Minggu, 28 Juni 2015

SINTAKSIS BAHASA NIAS
(MORFOSINTAKSIS)





OLEH:

 ERNIMAWATI HALAWA
1205113229


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN  BAHASA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah Sintaksis Bahasa Nias dalam  mata kuliah Morfosintaksis, sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah morfosintaksis Prof. Dr. H. Auzar, MS. Serta kepada teman-teman yang telah membantu menyusun makalah sintaksis bahasa Nias ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun kesempurnaan tugas ini di lain kesempatan sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan. 

Pekanbaru, April  2015

                                                                                                                                                Penulis











DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR      
DAFTAR ISI      
BAB I PENDAHULUAN         
A.    Latar Belakang .................................................................................................   
B.           Rumusan Masalah ...........................................................................................     
C.  Tujuan Penelitian .............................................................................................. 
D.   Manfaat Penelitian............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN           
A.    Frase dan Jenisnya ....................................................................................                
B.     Kalimat Dasar ......................................................................       
C.    Unsur Kalimat ...................................................................                
D.   Kalimat Luas............................................................................................
E.    Jenis Kalimat ...........................................................................................
BAB III PENUTUP
A.      Simpulan .............................................................................................................
B.       Saran  ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA






                                                BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan kunci utama dalam keberhasilan suatu proses komunikasi. Sampainya pesan atau informasi yang disampaikan kepada lawan bicara dapat terjadi jika penutur dan petutur sama-sama dapat memaknai pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya. Akan tetapi, proses komunikasi tidak dapat berjalan dengan semestinya jika terjadi kesalahapahaman dalam suatu pembicaraan. Oleh sebab itu, penutur dan petutur suatu bahasa harus memiliki kemampuan memaknai bahasa dengan baik.
Beragamnya suku yang ada di Indonesia membuat Indonesia dikenal dengan negeri yang kaya budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki bahasa daerah yang beragam, yang merupakan warisan turun-temurun oleh nenek moyang kita. Bahasa daerah juga merupakan satu warisan kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.
Bahasa Nias sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia juga memiliki berbagai bentuk dan kaidah kebahasaan. Jika masyarakat Nias dan para penutur bahasa Nias tidak memahami kaidah sintaksis bahasa Nias, maka setiap penutur dan petutur bahasa Nias akan sulit dalam menggunakan bahasa Nias sebagai bahasa komunikasi mereka..
Mengingat pentingnya eksistensi bahasa daerah dan kaidah kebahasaan yang harus dipahami, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji mengenai sintaksis bahasa Nias.

B.      Rumusan Masalah
       1.  Bagaimanakah frase dan jenisnya dalam bahasa Nias?
       2.  Bagaimanakah kalimat dasar dalam bahasa Nias?
       3. Bagaimanakah unsur kalimat dalam bahasa Nias?
       4. Bagaimanakah kalimat luas dalam bahasa Nias?
       5. Apa sajakah jenis kalimat dalam bahasa Nias?


C. Tujuan penulisan
       1.  Mendeskripsikan frase dan jenisnya dalam bahasa Nias
       2.  Mendeskripsikan kalimat dasar dalam bahasa Nias
       3. Mendeskripsikan unsur kalimat dalam bahasa Nias
       4. Mendeskripsikan kalimat luas dalam bahasa Nias
       5. Mendeskripsikan jenis kalimat dalam bahasa Nias

D. Manfaat Penulisan
       1. Menjadi bahan rujukan bagi penulisan dan penelitian bahasa Nias
       2. Menjadi pedoman dalam memahami Sintaksis bahasa Nias






BAB II PEMBAHASAN

2.1 Frase dan Jenisnya
Penjenisan frase didasarkan pada jenis kata yang menjadi inti frase itu, yakni kata benda,kata kerja, kata sifat atau keadaan, kata bilangan, dan partikel. Jadi, frase dapat digolongkan sebagai (1) frase benda, (2) frase kerja, (3) frase sifat atau keadaan, (4) frase bilangan, dan (5) frase partikel.
2.1.1 Frase benda
a. Bentuk
Frase benda dapat dibangun oleh:
1)   Kata benda + kata benda
Contoh: bulu gae                  ‘daun pisang’             
Tanõ nowi               ‘tanah ladang’            
2)   Kata benda + kata sifat
Contoh: idanõ auchu                        ‘air panas’                   
  Tanõ soyo               ‘tanah merah’
3)   Kata benda + kata kerja
Contoh: gowi nirino              ‘ubi masak’                 
 Gae nibogõ              ‘pisang bakar’
4)   Kata benda + partikel
Contoh: omo da’a                 ‘rumah ini’                  
Karate da’õ               ‘kertas itu’      
5)   Kata bilangan + kata benda
Contoh: fefu niha                  ‘semua orang              
Ato ira                       ‘banyak mereka’
b. Arti
1)   Bila frase itu terdiri dari kata benda + kata benda, bagian kedua menjelaskan bagian pertama.
Contoh: gawu nasi                ‘pasir laut’                  
Omo kara                ‘rumah batu’               
2)   Bila frase itu terdiri dari kata benda + kata sifat, bagian kedua menerangkan sifat atau keadaan bagian pertama.
Contoh: karate soyo              ‘kertas merah’            
  Nucha safusi           ‘kain putih’
3)   Bila frase itu terdiri dari kata benda + kata kerja, bagian kedua menerangkan sifat atau keadaan bagian pertama.
Contoh: niha sanõrõ             ‘orang yang berjalan’             
 Gowi nidõkhi           ‘ubi yang diparut’
4)   Bila frase itu terdiri dari kata benda + partikel, bagian kedua membatasi bagian pertama.
Contoh: ose da’õ                   ‘pondok itu’               
Niha da’õ                  ‘orang itu’      
5)   Bila frase itu terdiri dari kata bilangan + kata benda, bagian pertama menerangkan jumlah bagian kedua.
Contoh: oya niha                  ‘banyak orang                        
Fitu omo                   ‘tujuh rumah’

2.1.2 Frase Kerja
a. Bentuk
Frase kerja dapat dibagi oleh:
1)   Kata kerja + kata kerja
Contoh: mõi manga              ‘daun pisang’             
Manga mõrõ           ‘tanah ladang’            
2)   Kata kerja + kata benda ( + partikel)
Contoh: molowi ndru’u da’õ                        ‘membabat rumput itu’                      
  Manaba manu da’õ                        ‘memotong ayam itu’
3)   Kata kerja + kata bilangan
Contoh: halõ fefu                 ‘ambil semua’             
  Õli ma’ifu                ‘beli sedikit’
4)   Kata kerja + kata sifat
Contoh: omo da’a                 ‘rumah ini’                  
Karate da’õ               ‘kertas itu’      
5)   Kata bilangan + kata benda
Contoh: halõwõ sabua          ‘kerja berat’                
 Mõrõ sabata             ‘tidur sebentar’
b. Arti
1)   Bila frase itu terdiri dari kata kerja + kata kerja, bagian kedua menjelaskan bagian pertama.
Contoh: mõi manaba                        ‘pergi memotong’                   
Omasi manga         ‘mau makan’              
2)   Bila frase itu terdiri dari kata kerja + kata benda ( + partikel), bagian ketiga membatasi bagian kedua, sedangkan bagian pertama mengenai bagian kedua.
Contoh: mowõli nukha da’õ             ‘membeli kain itu’                  
  Mogao  tanõ da’õ               ‘menggali tanah itu’
3)   Bila frase itu terdiri dari kata kerja + kata bilangan, bagian kedua menjelaskan jumlah bagian pertama.
Contoh: halõ ma’ifu              ‘ambil sedikit’            
 Õli sambua              ‘beli sebuah’
4)   Bila frase itu terdiri dari kata kerja + kata sifat, bagian kedua menerangkan bagian pertama.
Contoh: mamazawa sabua               ‘mengangkat yang berat’                   
 Mowõli si mura                    ‘membeli yang murah’           
5)   Bila frase itu terdiri dari kata kerja + kata partikel, bagian kedua membatasi bagian pertama.
Contoh: mofanõ mahemolu              ‘berangkat besok’                   
  Halõwõ da’õ                       ‘kerja itu’

2.1.3 Frase Sifat
a. Bentuk
Frase sifat dapat dibangun oleh:
1)   Kata sifat + kata sifat
Contoh: ebua esolo               ‘besar gemuk’             
Aelo abe’e               ‘licin keras’                 
2)   Kata sifat + kata benda
Contoh: ebua niha                ‘besar orang’              
  Anau bu                  ‘panjang rambut’
3)   Kata sifat + kata kerja
Contoh: alio manga              ‘cepat makan’             
Ara mofanõ               ‘lama berangkat          
4)   Kata sifat + kata bilangan
Contoh: ebolo maifu             ‘lebar sedikit’             

b. Arti
1)   Bila frase itu terdiri dari kata sifat + kata sifat, bagian kedua menjelaskan bagian pertama.
Contoh: ide-ide abogo-bogo             ‘kecil pendek’            
  Awulo-wulo enau                ‘bulat panjang’                       
2)   Bila frase itu terdiri dari kata sifat + kata benda, bagian pertama menjelaskan keadaan bagian kedua.
Contoh: ebua dõdõ                           ‘besar hati’                 
  Alawa niha                          ‘tinggi orang’
3)   Bila frase itu terdiri dari kata sifat + kata kerja, bagian pertama menjelaskan bagian pertama kedua.
Contoh: awena mofanõ                     ‘baru berangkat’                     
 Bohou manga                      ‘baru makan’
4)   Bila frase itu terdiri dari kata sifat + kata bilangan, bagian kedua menerangkan jumlah bagian pertama.
Contoh: mamazawa sabua               ‘mengangkat yang berat’                   
 Mowõli si mura                    ‘membeli yang murah’           

2.1.4 Frase Bilangan
a. Bentuk
Frase bilangan dapat dibangun oleh kata bilangan  + kata bilangan.
Contoh: lima wulu                ‘lima puluh’                
Fitu ngaotu             ‘tujuh ratus’                
b. Arti
Arti frase bilangan ialah bagian pertama menjelaskan jumlah bagian kedua.
Contoh: dua wulu                 ‘dua puluh’                 
  Fitu ngaotu                         ‘tujuh ratus’    
         
2.1.5 Frase Partikel
a. Bentuk
Frase partikel dapat dibangun oleh:
1)   Partikel + kata benda
Contoh: ba nomo                  ‘di rumah’                  
Ba nowi                   ‘di ladang’                  
2)   Partikel + kata kerja (+ partikel)
Contoh: na mofanõ               ‘besar orang’              
  No lafake da’õ        ‘sudah dipakai itu’
3)   Partikel + Kata sifat
Contoh: ena’õ sõkhi              ‘supaya bagus’                       
Arakhagõ akhori       ‘hampir habis’
4)   Partikel + kata bilangan
Contoh: na oya                     ‘kalau banyak’            
              Arakhagõ otu          ‘hampir seratus’

b. Arti
1)   Bila frase itu terdiri dari partikel + kata benda, bagian pertama menunjukkan arah atau tempat pada bagian kedua.
Contoh: ba nose                    ‘di pondok’                
  Ba nasi                    ‘di laut’                      
2)   Bila frase itu terdiri dari partikel + kata kerja + partikel, bagian ketiga membatasi bagian kedua, sedangkan bagian pertama menerangkan bagian kedua.
Contoh: no manga da’õ                    ‘sudah makan itu’                  
  No mohalõwõ da’õ             ‘sudah kerja itu
3)   Bila frase itu terdiri dari partikel + kata sifat dan partikel + kata bilangan, bagian pertama menerangkan keadaan bagian kedua.
Contoh: awena mofanõ                     ‘baru berangkat’                     
 Bohou manga                      ‘baru makan’

2.2 Kalimat Dasar
2.2.1 Pola Kalimat Dasar
        Pola kalimat dasar bahasa Nias ialah unsur predikat (P) mendahului unsur subjek (S).
Contoh: mõido ba fasa sabata        ‘pergi saya ke pasar sebentar’
              ‘saya pergi ke pasar sebentar’
No manga nono da’õ       ‘sudah makan anak itu’
              ‘anak itu sudah makan’



1 komentar:

  1. Bolehkah di bagikan kepada kita rpp dan silabus bahasa daerah nias?

    BalasHapus