Cintaku kepadaMu.
(Di penghujung Sabtu, di tengah keheningan)
Tuhan...
Aku datang.
Tuhan...
Aku kembali.
Apakah Tuhan dengar? Ah, pasti Engkau mendengarnya. Mana mungkin Tidak, jika hati saja bisa Engkau tahu apa isinya. Apalagi saat aku berbicara begini kepadaMu, ditengah malam yang tak satupun mengganggu kita berdua berbicara.
Tuhan...
Bukankah malam ini terlalu romantis bagi kita? Hanya ada kita. Semua orang sudah terlelap. Hihihi... Esok aku akan jadikan waktu ini sebagai waktu kita untuk mengobrol berdua. Maaf Tuhan, aku jadi suka tidak memberikanMu waktuku untuk bercerita mengenai kabarku. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk. Maafkan aku, aku kadang cuek dengan Mu.
Tuhan, malam ini aku bicara mungkin terlalu panjang, tapi aku tahu Engkau sudah tahu niatku sekarang mau mengatakan apa. Ah, inilah yang paling tidak bisa aku hindari, Engkau selalu mendahuluiku, Engkau selalu lebih tahu sebelum aku bercerita. Tapi, tidak apa-apalah Tuhan, bukankah Engkau suka jika aku mengaku dengan mulutku?
Tuhan. Aku mencintai Mu.
Aku yakin, Tuhan sudah dan pasti menerimaku. Tidak menolakku seperti kebanyakan orang yang pernah hadir, apalagi meninggalkanku tanpa sebab. Maaf Tuhan, aku jadi curhat mengenai orang lain kepadaMu.
Tapi, Tuhan, jujur aku malu.
Malu, pada diriku sendiri malam ini. Beberapa pekan terakhir aku begitu merindukanmu, aku ingin bertemu denganMu, tapi aku tidak bisa, aku mau jujur, sebenarnya aku lagi selingkuh. Maaf Tuhan, aku selingkuh dengannya.
Iya....
Aku selingkuh dengan duniaku.
Maafkan aku. Aku tergoda dan tidak menepati janjiku untuk setia sampai akhir. Tapi aku tahu kok, Tuhan baik. Tuhan mencintaiku apa adanya. Tuhan, aku sebenarnya diam-diam menyadari kok perjuangan Tuhan untukku. Aku merasa bersalah setiap kali tergoda dengan dunia.
Ya.
Dunia memang mengasikkan. Tuhan tahu? Terkadang dunia menawarkanku banyak hal, ah... Membuatku melayang. Tuhan juga aku mau jujur, kemarin itu dunia sempat membuatku hampir memutuskan Tuhan saat aku diperkenalkan dunia dengan keindahan lainnya. Contohnya saja, aku diajak ke suatu tempat yang indah, dunia memberikanku hadiah emas, dunia berjanji akan segera menikahiku. Wah, betapa aku tidak tertarik Tuhan? Tapi, saat aku pikirkan kemudian, aku sudah salah Tuhan.
Malam ini, aku mau jujur.
Mungkin Tuhan sangat marah padaku, makanya Tuhan diam saja mendengarkanku saat ini. Engkau baik sekali Tuhan. Itulah yang membuatku bertahan dalam godaan dunia. Engkau selalu siap menopangku dan menerimaku. Cintamu bukan hanya janji tetapi bukti. Setiamu telah aku lihat. Tuhan begitu sangat baik padaku. Saat aku ada masalah, Tuhan tidak langsung memberikanku bantuan, tapi menungguku bicara dan melepaskan semuanya padaMu lalu Engkau mengatasi semuanya tanpa sisa.
Tuhan...
Aku mencintaiMu.
Dunia bisa menggodaku tapi tidak akan pernah bisa membuatku jauh dari Mu apalagi berpaling dari Mu.
Tuhan...
Aku mencintaiMu.
Entahkah esok aku kembali salah, aku mohon tegur lah aku Tuhan. Sadarkan aku. Pulihkan aku dan teruslah menjagaku.
Sebab aku tahu, Tuhan ada di dalam hatiku. Tuhan tidak pernah jauh. Engkau selalu menjagaiku setiap waktu. Engkau adalah pahlawanku. Engkau hanyalah sejauh saat aku berbicara seperti ini kepadaMu. Seperti ini, saat aku cerita panjang lebar dengan jujur seperti anak kecil dihadapan Mu. Engkau Hanya sejauh DOA.
Ah, ternyata sudah larut hampir pagi.
Aku suka lupa waktu kalau sudah curhat dengan Mu.
Tuhan.... Selamat malam menjelang pagi.
Tuhan.... Aku mencintai Mu.
Tuhan... Miss you
Esok, saat terbangun ada yang hendak aku sampaikan kepada Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar