Minggu, 28 Juni 2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)


SEKOLAH                            : SMA N 2 Pekanbaru
MATA PELAJARAN          : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER           : XI/2
ALOKASI WAKTU                        : 1 X 45 Menit (1 x Pertemuan)


 I.            STANDAR KOMPETENSI :
Mendengar : Peran aktor dalam sebuah drama  
 II.         KOMPETENSI DASAR :
Aktor yang baik
 III.      INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:
1.      Memahami apa itu aktor
2.      Memahami perwatakan aktor yang baik
3.      Memahami dialog (pengucapan) aktor yang baik
4.      Memahami laku (gerak) aktor yang baik
5.      Memahami penguasaan pentas oleh aktor yang baik

 IV.      TUJUAN PEMBELAJARAN :
1.        Siswa memahami apa itu aktor.
2.        Siswa memahami perwatakan aktor yang baik
3.        Siswa memahami dialog (pengucapan) aktor yang baik
4.        Siswa memahami laku (gerak) aktor yang baik
5.        Siswa memahami penguasaan pentas oleh aktor yang baik

Karakter Siswa yang diharapkan:
F   Bersahabat/ komunikatif
F   Berjiwa kritis
F   Kreatif
F   Berani
F   Percaya diri
F   Berjiwa pemimpin
F   Lapang dada
F   Bertanggung jawab
F   Sopan
 V.         MATERI PEMBELAJARAN :
·      Aktor yang Baik

 VI.      METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN :
6.1  METODE
§  Ceramah
§  penugasan
§  Diskusi
§  Tanya Jawab
§  Demonstrasi
6.2  MODEL
§  Pembelajaran Langsung
§  Diskusi Think – Pair – Share

 VII.   LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
         Kegiatan Awal   :
F Guru mengkondisikan kelas
F Guru melaksanakan kegiatan Apersepsi
F Guru menyampaikan Tujuan Pembelajaran hari ini.
F Guru melakukan kegiatan motivasi

Kegiatan Inti      :
Eksplorasi
Pengajaran Langsung
·       Siswa memahami penjelasan guru mengenai aktor
·       Siswa memahami penjelasan guru mengenai perwatakan seorang aktor yang baik.
·       Siswa memahami penjelasan guru mengenai dialog (pengucapan) seorang aktor yang baik.
·       Siswa memahami penjelasan guru mengenai laku (gerak) seorang aktor yang baik.
·       Siswa memahami penjelasan guru mengenai penguasaan pentas oleh aktor yang baik.

Elaborasi
Diskusi Think – Pair – Share
·       Siswa dengan bimbingan guru dibentuk menjadi empat kelompok.
·       Siswa menerima lembaran naskah drama dan mendiskusikan mengenai perwatakan, dialog, laku atau penguasaan pentas yang sudah di bagikan guru sesuai dengan tugas kelompok masing-masing.
·       Perwakilan setiap kelompok mempraktikkan perwatakan, dialog, laku (gerak) atau penguasaan pentas sesuai dengan tugas kelompok masing-masing.
·       Siswa dengan bimbingan guru memberikan ulasan dan penekanan pada hal-hal yang harus dicontoh dari perwatakan, dialog, laku dan penguasaan pentas naskah drama yang ditampilkan oleh setiap penampilan perwakilan kelompok diskusinya masing-masing.

Konfirmasi
·           Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
·           Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui

Kegiatan Akhir :
F Refleksi
F Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini
F Siswa dengan bimbingan guru melakukan evaluasi
F Siswa   merefleksikan nilai-nilai  serta kecakapan hidup (live skill) yang bisa dipetik dari pembelajaran.

Tugas: Siswa menjawab soal-soal Kuis Uji Teori untuk mereview konsep-konsep penting  tentang perwatakan, dialog, laku dan penguasaan pentas oleh seorang aktor yang baik.

 VIII.      SUMBER/ALAT PEMBELAJARAN:
8.1 Sumber:
·         Artikel mengenai aktor yang baik
         8.2 Alat :
·         Penggalan naskah drama

 IX.      PENILAIAN :
9.1  Teknik: Lisan
9.2 Bentuk: esai
9.3 Jenis Instrumen:
1. Afektif: Serius, Aktif, Antusias

F Rublik penilaian keseriusan Siswa:
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat serius
5
2.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan cukup serius
4
3.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan serius
3
4.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan kurang serius
2
5.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan tidak serius
1

F Rublik penilaian keaktifan Siswa:
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat aktif
5
2.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan cukup aktif
4
3.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif
3
4.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan kurang aktif
2
5.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan tidak aktif
1

F Rublik penilaian keantusiasan Siswa:
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias
5
2.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan cukup antusias
4
3.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan antusias
3
4.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan kurang antusias
2
5.
Siswa mengikuti pembelajaran dengan tidak antusias
1

2. Kognitif
F Rublik penilaian kognitif Siswa
Soal : Jelaskanlah bagaimana perwatakan aktor yang baik!
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.

2.

3.

 4.

 5.
Siswa menjelaskan bagaimana perwatakan aktor yang baik dengan sangat tepat.
Siswa  menjelaskan bagaimana perwatakan aktor yang baik dengan cukup tepat.
Siswa menjelaskan bagaimana perwatakan aktor yang baik dengan tepat.
Siswa  menjelaskan bagaimana perwatakan aktor yang baik dengan kurang tepat.
Siswa menjelaskan perwatakan aktor yang baik dengan tidak tepat.
5

4

3

2

1

Soal 2: Jelaskanlah bagaimana dialog aktor yang baik!
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.

2.

3.
4.

 5.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik dengan sangat tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik dengan cukup tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik dengan tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik dengan kurang tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik dengan tidak tepat.
8

 6

4
2

0

Soal 3: jelaskanlah bagaimana laku seorang aktor yang baik!
NO
ASPEK YANG DINILAI
SKOR
1.
2.

3.
4.

5.
Siswa menjelaskan laku aktor yang baik dengan sangat tepat.
Siswa Siswa menjelaskan laku aktor yang baik dengan cukup tepat.
Siswa Siswa menjelaskan laku aktor yang baik dengan  tepat.
Siswa Siswa menjelaskan laku aktor yang baik dengan kurang tepat.
Siswa Siswa menjelaskan laku aktor yang baik dengan tidak tepat.
8
6

4
2

0

Pekanbaru, 27 April 2015
 Dosen Pembimbing                                                             Mahasiswa                                                  


HADI RUMADI, M.Pd                                         ERNIMAWATI HALAWA           
NIP 19550706 198503 1 001                                NIM 120511329










RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)







OLEH

ERNIMAWATI HALAWA
NIM 1205113229



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
Materi

Drama adalah potret kehidupan manusia, suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia. Dalam drama perlu adanya seorang aktor/aktris karena aktor/aktris dalam pementasan sebuah drama merupakan tulang punggung pementasan. Dengan aktor-aktris yang tepat dan berpengalaman, dapat dimungkinkan pementasan yang bermutu, jika naskah baik dan sutradaranya cakap.

a. Perwatakan.
Definisi simple dari perwatakan adalah karakter atau sifat. Perwatakan dapat pula dikatakan sebagai pelukisan karakter/sifat/watak dari peran. Sebelum memulai latihan, para pemeran sebaiknya melakukan analisa sifat peran. Karena, biasanya dalam satu naskah, sifat para pemeran akan berbeda. Meskipun ada peran tiga orang pejabat, tentu sifat pejabat dalam drama itu pasti berbeda-beda.

Pada umumnya, ada tiga sifat khas yang dimiliki watak, yakni :
- Segi fisiologis (menyangkut ciri jasmani/badaniah)
- Segi Sosiologis (berkaitan dengan kedudukan, posisi dalam lingkungan)
- Segi Psikologis (berkaitan dengan latar belakang kejiwaan, seperti : kecerdasan dan moral)

Dari tiga sifat itu, maka langkah-langkah untuk menghayati perwatakan peran dapat dimulai dari pendekatan ketiga aspek tersebut.
Richard Boleslausky menganjurkan pada para calon aktornya untuk mempelajari peran kemudian jadikan diri sendiri.
Bila ketiga aspek penting dalam perwatakan sudah dipenuhi, dibarengi dengan penghayatan yang baik, maka peran seorang aktor diatas pentas akan lebih mengesankan.

b. Dialog (pengucapan)

Hakekat dasar drama adalah menampilkan persoalan manusia diatas panggung dengan dialog dan laku (gerak). Oleh sebab itu, dialog berfungsi sangat penting untuk menyampaikan pesan dari drama, disamping gerak. Oleh sebab itu, pengucapan dan pelafalan dialog sangat penting untuk membantu penyampaian pesan ini.

Drama juga harus melibatkan penonton, untuk ikut larut dalam jalan ceritanya. Oleh karena itu, pengucapan dialog atau percakapan memiliki tujuan ganda, penonton dan lawan main. Tujuan kepada penonton untuk menyampaikan pesan, sedangkan pada lawan main bertujuan untuk melakukan percakapan (berdasarkan naskah).

Dua faktor yang mempengaruhi kejelasan dialog adalah alat bicara dan intonasi. Alat bicara, berada didalam mulut, antara lain : lidah, langit-langit, gigi, bibir, dan lain-lain. Tentu saja, organ-organ ini bila tidak dalam kondisi sempurna, akan menganggu kejelasan dialog yang dilafalkan. Intonasi berkaitan dengan nada pengucapan. Tentu, diperlukan power dan nada yang tinggi untuk adegan marah, terkejut dan sebagainya. Bila nada diucapkan datar-datar saja, (tanpa nada) tentu dialog ini akan terasa sangat membosankan.

c. Laku (Gerak)
Kita harus memainkan permainan sesuai gaya, oleh sebab itu aktor harus dilatih untuk memasuki gaya permainan sesuai dengan gaya drama tersebut. Sebagai contoh, dalam drama Yunani kuno digunakan gaya formal; dalam drama-drama Shakespeare digunakan gaya romantik; teater abad ke XIX menggunakan gaya deklamatoris; teater modern menggunakan gaya realistis; dan sebagainya. Gaya serius, gaya tragedis, dan bayolan merupakan gaya yang harus diekpresikan secara tepat oleh aktor atau aktris.

d. Penguasaan Pentas
Blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas. Dalam permainan drama, blocking yang baik sangat diperlukan, oleh karena itu pada waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak blocking.  Blocking tersebut harus seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta wajar.Jelas, tidak ragu ragu, meyakinkan. Kesemuanya itu mempunyai pengertian bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah setengah dan jangan sampai berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan over acting.

Beberapa prinsip dasar dalam mengolah blocking di antaranya:
1. Dimengerti (jelas)
Apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb.
Blocking harus memiliki motivasi yang jelas berarti gerak-gerak anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah.

2. Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada diatas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat, sehingga mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di panggung. Penjelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai "Komposisi Pentas".

3. Utuh
Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling menunjang dan tidak saling menutupi.

4. Bervariasi
Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja, melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton tidak jenuh. Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan pemain lainnya. Misalnya sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali kalau memang dikehendaki oleh naskah.

5. Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat dari adegan yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga akan mengaburkan dimana sebenarnya letak titik perhatian.

6. Wajar
Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga harus memiliki motivasi dan harus beralasan.

Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak menuntut blocking yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga sutradara atau naskah itu sendiri sama sekali meninggalkan prinsip-prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut adanya gerak-gerak yang seragam diantara para pemainnya.

1 komentar: