TEDUH.
. .
kekosongan
datang menghampiri dan merenggut semua
takut
. . .
marah
. . .
rasa
itu meremukan tulang ini begitu saja
seperti
tak seorang pun memandang kemari
sendiri
dalam dunia kelam
tangislah
yang menemani
dalam
kesendirian ini
Kelam
dingin tak terasa
lamunan
jiwa mengambang entah pergi kemana
kacau
seperti puing-puing tak berwujud
hati
selalu menemukan kebuntuhan dan takut yang meraja
kesenjangan
hati ini semakin menjadi-jadi
rasa
ituTuhan datatang lagi...,
mengapa
mereka begitu mudah mendapatkannya
kukatupkan
kedua tangan
mencoba
menemukaMu Tuhan
tak
ada siapa-siapa
hanya
kekosongan yang di awalnya
terus
mencari, meleburkan kekelaman, menerobos kegelapan jiwa
kudengan
seruan penyejuk jiwa ku’
hanya gemerisik air yang terdengar kala itu
berselimutkan
penyemangat jiwa
menenangkan
hati ini
Engkau
memeluk erat jiwa kelam ku Tuhan
ternyata
itu benar
bahwa
engkau tidak jauh dari ku
teduhlah
kini aku Tuhan
dalam
balutan kasih mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar