Minggu, 28 Juni 2015

Aliran Struktural



BAB I PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Bahasa sebagai salah satu alat komunikasi menunjukkan peran pentingnya di dalam kehidupan manusia. Manusia tanpa bahasa akan menimbulkan pesan yang akan disampaikan menjadi terhambat, dikarenakan tidak adanya kesesuaian atau pemahaman antara penutur dan petutur suatu bahasa. Pemahaman bahasa atau lebih khususnya linguistik kini berperan penting dan menjadi fokus utama agar proses berkomunikasi menjadi lebih mudah.
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan dari aliran-aliran sebelumnya.
Banyaknya aliran-aliran linguistik akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pemahaman dan pengetahuan para pengguna bahasa. Salah satu dari sembilan aliran linguistik adalah aliran linguistik struktural. Aliran struktural yang merupakan salah satu aliran linguistik yang mengkaji bahasa dari ciri atau sifat khas bahasa. Jika pemahaman akan aliran struktural kurang dipahami oleh pengguna bahasa maupun para peneliti bahasa maka akan menimbulkan kesulitan di dalam proses pemahaman aliran-aliran linguistik yang ada khususnya aliran struktural.
Oleh karena itu, dengan berdasarkan paparan di atas dan dikarenakan sebagai tugas mata kuliah, maka penulis membahas mengenai aliran linguistik struktural.

1.2     Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Apakah pengertian aliran linguistik struktural?
2.    Bagaimanakah latar belakang munculnya aliran linguistik struktural?
3.    Apakah ciri-ciri aliran  linguistik struktural?
4.    Siapakah tokoh aliran linguistik struktural?
5.     Apakah keunggulan dan kelemahan dari aliran linguistic struktural?
6.    Bagaimanakah analisis bahasa dalam aliran linguistik struktural



1.3     Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mendeskripsikan pengertian aliran linguistik struktural?
2.    Mendeskripsikan latar belakang munculnya aliran linguistik struktural?
3.    Mendeskripsikan ciri-ciri aliran  linguistik struktural?
4.    Mendeskripsikan tokoh aliran linguistik struktural?
5.     Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan dari aliran linguistik struktural?
6.    Mendeskripsikan analisis bahasa dalam aliran linguistik struktural


























BAB II PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Aliran Struktural
Abdul chaer (2007:346) menyatakan bahwa linguistik struktural ialah aliran yang berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimilki bahasa itu.
Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan pada paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik. Jadi dengan didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari perwujudan lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, frasa, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat.
Teori Behavioristik merupakan salah satu pendekatan untuk memahami perilaku individu. Paham behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain paham behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan individu dalam suatu kegiatan belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dikuasai oleh individu.
Dari pengertian aliran struktural di atas, dapat disimpulkan bahwa aliran struktural atau behavioristik adalah salah satu aliran linguistik yang mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas dari bahasa itu sendiri.

2.2     Latar Belakang Lahirnya Aliran Linguistik Struktural
Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Aliran tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu.
Menurut para ahli sejarah, tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran ini merupakan warisan dari studi preskriptif (abad ke 18). Studi preskriptif adalah studi yang pada prinsipnya ingin merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar. Sejak tahun 1930-an sampai akhir tahun 1950-an aliran linguistik yang paling berpengaruh adalah aliran struktural. Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting pada era ini adalah Bloomfield. Linguistik Bloomfield berbeda dari yang lain. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Menurut Behaviorisme ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini mekanisme, sebagai kebalikan dari mentalisme. Bloomfield berusaha rnenjadikan linguistik sebagai suatu ilmu yang besifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan fokus perhatiannya pada fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak pada semantik. Tata bahasa tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang terkenal adalah Linguage in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954).
Menurut aliran Ini, satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (bahasa Yunani yang berarti susunan). Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut. Linguistik transformasi melahirkan tata bahasa Transformational Generative Grammar yang bahasa mengandung segi ekspresi (Signifiant) dan segi isi(signifie). Masing-masing segi mengandung forma dan substansi : forma ekspresi, substansi ekspresi, forma isi, dan substansi isi.

2.3     Ciri-ciri Aliran Struktural
1.    Berlandaskan pada paham behaviourisme.
Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap (stimulus-respon).
2.    Bahasa berupa ujaran.
Ciri ini menunjukkan bahwa hanya ujaran saja yang termasuk dalam bahasa. dalam pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode langsung dengan pendekatan oral. Tulisan statusnya sejajar dengan gestur.
3.    Bahasa merupakan sistem tanda (signifie dan signifiant) yang arbitrer dan konvensional.
Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa pada dasarnya merupakan paduan dua unsur yaitu signifie dan signifiant. Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di balik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan signifiant adalah wujud fisik atau hanya yang berupa bunyi ujar.
4.    Bahasa merupakan kebiasaan (habit)
Berdasarkan sistem habit, pengajaran bahasa diterapkan metode latihan dan praktik yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.
5.    Kegramatikalan berdasarkan keumuman.
6.    Level-level gramatikal ditegakkan secara rapi.
Level gramatikal mulai ditegakkan dari level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Tataran di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini.
7.    Analisis dimulai dari bidang morfologi.
8.    Bahasa merupakan deret sintakmatik dan paradigmatik
9.    Analisis bahasa secara deskriptif.
10.  Analisis struktur bahasa berdasarkan unsur langsung.
Unsur langsung adalah unsur yang secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model analisis unsur langsung yaitu model Nida, model Hockett, model Nelson, dan model Wells.

2.4     Tokoh Aliran Struktural
Abdul chaer (2007:346-359) mengatakan bahwa  linguistik struktural  berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh Bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
Teori ini berlandaskan pola pikir behaviouristik. Aliran ini lahir pada awal abad XX yaitu pada tahun 1916. aliran ini lahir bersamaan dengan lahirnya buku ”Course de linguistique Generale” karya Saussure yang juga merupakan pelopor aliran ini. Ia dikenal sebaga Bapak Strukturalisme dan sekaligus Bapak Linguistik Modern. Tokoh-tokoh yang merupakan penganut teori ini adalah : Bally, Sachahaye, E. Nida, L. Bloomfield, Hockett, Gleason, Bloch, G.L. Trager, Lado, Hausen, Harris, Fries, Sapir, Trubetzkoy, Mackey, jacobson, Joos, Wells, Nelson.
Linguistik strukturalis  memiliki beberapa  aliran, yaitu :
a.    Aliran Ferdinand de Saussure
b.    Aliran Praha
c.    Aliran Glosematik
d.    Aliran Firthian
e.    Aliran Linguistik Sistemik
f.    Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
g.    Aliran Tagmemik

a.        Aliran Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai Bapak Linguistik Modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh Charles Bally dan Albert Sechehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep :
1). Telaah Sinkronik dan Diakronik
2). Perbedaan La Langue dan La Parole
3). Perbedaan Signifiant dan Signifie
4). Hubungan Sintagmatik dan Paradigmatik

b.    Aliran Praha
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926 atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius(1882-1945). Tokoh-tokoh lainya adalah Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris Halle. Pengaruh mereka sangat besar disekitar tahun 30an, terutama dalam bidang fonologi.

c.    Aliran Glosemik
Aliran Glosemik lahir di Denmark. Aliran ini dikembangkan oleh, Louis Hjemslev(1899-1965), yang meneruskan ajaran Ferdinand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan peralatan, metodologis dan terminologis sendiri.
Analisis bahasa dimulai dari wacana, kemudian ujaran dianalisi atas konstituen-konstituen yang mempunyai hubungan paradigmatik. Menurut Hjemslev suatu teori bahasa itu harus tepat , maksudnya harus memenuhi syarat untuk diterapkan pada data empiris tertentu, yaitu bahasa. Sedangkan teori itu agar dapat dipakai secara empiris haruslah konsisten, tuntas, dan sederhana.
Menurut Hjemslev yang sejalan dengan pendapat de Saussure menganggap bahasa itu mengandung dua segi yaitu segi ekspresi (menurut de Saussure; signifiant) dan segi isi (menurut de Saussure; signifie). Segi ekspresi yaitu segi dimana suatu bahasa dilihat dari proses pengungkapan atau pernyataan. Sedangkan segi isi yaitu segi dimana bahasa dilihat dari apa yang dikandung daripada bahasa itu sendiri.

d.   Aliran Firthian
Aliran ini diprakarsai oleh John R. Firth (1890-1960). Beliau adalah guru besar di Universitas London yang terkenal karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran yang dikembangkannya dikenal dengan nama Aliran Prosodi; tetapi di samping itu dikenal pula dengan nama Aliran Firth, atau Aliran Firthian, atau Aliran London.
Fonologi Prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam pokok prosodi, yaitu:
1). Prosodi yang menyangkut gabungan fonem, seperti :
a) struktur kata,
b) struktur suku kata,
c) gabungan konsonan, dan
d) gabungan vokal.
2). Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda.
3). Prosodi yang realisasinya melampaui satuan yang lebih besar daripada fonem-fonem suprasegmental.
Selain mengungkapkan teori prosodi, Firth juga mengungkapkan pandangan mengenai bahasa. Dalam bukunya yang berjudul The Tongues  of Man and Speech (1934) dan Papers in Linguistics (1951) Firth berpendapat bahwa telaah bahasa harus memperhatikan komponen sosiologis yaitu komponen tentang perkembangan masyarakat. Tiap tutur harus dikaji dalam konteks situasinya, yaitu orang-orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka ungkapkan, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masyarakat.

e.    Aliran Linguistik Sistemik
Aliran ini diperkenalkan oleh salah seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkenaan dangan segi masyarakat bahasa, yaitu M.A.K. Halliday. Sebagai penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of Grammar, maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama Neo-Firthian Linguistics atau Skala dan Kategori Linguistik. Namun, kemudian ada nama baru, yaitu Systemic Linguistics atau Linguistik Sistemik.

f.     Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Nama Leonard Bloomfield(1877-1949) sangat terkenal karena bukunya yang berjudul Language (terbit pertama tahun 1933), dan selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Nama stukturalisme lebih dikenal dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang dikembangkan oleh Bloomfield dan kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini berkembang pesat di Amerika pada tahun 30-an sampai akhir tahun 50-an.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya aliran ini, antara lain :
1) Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum diperikan atau dijelaskan. oleh karena itu, Bloomfield dan kawan-kawan ingin memerikan bahasa-bahasa Indian itu.
2) Oleh karena adanya iklim filsafat yang berkembang pada masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme Bloomfield dalam memerikan bahasa aliran struturalisme ini selalu mendasarkan penjelasannya pada fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang dapat diamati.
3) Adanya hubungan yang baik antara para linguis-linguis itu, karena adanya persatuan linguis-linguis Amerika, yang menerbitkan majalah  Language, yaitu tempat melaporkan hasil kerja mereka.
Salah satu yang menarik dan merupakan ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk menjelaskan atau memerikan suatu bahasa. Pendekatannya bersifat empirik, yaitu sesuai dengan apa yang dialami oleh para linguis.
Aliran strukturalis yang dikembangkan Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, atau aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan hierarkinya.

g.    Aliran Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike, seorang tokoh linguistik, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfield, sehingga aliran ini juga bersifat strukturalis. Menurut aliran ini satuan dasar dari  sintaksis adalah tagmem ( kata ini berasal dari bahasa Yunani yang berarti ‘susunan’).
Tagmem adalah korelasi atau hubungan timbal balik antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.

2.5     Keunggulan dan Kelemahan Aliran Struktural
·           Keunggulan Aliran Struktural
a.  Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
b.  Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan.
c.  Kriteria kegramatikalan berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam.
d.  Level kegramatikalan mulai rapi mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
e.  Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.

·           Kelemahan Aliran Struktural
a.  Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas.
b.  Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dang sangat menjemukan.
c.  Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan mesin.
d.  Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman , suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum.
e.  Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.
f.  Objek kajian terbatas sampai level kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.

2.6     Analisis Bahasa
Linguistik struktural berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Hal ini merupakan kaibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
A.      Ferdinand de Saussure (1857 – 1913)
1.  Telaah sinkronik dan diakronik
a.  Telaah bahasa sinkronik adalah mempelajari  suatu  bahasa  pada  suatu  kurun  waktu tertentu saja. Contoh: Mempelajari Bahasa Indonesia yang digunakan pada zaman Jepang.
b.  Telaah bahasa diakronik adalah telaah bahasa sepanjang masa atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh penuturnya.Jadi, kalau mempelajari Bahasa Indonesia secara diakronik harus menelaah bahasa yang dimulai sejak zaman Sriwijaya sampai zaman sekarang.
2.  Perbedaan langue dan parole
a.  La langue adalah keseluruhan  sistem  tanda  yang  berfungsi  sebagai  alat komunikasi verbal antara anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak.
b.  La parole adalah pemakaian atau releasi langue oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa. Sifatnya konkret karena parole tidak lain dari realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang yang lain. Jadi, dalam hal ini yang menjadi objek telaah linguistik adalah langue yang dilakukan melalui parole, karena parole itu merupakan wujud bahasa yang konkret
3.  Perbedaan signifiant dan signifie
a.  Signifiant adalah citra bunyi atau kesan psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita.
b.  Signifie adalah pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran kita Jadi, signifie itu adalah maknanya, sedangkan signifiant itu adalah bunyi bahasanya dalam bentuk urutan fonem-fonem tertentu
4.  Hubungan sintagmatik dan paradikmatik
a.  Hubungan sintagmatik adalah  hubungan antara  unsur-unsur  yang  terdapat  dalam  suatu  tuturan,  yang tersusun secara berurutan, bersifat linear. Hubungan sintagmantik ini terdapat dalam tataran fonologi, morfologi maupun sintaksis.
  Pada tataran fonologi tampak pada urutan fonem-fonem pada sebuah kata yang tidak dapat diubah tanpa merusak makna itu, apabila kata itu diubah urutan fonem-fonemnya maka akan berubah maknanya atau tidak bermakna sama sekali.
Contoh:   k  i  t  a
                k      i      a      t
                k      a      t      i
                k      a      i      t
                i      k      a      t
  Pada tataran morfologi tampak pada urutan morfem-morfem pada suatu  kata, yang juga tidak dapat diubah tanpa merusak makna dari kata tersebut. Ada kemungkinan maknanya berubah tetapi ada kemungkinan pula tak bermakna sama sekali.
Contoh:   Kata segitiga tidak sama dengan tigasegi
                                           Kata barangkali tidak sama dengan kalibarang
  Pada tataran sintaksis tampak pada urutan kata-kata yang mungkin dapat diubah, tetapi mungkin juga tidak dapat diubah tanpa mengubah makna kalimat tersebut, atau menyebabkan tak bermakna sama sekali.
Contoh:   - Urutan katanya bisa diubah tanpa mengubah makna kalimat:
                                             Hari ini barangkali dia sakit
                                             Barangkali dia sakit hari ini
- Urutan katanya diubah menyebabkan makna kalimatnya berubah:
Nita melihat Dika
Dika melihat Nita
b.    Hubungan paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan. Hubungan paradigmatik dapat dilihat dengan cara substitusi, baik pada tataran:
    Fonologi
Contoh: Hubungan antara bunyi /r/,/k/,/b/,/m/, dan /d/ yang terdapat pada kata-kata rata, kata, bata, mata dan data.
  Morfologi
Contoh: Hubungan antara prefiks me-, di-, pe- dan te- yang terdapat pada kata-kata merawat, dirawat, perawat dan terawat.
  Sintaksis
 Contoh: Hubungan antara kata-kata yang menduduki fungsi subjek, predikat dan objek.
Contoh:Ali membaca koran; Dia memakai baju; Ani  makan  kue
B.   Aliran Praha
    Struktur formal menyangkut unsur-unsur gramatikal kalimat tersebut, yaitu subjek dan predikat gramatikalnya
Contoh subjek gramatikal yang berada didepan objek:
-Nenek melirik Kakek
(Nenek adalah subjek gramatikal, sedangkan Kakek adalah objek gramatikal).
  Struktur informasi menyangkut situasi faktual pada waktu kalimat itu dihasilkan, struktur informasi menyangkut unsur tema dan rema. Tema adalah apa yang dibicarakan, sedangkan rema adalah apa yang dikatakan mengenai tema.
-This argument I can’t follow
(this argument adalah tema/subjek psikologis, sedangkan I adalah rema/objek psikologis)







BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, penyusun mengambil kesimpulan bahwa :
1.    Aliran Struktural adalah suatu paham bahasa dimana hakikat bahasa dalam taksonomi gramatikal(ketatabahasaan) disusun dari tataran terendah berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, sampai tataran tertinggi yang berupa kalimat.
2.    Banyak macam-macam dari aliran linguistik strukturalis yang mengungkapkan konse-konsep dan pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penyusun memberi saran kepada pembaca bahwauntuk memperluas wawasan pembaca dalam memahami pengertian aliran struktural dan berbagai macam aliran linguistik serta pemahaman tentang unsur langsung tidaklah hanya berpedoman pada makalah ini, karena masih banyak dari sumber-sumber lain yang menjelaskan tentang berbagai materi di atas. Kunci daripada orang sukses adalah membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu yang mungkin tidak kita ketahui.




DAFTAR PUSTAKA
Mangatur, dkk. 2014. Aliran Linguistik. Pekanbaru: Mandala Publishing
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka cipta

http://nurirvan19.blogspot.com/2014/02/pengertian-aliran-struktural-dan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar