BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Umur 2 sampai 6 tahun adalah anak
usia dini (early childhood) atau tahun-tahun pra sekolah atau masa menjalani
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), baik formal maupun nonformal. Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Kegiatan itu dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Seperti
bayi dan balita, Anak-anak prasekolah tumbuh dengan cepat, baik secara fisik
maupun kognitif. Dengan perubahan yang cepat itu, bukan tidak mungkin seorang
yang tadinya gemuk pendek dan hampir tidak dapat berbicara tiba-tiba menjadi
seorang anak yang lebih tinggi dan ramping yang mampu berbicara secara baik dan
lancar. Terutama terlihat pada anak usia dini adalah kenyataan bahwa
perkembangannya benar-benar terintegrasi baik secara biologis, psikologis, maupun
perubahan sosial yang terjadi saat ini (serta sepanjang sisa masa hidup) yang
saling terkait.
Usia
prasekolah memberikan contoh luar biasa bagaimana anak-anak memainkan peran
aktif dalam pengembangan kognitif mereka sendiri, khususnya dalam memahami,menjelaskan,
mengorganisasikan, memanipulasi, membangun, dan memprediksi. Anak-anak
prasekolah mengalami kesulitan mengendalikan perhatian mereka sendiri dan
fungsi memori, bingung dalam menampilkan diri, dangkal dengan realitas, dan
fokus pada satu aspek pengalaman pada suatu waktu. Anak-anak sekolah cenderung
membuat kesalahan lintas budaya yang sama karena kemampuan kognitif yang belum
matang. Maka kita perlu mengetahui bagaimana sajakah perkembangan anak-anak
usia 2-6 tahun tersebut
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai
dengan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan
yang akan dibahas sebagai berikut ;
1. Bagaimanakah
perkembangan peserta didik usia 2-6 tahun?
1.3
Tujuan
Pembahasan
Tujuan
dari pembahasan ini adalah untuk ;
1. Mengetahui
perkembangan apa sajakah yang dialami oleh peserta didik usia 2-6 tahun.
1.4
Manfaat
dan Kegunaan Pembahasan
1. Kita
dapat mengetahui informasi mengenai perkembangan peserta didik usia 2-6 tahun.
2. Mengetahui
hal-hal yang mempengaruhi perkembangan peserta didik usia 2-6 tahun.
A.
Perkembangan Fisik
1.
Perkembangan Fisik Pada Usia 2-5
Tahun
Sigmud
Freud pakar Psikoanalisa (ahli jiwa) dari Jerman menyebutkan masa 2-5 tahun,
adalah masa dimana manusia mulai mengembangkan kepribadian dan identitas dirinya.
Perkembangan mental yang kompleks dialami anak pada usia ini. Mereka mulai
belajar tentang nilai dan norma – norma. Masalah mental yang dipunyai dapat
dilihat dari usia 2 – 5 tahun ini.
Selepas
masa bayi ( mulai usia 2 tahun) terjadi perubahan fisik secara drastis. Perubahan
yang menonjol antara lain :
•
Wajah anak memang tetap mungil tetapi dagu agak lebih jelas dan leher tampak
memanjang
•
Tubuh mereka cenderung kerucut dengan perut yang rata, tidak buncit seperti
waktu bayi.
•
Bentuk dada lebih bidang dan rata, dan bahu mereka lebih lusa dan persegi
•
Bentuk lengan dan kaki lebih panjang dan lebih lurus , tangan kaki lebih lurus,
tangan dan kaki tumbuh lebih besar.
•
Jaringan otot menjadi lebih besar , lebih kuat dan lebih berat meskipun anak
terlihat lebih kurus meskipun beratnya bertambah
•
Pernafasan mereka lebih lambat dan dalam karena paru – paru mereka berkembang
sepenuhnya.
•
Detak jantung mereka lebih pelan dan teratur dibandingkan pada saat mereka
masih bayi.
• Khususnya pada anak laki – laki
tekanan darahnya meningkat.
•
Kandung kemih, tempat menyimpan air kencing bertambah besar ukurannya sehingga
anak bisa lebih lama menahan kencingnya. Selain ukuran, anak juga semakin mahir
mengendalikan kandung kemihnya dan pada usia 4 tahun mereka bisa menahan
kencing sehingga tidak mengompol di kasur.
Dapat di kelompokkan juga perkembangan fisik khususnya pola
tingkah laku peserta didik usia 2-6 tahun, sebagai berikut:
Usia < 3tahun
A. Perkembangan fisik
- Keterampilan fisik berkembang dengan
cepat- duduk dan merayap; merangkak
- Mulai untuk berjalan dan berlari
- Keterampilan
motorik yang berkembang dengan baik: dapat mengambil objek yang kecil dari
dalam tumpukan
- Mengatur sendok atau garpu untuk
memberi makan
- Mulai dapat menggenggam dan melepaskan
suatu objek
Usia 3 - < 4
tahun
a. Perkembangan fisik
- Peningkatan keterampilan fisik
- Mengendarai suatu sepeda roda tiga
- Mondar-mandir naik turun
tangga,dengan kakiyang bergonta-gantian
- Berlari
- Melompat dengan kedua kaki
- Berjalan pada balok keseimbangan
- Memanjat pada peralatan bermain
- Dapat melepaskan pakaian dan juga
berpakaian sendiri
- Menangkap bola dengan dengan
menggunakan lengan
- Berjalan mundur dan pada bagian atas
ujung jari kaki
- Memegang krayon dengan jari
2. Perkembangan Fisik Pada Usia 6
Tahun
•
Rata-rata tinggi badan anak usia 6 tahun adalah 112,5 cm, dan rata-rata berat
badan anak usia 6 tahun mencapai 21 Kg.
•
Gigi permanen mulai tumbuh dan anak secara bertahap kehilangan gigi desi dua.
•
Banyaknya anak yang tidak menyukai sayuran, biasanya hanya 1 jenis makanan,
yang disukai orang tua memiliki peranan penting dalam mempengaruhi pilihan anak
terhadap makanan.
•
Anak memiliki kendala penuh terhadap kandung kemih dan defekasi, enurisis
Nokturnal (mengompol) terjadi pada 15% anak berusia 6 tahun.
Usia 5 - < 6 tahun
a. Perkembangan fisik
- Melompat dengan kaki yang saling
bergantian
- Mengendarai sepeda roda dua
- Melakukan lemparan dengan wajar dan
teliti
- Menangkap bola dengan menggunakan
tangan
- Melakukan putaran atau berjungkir
balik
- Mengambil bagian didalam permainan
yang menuntut keterampilan fisik
- Adanya peningkatan perkembangan otot
yang kecil; koordinasi antara mata dan tangan yang berkembang dengan baik
- Peningkatan dalam pengusaan motorik
halus; dapat menggunakan palu, pensil, gunting, dan lain-lain
- Dapat menjiplak gambar geometris
- Memotong pada garis
- Mencetak beberapa surat
- Dapat bermain pasta dan lem
- Mulai kehilangan gigi ( ganti gigi)
- Pekerjaan keterampilan tangan yang
semakin baik
Ada beberapa pengaruh penting pada perkembangan fisik selama
masa prasekolah adalah perubahan kemampuan otak, keterampilan motorik kasar dan
halus, serta kesehatan anak.
Perkembangan Otak
Perkembangan otak dan sistem syaraf pada anak usia dini juga
terus berlangsung dramatis. Otak dan system syaraf anak-anak berkembang lebih
baik, disertai dengan perkembangan perilaku dan kognitif yang lebih kompleks.
Otak manusia terdiri dari 2 bagian, yaitu belahan otak kanan dan otak kiri yang
bersifat lateral. Secara khusus, bahasa, menulis, logika, dan keterampilan
matematika tampaknya terletak di belahan otak kiri; sedangkan kreativitas,
fantasi, artistik, dan keterampilan musik tampaknya terletak di belahan otak
kanan.
Berikut
ini merupakan perkembangan otak tahun ke 3 dan ke 4.
a. Tahun Ketiga
Pada
tahun ketiga umur anak sudah mulai lincah dan berlari kesana kemari. Pada umur
tiga tahun kecerdasan motorik kasarnya meningkat. Perkembangan otak pada umur
ini ditekankan pada limbik kiri bagian dalam . Dalam pergaulan sosialnya ia
seperti ingin memiliki semuanya. Keakuannya begitu tinggi dan kepemilikannya
tidak boleh diganggu, serta milik anak-anak tetangga pun kalau perlu
direbutnya. Atau paling tidak ia merengek-rengek minta dibelikan mainan seperti
itu. Pola makannya mulai lahap karena percepatan pembesaran fisik paling
drastis terjadi pada umur tiga tahun ini.
b. Tahun Keempat
Pada
tahun keempat ini perkembangan anak masih berada di sekitar limbik kirinya
namun sekarang berpindah ke bagian luarnya. Kecerdasan motorik halusnya mulai
berkembang pada umur ini. Daya ingatnya semakin lengkap pada umur ini.
Ransangan seperti cerita pengantar tidur, mendengarkan lagu anak-anak,
pengenalan huruf dan angka, keterampilan menjahit, keterampilan melipat,
bermain puzzle, dan belajar mewarnai sangat diperlukan untuk anak umur empat
tahun.
Mereka
juga sangat suka dibawa kelapangan dangan areal bermain yang lebih lapang.
Melakukan permainan gerakan yang lebih maju sudah sangat diperlukan seperti:
bersepeda roda dua, senam berirama, berlatih bela diri, bermain sepak bola, dan
mulai belajar berenang. Pada umur empat tahun ini anak-anak mulai mengerti
tentang kesenangan, mengenal selera masakan, dan memiliki kesadaran
bermanja-manja dan memerlukan perlindungan. pada umur ini sifat kedermawanan
mulai muncul.
Keterampilan
Motorik
Keterampilan
motorik adalah kemampuan fisik atau keterampilan motorik kasar yang meliputi
berjalan, melompat, meloncat, berputar, melempar, menyeimbangkan, dan menari
yang melibatkan penggunaan gerakan tubuh besar. Keterampilan halus meliputi
menggambar, menulis, dan mengikat tali sepatu, dan aktivitas yang melibatkan
penggunaan gerakan tubuh kecil. Kedua keterampilan motorik kasar dan halus
berkembang dan disempurnakan pada anak usia dini.
1) Keterampilan Motorik Usia 2-4 Tahun
a.
Motorik Kasar
a.
Mengambil benda kecil diatas nampan tanpa menjatuhkan
b.
Menangkap bola besar dengan tangan lurus kedepan
c.
Memanfaatkan bahu dan siku pada saat melempar bola hingga 3 meter
d.
Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik
e.
Berdiri dengan kedua tumit dirapatkan dan tangan disamping , tanpa kehilangan
keseimbangan
f.
Berjalan menyusuri papan dengan menempatkan satu kaki di depan kai yang lain
g.
Melompat sejauh 1 meter atau lebih dari posisi berdiri semula.
h.
Melompat dengan satu kaki
i.
Mengendarai sepeda roda tiga dengan melalui tikungan yang lebar
b.
Motorik Halus
1.
Menggunting kertas menjadi dua bagian
2.
Menggambar lingkaran tetapi masih belum teratur
3.
Jika di beri gambar kepala dan badan manusia yang belum lengkap, anak akan mampu
menambahkan paling tidak 2 bagian tubuh.
4.Mencuci
dan mengelap tangan sendiri
5.
Mengaduk cairan dengan menggunakan sendok
6.
Menuang air dari teko kecil ke gelas /cangkir tanpa tumpah
7.
Membawa sesuatu menggunakan penjepit
8.
Memegang sendok garpu dengan cara menggenggam
9.
Membuka kancing baju dan melepas ikatan tali sepatu
2) Keterampilan
Motorik Usia 4-6 Tahun
a. Motorik
Kasar
1. Menyentuh jari kaki
tanpa menekuk lutut
2.
Berdiri jinjit dengan tangan di pinggang
3.Mengayuh
satu kaki kedepan atau kebelakang tanpa kehilangan keseimbangan.
4.
Berjalan pada garis yang sudah dibuat
5.
Melompat dengan satu kaki secara bergantian, salah satu kaki kedepan dan kaki
lainnya ke belakang atau sebaliknya atau melompat, lalu bertumpu pada salah
satu kaki selama 3 detik dan sebalinya secara bergantian
6.
Berlari langsung menendang bola
7.
Melambungkan bola tennis dengan satu tangan lalu menangkapnya dengan dua
tangan.
b.
Motorik Halus
1.
Memasukan surat ke amplop
2.
Membentuk berbagai obyek dengan tanah liat atau lilin malam
3.
Mencuci tangan dan mengeringkannya tanpa bantuan.
4.Mencuci wajah dan mengeringkannya
tanpa bantuan dan tanpa membasahi baju
5.
Memasukan ke lubang jarum
6.
Berlari langsung menendang bola
Kesehatan
Anak
Anak-anak prasekolah umumnya cukup sehat, tetapi sebagian
mengalami masalah-masalah medis. Penyakit ringan khas yang biasanya di derita
berlangsung tidak lebih dari 14 hari, termasuk pilek, batuk, dan sakit perut.
Penyakit pernafasan paling umum di derita oleh anak-anak pada usia ini karena
paru-paru mereka memang masih rentan. Kebanyakan penyakit anak-anak biasanya
tidak memerlukan perhatian dokter atau perawat. Selain itu, penyakit ringan
dapat membantu anak-anak untuk belajar menghadapi keterampilan, khususnya
bagaimana menghadapi ketidaknyamanan fisik dan marabahaya.
Penyakit utama dari anak usia dini yang
parah dan berlangsung lebih lama dari 14 hari, termasuk influenza, radang
paru-paru, kanker. Selain masalah fisik, anak-anak yang menderita penyakit
jangka panjang memiliki hambatan psikologis yang signifikan untuk mengatasinya.
Termasuk memperlambat perkembangan, kecemasan, dan rasa sakit.
Kebanyakan dari kematian pada anak usia dini lebih dominan
karena cedera ketimbang akibat penyakit. Di beberapa bahkan hampir di semua Negara,
penyebab yang paling umum adalah kecelakaan yang mematikan bagi anak-anak
prasekolah, baik kecelakaan mobil, sepeda motor. Penyebab lain dari dari
kematian anak-anak prasekolah adalah tenggelam, tercekik, dibakar, diracun, dan
jatuh dari ketinggian.
Petualangan anak-anak sering
melampaui pemahaman mereka tentang bahaya yang melekat dalam berbagai kegiatan
dan situasi. Oleh karena itu, pengawasan orang dewasa yang memadai sangat
diperlukan setiap saat, baik di rumah, tempat penitipan anak, maupun di tempat
bermain.
B. Perkembangan Sosial
1. Kelahiran -
< 3 tahun
- Bereaksi terhadap orang lain
- Menikmati pada saat bergaul dengan
anak-anak yang lain
- Dapat
memelihara keterampilan dengan anak yang lain untuk suatu periode yang sangat
pendek
- Mampu berbagi tanpa perlu membujuk
- Menunjukan kemampuan yang sangat
kecil untuk menunda kepuasan
- Dapat meniru tindakan dari orang lain
- Mulai untuk melibatkan diri pada
permainan yang paralel
2. Usia 3 -
< 4 tahun
- Menjadi lebih sadar akan diri sendiri
- Mengembangkan perasaan dengan rendah
hati
- Menjadi sadar akan rasial dan
perbedaan seksual
- Dapat mengambil arah, mengikuti
beberapa aturan
- Memiliki perasaan yang kuat kearah
rumah dan keluarga
- Menunjukan
suatu pertumbuhan dalam hal perasaan atau pengertian dari kepercayaan pada diri
sendiri
- Bermain paralel; mulai bermain
permainan yang memerlukan kerjasama
- Memiliki teman bermain khayalan
3. Usia 5 -
< 6 tahun
- Menyatakan gagasan yang kaku tentang
peran jenis kelamin
- Memiliki teman baik, meskipun untuk
jangka waktu yang pendek
- Sering bertengkar tetapi dalam waktu
yang singkat
- Dapat berbagi dan mengambil giliran
- Ikut ambil bagian dalam setiap
kegiatan pengalaman disekolah
- Mempertimbangkan setiap guru
merupakan hal yang sangat penting
- Ingin menjadi yang nomor satu
- Menjadi lebih posesif terhadap
barang-barang kepunyaannya
C. Perkembangan
Emosional
1. Kelahiran -
< 3 tahun
- Tidak dapat memaklumi prustasi
- Mudah menangis atau berteriak
- Sering tidak mampu mengendalikan
dorongan atau gerakan hati
- Mulai untuk menyatakan kasih sayang
- Membutuhkan suatu rutinitas dan rasa
aman
- Mulai untuk merasakan emosi dari anak
yang lain
- Mulai dapat menyatakan diri sendiri,
kadang kadang dengan tegas
2. Usia 3 -
< 4 tahun
- Dapat memklumi beberapa prustasi
- Mulai mengembangkan pengendalian diri
- Menghargai kejutan dan peristiwa
tertentu
- Mulai menunjukan selera humor
- Mulai mengungkapkan tentang kasih
sayang secara terang-terangan
- Takut akan gelap, merasa diabaikan,
atau pada situasi yang belum dikenal
3. Usia 5 -
< 6 tahun
- Dapat menyatakan perasaan
- Dapat mengendalikan agresi dengan
lebih baik
- Menyatakan selera humor didalam
lelucon, kata-kata omong kosong
- Belajar mengenai hal-hal yang benar
dari hal-hal yang salah
- Mulai dapat menyatakan
D. Perkembangan Kognitif
Kognisi artinya kemampuan berfikir, kemampuan menggunakan
otak. Perkembanagn kognisi berarti perkembangan anak dalam menggunakan kekuatan
berfikirnya. Dalam perkembangan kognitif, anak dalalam hal ini otaknya mulai
mengembangkan kemampuan untuk berfikir, belajar dan mengingat.
Menurut Piaget perkembangan kognitif terjadi antara umur 2
dan 7 tahun sebagai tahap praoperasional. Pada tahap ini anak-anak meningkatkan
penggunaan bahasa dan simbol lainnya, mereka meniru perilaku dan permainan
orang dewasa. Anak-anak mengembangkan daya tarik dengan bahasa atau kata-kata
baik dan buruk. Anak-anak juga memainkan permainan membuat-percaya: menggunakan
kotak kosong sebagai mobil, bermain dalam keluarga dengan saudara, memelihara
persahabatan imajiner. Piaget juga menggambarkan tahap praoperasional dalam hal
apa yang anak-anak tidak bisa lakukan.
Setelah
melewati masa praoperasional, anak memasuki fase operasional. Piaget
menggunakan istilah operasional untuk mengacu pada kemampuan reversible, bahwa
anak-anak belum berkembang. Anak-anak pada tahap ini, menurut pendapat Piaget,
membuat pemikiran magis berdasarkan kemampuan dan persepsi indera mereka
sendiri dan mudah disesatkan.anak-anak terlibat dalam pemikiran magis, misalnya
ketika berbicara dengan orang tua mereka melalui telepon dan kemudian meminta
hadiah, mengharapkan untuk memperoleh hadiah melalui pembicaraan telepon itu.
Piaget percaya bahwa kemampuan kognitif anak-anak prasekolah
dibatasi oleh egosentrisme atau ketidakmampuan untuk membedakan antara titik
pandang mereka sendiri dan sudut pandang orang lain.
Penelitian yang lebih kekinian menunjukan bahwa anak-anak
tidak seperti apa yang dikemukakan oleh Piaget sebagai fase operasional, magis,
atau egosentris. Dalam penggunaan simbol-simbol anak-anak berfikir
representasi. Renee Baillargeon dalam penelitiannya menemukan bahwa anak-anak
prasekolah seusia 2,5 tahun dapat menerapkan berpikir mental reversible.
Peneliti John Flavell menyarankan bahwa kemajuan anak
prasekolah melalui 2 tahap empati atau berbagi perspektif. Pada tingkat
pertama, sekitar usia 2 sampai 3 tahun, anak memahami bahwa orang lain memiliki
pengalaman mereka sendiri. Pada tingkat kedua, sekitar umur 4 sampai 5 tahun,
anak-anak menafsirkan pengalaman orang lain, termasuk pikiran dan perasaan
mereka. Pergeseran dalam perspektif ini adalah indikasi perubahan kognitif:
pada tingkat pertama anak berfokus pada penampilan, pada tingkat kedua anak
berfokus pada realitas saat mereka memahaminya.
Berdasarkan
hasil penelitian ini, khusus anak yang berusia 2 sampai 5 tahun jelas
menunjukan bahwa Piaget salah mengasumsikan bahwa anak-anak praoperasional
hanya berpikiran secara harfiah. Bahkan anak-anak dapat berpikir logis,
memproyeksikan diri sendiri ke dalam situasi orang lain, dan menafsirkan
lingkungannya. Jadi, untuk sementara kualitas kognitif tahap praoperasional
versi Piaget mungkin berlaku bagi beberapa atau bahkan banyak anak, sifat-sifat
ini tidak berlaku untuk semua anak.
1. Ingatan
Memori adalah kemampuan untuk menyandikan, mempertahankan, dan mengingat kembali informasi yang diperoleh dari waktu ke waktu.
Memori adalah kemampuan untuk menyandikan, mempertahankan, dan mengingat kembali informasi yang diperoleh dari waktu ke waktu.
1. Kelahiran -
< 3 tahun
- Melakukan penyelidikan secara
sensorimotor terhadap dominasi lingkungan
- Perkembangan berjalan cepat
- Mengembangkan suatu perasaan atau
pengertian terhadap suatu objek yang tetap
- Mengembangkan aspek bahasa
-Mulai dapat menggunakan beberapa
angka; jumlah dan warna, tetapi tidak memahaminya
2. Usia 3 -
< 4 tahun
- Dapat mengikuti dua perintah
- Dapat membuat penilaian menghitung
banyaknya kesalahan yang telah mereka buat
- Mengembangkan kosa kata dengan cepat
- Menggunakan angka-angka tanpa
pemahaman
- Adanya kesukaran dalam membedakan
antara khayalan dengan kenyataan
- Mulai melakukan penggolongan,
terutama berdasarkan fungsi dari suatu benda
- Mulai menggunakan beberapa kata-kata
abstrak yang fungsional
- Mulai menanyakan pertanyaan ”mengapa”
secara sering
- Berfikir secara egosentris
3. Usia 5 -
< 6 tahun
- Menunjukan perhatian pada masa
pertumbuhan
- Dapat mengurutkan objek dalam urutan
yang tepat
- Dapat menggolongkan objek
- Melakukan berbagai hal dengan
sengaja, lebih sedikit menuruti kata hati
– Sering kali kesulitan dalam
membedakan antara khayalan dan kenyataan
- Mulai menggunakan bahasa dengan
agresif, terutama dalam hal penggolongan
- Mulai
menyadari tentang kesadaran mengenai gambaran dan kata-kata yang dapat menghadirkan
benda nyata
- Menjadi tertarik dalam jumlah dan
menulis huruf
- Mengetahui warna
- Tidak dengan secara sepontan
menggunakan latihan didalam tugas memori
- Dapat melakukan sampai dengan tiga
perintah sekaligus
- Beberapa anak-anak mulai mengunakan
angka; jumlah, dan panjang
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka
dapat diambil kesimpulan, bahwa perkembangan yang dialami peserta didik usia
2-6 tahun adalah sebagai berikut:
1. Perkembangan Fisik
- Perkembangan Otak
- Keterampilan Motorik
- Kesehatan Anak
2. Perkembangan Sosial
3. Perkembangan Emosional
4. Perkembangan Kognitif
3.2 Saran
Berdasarkan pembahasan diatas
mengenai perkembangan peserta didik usia
2-6 tahun, maka penyusun memberikan saran kepada:
- Orang tua, agar memahami
perkembangan yang dialami oleh anak usia 2-6 tahun seperti yang
disampaikan sebelumnya, bahwa mereka memerlukan perhatian dan pengawasan
terhadap perilaku kesehariannya.
- Guru, untuk mengarahkan
perkembangan peserta didik usia 2-6 tahun ke hal-hal yang positif dan
dapat mengembangkan perkembangan yang peserta didik alami serta mengawasi
perkembangannya.
Daftar Pustaka
Danim,
Sudarwan. 2011. Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: Alfabeta
Rahman,
Hibana S. 2005. Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini. yokyakarta:
Grafindo Litera Media
Sunarto,
H dan B. Agung Hartono. 1995. Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: Rineka cipta
http://perkembangan peserta
didik usia2-6 Tahun.com
http://contoh makalah
perkembangan peserta didik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar