Melerai rintik-rintik hujan diantara ruang kosong dilangit,
memisahkan seribu butir-butirnya diantara raut wajah sang bunda,
ketidakmungkinannya memanjakan wajahnya yang letih,
susah payah dan titik-titik air di lereng keanggunan dan manisnya,
kini berlari mengucur, seakan-akan berlomba-lomba ingin menang,
apa yang dapat ku perbuat?
cuka, siapa yang membawanya? tak ada yang tahu, tetapi ada,
seandainya hidup dan masa depan penuh dengan sinar-sinar permata yang merah
seandainya penuh dengan gunung pengharapan,
apa yang dapat ku perbuat?
ku kirimkan beribu-ribu syair,
beribu-ribu cerita kepada-Nya, agar aku dapat berbuat,
kelak, untuk menghentikan dan menggantikan titik-titik air dilereng keanggunan dan manis mu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar