Aliran Struktural
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Bahasa sebagai salah satu alat komunikasi menunjukkan peran pentingnya di
dalam kehidupan manusia. Manusia tanpa bahasa akan menimbulkan pesan yang akan
disampaikan menjadi terhambat, dikarenakan tidak adanya kesesuaian atau
pemahaman antara penutur dan petutur suatu bahasa. Pemahaman bahasa atau lebih
khususnya linguistik kini berperan penting dan menjadi fokus utama agar proses
berkomunikasi menjadi lebih mudah.
Sejarah
linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran
linguistik. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda
tentang bahasa, tapi pada prinsipnya aliran tersebut merupakan penyempurnaan
dari aliran-aliran sebelumnya.
Banyaknya aliran-aliran linguistik akan menimbulkan permasalahan tersendiri
bagi pemahaman dan pengetahuan para pengguna bahasa. Salah satu dari sembilan aliran
linguistik adalah aliran linguistik struktural. Aliran struktural yang
merupakan salah satu aliran linguistik yang mengkaji bahasa dari ciri atau
sifat khas bahasa. Jika pemahaman akan aliran struktural kurang dipahami oleh pengguna
bahasa maupun para peneliti bahasa maka akan menimbulkan kesulitan di dalam proses
pemahaman aliran-aliran linguistik yang ada khususnya aliran struktural.
Oleh
karena itu, dengan berdasarkan paparan di atas dan dikarenakan sebagai tugas mata
kuliah, maka penulis membahas mengenai aliran linguistik struktural.
1.2 Rumusan
masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian aliran linguistik struktural?
2.
Bagaimanakah latar belakang munculnya aliran linguistik
struktural?
3.
Apakah ciri-ciri aliran
linguistik struktural?
4.
Siapakah tokoh aliran linguistik struktural?
5. Apakah keunggulan dan kelemahan dari aliran linguistic struktural?
6. Bagaimanakah
analisis bahasa dalam aliran linguistik struktural
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Mendeskripsikan pengertian aliran linguistik
struktural?
2.
Mendeskripsikan latar belakang munculnya aliran
linguistik struktural?
3.
Mendeskripsikan ciri-ciri aliran linguistik struktural?
4.
Mendeskripsikan tokoh aliran linguistik struktural?
5. Mendeskripsikan keunggulan dan kelemahan dari aliran linguistik struktural?
6. Mendeskripsikan analisis
bahasa dalam aliran linguistik struktural
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Aliran Struktural
Abdul chaer (2007:346) menyatakan bahwa linguistik
struktural ialah aliran yang berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan
ciri atau sifat khas yang dimilki bahasa itu.
Aliran struktural adalah sebutan yang diberikan pada
paham bahasa yang berlandaskan pada pemikiran Behavioristik. Jadi dengan
didasari kepada paham behavioristik hakikat bahasa itu dipandang dari
perwujudan lahiriahnya, jadi di dalam taksonomi gramatika disusun dari tataran
terendah berupa fonem, morfem, frasa, klausa, sampai tataran tertinggi yang
berupa kalimat.
Teori Behavioristik merupakan salah satu pendekatan untuk
memahami perilaku individu. Paham behaviorisme memandang individu hanya dari
sisi fenomena jasmaniah, mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain paham
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat, dan perasaan
individu dalam suatu kegiatan belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih
refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi suatu kebiasaan yang dikuasai
oleh individu.
Dari pengertian aliran struktural di atas, dapat
disimpulkan bahwa aliran struktural atau behavioristik adalah salah satu aliran
linguistik yang mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat khas
dari bahasa itu sendiri.
2.2 Latar Belakang Lahirnya Aliran Linguistik Struktural
Sejarah linguistik yang sangat
panjang telah melahirkan berbagai aliran-aliran linguistik yang pada akhirnya
mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki
pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata
bahasa. Aliran tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan dan aturan
tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu.
Menurut para ahli sejarah, tata
bahasa yang dilahirkan oleh aliran ini merupakan warisan dari studi preskriptif
(abad ke 18). Studi preskriptif adalah studi yang pada prinsipnya ingin
merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar. Sejak tahun 1930-an sampai akhir
tahun 1950-an aliran linguistik yang paling berpengaruh adalah aliran
struktural. Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting pada era
ini adalah Bloomfield. Linguistik Bloomfield berbeda dari yang lain. Dia
melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Menurut Behaviorisme
ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar
kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini mekanisme, sebagai kebalikan dari mentalisme. Bloomfield berusaha rnenjadikan
linguistik sebagai suatu ilmu yang besifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran
merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan
perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan fokus perhatiannya
pada fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak
pada semantik. Tata bahasa tagmemik dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya
yang terkenal adalah Linguage in Relation to a United Theory of The Structure
of Human Behaviour (1954).
Menurut aliran Ini, satuan dasar
dari sintaksis adalah tagmem (bahasa Yunani yang berarti susunan). Tagmem
adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok
bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.
Linguistik transformasi melahirkan tata bahasa Transformational Generative
Grammar yang bahasa mengandung segi ekspresi (Signifiant) dan segi
isi(signifie). Masing-masing segi mengandung forma dan substansi : forma
ekspresi, substansi ekspresi, forma isi, dan substansi isi.
2.3 Ciri-ciri
Aliran Struktural
1. Berlandaskan pada paham behaviourisme.
Proses berbahasa merupakan proses
rangsang-tanggap (stimulus-respon).
2. Bahasa berupa ujaran.
Ciri ini menunjukkan bahwa hanya ujaran saja yang termasuk
dalam bahasa. dalam pengajaran bahasa teori struktural melahirkan metode
langsung dengan pendekatan oral. Tulisan statusnya sejajar dengan gestur.
3. Bahasa merupakan sistem tanda
(signifie dan signifiant) yang arbitrer dan konvensional.
Berkaitan dengan ciri tanda, bahasa
pada dasarnya merupakan paduan dua unsur yaitu signifie dan signifiant.
Signifie adalah unsur bahasa yang berada di balik tanda yang berupa konsep di
balik sang penutur atau disebut juga makna. Sedangkan signifiant adalah wujud fisik
atau hanya yang berupa bunyi ujar.
4. Bahasa merupakan kebiasaan (habit)
Berdasarkan sistem habit, pengajaran
bahasa diterapkan metode latihan dan praktik yakni suatu bentuk latihan yang terus menerus dan
berulang-ulang sehingga membentuk kebiasaan.
5. Kegramatikalan berdasarkan keumuman.
6. Level-level gramatikal ditegakkan
secara rapi.
Level gramatikal mulai ditegakkan
dari level terendah yaitu morfem sampai level tertinggi berupa kalimat. Urutan
tataran gramatikalnya adalah morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat. Tataran
di atas kalimat belum terjangkau oleh aliran ini.
7. Analisis dimulai dari bidang
morfologi.
8. Bahasa merupakan deret sintakmatik
dan paradigmatik
9. Analisis bahasa secara deskriptif.
10. Analisis struktur bahasa
berdasarkan unsur langsung.
Unsur langsung adalah unsur yang
secara langsung membentuk struktur tersebut. Ada empat model analisis unsur
langsung yaitu model Nida, model Hockett, model Nelson, dan model Wells.
2.4 Tokoh Aliran Struktural
Abdul chaer (2007:346-359) mengatakan bahwa linguistik struktural berusaha mendiskripsikan suatu bahasa
berdasarkan ciri atau sifat khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah
sebagai akibat dari konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa
dan studi bahasa yang dikemukakan oleh Bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand
de Saussure.
Teori ini berlandaskan pola pikir behaviouristik. Aliran ini
lahir pada awal abad XX yaitu pada tahun 1916. aliran ini lahir bersamaan
dengan lahirnya buku ”Course de linguistique Generale” karya Saussure yang juga
merupakan pelopor aliran ini. Ia dikenal sebaga Bapak Strukturalisme dan
sekaligus Bapak Linguistik Modern. Tokoh-tokoh yang merupakan penganut teori
ini adalah : Bally, Sachahaye, E. Nida, L. Bloomfield, Hockett, Gleason, Bloch,
G.L. Trager, Lado, Hausen, Harris, Fries, Sapir, Trubetzkoy, Mackey, jacobson,
Joos, Wells, Nelson.
Linguistik
strukturalis memiliki beberapa aliran, yaitu :
a. Aliran
Ferdinand de Saussure
b. Aliran
Praha
c. Aliran
Glosematik
d. Aliran
Firthian
e. Aliran
Linguistik Sistemik
f.
Leonard Bloomfield dan
Strukturalis Amerika
g.
Aliran Tagmemik
a.
Aliran Ferdinand de Saussure
Ferdinand de Saussure dianggap sebagai
Bapak Linguistik Modern berdasarkan pandangan-pandangan yang dimuat dalam
bukunya Course de Linguistique Generale yang disusun dan diterbitkan oleh
Charles Bally dan Albert Sechehay tahun 1915.
Pandangan yang dimuat dalam buku
tersebut mengenai konsep :
1). Telaah Sinkronik dan Diakronik
2). Perbedaan La Langue dan La Parole
3). Perbedaan Signifiant dan Signifie
4). Hubungan Sintagmatik dan
Paradigmatik
b. Aliran Praha
Aliran Praha terbentuk pada tahun 1926
atas prakarsa salah seorang tokohnya, yaitu Vilem Mathesius(1882-1945).
Tokoh-tokoh lainya adalah Nikolai S. Trubetskoy, Roman Jakobson, dan Morris
Halle. Pengaruh mereka sangat besar disekitar tahun 30an, terutama dalam bidang
fonologi.
c. Aliran Glosemik
Aliran Glosemik lahir di Denmark.
Aliran ini dikembangkan oleh, Louis Hjemslev(1899-1965), yang meneruskan ajaran
Ferdinand de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena usahanya untuk membuat
ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari ilmu lain, dengan
peralatan, metodologis dan terminologis sendiri.
Analisis bahasa dimulai dari wacana,
kemudian ujaran dianalisi atas konstituen-konstituen yang mempunyai hubungan
paradigmatik. Menurut Hjemslev suatu teori bahasa itu harus tepat , maksudnya
harus memenuhi syarat untuk diterapkan pada data empiris tertentu, yaitu
bahasa. Sedangkan teori itu agar dapat dipakai secara empiris haruslah
konsisten, tuntas, dan sederhana.
Menurut Hjemslev yang sejalan dengan
pendapat de Saussure menganggap bahasa itu mengandung dua segi yaitu segi
ekspresi (menurut de Saussure; signifiant) dan segi isi (menurut de Saussure;
signifie). Segi ekspresi yaitu segi dimana suatu bahasa dilihat dari proses
pengungkapan atau pernyataan. Sedangkan segi isi yaitu segi dimana bahasa
dilihat dari apa yang dikandung daripada bahasa itu sendiri.
d.
Aliran Firthian
Aliran ini diprakarsai oleh John R.
Firth (1890-1960). Beliau adalah guru besar di Universitas London yang terkenal
karena teorinya mengenai fonologi prosodi. Karena itulah, aliran yang
dikembangkannya dikenal dengan nama Aliran Prosodi; tetapi di samping itu
dikenal pula dengan nama Aliran Firth, atau Aliran Firthian, atau Aliran
London.
Fonologi Prosodi adalah suatu cara
untuk menentukan arti pada tataran fonetis. Ada tiga macam pokok prosodi,
yaitu:
1). Prosodi yang menyangkut gabungan fonem, seperti :
a) struktur kata,
b) struktur suku kata,
c) gabungan konsonan, dan
d) gabungan vokal.
2). Prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda.
3). Prosodi yang realisasinya melampaui
satuan yang lebih besar daripada fonem-fonem suprasegmental.
Selain mengungkapkan teori prosodi, Firth
juga mengungkapkan pandangan mengenai bahasa. Dalam bukunya yang berjudul The
Tongues of Man and Speech (1934) dan
Papers in Linguistics (1951) Firth berpendapat bahwa telaah bahasa harus
memperhatikan komponen sosiologis yaitu komponen tentang perkembangan
masyarakat. Tiap tutur harus dikaji dalam konteks situasinya, yaitu orang-orang
yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang mereka ungkapkan, dan hal-hal
lain yang berhubungan dengan masyarakat.
e.
Aliran Linguistik Sistemik
Aliran ini diperkenalkan oleh salah
seorang murid Firth yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya
yang berkenaan dangan segi masyarakat bahasa, yaitu M.A.K. Halliday. Sebagai
penerus Firth dan berdasarkan karangannya Categories of the Theory of Grammar,
maka teori yang dikembangkan oleh Halliday dikenal dengan nama Neo-Firthian
Linguistics atau Skala dan Kategori Linguistik. Namun, kemudian ada nama baru,
yaitu Systemic Linguistics atau Linguistik Sistemik.
f.
Leonard Bloomfield dan Strukturalis Amerika
Nama Leonard Bloomfield(1877-1949)
sangat terkenal karena bukunya yang berjudul Language (terbit pertama tahun
1933), dan selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Nama
stukturalisme lebih dikenal dan menyatu kepada nama aliran linguistik yang
dikembangkan oleh Bloomfield dan kawan-kawannya di Amerika. Aliran ini
berkembang pesat di Amerika pada tahun 30-an sampai akhir tahun 50-an.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
berkembangnya aliran ini, antara lain :
1) Pada masa itu para linguis di Amerika menghadapi
masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa Indian di Amerika yang belum
diperikan atau dijelaskan. oleh karena itu, Bloomfield dan kawan-kawan ingin
memerikan bahasa-bahasa Indian itu.
2) Oleh karena adanya iklim filsafat yang berkembang pada
masa itu di Amerika, yaitu filsafat behaviorisme Bloomfield dalam memerikan
bahasa aliran struturalisme ini selalu mendasarkan penjelasannya pada
fakta-fakta objektif yang dapat dicocokkan dengan kenyataan-kenyataan yang
dapat diamati.
3) Adanya hubungan yang baik antara para linguis-linguis
itu, karena adanya persatuan linguis-linguis Amerika, yang menerbitkan
majalah Language, yaitu tempat
melaporkan hasil kerja mereka.
Salah satu yang menarik dan merupakan
ciri aliran strukturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang sangat
menekankan pentingnya data yang objektif untuk menjelaskan atau memerikan suatu
bahasa. Pendekatannya bersifat empirik, yaitu sesuai dengan apa yang dialami
oleh para linguis.
Aliran strukturalis yang dikembangkan
Bloomfield dengan para pengikutnya sering juga disebut aliran taksonomi, atau
aliran Bloomfieldian atau post-Bloomfieldian, karena bermula atau bersumber
pada gagasan Bloomfield. Disebut aliran taksonomi karena aliran ini
menganalisis dan mengklasifikasikan unsur-unsur bahasa berdasarkan hubungan
hierarkinya.
g.
Aliran Tagmemik
Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike, seorang tokoh
linguistik, yang mewarisi pandangan-pandangan Bloomfield, sehingga aliran ini
juga bersifat strukturalis. Menurut aliran ini satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem ( kata ini berasal
dari bahasa Yunani yang berarti ‘susunan’).
Tagmem adalah korelasi atau hubungan timbal balik antara
fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat
saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.
2.5 Keunggulan
dan Kelemahan Aliran Struktural
·
Keunggulan
Aliran Struktural
a. Aliran ini sukses membedakan konsep
grafem dan fonem.
b. Metode drill and practice membentuk
keterampilan berbahasa berdasarkan kebiasaan.
c. Kriteria kegramatikalan berdasarkan
keumuman sehingga mudah diterima masyrakat awam.
d. Level kegramatikalan mulai rapi
mulai dari morfem, kata, frase, klausa, dan kalimat.
e. Berpijak pada fakta, tidak
mereka-reka data.
·
Kelemahan Aliran Struktural
a. Bidang morfologi dan sintaksis
dipisahkan secara tegas.
b. Metode drill and practice
sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dang sangat menjemukan.
c. Proses berbahasa merupakan proses
rangsang-tanggap berlangsung secara fisis dan mekanis padahal manusia bukan
mesin.
d. Kegramatikalan berdasarkan kriteria
keumuman , suatu kaidah yang salah pun bisa benar jika dianggap umum.
e. Faktor historis sama sekali tidak
diperhitungkan dalam analisis bahasa.
f. Objek kajian terbatas sampai level
kalimat, tidak menyentuh aspek komunikatif.
2.6 Analisis
Bahasa
Linguistik
struktural berusaha mendiskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat
khas yang dimiliki bahasa itu. Hal ini merupakan kaibat dari konsep-konsep atau
pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa yang dikemukakan oleh
bapak Linguistik Modern, yaitu Ferdinand de Saussure.
A.
Ferdinand de
Saussure (1857 – 1913)
1. Telaah sinkronik
dan diakronik
a. Telaah bahasa sinkronik adalah
mempelajari suatu bahasa
pada suatu kurun
waktu tertentu saja. Contoh: Mempelajari Bahasa Indonesia yang digunakan
pada zaman Jepang.
b. Telaah bahasa diakronik adalah telaah bahasa
sepanjang masa atau sepanjang zaman bahasa itu digunakan oleh penuturnya.Jadi,
kalau mempelajari Bahasa Indonesia secara diakronik harus menelaah bahasa yang
dimulai sejak zaman Sriwijaya sampai zaman sekarang.
2. Perbedaan langue dan parole
a. La langue adalah keseluruhan sistem
tanda yang berfungsi
sebagai alat komunikasi verbal
antara anggota suatu masyarakat bahasa, sifatnya abstrak.
b. La parole adalah pemakaian atau releasi langue
oleh masing-masing anggota masyarakat bahasa. Sifatnya konkret karena parole
tidak lain dari realitas fisis yang berbeda dari orang yang satu dengan orang
yang lain. Jadi, dalam hal ini yang menjadi objek telaah linguistik adalah
langue yang dilakukan melalui parole, karena parole itu merupakan wujud bahasa
yang konkret
3. Perbedaan signifiant dan signifie
a. Signifiant adalah citra bunyi atau kesan
psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran kita.
b. Signifie adalah pengertian atau kesan makna
yang ada dalam pikiran kita Jadi, signifie itu adalah maknanya, sedangkan
signifiant itu adalah bunyi bahasanya dalam bentuk urutan fonem-fonem tertentu
4. Hubungan sintagmatik dan paradikmatik
a. Hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur
yang terdapat dalam
suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat
linear. Hubungan sintagmantik ini terdapat dalam tataran fonologi, morfologi
maupun sintaksis.
