RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : SMA N 2 Pekanbaru
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : XI/2
ALOKASI WAKTU : 1 X 45 Menit (1 x Pertemuan)
I.
STANDAR KOMPETENSI :
Mendengar : Peran aktor dalam sebuah drama
II.
KOMPETENSI DASAR :
Aktor yang baik
III.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI:
1.
Memahami apa itu aktor
2.
Memahami
perwatakan aktor yang baik
3. Memahami dialog (pengucapan) aktor yang baik
4. Memahami laku (gerak) aktor yang baik
5. Memahami penguasaan pentas oleh aktor yang
baik
IV.
TUJUAN PEMBELAJARAN :
1.
Siswa memahami apa itu aktor.
2.
Siswa memahami
perwatakan aktor yang baik
3.
Siswa memahami
dialog (pengucapan) aktor yang baik
4.
Siswa memahami
laku (gerak) aktor yang baik
5.
Siswa memahami
penguasaan pentas oleh aktor yang baik
Karakter Siswa yang diharapkan:
F
Bersahabat/ komunikatif
F
Berjiwa
kritis
F
Kreatif
F
Berani
F
Percaya
diri
F Berjiwa pemimpin
F Lapang dada
F Bertanggung jawab
F Sopan
V.
MATERI PEMBELAJARAN :
· Aktor yang Baik
VI.
METODE DAN MODEL PEMBELAJARAN :
6.1 METODE
§ Ceramah
§ penugasan
§ Diskusi
§ Tanya Jawab
§ Demonstrasi
6.2
MODEL
§ Pembelajaran
Langsung
§ Diskusi
Think – Pair – Share
VII.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Kegiatan Awal :
F Guru mengkondisikan
kelas
F Guru melaksanakan kegiatan Apersepsi
F Guru menyampaikan
Tujuan Pembelajaran hari ini.
F Guru melakukan kegiatan motivasi
Kegiatan Inti :
Eksplorasi
Pengajaran Langsung
· Siswa memahami
penjelasan guru mengenai aktor
· Siswa memahami penjelasan guru mengenai perwatakan seorang
aktor yang baik.
· Siswa memahami penjelasan guru mengenai dialog (pengucapan) seorang aktor yang baik.
·
Siswa memahami
penjelasan guru mengenai laku (gerak) seorang aktor yang baik.
· Siswa memahami penjelasan guru mengenai penguasaan pentas
oleh aktor yang baik.
Elaborasi
Diskusi Think – Pair – Share
· Siswa dengan
bimbingan guru dibentuk menjadi empat kelompok.
· Siswa menerima
lembaran naskah drama dan mendiskusikan mengenai perwatakan, dialog, laku atau
penguasaan pentas yang sudah di bagikan guru sesuai dengan tugas kelompok
masing-masing.
· Perwakilan setiap
kelompok mempraktikkan perwatakan, dialog, laku (gerak) atau penguasaan pentas
sesuai dengan tugas kelompok masing-masing.
·
Siswa dengan bimbingan guru memberikan ulasan dan penekanan pada
hal-hal yang harus dicontoh dari perwatakan, dialog, laku dan penguasaan pentas
naskah drama yang ditampilkan oleh setiap penampilan perwakilan kelompok
diskusinya masing-masing.
Konfirmasi
·
Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum diketahui
·
Menjelaskan tentang hal-hal yang belum diketahui
Kegiatan Akhir :
F
Refleksi
F
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini
F
Siswa dengan bimbingan guru melakukan evaluasi
F
Siswa merefleksikan nilai-nilai serta kecakapan
hidup (live skill) yang bisa dipetik dari pembelajaran.
Tugas: Siswa menjawab
soal-soal Kuis Uji Teori untuk mereview konsep-konsep penting tentang perwatakan,
dialog, laku dan penguasaan pentas oleh seorang aktor yang baik.
VIII.
SUMBER/ALAT PEMBELAJARAN:
8.1 Sumber:
·
Artikel
mengenai aktor yang baik
8.2
Alat :
·
Penggalan naskah drama
IX.
PENILAIAN :
9.1
Teknik: Lisan
9.2 Bentuk: esai
9.3 Jenis Instrumen:
1. Afektif: Serius, Aktif, Antusias
F Rublik penilaian keseriusan Siswa:
NO
|
ASPEK
YANG DINILAI
|
SKOR
|
1.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan sangat serius
|
5
|
2.
|
Siswa mengikuti
pembelajaran dengan cukup serius
|
4
|
3.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan serius
|
3
|
4.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan kurang serius
|
2
|
5.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan tidak serius
|
1
|
F Rublik penilaian keaktifan Siswa:
NO
|
ASPEK
YANG DINILAI
|
SKOR
|
1.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan sangat aktif
|
5
|
2.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan cukup aktif
|
4
|
3.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan aktif
|
3
|
4.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan kurang aktif
|
2
|
5.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan tidak aktif
|
1
|
F Rublik penilaian keantusiasan Siswa:
NO
|
ASPEK
YANG DINILAI
|
SKOR
|
1.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias
|
5
|
2.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan cukup antusias
|
4
|
3.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan antusias
|
3
|
4.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan kurang antusias
|
2
|
5.
|
Siswa
mengikuti pembelajaran dengan tidak antusias
|
1
|
2. Kognitif
F Rublik penilaian kognitif Siswa
Soal : Jelaskanlah bagaimana
perwatakan aktor yang baik!
NO
|
ASPEK
YANG DINILAI
|
SKOR
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Siswa menjelaskan bagaimana perwatakan aktor yang
baik dengan sangat
tepat.
Siswa menjelaskan bagaimana perwatakan aktor yang baik dengan cukup tepat.
Siswa menjelaskan bagaimana perwatakan
aktor yang baik dengan tepat.
Siswa menjelaskan bagaimana perwatakan aktor yang baik dengan kurang tepat.
Siswa menjelaskan perwatakan aktor yang
baik dengan tidak
tepat.
|
5
4
3
2
1
|
Soal 2: Jelaskanlah bagaimana dialog aktor
yang baik!
NO
|
ASPEK
YANG DINILAI
|
SKOR
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik
dengan sangat tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik
dengan cukup tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik
dengan tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik
dengan kurang tepat.
Siswa menjelaskan dialog aktor yang baik
dengan tidak tepat.
|
8
6
4
2
0
|
Soal 3: jelaskanlah
bagaimana laku seorang aktor yang baik!
NO
|
ASPEK
YANG DINILAI
|
SKOR
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Siswa menjelaskan laku aktor yang baik
dengan sangat tepat.
Siswa Siswa
menjelaskan laku aktor
yang baik dengan cukup
tepat.
Siswa Siswa
menjelaskan laku aktor
yang baik dengan tepat.
Siswa Siswa
menjelaskan laku aktor
yang baik dengan kurang
tepat.
Siswa Siswa
menjelaskan laku aktor
yang baik dengan tidak
tepat.
|
8
6
4
2
0
|
Pekanbaru, 27
April 2015
Dosen
Pembimbing
Mahasiswa
HADI
RUMADI, M.Pd ERNIMAWATI HALAWA
NIP 19550706
198503 1 001 NIM 120511329
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
OLEH
ERNIMAWATI HALAWA
NIM 1205113229
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
Materi
Drama adalah potret kehidupan
manusia, suka duka, pahit manis, hitam putih kehidupan manusia. Dalam drama
perlu adanya seorang aktor/aktris karena aktor/aktris dalam pementasan sebuah
drama merupakan tulang punggung pementasan. Dengan aktor-aktris yang tepat dan
berpengalaman, dapat dimungkinkan pementasan yang bermutu, jika naskah baik dan
sutradaranya cakap.
a. Perwatakan.
Definisi simple dari perwatakan adalah karakter atau sifat. Perwatakan
dapat pula dikatakan sebagai pelukisan karakter/sifat/watak dari peran. Sebelum
memulai latihan, para pemeran sebaiknya melakukan analisa sifat peran. Karena,
biasanya dalam satu naskah, sifat para pemeran akan berbeda. Meskipun ada peran
tiga orang pejabat, tentu sifat pejabat dalam drama itu pasti berbeda-beda.
Pada umumnya, ada tiga sifat khas yang dimiliki watak, yakni :
- Segi
fisiologis (menyangkut ciri jasmani/badaniah)
- Segi
Sosiologis (berkaitan dengan kedudukan, posisi dalam lingkungan)
- Segi Psikologis (berkaitan dengan latar belakang kejiwaan, seperti :
kecerdasan dan moral)
Dari tiga sifat itu, maka langkah-langkah untuk menghayati perwatakan
peran dapat dimulai dari pendekatan ketiga aspek tersebut.
Richard Boleslausky menganjurkan pada para calon aktornya untuk
mempelajari peran kemudian jadikan diri sendiri.
Bila ketiga aspek penting dalam perwatakan sudah dipenuhi, dibarengi
dengan penghayatan yang baik, maka peran seorang aktor diatas pentas akan lebih
mengesankan.
b. Dialog (pengucapan)
Hakekat dasar drama adalah menampilkan persoalan manusia diatas
panggung dengan dialog dan laku (gerak). Oleh sebab itu, dialog berfungsi
sangat penting untuk menyampaikan pesan dari drama, disamping gerak. Oleh sebab
itu, pengucapan dan pelafalan dialog sangat penting untuk membantu penyampaian
pesan ini.
Drama juga harus melibatkan penonton, untuk ikut larut dalam jalan
ceritanya. Oleh karena itu, pengucapan dialog atau percakapan memiliki tujuan
ganda, penonton dan lawan main. Tujuan kepada penonton untuk menyampaikan
pesan, sedangkan pada lawan main bertujuan untuk melakukan percakapan
(berdasarkan naskah).
Dua faktor yang mempengaruhi kejelasan dialog adalah alat bicara dan
intonasi. Alat bicara, berada didalam mulut, antara lain : lidah,
langit-langit, gigi, bibir, dan lain-lain. Tentu saja, organ-organ ini bila
tidak dalam kondisi sempurna, akan menganggu kejelasan dialog yang dilafalkan.
Intonasi berkaitan dengan nada pengucapan. Tentu, diperlukan power dan nada
yang tinggi untuk adegan marah, terkejut dan sebagainya. Bila nada diucapkan
datar-datar saja, (tanpa nada) tentu dialog ini akan terasa sangat membosankan.
c. Laku (Gerak)
Kita harus memainkan permainan sesuai gaya, oleh sebab itu aktor harus
dilatih untuk memasuki gaya permainan sesuai dengan gaya drama tersebut. Sebagai
contoh, dalam drama Yunani kuno digunakan gaya formal; dalam drama-drama
Shakespeare digunakan gaya romantik; teater abad ke XIX menggunakan gaya
deklamatoris; teater modern menggunakan gaya realistis; dan sebagainya. Gaya
serius, gaya tragedis, dan bayolan merupakan gaya yang harus diekpresikan
secara tepat oleh aktor atau aktris.
d. Penguasaan Pentas
Blocking adalah kedudukan aktor pada saat di atas pentas. Dalam
permainan drama, blocking yang baik sangat diperlukan, oleh karena itu pada
waktu bermain kita harus selalu mengontrol tubuh kita agar tidak merusak
blocking. Blocking tersebut harus
seimbang, utuh, bervariasi dan memiliki titik pusat perhatian serta
wajar.Jelas, tidak ragu ragu, meyakinkan. Kesemuanya itu mempunyai pengertian
bahwa gerak yang dilakukan jangan setengah setengah dan jangan sampai
berlebihan. Kalau ragu ragu terkesan kaku sedangkan kalau berlebihan terkesan
over acting.
Beberapa
prinsip dasar dalam mengolah blocking di antaranya:
1. Dimengerti (jelas)
Apa yang kita wujudkan dalam bentuk gerak tidak menyimpang dari hukum
gerak dalam kehidupan. Misalnya bila mengangkat barang yang berat dengan tangan
kanan, maka tubuh kita akan miring ke kiri, dsb.
Blocking harus memiliki motivasi yang jelas berarti gerak-gerak
anggota tubuh maupun gerak wajah harus sesuai tuntutan peran dalam naskah.
2. Seimbang
Seimbang berarti kedudukan pemain, termasuk juga benda-benda yang ada
diatas panggung (setting) tidak mengelompok di satu tempat, sehingga
mengakibatkan adanya kesan berat sebelah. Jadi semua bagian panggung harus
terwakili oleh pemain atau benda-benda yang ada di panggung. Penjelasan lebih
lanjut mengenai keseimbangan panggung ini akan disampaikan pada bagian mengenai
"Komposisi Pentas".
3. Utuh
Utuh berarti blocking yang ditampilkan hendaknya merupakan suatu
kesatuan. Semua penempatan dan gerak yang harus dilakukan harus saling
menunjang dan tidak saling menutupi.
4. Bervariasi
Bervariasi artinya bahwa kedudukan pemain tidak disuatu tempat saja,
melainkan membentuk komposisi-komposisi baru sehingga penonton tidak jenuh.
Keadaan seorang pemain jangan sama dengan kedudukan pemain lainnya. Misalnya
sama-sama berdiri, sama-sama jongkok, menghadap ke arah yang sama, dsb. Kecuali
kalau memang dikehendaki oleh naskah.
5. Memiliki titik pusat
Memiliki titik pusat artinya setiap penampilan harus memiliki titik
pusat perhatian. Hal ini penting artinya untuk memperkuat peranan lakon dan
mempermudah penonton untuk melihat dimana sebenarnya titik pusat dari adegan
yang sedang berlangsung. Antara pemain juga jangan saling mengacau sehingga
akan mengaburkan dimana sebenarnya letak titik perhatian.
6. Wajar
Wajar artinya setiap penempatan pemain ataupun benda-benda haruslah
tampak wajar, tidak dibuat-buat. Disamping itu setiap penempatan juga harus memiliki
motivasi dan harus beralasan.
Dalam drama kontemporer kadang-kadang naskah tidak menuntut blocking
yang sempurna, bahkan kadang-kadang juga sutradara atau naskah itu sendiri sama
sekali meninggalkan prinsip-prinsip blocking. Ada juga naskah yang menuntut
adanya gerak-gerak yang seragam diantara para pemainnya.
terimakasih kak kereen :)
BalasHapus