanggil.
·
Gaya bahasa antitesis terdapat pada baris ke-4 “banyak
kata ... tak” karena mengandung gagasan dengan kelompok kata yang
bertentangan.
·
Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-5 “ aku
...aku” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berurutan.
·
Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris ke-5—9 dengan
ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir
tiap baris.
4.
Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Kekasih Gelapku” :
Ku
mencintaimu lebih dari apapun
Meskipun
tiada satu orang pun yang tahu
Ku
mencintaimu sedalam-dalam hatiku
Meskipun engkau hanya
kekasih gelapku
Ku tahu ku takkan
selalu ada untukku
Di saat
engkau merindukan diriku
Ku tahu ku takkan
bisa memberikanmu waktu
Yang panjang
dalam hidupku
Yakinlah
bahwa engkau adalah cintaku
Yang ku cari
selama ini dalam hidupku
Dan hanya
padamu ku berikan sisa cintaku
Yang panjang
dalam hidupku
Analisis
gaya bahasanya:
·
Gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris 1 “ku
mencintaimu lebih dari apapun” dan baris ke-3 “ku mencintaimu
sedalam-dalam hatiku” karena menyatakan sesuatu secara berlebihan.
·
Gaya bahasa antitesis terdapat pada baris ke-2 ‘tiada
satu orang” karena mengandung gagasan dengan kelompok kata yang
bertentangan.
·
Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-1 dan 3 “ku
mencintaimu” dan baris ke-2 dan 4 “meskipun” dan baris ke-5 dan 7 “ku
tahu” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berurutan.
·
Gaya bahasa repetisi juga terdapat pada baris ke-8 dan
12 “yang panjang dalam hidupku” dan baris ke-9 dan 11 “cintaku”
karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berurutan.
·
Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris 5—8 dengan
ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir
tiap baris.
·
Gaya bahasa simplike terdapat pada baris ke-8 dan 12 “yang
panjang ... hidupku” karena terjadi pengulangan kata yang sama pada awal
dan akhir baris tersebut.
5.
Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Saat Indah Bersama” :
Terbuai nafas
cinta yang kau hembuskan
Sampai mati
pun ku takkan bisa melupakanmu
Dan bila waktu
akan buktikan janji itu
Harus ku
akui aku sayang kamu aku cinta kamu
Oh hanya
pada dirimu
Ku ingin kau
mampu terima hatiku terima akan cintaku
Satu rasa
yang haus menyentuh bayangmu
Analisis
gaya bahasanya:
·
Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris 1 “nafas
cinta” karena cinta adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan
memiliki sifat kemanusiaan yaitu nafas/bernafas.
·
Gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris
ke-3 “waktu ... buktikan janji” karena waktu adalah sesuatu yang tidak
bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu buktikan janji.
·
Gaya bahasa personifikasi lainnya terdapat pada baris
ke-7 “rasa ... haus” karena rasa adalah sesuatu yang tidak bernyawa
tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu haus.
·
Gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris ke-2 “sampai
mati pun ku takkan bisa melupakanmu” karena manyatakan sesuatu secara
berlebihan.
·
Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-4 “aku
... kamu” dan baris ke-6 “terima” karena kata ini diulang beberapa
kali yaitu 2x secara berurutan.
·
gaya bahasa pleonasme terdapat pada baris ke-4 “aku
sayang kamu aku cinta kamu” dan baris ke-6 “terima hatiku terima ...
cintaku” karena memakai kata-kata yang lebih banyak daripada yang
diperlukan untuk menyatakan satu pikiran yang mirip artinya yaitu aku sayang
kamu mirip dengan aku cinta kamu dan terima hatiku mirip dengan terima cintaku.
·
Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris ke-4—6 dengan
ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir
tiap baris.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian lirik
lagu-lagu Ungu diatas, dapat disimpulkan bahwa lirik lagu Ungu tidak hanya
didominasi oleh gaya bahasa personifikasi dan hiperbola tetapi juga asonansi,
aliterasi, repetisi, pleonasme, simploke, inversi, klimaks, antitesis, dan
sinekdok pars pro toto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar