Selasa, 20 November 2018

Cerpen *Menunggunya dalam diam (Catatan 2015)


Dia yang kunantikan
Sejauh mata melihat bahkan sejauh hatiku terpaut, maka hanya dia yang selalu ada. Entah sejak kapan rasa ini ada. yang aku sadari perasaanku semakin menjadi dan semakin kuat terhadapnya. Aku bertahan dan tetap menunggu. Aku menanti dan tetap menatap ke arahnya. Aku bahkan tak mengetahui kalau aku sekarang sedang dan masih di tempat yang sama mengharapkannya menjadi bagian dari kisah hidupku dan seseorang yang akan menjadi sandaranku di dunia ini untuk mengarungi berbagai macam gelombang kehidupan yang sangat kuat ini.
Sudah dua tahun aku mendoakannya. Menunggunya dalam diam. Tersenyum kearahnya dan bahkan tak jarang aku memberinya kode dengan berbagai cara yang menurutku masih pantas dan wajar bagi seorang perempuan Allah.
Kesepian???
Ya, tentu. Dikala aku sendiri dan saat aku mulai merasa beban dan tanggung jawab ini semakin banyak terkadang aku menantikan dia ada untuk berada di sisiku. Minimal membaca sms darinya atau mendengar suaranya saja sudah cukup bagiku untuk memulihkan kembali semangat hidupku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar