Jumat, 24 Oktober 2014

Stilistika dalam lagu Band Ungu

PENDEKATAN STILISTIKA
DALAM LAGU-LAGU BAND UNGU

1. Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Melayang” :
Disini dibatas rindu mencoba menegarkan langkahku
Mencari rasa yang hilang bersamamu
Dan ku beranikan diri berlari mengejar bayanganmu
Yang datang menghantui disetiap malamku
Terhempas tubuhku ingin memeluk tubuhmu
Terjerat mimpi-mimpi yang memasung langkahku
Kini ku terbang melayang mencoba kepakkan sayap
Ku berharap ku akan temukan dirimu untuk ...
Ku terbang melayang menyusuri ruang cinta
Ku berharap ku akan temukan dirimu untuk ...

Analisis gaya bahasanya:
·      Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris 1—6 dengan ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris.
·      Gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris ke-5 “terhempas tubuhku ingin memeluk tubuhmu” yang menyatakan sesuatu secara berlebihan.
·      Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris ke-6 “terjerat mimpi-mimpi” karena mimpi adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu terjerat.
·      Gaya bahasa simploke terdapat pada baris ke-8 dan 10 “ku berharap ... untuk” karena terjadi pengulangan kata yang sama pada awal dan akhir baris.
·      Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-5 “tubuh” dan kata “ku terbang” pada baris ke-7 dan 9 karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berturut-turut.
·      Gaya bahasa pleonasme terdapat pada ‘terbang melayang” pada baris ke-7 dan 9 karena memakai kata-kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran yaitu terbang saja tanpa melayang karena kemiripan arti.

2. Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Berikan Aku Cinta” :
Bermandikan air surga membasuh jiwa
Menghempaskan seluruh dahaga
Berikan aku cinta suci yang terdalam dari hatimu
Berikan aku kasih putih yang tulus darimu
Peluklah diriku kasih terbangkan aku melayang bersamamu

Analisis gaya bahasanya:
·      Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris 1 “membasuh jiwa” karena jiwa adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu membasuh.
·      Gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris ke-2 “menghempaskan ... dahaga” karena dahaga adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu menghempaskan.
·      Gaya bahasa aliterasi terdapat pada baris ke-3 dan 4 dengan ditandai “B” karena ada pengulangan bunyi konsonan yang sama pada awal bait.
·      Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-3 dan 4 pada “berikan” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berturut-turut.
·      Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris ke-3 dan 4 dengan ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris.
·      Gaya bahasa pleonasme terdapat pada baris ke-5 “terbang ... melayang” karena memakai kata-kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran yaitu terbang saja tanpa melayang karena kemiripan arti.

3. Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Tercipta Untukku” :
Menatap indahnya senyuman diwajahmu
Membuatku terdiam dan terpaku
Mengerti akan hadirnya cinta terindah
Banyak kata yang tak mampu ku ungkapkan kepada dirimu
Aku ingin engkau selalu hadir dan temani aku
Disetiap langkah yang meyakiniku kau tercipta untukku sepanjang hidupku
Meski waktu akan mampu memanggil seluruh ragaku
Ku ingin kau tahu ku selalu milikmu
Yang mencintaimu sepanjang hidupku

Analisis gaya bahasanya:
·      Gaya bahasa inversi terdapat pada baris 1 “indahnya senyuman” karena susunannya terbalik yang dalam tata bahasa Indonesia mengenal hukum DM (Diterangkan Menerangkan) yang seharusnya senyuman indahnya.
·      Gaya bahasa sinekdok pars pro toto terdapat pada baris 1 “senyuman diwajahmu” karena semua bagian untuk 1 bagian maksudnya semua bagian wajah mewakili 1 bagian yaitu bibir.
·      Gaya bahasa klimaks terdapat pada baris ke-2 “terdiam ... terpaku” karena urutannya semakin meningkat dari gagasan sebelumnya.
·      Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris ke-3 “hadir ... cinta” cinta adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu hadir.
·      Gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris ke-6 “langkah ... meyakini” karena langkah adalah kegiatan yang dilakukan oleh salah bagian dari organ manusia yaitu kaki yang diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu meyakini.
·      Gaya bahasa personifikasi lainnya terdapat pada baris ke-7 “waktu ... memanggil” karena waktu adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu memanggil.
·      Gaya bahasa antitesis terdapat pada baris ke-4 “banyak kata ... tak” karena mengandung gagasan dengan kelompok kata yang bertentangan.
·      Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-5 “ aku ...aku” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berurutan.
·      Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris ke-5—9 dengan ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris.

4. Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Kekasih Gelapku” :
Ku mencintaimu lebih dari apapun
Meskipun tiada satu orang pun yang tahu
Ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku
Meskipun engkau hanya kekasih gelapku
Ku tahu ku takkan selalu ada untukku
Di saat engkau merindukan diriku
Ku tahu ku takkan bisa memberikanmu waktu
Yang panjang dalam hidupku
Yakinlah bahwa engkau adalah cintaku
Yang ku cari selama ini dalam hidupku
Dan hanya padamu ku berikan sisa cintaku
Yang panjang dalam hidupku

Analisis gaya bahasanya:
·      Gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris 1 “ku mencintaimu lebih dari apapun” dan baris ke-3 “ku mencintaimu sedalam-dalam hatiku” karena menyatakan sesuatu secara berlebihan.
·      Gaya bahasa antitesis terdapat pada baris ke-2 ‘tiada satu orang” karena mengandung gagasan dengan kelompok kata yang bertentangan.
·      Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-1 dan 3 “ku mencintaimu” dan baris ke-2 dan 4 “meskipun” dan baris ke-5 dan 7 “ku tahu” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berurutan.
·      Gaya bahasa repetisi juga terdapat pada baris ke-8 dan 12 “yang panjang dalam hidupku” dan baris ke-9 dan 11 “cintaku” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berurutan.
·      Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris 5—8 dengan ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris.
·      Gaya bahasa simplike terdapat pada baris ke-8 dan 12 “yang panjang ... hidupku” karena terjadi pengulangan kata yang sama pada awal dan akhir baris tersebut.

5. Mendeskripsikan fakta pada lirik lagu “Saat Indah Bersama” :
Terbuai nafas cinta yang kau hembuskan
Sampai mati pun ku takkan bisa melupakanmu
Dan bila waktu akan buktikan janji itu
Harus ku akui aku sayang kamu aku cinta kamu
Oh hanya pada dirimu
Ku ingin kau mampu terima hatiku terima akan cintaku
Satu rasa yang haus menyentuh bayangmu

Analisis gaya bahasanya:
·      Gaya bahasa personifikasi terdapat pada baris 1 “nafas cinta” karena cinta adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu nafas/bernafas.
·      Gaya bahasa personifikasi juga terdapat pada baris ke-3 “waktu ... buktikan janji” karena waktu adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu buktikan janji.
·      Gaya bahasa personifikasi lainnya terdapat pada baris ke-7 “rasa ... haus” karena rasa adalah sesuatu yang tidak bernyawa tetapi diibaratkan memiliki sifat kemanusiaan yaitu haus.
·      Gaya bahasa hiperbola terdapat pada baris ke-2 “sampai mati pun ku takkan bisa melupakanmu” karena manyatakan sesuatu secara berlebihan.
·      Gaya bahasa repetisi terdapat pada baris ke-4 “aku ... kamu” dan baris ke-6 “terima” karena kata ini diulang beberapa kali yaitu 2x secara berurutan.
·      gaya bahasa pleonasme terdapat pada baris ke-4 “aku sayang kamu aku cinta kamu” dan baris ke-6 “terima hatiku terima ... cintaku” karena memakai kata-kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran yang mirip artinya yaitu aku sayang kamu mirip dengan aku cinta kamu dan terima hatiku mirip dengan terima cintaku.
·      Gaya bahasa asonansi terdapat pada baris ke-4—6 dengan ditandai “u” karena ada pengulangan bunyi vokal yang sama pada akhir tiap baris.

SIMPULAN
Dari hasil penelitian lirik lagu-lagu Ungu diatas, dapat disimpulkan bahwa lirik lagu Ungu tidak hanya didominasi oleh gaya bahasa personifikasi dan hiperbola tetapi juga asonansi, aliterasi, repetisi, pleonasme, simploke, inversi, klimaks, antitesis, dan sinekdok pars pro toto.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar