Aku kenang
kembali masa lalu ku..
Masa dimana aku lahir kedunia, masa dimana aku terlahir
sebagai bayi kecil yang tidak tahu apa-apa, bahkan tidak mengerti siapa
ibu-bapaknya,,. aku hanya mendengar dan memahami masa kecilku dengan
menggambarkannya dan merangkainya sesuai dengan imajinasiku saja. Aku mendengar
bahwa aku tumbuh dalam keluarga yang kehidupannya sangatlah tertekan dan
melelahkan dikarenakan kepahitan hidup dan tekanan batin yang dirasakan kedua
orang tuaku saat itu. Mereka harus merawatku. Namunselalu menyukuri kehadiranku
sebagai anak pertama mereka,
Mereka lalui hari-hari dengan bekerja
dibawah paksaan dan penderitaan sebagai seorang pekerja yang layaknya disebut
pekerja kasar.. aku juga selalu meneteskan air mata jika merasakan pahitnya dan
sakitnya bathin serta raga mereka waktu itu, dan cukup untuk membuatku takut
mengecewakan mereka jika aku mengingat hal itu yang layaknya kegembiraanlah dan
kebanggaanlah yang harus aku berikan kepada mereka selalu.
Kembali lagi teringat, saat itu aku
selalu diberikan kecukupan gizi dan makanan, serta berusaha menjadikanku putri
yang sangat berkecukupan sama senangnya dengan mereka putri-putri orang yang
berkehidupn layak dan sangatlah berkecukupan bahkan lebih berkecukupan, walaupun
bapakku harus memikul dan menjunjung beratnya beras 50 kg berjalan kaki
sepanjang 5 km dengan jalan lalu lintas yang mereka lalui saat itu hanyalah jalan lumpur
yang licin dibawah pokok-pokok karet yang bahayanya dapat mnggelincirkan orang
yang melaluinya, dengan tebing dan jurang yang sangat berbahaya. Namun bapakku
selalu menjadi pahlawan buatku.Tidak berbeda jauh dengan ibuku,.. ibuku yang
kukasihi, bahkan melebihi hidupku. Jika aku melihat tubuhnya, aku teringat akan
pengorbanan luar biasanya mencoba menjadi ibu yang sempurna buatku walaupun sebenarnya
ibuku sudah sangat sempurna dimataku dan dihatiku.Kesempurnaan itu hanya ada
pada pandanganku sebagai seorang anaknya yang akan selalu menjadi orang yang
selalu ada baginya sekalipun kelak aku tidak dapat berjalan lagi tetapi aku
akan terus menjadi mata untuknya sekalipun aku tidak dapat menemaninya
berbicara lagi tetapi aku akan berusaha menjadi pendengar setianya kelak,
berusaha menjadi bagian dirinya yang sudah semakin sangat rapuh. Masa itu
ibuku, orang yang rela mati buatku, selalu membawaku dan membimbingku serta
membesarkanku tanpa kurang suatu apapun dari hatinya untukku. Saat itu ia
selalu memberikanku motivasi, membimbingku dan mendidikku hingga aku menjadi
kuat dan menjadi seperti harapannya yaitu kelak aku akan menjadi wanita yang
memuliakan Tuhan dan menjadi wanita yang berpendidikan serta penuh dengan
perilaku yang baik layaknya harapan-harapan kalangan semua ibu-ibu untuk
anaknya, anaknya yang ia kasihi.
Aku bisa melihat juga dalam raut wajahnya
bekas-bekas luka dan kepahitan yang besar dalam hidupnya dan usahanya dulu.
Tidak ada rasa malu, tidak ada rasa lelah, tidak ada kekecewaan dan tidak ada
penyesalan dalam hidup dan kata-katanya.. dia selalu tersenyum walaupun
terkadang hatinya menangis.. walaupun terkadang hatinya menjerit dan walaupun
bathinnya tertekan luar biasa, tetaplah ia tersenyum kepada siapapun.. sungguh
ibuku yang luar biasa, jika ditanyakan pada saat ini, apakah kamu rela
meninggal demi ibumu? Maka aku dengan sangat senang hati dan dengan sangat rela
akan menyerahkan hidupku deminya, demi ibuku, ibuku.. ibuku seorang sumber
ketenanganku. Begitulah besarnya rasa cintaku dan rasa sayangku kepada ibuku..
Rasa sayang dan kasih mereka hingga
kini pun masih kurasakan dan kuterima. Kasih yang dengan Cuma-Cuma mereka
berikan tanpa meminta balasan dari seluruh pengorbanan mereka. Dari segala
jerih payah dan tetesan keringat dan air mata mereka.
Kini aku berada dalam semester dua di
Universitas Riau. Sebuah kebanggaan pada saat ini aku boleh bersama dengan
mereka yang menjadi mahasiswa unri, kuliah untuk menggapai cita-cita. Sebuah
kebanggaan pula aku dapat meraih beberapa penghargaan dari prestasi yang dapat
kucapai saat ini.
Aku sadari semuanya bukan karena
kekuatan dan kelebihan kami. Tetapi berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Namun,
disisi lain aku juga sangat berterima kasih terhadap orang tuaku tercinta… dua
insan yang dipersatukan, dengan usaha dan jerih payah mereka, dengan doa-doa
mereka aku dapat merasakan semua ini layaknya seperti anak-anak lainnya yang
kehidupannya jauh lebih baik..
Aku akan berusaha membanggakan dan
menyenangkan mereka, hingga mereka akan melihatku wisuda dan meraih gelar
sarjana. Sebuah gelar yang mereka inginkan. Sebuah tanda tetesan keringat dan
air mata mereka. Bapakku dan ibuku..
Tuhanlah yang selalu akan melihat dan
menjagai kalian disaat aku tidak ada disisi mu.. bapakku dan ibuku…
Terimakasih buat segalanya, aku akan
berusaha memberikan yang terbaik buat kalian, dan akan aku usahakan segala yang
terbaik dari usaha yang terbaik hingga aku tidak mampu lagi untuk melakukannya…J
TERIMAKASIH BAPAK…
TERIMAKASIH IBUKU..
…SALAM HANGAT DARI ANAKMU DI SINI…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar