Jumat, 24 Oktober 2014

Cerpen "pura-pura"

Pura-pura

Belum juga kah kau menyadarinya??? Belum juga kau mengetahui perasaanku padamu??? Ahhh,, atau mungkin kau hanya berpura-pura tidak tahu dan mungkin juga kau masih membebaskan rasaku ini melayang tak menentu tercerai dari ikatan yang sudah selama ini aku eratkan pada hati mu??

Asal kau tahu semua ini sudah menelan waktuku yang begitu lama, mencerca pikirku yang terkadang ingin berpaling dari rasa ini padamu. Dulu, apakah kau masih ingat waktu itu? Waktu aku seperti orang gila merasa ketakutan dan berbicara banyak hal namun tak pernah jelas dihadapanmu karena melihatmu untuk pertama kalinya dari tengah ruangan berukuran 4x8 cm, ruangan yang setengah kisahku ini tertuang dan membekas goresan di lantai-lantai ruangan cintaku. Disana, di ruangan kuliah saat kau pertama kali kulihat masuk dan bertanya padaku dan berbicara  “maaf, apakah aku bisa duduk di bangku ini?” lalu tanpa sempat aku menyampaikan persetujuanku, kau sudah duduk dengan senyuman yang membuat ku gugup setengah mati.

Untuk ku saat itu hal seperti itu tidaklah begitu berarti. Namun, dari saat itulah aku meyakini kau menerobos masuk ke pikiranku. Kau berani-beraninya meruntuhkan benteng pertahananku untuk menutup diri dari kaum adam seperti mu. Benteng yang kokoh ku bangun dengan perjuanganku, dengan usaha tanpa mengasihani diriku sendiri, tanpa memberikan celah sedikitpun bagi angin yang membawa virus-virus si merah jambu itu kepadaku. Kau mulai berani mengusik kenyamananku dalam duniaku sendiri.

Kau memang pernah mengatakannya padaku. Bahkan kau pernah berterus terang akan hatimu, dan aku bingung dengan prinsip dasarmu mengenai cinta saat kau mengatakan “cinta itu akan datang dengan sendirinya, tidak perlu di cari. Kalau jodoh pasti akan bertemu dan bersatu”. Kau mengucapkannya sama seperti ekspresi pertama aku melihatmu, dengan senyumanmu itu. Saat itu aku merasakan kau berubah dari sosok biasamu menjadi sosok yang spesial dan sedikit melemahkan alarm peringatan dalam hatiku. Perkataan mu saat itulah yang menjadikanku berani maju selangkah dari titik konsistenku, meskipun saat itu kau mengucapkannya bukan padaku, diam-diam aku mendengarnya saat kau bersama teman-teman sejawatmu. Kau tidak tahu kan bahwa sebenarnya aku sudah mulai memperhatikanmu. Bahkan juga kau takkan pernah tahu saat itu aku mulai mendekat padamu. Mulai menyukai sikap mu yang jahil itu. Mulai menyukai hal-hal jahatmu.

Aneh,.. yah, itulah aku. Aneh, aneh dan aneh! Tiba-tiba aku mulai merasakan sakit di bagian tubuhku, tepatnya dalam organ tubuhku yang paling vital ini. Sakitnya membuat aku jatuh tak sadarkan diri. Penyakit ini menimbulkan efek-efek dan bahkan memunculkan penyakit lain pada bagian tubuh lainnya. Penyakit ini membuat sakit kepalaku muncul, karena harus memikirkan kau yang sampai saat ini tidak menganggap ku, pada jiwaku muncul penyakit gelisah , pada mataku mulai sakit karena harus mengeluarkan butiran-butiran air bening yang aku sendiri tak tahu kenapa ia jatuh dengan sendirinya saat melihatmu memegang tangan sosok wanita cantik itu, wanita yang aku anggap mirip seperti model-model iklan yang sangat cantik. Kau tak akan pernah tahu aku merasakan penyakit ini kan??? Ya... aku menderita penyakit HATI....

Aaarrrgggrhhh....
Aku juga masih ingat, waktu itu aku tanpa sadar, marah dan menangis sejadi-jadinya di dalam hati. Aku terpaksa memenjarakan amarah dan tangis itu untuk sementara waktu di dalam jiwaku. Kemudian berselang beberapa jam kemudian, mereka aku lemparkan keluar dari pikiran, hati dan jiwaku dengan sekuat tenaga..

Saat ini kau juga masih sama. Kau permainkan perasaanku! Kau kira semua yang telah berlalu akan menghilang begitu saja dari benakku?? Tidak! Aku sudah menyimpannya sejak dulu.

Tadi, aku melihatmu di bangku panjang itu, dari jauh aku seperti tidak percaya bahwa kau telah datang kembali setelah dua bulan menghilang tanpa kabar. Tidak ada seorangpun yang tahu keberadaanmu. Aku malu untuk menanyakan lebih jauh lagi terhadap teman-teman mu. Kau terlihat masih sama. Tetapi, terlihat di matamu bahwa banyak yang kau sembunyikan dari mata semua orang. Siang ini aku akan memberanikan diri untuk menyapamu meski kau lupa akan aku! Meski kau akan mengacuhkan ku.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar