BENTUK-BENTUK
TES BAHASA
1.
Tes
Bunyi Bahasa
Sasaran tes
bunyi bahasa secara umum meliputi seluruh penguasaan sistem bunyi bahasa, baik
dalam mengenal dan memahami bunyi bahasa secara pasif-reseptif maupun dalam
bentuk melafalkan dan menggunakan bunyi bahasa secara aktif dan produktif.
Selain bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk konsonan dan vokal sistem bunyi bahasa
juga meliputi tinggi rendahnya suara , tekanan kata dan kalimat, lagu kalimat
atau intonasi.
Tes bunyi bahasa secara pasif-reseptif
dimaksudkan untuk memastikan apakah seseorang mampu embedakan satu bunyibahasa
dari bunyi bahasa yang lain. Sehingga seseorang dapat memahami ujaran si
penutur dengan baik.
Beberapa contoh butir tes bunyi bahasa
untuk mengukur kemampuan menegnal dan membedakan bunyi bahasa secara
pasif-reseptif adalah sebagai berikut :
a. Mengenal
bunyi bahasa
1. Ship
2. Shop
3. Assess
4. Cash
5. Nation
Lingkarilah kata yang termasuk bahasa
ingris dari rekaman atau dibacakan.
b. Membedakan
bunyi bahasa
1. pen – pen
2. sink – zink
3. life – live
4. game – game
5. look – luke
Tulislah
huruf s bila kedua kata itu sama dan huruf b jika berbeda melalui sebuah
rekaman atau dibacakan.
c. Melafalkan
bunyi bahasa
1. [e]
2. [a]
3. [f]
4. [ts]
d. Melafalkan
kata-kata
1. Lively
2. Active
3. Buffalo
4. Shameful
5. Bush
e. Melafalkan
pasangan kata-kata
1. Penny – benny
2. Then –than
3. Write – ride
4. Hiss – his
5. Bag – back
f. Melafalkan
rangkaian kalimat
1. She sells sea shells on the sea shore.
2. Fresh flesh of fresh fried fish.
g. Membaca
teks
Membaca teks dapat membantu dalam melafalkan
kosa kata.
2.
Tes Kosakata
Tes
kosakata berkaitan dengan penguasaan makna kata-kata, disamping kemampuan
menggunakannya pada konteks yang tepat dan tempat yang tepat pula dalam wacana.
Penguasaan kosakata dapat dibedakan memjadi dua yaitu penguasaan yang
aktif-produktif dan penguasaan yang pasif-reseptif. Tes kosakata aktif
produktif merupakan yaitu kosakata yang dapat dipakai oleh pemakai bahasa
secara wajar dan tanpa banyak kesulitan dalam mengungkapka dirinya. Sebaliknya
kosa kata pasif-reseptif adalah seseorang pemakai bahasa yang hanya mampu
menggunakannya untuk memahami ungkapan bahasa orang lain. Tanpa mampu
menggunakannya sendiri secara wajar dalam ungkapan-ungkapannya.
Bentuk-bentuk
tes kosa kata sebagai berikut:
a. Menunjukkan
benda
Dapat dilakukan dengan memberikan makna
kata-kata tersebut dengan menunjukkan bendanya. Contoh : jendela, baju, sepatu
dan lain-lain.
b. Memperagakan
Dengan cara memperagakan makna kata-kata
diantaranya seperti memperagakan mengangkat tangan, mengantuk, tersenyum, dan
lain-lain.
c. Memberi
pedanan
Dengan cara mengartikan kata tersebut
dalam bahasa lain contoh : dictionary dalam bahasa indonesianya adalah kamus,
dan mengingat dalam bahasa ingrisnya adalah to remember.
d. Memberi
kata lain
Yaitu memberikan makna yang hampir sama
dengan kata tersebut. Contoh : ayah hampir sama dengan bapak.
e. Memberi
lawan kata
Yaitu
memberikan lawan dari sebuah kata tersebut. Contoh tinggi lawannya rendah, dan
atas lawannya bawah.
f. Menyebutkan kata
Jauh
lebih baik dari rata-rata itu kata lainnya adalah istimewa.
g. Melengkapi kalimat
Yaitu
dengan cara melengkapi kalimat yang rumpang dengan kata yang tepat sehingga
kata tersebut dapat dipahami dan dimengerti.