Pada tataran fonologi tampak pada urutan
fonem-fonem pada sebuah kata yang tidak dapat diubah tanpa merusak makna itu,
apabila kata itu diubah urutan fonem-fonemnya maka akan berubah maknanya atau
tidak bermakna sama sekali.
Contoh: k
i t a
k i
a t
k a
t i
k a
i t
i k
a t
Pada tataran morfologi tampak pada urutan
morfem-morfem pada suatu kata, yang juga
tidak dapat diubah tanpa merusak makna dari kata tersebut. Ada kemungkinan
maknanya berubah tetapi ada kemungkinan pula tak bermakna sama sekali.
Contoh: Kata segitiga tidak sama dengan tigasegi
Kata barangkali tidak sama dengan
kalibarang
Pada tataran sintaksis tampak pada urutan
kata-kata yang mungkin dapat diubah, tetapi mungkin juga tidak dapat diubah
tanpa mengubah makna kalimat tersebut, atau menyebabkan tak bermakna sama
sekali.
Contoh: - Urutan katanya bisa diubah tanpa mengubah
makna kalimat:
Hari
ini barangkali dia sakit
Barangkali
dia sakit hari ini
- Urutan katanya
diubah menyebabkan makna kalimatnya berubah:
Nita melihat Dika
Dika melihat Nita
b.
Hubungan
paradigmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam suatu tuturan
dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam tuturan yang bersangkutan.
Hubungan paradigmatik dapat dilihat dengan cara substitusi, baik pada tataran:
Fonologi
Contoh: Hubungan antara bunyi /r/,/k/,/b/,/m/, dan /d/
yang terdapat pada kata-kata rata, kata, bata, mata dan data.
Morfologi
Contoh: Hubungan antara prefiks me-, di-, pe- dan te-
yang terdapat pada kata-kata merawat, dirawat, perawat dan terawat.
Sintaksis
Contoh: Hubungan
antara kata-kata yang menduduki fungsi subjek, predikat dan objek.
Contoh:Ali membaca koran; Dia memakai baju; Ani makan
kue
B. Aliran Praha
Struktur
formal menyangkut unsur-unsur gramatikal kalimat tersebut, yaitu subjek dan
predikat gramatikalnya
Contoh subjek gramatikal yang berada didepan objek:
-Nenek melirik Kakek
(Nenek adalah subjek gramatikal, sedangkan Kakek adalah
objek gramatikal).
Struktur informasi menyangkut situasi faktual
pada waktu kalimat itu dihasilkan, struktur informasi menyangkut unsur tema dan
rema. Tema adalah apa yang dibicarakan, sedangkan rema adalah apa yang
dikatakan mengenai tema.
-This argument I
can’t follow
(this argument
adalah tema/subjek psikologis, sedangkan I adalah rema/objek psikologis)
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan penjelasan
diatas, penyusun mengambil kesimpulan bahwa :
1. Aliran Struktural adalah suatu paham bahasa
dimana hakikat bahasa dalam taksonomi gramatikal(ketatabahasaan) disusun dari
tataran terendah berupa fonem, morfem, kata, frase, klausa, sampai tataran
tertinggi yang berupa kalimat.
2. Banyak macam-macam dari aliran linguistik strukturalis yang mengungkapkan
konse-konsep dan pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa.
3.2 Saran
Dalam makalah ini penyusun memberi saran kepada pembaca bahwauntuk
memperluas wawasan pembaca dalam memahami pengertian aliran struktural dan
berbagai macam aliran linguistik serta pemahaman tentang unsur langsung
tidaklah hanya berpedoman pada makalah ini, karena masih banyak dari
sumber-sumber lain yang menjelaskan tentang berbagai materi di atas. Kunci
daripada orang sukses adalah membaca, karena dengan membaca kita bisa tahu yang
mungkin tidak kita ketahui.
DAFTAR PUSTAKA
Mangatur, dkk. 2014. Aliran
Linguistik. Pekanbaru: Mandala Publishing
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik
Umum. Jakarta: Rineka cipta
http://nurirvan19.blogspot.com/2014/02/pengertian-aliran-struktural-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar