SINTAKSIS
BAHASA NIAS
(MORFOSINTAKSIS)
OLEH:
ERNIMAWATI HALAWA
1205113229
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah Sintaksis Bahasa Nias dalam mata kuliah Morfosintaksis, sehingga tugas
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah morfosintaksis Prof. Dr. H. Auzar, MS.
Serta kepada teman-teman yang telah membantu menyusun makalah sintaksis bahasa
Nias ini.
Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran
dari teman-teman yang sifatnya membangun kesempurnaan tugas ini di lain
kesempatan sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat diterima
dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Pekanbaru,
April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................................................
B.
Rumusan Masalah
...........................................................................................
C.
Tujuan Penelitian ..............................................................................................
D. Manfaat
Penelitian............................................................................................
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Frase dan Jenisnya ....................................................................................
B.
Kalimat Dasar ......................................................................
C.
Unsur Kalimat ...................................................................
D. Kalimat
Luas............................................................................................
E. Jenis
Kalimat
...........................................................................................
BAB
III PENUTUP
A. Simpulan
.............................................................................................................
B. Saran
..................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan
kunci utama dalam keberhasilan suatu proses komunikasi. Sampainya pesan atau
informasi yang disampaikan kepada lawan bicara dapat terjadi jika penutur dan
petutur sama-sama dapat memaknai pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya.
Akan tetapi, proses komunikasi tidak dapat berjalan dengan semestinya jika
terjadi kesalahapahaman dalam suatu pembicaraan. Oleh sebab itu, penutur dan petutur
suatu bahasa harus memiliki kemampuan memaknai bahasa dengan baik.
Beragamnya suku
yang ada di Indonesia membuat Indonesia dikenal dengan negeri yang kaya budaya
dan bahasa daerah. Indonesia memiliki bahasa daerah yang beragam, yang
merupakan warisan turun-temurun oleh nenek moyang kita. Bahasa daerah juga
merupakan satu warisan kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.
Bahasa Nias
sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia juga memiliki berbagai bentuk dan
kaidah kebahasaan. Jika masyarakat Nias dan para penutur bahasa Nias tidak
memahami kaidah sintaksis bahasa Nias, maka setiap penutur dan petutur bahasa
Nias akan sulit dalam menggunakan bahasa Nias sebagai bahasa komunikasi mereka..
Mengingat
pentingnya eksistensi bahasa daerah dan kaidah kebahasaan yang harus dipahami,
maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai sintaksis bahasa Nias.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah frase dan jenisnya dalam bahasa
Nias?
2.
Bagaimanakah kalimat dasar dalam bahasa Nias?
3. Bagaimanakah unsur kalimat dalam
bahasa Nias?
4. Bagaimanakah kalimat luas dalam bahasa
Nias?
5. Apa sajakah jenis kalimat dalam bahasa
Nias?
C.
Tujuan penulisan
1. Mendeskripsikan frase dan jenisnya dalam
bahasa Nias
2.
Mendeskripsikan kalimat dasar dalam bahasa Nias
3. Mendeskripsikan unsur kalimat dalam
bahasa Nias
4. Mendeskripsikan kalimat luas dalam
bahasa Nias
5. Mendeskripsikan jenis kalimat dalam
bahasa Nias
D.
Manfaat Penulisan
1. Menjadi bahan
rujukan bagi penulisan dan penelitian bahasa Nias
2. Menjadi pedoman dalam memahami
Sintaksis bahasa Nias
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Frase dan Jenisnya
Penjenisan frase
didasarkan pada jenis kata yang menjadi inti frase itu, yakni kata benda,kata
kerja, kata sifat atau keadaan, kata bilangan, dan partikel. Jadi, frase dapat
digolongkan sebagai (1) frase benda, (2) frase kerja, (3) frase sifat atau
keadaan, (4) frase bilangan, dan (5) frase partikel.
2.1.1 Frase benda
a. Bentuk
Frase benda dapat dibangun oleh:
1) Kata
benda + kata benda
Contoh: bulu
gae ‘daun
pisang’
Tanõ nowi ‘tanah
ladang’
2) Kata
benda + kata sifat
Contoh: idanõ
auchu ‘air
panas’
Tanõ soyo ‘tanah
merah’
3) Kata
benda + kata kerja
Contoh: gowi
nirino ‘ubi masak’
Gae nibogõ ‘pisang
bakar’
4) Kata
benda + partikel
Contoh: omo
da’a ‘rumah ini’
Karate da’õ ‘kertas itu’
5) Kata
bilangan + kata benda
Contoh: fefu
niha ‘semua orang
Ato ira ‘banyak mereka’
b. Arti
1) Bila
frase itu terdiri dari kata benda + kata benda, bagian kedua menjelaskan bagian
pertama.
Contoh: gawu
nasi ‘pasir laut’
Omo kara ‘rumah
batu’
2) Bila
frase itu terdiri dari kata benda + kata sifat, bagian kedua menerangkan sifat atau
keadaan bagian pertama.
Contoh: karate
soyo ‘kertas merah’
Nucha safusi ‘kain
putih’
3) Bila
frase itu terdiri dari kata benda + kata kerja, bagian kedua menerangkan sifat
atau keadaan bagian pertama.
Contoh: niha
sanõrõ ‘orang yang
berjalan’
Gowi nidõkhi ‘ubi
yang diparut’
4) Bila
frase itu terdiri dari kata benda + partikel, bagian kedua membatasi bagian
pertama.
Contoh: ose
da’õ ‘pondok itu’
Niha da’õ ‘orang itu’
5) Bila
frase itu terdiri dari kata bilangan + kata benda, bagian pertama menerangkan
jumlah bagian kedua.
Contoh: oya
niha ‘banyak orang
Fitu omo ‘tujuh rumah’
2.1.2 Frase Kerja
a. Bentuk
Frase kerja dapat dibagi oleh:
1) Kata
kerja + kata kerja
Contoh: mõi
manga ‘daun pisang’
Manga mõrõ ‘tanah ladang’
2) Kata
kerja + kata benda ( + partikel)
Contoh: molowi
ndru’u da’õ ‘membabat
rumput itu’
Manaba manu da’õ ‘memotong ayam
itu’
3) Kata
kerja + kata bilangan
Contoh: halõ
fefu ‘ambil
semua’
Õli ma’ifu ‘beli
sedikit’
4) Kata
kerja + kata sifat
Contoh: omo
da’a ‘rumah ini’
Karate da’õ ‘kertas itu’
5) Kata
bilangan + kata benda
Contoh: halõwõ
sabua ‘kerja berat’
Mõrõ sabata ‘tidur
sebentar’
b. Arti
1) Bila
frase itu terdiri dari kata kerja + kata kerja, bagian kedua menjelaskan bagian
pertama.
Contoh: mõi manaba ‘pergi memotong’
Omasi manga ‘mau makan’
2) Bila
frase itu terdiri dari kata kerja + kata benda ( + partikel), bagian ketiga
membatasi bagian kedua, sedangkan bagian pertama mengenai bagian kedua.
Contoh: mowõli
nukha da’õ ‘membeli kain
itu’
Mogao tanõ da’õ ‘menggali
tanah itu’
3) Bila
frase itu terdiri dari kata kerja + kata bilangan, bagian kedua menjelaskan
jumlah bagian pertama.
Contoh: halõ
ma’ifu ‘ambil sedikit’
Õli sambua ‘beli sebuah’
4) Bila
frase itu terdiri dari kata kerja + kata sifat, bagian kedua menerangkan bagian
pertama.
Contoh: mamazawa
sabua ‘mengangkat yang
berat’
Mowõli si mura ‘membeli
yang murah’
5) Bila
frase itu terdiri dari kata kerja + kata partikel, bagian kedua membatasi
bagian pertama.
Contoh: mofanõ
mahemolu ‘berangkat
besok’
Halõwõ da’õ ‘kerja itu’
2.1.3 Frase Sifat
a. Bentuk
Frase sifat dapat dibangun oleh:
1) Kata
sifat + kata sifat
Contoh: ebua
esolo ‘besar gemuk’
Aelo abe’e ‘licin
keras’
2) Kata
sifat + kata benda
Contoh: ebua
niha ‘besar orang’
Anau bu ‘panjang
rambut’
3) Kata
sifat + kata kerja
Contoh: alio
manga ‘cepat makan’
Ara mofanõ ‘lama berangkat
4) Kata
sifat + kata bilangan
Contoh: ebolo
maifu ‘lebar
sedikit’
b. Arti
1) Bila
frase itu terdiri dari kata sifat + kata sifat, bagian kedua menjelaskan bagian
pertama.
Contoh: ide-ide
abogo-bogo ‘kecil pendek’
Awulo-wulo enau ‘bulat
panjang’
2) Bila
frase itu terdiri dari kata sifat + kata benda, bagian pertama menjelaskan
keadaan bagian kedua.
Contoh: ebua
dõdõ ‘besar
hati’
Alawa niha ‘tinggi orang’
3) Bila
frase itu terdiri dari kata sifat + kata kerja, bagian pertama menjelaskan
bagian pertama kedua.
Contoh: awena
mofanõ ‘baru
berangkat’
Bohou manga ‘baru
makan’
4) Bila
frase itu terdiri dari kata sifat + kata bilangan, bagian kedua menerangkan jumlah
bagian pertama.
Contoh: mamazawa
sabua ‘mengangkat yang
berat’
Mowõli si mura ‘membeli
yang murah’
2.1.4 Frase Bilangan
a. Bentuk
Frase bilangan dapat dibangun oleh kata
bilangan + kata bilangan.
Contoh: lima
wulu ‘lima puluh’
Fitu ngaotu ‘tujuh ratus’
b. Arti
Arti frase bilangan ialah bagian pertama
menjelaskan jumlah bagian kedua.
Contoh: dua
wulu ‘dua puluh’
Fitu ngaotu ‘tujuh
ratus’
2.1.5 Frase Partikel
a. Bentuk
Frase partikel dapat dibangun oleh:
1) Partikel
+ kata benda
Contoh: ba
nomo ‘di rumah’
Ba nowi ‘di
ladang’
2) Partikel
+ kata kerja (+ partikel)
Contoh: na
mofanõ ‘besar orang’
No lafake da’õ ‘sudah
dipakai itu’
3) Partikel
+ Kata sifat
Contoh: ena’õ
sõkhi ‘supaya bagus’
Arakhagõ akhori ‘hampir habis’
4) Partikel
+ kata bilangan
Contoh: na oya ‘kalau banyak’
Arakhagõ
otu ‘hampir seratus’
b. Arti
1) Bila
frase itu terdiri dari partikel + kata benda, bagian pertama menunjukkan arah
atau tempat pada bagian kedua.
Contoh: ba
nose ‘di pondok’
Ba nasi ‘di
laut’
2) Bila
frase itu terdiri dari partikel + kata kerja + partikel, bagian ketiga
membatasi bagian kedua, sedangkan bagian pertama menerangkan bagian kedua.
Contoh: no
manga da’õ ‘sudah
makan itu’
No mohalõwõ da’õ ‘sudah
kerja itu
3) Bila
frase itu terdiri dari partikel + kata sifat dan partikel + kata bilangan,
bagian pertama menerangkan keadaan bagian kedua.
Contoh: awena
mofanõ ‘baru
berangkat’
Bohou manga ‘baru
makan’
2.2 Kalimat Dasar
2.2.1 Pola
Kalimat Dasar
Pola
kalimat dasar bahasa Nias ialah unsur predikat (P) mendahului unsur subjek (S).
Contoh: mõido
ba fasa sabata ‘pergi saya ke pasar
sebentar’
‘saya
pergi ke pasar sebentar’
No
manga nono da’õ ‘sudah makan anak
itu’
‘anak
itu sudah makan’
Bolehkah di bagikan kepada kita rpp dan silabus bahasa daerah nias?
BalasHapus