Contoh
: ayah pergi ke ….. untuk membeli ikan {warung }
3. Tes tatabahasa
Tatabahasa
merupakan bagian yang berkaitan dengan penataaan kata-kata dalam rangkaian
kata-kata. Rangkaian kata-kata itu menghasilkan frasa dan kalimat. Sasaran tes
tata bahasa secara garis besar meliputi pemahaman dan penggunaan, pembentukan
kata dan frasa dan kalimat. Tes tata bahasa dapat disusun dalam bentuk essay,
tes pilihan ganda, tes melengkapi , tes jawaban pendek, dan lain-lain
a. Tes pembentukan kata
1. Menunjukkan asal kata
Menjemukan
: jemu
2. Membentuk kata turunan
Lelah
: kelelahan
3. Menyesuaikan bentuk kata
Bapak
sedang baca surat kabar [membaca]
b. Tes pembentukan frasa
- Menyusun kata-kata
Sapi
, susu menjadi susu sapi
- Melengkapi kata menjadi frasa
Hujan
…. Menjadi hujan es
- Membentuk frasa
Banyak
abu berjatuhan disebut hujan abu
- Menjelaskan makna frasa
Orang
desa maknanya adalah orang yang berasal dari desa.
c. Tes pembentukan kalimat
- Mengenal kalimat
- Membuat kalimat
Membuat
kalimat dari kata teman , dengar , radio dapat dibuat sebagai berikut temanku
mendengarkan radio
- Menyusun kalimat
Malam
, hari, larut, sudah. Disusun menjadi hari sudah larut malam.
- Mengubah kalimat
Saya
sudah engantuk diubah menjadi kalimat dia mengatakan bahwa dia sudah mengantuk…
3.4 TES MENYIMAK
Menyimak merupakan kemampuan seseorang
yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan
secara lisan. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan terjadi banyak
kesalahpahaman dalam komunikasi antar sesama pemakai bahasa, yang dapat
menyebabkan berbagai hambatan dalam melaksanakan tugas dan kegiatan
sehari-hari.
Dalam pengajaran bahasa semacam itu,
perkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak perlu dipantau dan
diukur melalui penyelenggaraan tes menyimak. Kemampuan menyimak merupakan
kemampuan yang pasif-reseptif. Artinya, bahwa inisiatif untuk berkomunikasi
tidak pertama-tama berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain.
Pemahaman yang utuh dan tepat hanya
dapat terjadi apabila pendengar secara aktif memproses apa yang di dengarnya
itu secara linguistik dan intelektual dalam dirinya. Kemampuan menyimak
terutama terkait dengan kemampuan untuk memahami makna suatu penggunaan bahasa
yang diungkapkan secara lisan.
Kemampuan memahami makna bahasa lisan
itulah yang merupakan sasaran dari tes menyimak. Yaitu, meliputi semua bentuk
dan jenis ungkapan lisan, mulai dari bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata
lepas, frasa, kalimat, dan wacana yang lebih utuh dan lengkap.
Oleh karena itu, paparan tes menyimak
ini meliputi bentuk-bentuk yang lebih besar dari pada kata-kata lepas, yaitu
frasa, kalimat, dan wacana yang lebih lengkap dan panjang. Tes menyimak
diselenggarakan dengan memperdengarkan wacana lisan sebagai bahan tes. Wacana
itu dapat diperdengarkan secara langsung oleh seorang penutur, sedapat mungkin
penutur asli bahasa yang merupakan sasaran tes, atau sekedar melalui rekaman.
Wacana yang teah diperdengarkan itu disertai dengan tugas yang harus dilakukan,
atau pertanyaan yang harus dijawab.
Contoh-contoh
tes menyimak:
1.
Menjawab
pertanyaan (frasa)
Dengarkan masing-masing frasa berikut dengan
seksama. Demikian pula pertanyaan yang menyertainya. Tuliskanlah jawaban atas
pertanyaan itu sesingkat mungkin.
Contoh
: [pameran lukisan] Dimana diselenggarakan?
Jawab: di sanggar
2.
Menjawab
pertanyaan (kalimat)
Dengarkan masing-masing frasa berikut dengan
seksama. Demikian pula pertanyaan yang menyertainya. Tuliskanlah jawaban atas
pertanyaan itu sesingkat mungkin.
Contoh
:
[pelaut itu kehilangan arah] alat apa yang dapat membantunya?
Jawab : kompas
3.
Merumuskan
inti wacana
Dengarkanlah
baik-baik wacana berikut ini. Kemudian rumuskanlah secara singkat inti masalah
yang diungkapkan di dalamnya.
Contoh:
untuk mencegah timbulnya kerusakan pada disket, sebaiknya dibuat salinan untuk
menjaga keamanan. Disket salinan ini digunakan untuk bekerja sedangkan yang
asli disimpan sebagai cadangan.
Inti : Buatlah salinan disket.
4.
Menjawab
pertanyaan (wacana)
Dengarkanlah wacana berikut ini baik-baik. Jawablah
secara singkat pertanyaan-pertanyaan mengenai isinya, yang disampaikan diakhir
wacana itu.
Contoh
wacana:
Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan
melembaga, artinya secara resmi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan
atas nama perguruan tinggi, yang disetujui rektor atau pejabat yang ditunjuk.
Pelaksanaannya dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok, sedangkan
sumber ide dan inisiatifnya dapat berasal dari orang didalam kampus, dapat pula
dari orang diluar kampus.
Contoh
pertanyaan: Bilaman suatu kegiatan pengabdian masyarakat dapat
dianggap melembaga?
Jawaban:
bila dilakukan atas nama perguruan tinggi.
5.
Menceritakan
kembali
Dengarkanlah wacana berikut ini baik-baik. Sesudah
itu ceirtakanlah kembali wacana itu dengan kalimat dan kata-kata yang tidak
harus sama dengan wacana aslinya, namun, dengan garis besar isi yang sama.
Contoh
wacana:
Pada acara ulang tahun Perumka, Mergokulino sengaja
diundang untuk mengisi acara. Karena ini hajatan Perumka, tempat yang dipilih
pun adalah peron yang waktu itu sengaja dikosongkan. Hal itu tak jadi masalah.
Yang penting, tempat tersebut memungkinkan untuk pementasan Hanoman Obong.
Semnetara itu, sebagian gerbong kereta yang kosongpun dapat dipakai buat
sekedar ganti kostum. Pokoknya, dengan tempat dan fasilitas terbatas, segalanya
memungkinkan untuk pertunjukkan malam itu.
Contoh
jawaban:
Acara ulang tahun Perumka ditanda dengan
pertunjukkan yang diselenggarakan di peron stasiun yang sengaja dikosongkan.
Untuk ganti pakaian pemain, digunakan gerbong yang kosong. Cerita yang
dilakonkan adalah “Hanoman Obong”.
3.5 TES MEMBACA
Untuk
memahami semua jenis informasi yang termuat dalam berbagai bentuk tulisan itu,
mutlak diperlukan kegiatan membaca disertai kemampuan untuk memahami isinya.
Tanpa kemampuan memahami isi bacaan, banyak informasi yang tidak dapat diserap
dengan cepat dan tepat, dan dengan mudah menjadikan orang ketinggalan zaman.
Kemampuan memahami isi bacaan itulah yang menjadi tujuan pokok dari pelajaran
membaca dalam pengajaran bahasa, dan sekaligus merupakan sasaran utama dari tes
membaca, atau lebih tepat dan lengkapnya tes kemampuan membaca.
Dengan
membaca seseorang pertama-tama berusaha memahami informasi yang disampaikan
orang lain dalam bentuk wacana tulis. Seorang pembaca pada dasarnya hanyalah
bertindak sebagai penerima. Dia bukanlah pihak yang pertama-tama menyampaikan
informasi dan pesan. Itulah sebabnya membaca dan kemampuan memahami bacaan pada
dasarnya merupakan kemampuan yang pasif-reseptif.
Kemampuan
membaca itu adakalanya perlu dipastikan tingkatnya melalui pengukuran dengan
menyelenggarakan tes membaca. Tujuan pokok penyelenggaraan tes membaca adalah
mengetahui dan mengukur kemampuan untuk memahami bahan bacaan. Baik yang secara
jelas diungkapkan didalamnya (tersurat) maupun yang terungkap secara tersamar
dan tidak langsung (tersirat) atau bahkan hanya sekedar implikasi dari isi
bacaan. Tes membaca dapat disajikan dalam bentuk tes subyektif dengan
pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui jawaban panjang dan lengkap
atau sekedar jawaban-jawaban pendek. Tes objektif, seperti tes melengkapi,
menjodohkan, bentuk pilihan ganda, atau bentuk-bentuk gabungan.
Beberapa
contoh tes membaca:
1.
Melengkapi
Wacana
Bacalah wacana dibawah ini yang belum sepenuhnya
selesai. Tambahkanlah satu kata yang sesuai, untuk melengkapi wacana tersebut.
Contoh:
pada saat ini orang mulai melengkapi alat musik dengan komputer yang lebih
canggih lagi agar dapat dihasilkan warna nada yang lebih...
Jawaban:
beragam
2.
Menjawab
Pertanyaan
Bacalah wacana ini dengan saksama. Jawablah
pertanyaan-pertanyaan tentang isinya secara singkat.
Contoh
wacana:
Jumlah penduduk proinsi Timor Timur sekitar 671. 764
jiwa (1988); sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Makanan pokok
penduduk setempat adalah jagung. Sebagai makanan tambahan, mereka menanam padi
dan umbi-umbian. Daerah yang paling banyak penduduknya adalah Kabupaten Dili
(97.056 jiwa), dengan kepadatan 204 jiwa per kilometer persegi.
Contoh
pertanyaan:
Apakah
yang dilakukan sebagian besar penduduk Timor Timur untuk bertahan hidup?
Jawaban:
Bercocok tanam, bertani.
3.
Meringkas
Isi Bacaan
Meringkas isi bacaan tergantung pada tingkat
kemampuan berbahasa yang merupakan tujuan pengajaran atau telah dikuasai
peserta tes. Semakin tinggi kemampuan berbahasa yang dijadikan tujuan
penyelenggaraan tesnya. Semakin panjang teks bacaan yang digunakan, dan semakin
banyak dan lengkap pula jenis ringkasan yang harus disusun. Meringkas isi
bacaan tidak merupakan sepenuhnya tes membaca karena jawaban yang dituntut
dalam bentuk ringkasan menyangkut penggunaan kemampuan menulis. Usaha untuk
mengurangi pengaruh kemampuan menulis dalam tes meringkas isi bacaan dapat
dilakukan dengan lebih menitikberatkan penilaian terhadap isi jawaban daripada
unsur-unsur lain seperti susunan kalimat, tatabahasa, ejaan, dan sebagainya.
Contoh:
Disebut Ujung Kulon karena letaknya memang diujung
barat Pulau Jawa. Selain merupakan kawasan konservasi, semenanjung ini juga
menjadi obyek wisata di wilayah Jawa Barat. Wisatawan asing lebih dari 20
negara pernah melancong kesana. Belum lagi turis domestik.
Jawaban:
Ujung Kulon merupakan obyek wisata di ujung barat pulau Jawa.
3.6
TES
BERBICARA
Berbicara
merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa yang
menuntut prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara
lisan. Dalam pengertian itu berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa
yang aktif-produktif yaitu menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan
kaidah penggunaan bahasa.
Kata-kata itu dirangkai dalam susunan tertentu
menurut kaidah tatabahasa dan dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang
sesuai sebagai suatu bentuk penggunaan bahasa lisan yang harus diperhatikan
dalam mengupayakan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti
seperti yang dimaksudkan oleh seorang pembicara.
Bentuk
pengajaran berbicara itu dapat berbentuk terkendali dengan isi dan jenis wacana
yang ditentukan atau dibatasi seperti menceritakan suatu gambar, atau
menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan sebelumnya secara lisan atau
tertulis, sedangkan bentuk pengajaran berbicara yang bersifat bebas yaitu
tergantung dari keinginan dan kreatifitas pembicara
Bentuk-bentuk tes
berbicara:
1.
Bercerita
Singkat
Buatlah
kalimat atau wacana singkat yang mengungkapkan keadaan atau peristiwa yang
terjadi seperti dilukiskan pada gambar berikut.
Contoh
wacana:
Dirumah
kami mempunyai sebuah komputer. Ayah saya sering bekerja didepan komputer itu
sampai larut malam. Kadang-kadang ibu juga menggunakan komputer, terutama pada
siang hari. Dia membuat catatan resep-resep masakan dan kadang-kadang menulis
surat kepada saudara atau teman.
2.
Menceritakan
Kembali
Simak
(dengarkan) baik-baik isi wacana yang terdapat dalam bacaan (rekaman) berikut
ini. Kemudian ungkapkan kembali isinya dalam bahasa sendiri, dengan
mengutamakan bagian-bagian yang penting dari bacaan/rekaman itu.
Contoh wacana:
Beverly
Allitt selalu tampil rapi. Arloji perawatnya tergantung pada rantai,
termometrnya menyembul dari saku atas, ia rajin melaporkan kejadian sekecil
apapun kepada rekan-rekan perawat, yang sebetulnya membuat mereka kesal. Kalau
ada anak memerlukan perhatian, Allitt selalu hadir disebelah perawat senior
yang bertanggung jawab di bangsal itu, tidak peduli bantuannya diperlukan atau
tidak.
Contoh jawaban:
Beverly
Allitt adalah seorang perawat yang rapi dan rajin. Ia rajin melaporkan segala
sesuatu kepada sesama perawat. Bila ada anak yang memerlukan bantuan ia segera
berdiri disamping perawat kepala ruangan dan siap membantu.
3.
Berbicara
Bebas
Perhatikanlah
topik-topik di bawah ini. Pilihlah salah satu topik yang anda rasakan paling
sesuai dengan selera dan pengetahuan anda. Susunlah beberapa pokok pikiran yang
terkait dengan topik yang telah anda pilih itu. Gunakanlah pokok-pokok pikiran
itu untuk berbicara selama 5-10 menit.
Contoh topik:
-
Binatang Kesayanganku
-
Cita-cita hidupku
-
Pengalaman yang tak terlupakan
-
Bagaimana aku menjaga kesehatan
-
Film yang saya sukai
3.7.
Tes Menulis
Seperti
halnya bicara, menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat
aktif-produkti. Keduanya meruapakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan
perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa. Perbedaannya
terletak pada cara yang digunakan untuk mengungkapkannya.
Secara
umum tes menulis dapat diselenggarakan secara terbatas dan secara bebas. Pada
jenis tes terbatas, tulisan peserta tes dilakukan dengan batasan-batasan
tertentu. Batasan itu dapat berupa masalah dan judul yang sudah ditetapkan,
disamping waktu dan panjang tulisan. Sebaliknya, pada tes bebas peserta dapat
menentukan sendiri apa yang ingin
ditulisnya, dan bagaimana menyusun tuisannya dengan rambu-rambu yang ditetapkan
secara minimal.
Berikut
ini beberapa contoh tes menulis :
3.7.1.
Menceritakan Gambar
Buatlah
karangan singkat dengan gambar berikut sebagai patokan. Bila perlu gunakanlah
nama tempat atau orang yang anda anggap sesuai untuk karangan yang anda tulis.
3.7.2.
Membuat Singkatan
Bacalah
sebuah naskah dengan seksama dan pahami isinya. Dengan naskah tertutup, buatlah
singkatan dari bacaan itu dengan susunan bahasa anda sendiri. Sepanjang satu
halaman (kira-kira 300 kata).
3.7.3.
Menulis Bebas
Buatlah
karangan sepanjang kira-kira dua halaman (kira-kira 600 kata) tentang salah
satu dari masalah-masalah berikut ini : pencemaran lingkungan, kesenjangan
sosial.
3.8.
Dikte
Dikte
adalah melafalkan atau membacakan suatu wacana untuk dituliskan oleh orang
lain. dalam pengajaran bahasa, dikte dapat diterapkan sebagai salah satu bentuk
pengajaran atau salah satu bentuk teks.
Secara
tradisional, dikte pada umumnya semata-mata dikaitkan dengan kemampuan menyimak
yaitu memahami lisan bahkan kadang-kadang sekedar kemampuan dan ketajaman
mendengarkan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat dalam wacana yang dibacakan.
Dikte
yang banyak digunakan disekolah-sekolah mengikuti format biasa yang dapat
digolongkan sebagai dikte standar atau baku.
3.8.1.
Dikte Standar
Dengarkanlah
baik-baik teks bacaan berikut ini yang mula-mula akan dibaca seluruhnya.
Sesudah itu teks akan dibaca bagian demi bagian, untuk anda tuliskan. Pada
akhirnya seluruh teks akan dibaca sekali lagi agar Anda dapat memriksa
pekerjaan Anda sendiri sebelum dikumpulkan.
Pengajaran
bahasa Indonesia:
Contoh
wacana:
Dalam
suatu rumah tangga, kepala keluargalah yang hendaknya memegang kemudi. Akan
tetapi, masalahnya tidaklah sesederhana itu. Mungkin saja kepala keluarga
berhasik memegang kendali, tetapi bukannya tanpa perlawanan dari pihak istri
atau anggota keuarga lainnya. Bahkan ada keluarga yang sepenuhnya ”diperintah ”
oleh salah seorang pembantu rumah tangganya. Walaupun dari luar tampaknya tidak
demikian. Tentu saja keadaan yang demikian ini memalukan.
3.8.2.
Dikte Sebagian
Simaklah
teks yang akan dibicarakan. Kecuali beberapa bagian yang telah dihilangkan,
teks yang dibacakan itu terdapat pada lembaran yang telah dibagikan.
Tuliskanlah hanya bagian teks yang tidak terdapat pada lembaran itu.
Pengajaran
Bahasa Indonesia:
Kekayaan alam Minangkabau dan seni budayanya
sangat mempengaruhi. 1. Terciptanya berbagai ragam hias dengan pola-pola yang
mengagumkan. Sekalipun ragam hias tercipta dari alat yang teramat sederhana
serta 2. Proses kerja menenun yang terbatas, tetapi hasil tenunannya merupakan.
3. Karya seni yang tinggi nilainya. Jadi songket.4. tidak hanya sekedar kain,
melainkan telah menjadi suatu bentuk
seni rupa. Karena proses dengan kecintaan dan 5. Diangkat dari fantasi
penciptanya yang ramah terhadaplingkungan alam.
3.9.
Tes cloze
Seperti
halnya dikte, cloze merupakan bentuk tes bahasa yang tidak secara khusus
terkait dengan salah satu aspek kemampuan berbahasa atau komponen bahasa. Hal
itu disebabkan karena adanya perbedaan sasran pokok yang dijadikan titik berat
dari penyelenggaraan tesnya.
Penghilangan
kata –kata dari suatu wacan tulis merupakan ciri khas pokok dari tes cloze.
Pada format aslinya penghilangan kata-kata itu dilakukan secara sistematis,
dengan menggunakan rumus yang dikenal sebagai penghilangan kata ke-n. Maksudnya
adalah bahwa suatu teks yang telah
dipilih, kata yang ke-sekian (misalnya ke-5, ke-6 atau ke-7 dan sebagainya)
dihilangkan dengan cara menghapuskannya, sehingga meninggalkan suatu tempat
kosong. Dengan demikian pada teks yang digunakan sebagai bahas tes cloze terdapat
sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (tetap) , yaitu setiap kata
ke-n.
Pemeriksaan
dan penilaian terhadap pekerjaan tes cloze dapat dilakukan menurut beberapa
cara. Penilaian yang paling baku dan konvensional dilakukan atas dasar kata yang
tepat sama. Dalam cara ini hanya jawaban yang tepat sama denga kata yang telah
dihilangkan dari tes aslinya, dianggap benar. Cara [penilaian lain adalah atas
dasar kata yang hampir sama. Dengan cara ini kata waktu, misalnya dapat dianggap benar sebagi
padanan dari kata saat.
Berikut
adalah contoh tes cloze dalam bentuknya yang konvensional, dengan kata-kata
yang dihilangkan secara ajeg, hanya dengan meninggalkan bagian-bagian kosong
tanpa menunjukkan huruf awalnya maupun jumlah huruf dari kata yang dihilangkan.
Pengajaran
bahas Indonesia:
Contoh
teks :
Pendidikan
merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap
dan perilaku seseorang melalui
pengajaran dan latihan. Kegiatan mendidik atau pendidikan bisa terjadi 1….. tempat-tempat
yang memang disediakan untuk 2…itu, seperti sekolah dengan guru sebagai 3… atau
dirumah dengan orangtua.4….dengan kata, sikap dan perilakunya berusaha.5… sikap
dan pandangan hidup anak-anaknya.6… atau teman dapat juga menjadi pendidik.7…
penolakan atau penerimaan mereka terhadap perilaku.8… menentukan apakah kita
dapat mempertahankan sikap.9… mengharuskan mengubah sikap dan perilaku.
Jawaban:
1. Di 5.
Membentuk
2. Hal 6.
saudara
3. Pendidiknya 7. karena
4. Yang 8.
Kita
9. Atau
3.10.
Tes-C
Tes-C
merupakan salah satu hasil usaha pengembangan tes cloze yang penggunaannya
ternyata menimbulkan banyak catatan dan keberatan dari berbagai pihak. Seperti
halnya tes cloze, tes-C diselenggarakan dengan menggunakan wacana berupa teks
bacaan sebagai bahan. Perbedaan dengan tes cloze yang pada dasarnya menggunakan
satu tes bacaan yang utuh, tes-C menggunakan beberapa teks bacaan pendek.
Disamping itu, penghilangan kata pada tes-C dilakukan atas dasar dan cara yang
berbeda, tanpa mengikuti formula setiap kata ke-n seperti pada tes cloze.
Penghilangan
kata dalam pengembangan tes-C dihilangkan dengan menerapkan formula kaidah
serba dua. Dengan membiarkan kalimat pertama dan terakhir pada suatu teks bacaan utuh seperti pada tes cloze, penerapan
formula itu berupa penghilangan bagian
ke-2 dari setiap kata ke-2 pada kalimat ke-2. Yang dimaksud dengan
bagian kata adalah huruf-huruf yang membentuk kata, yang mungkin berjumlah
genap atau ganjil. Misalnya pada kata pena akan menjadi [pe..], kalimat [kal…].
Bagian kata yang dihilangkan dapat diganti sekedar dengan bagian kosong, atau
dapat pula diganti dengan titik-titik daam jumlah yang sama dengan jumlah huruf
yang dihilangkan.
Dibandingkan
dengan tes cloze, tes-C sebagai suatu bentuk modifikasi memiliki beberapa
kelebihan diantaranya pertama penggunaan tes bacaan pendek memberikan peluang
untuk menampilkan pokok bahasan yang lebih beragam daripada hanya satu teks
bacaan seperti yang lazimnya digunakan pada tes cloze. Disamping itu,
penghilangan bagian kata pada setiap kata ke-2 memungkinkan diperolehnya kata yang lebih besar dengan cakupan jenis
kata yang lebih luas.
Contoh
:
Kedung
ombo
Waduk
kedung ombo, yang merupakan waduk terbesar di Jawa Tengah, diresmikan Presiden
Soharto pada 18 Mei 1991. Upacara 1.
Pere… itu.2. dii…lewat 3. Sia… radio 4. ol.. penduduk 5. Di… Mlangi 6. Ya…
hingga 7.ki… masih 8. Bert… di 9. Dae… genangan 10. Un… mempertahankan 11.
Tunt… mereka 12. Ak… jumlah 13.ga… rugi 14. Ya… mereka 15. Kehe… sementara itu,
Kedungpiring, yang letaknya sekitar 12 kilo meter di selatan bendungan, tetap
rutin melaksanakan pekerjaannya mengarit.
Jawaban
:
1. Peresmian 8. bertahan
2. Diikuti 9. daerah
3. Siaran 10.
untuk
4. Oleh 11.
tuntutan
5. Desa 12.
Akan
6. Yang 13.
ganti
7. Kini 14.
Yang
15.
kehendaki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar