Bayangan kekaguman
Aku
hanya kagum sama dia ti... ucapku lirih...
Namun,
siti hanya melihatku sambil tersenyum dan memalingkan wajahnya, kembali ia
menatap lurus menghadap lapangan luas yang tak seorangpun sore ini
melintasinya.. pernyataannya bahwa aku menyukai fardi tadi sempat membuat aku
syok seketika. Aku bukanlah orang yang mudah terbuka akan hal-hal yang
berhubungan dengan kepribadianku terlebih lagi ketika itu berhubungan dengan
hal perasaanku, memoriku kembali
berputar tentang ardi, laki-laki yang memiliki kepribadian santun menurutku,
penuh kharisma, rajin, dan tampil apa adanya.. perasaan itu aku tak menyadari
kapan mulai aku rasakan terhadap Ardi, laki-laki yang juga menjabat sebagai
Duta Bahasa itu.
Ahh,..
aku selalu pusing dan perasaanku berkecamuk tatkala pikiranku dirasuki oleh bayang-bayang wajahnya, ketika itu pula jantungku rasanya mau
copot...
Ayok
ti, kita masuk ruangan,... dosen sudah datang tuh... bergegas aku menarik
tangannya dan langsung saja kami berjalan beriringan. Aku segera mengambil
posisi duduk di depan dan paling pojok sebelah kiri. Dosen memasuki ruangan dan kuliahpun
berlangsung selama beberapa jam, sedikit agak bosan kurasakan karena hawa di
ruangan kuliah ini penuh dengan kenyamanan terlebih AC menempel disetiap sudut
ruangan.. paslah untuk terpancing menutup mata sejenak.. sembari dosen
menjelaskan materi perkuliahan hari itu ketika itu pula mataku mulai menutup
rapat dan kurasakan sayub-sayub suara dosen mulai menghilang dari
pendengaranku.. “takkk” pundakku di pukul pelan dan sontak saja mataku
membelalak seketika, rasa ngantuk yang tadi menerpa kuat kini secerca pun tidak
ada lagi, jantungku rasanya berdegup kencang bahkan aku mengira puspa teman
sekelasku yang tepat berada disebelahku saat itu pun mendengar desahan napas
kekagetanku saat itu.. mata teman-teman sekelas mulai melihat kearahku sambil
mencuri pandang kearah dosen karena takut ketahuan sedang melihatku.. untungnya
dosen tidak menyadari kegaduhan suasana saat itu..aku langsung menoleh
kebelakang melihat sosok orang yang berani-beraninya mengagetkanku, dalam
pikiranku saat itu, siapapun dia orangnya maka ketika aku menoleh aku pastikan
dia akan melihat tatapan sinis serta perkataan yang akan membuat panas
telinganya dari ku, berani-beraninya dia, dasar tidak sopan!
Seketika
Aku memutar balik badan dan wajahku kebelakang,.. “deg...” sebuah senyuman
manis dari Ardi menatap kearahku, jangankan tatapan sinis, ataupun perkataan
keluar dari mulutku.. aku tercengang malu dan merasa sedikit senang juga aku
merasa wajahku memerah seketika... “Gila..” aku memalingkan wajahku dengan
cepat kedepan... aku bingung, perasaanku campur aduk... “sumpah..malu...!”
Sepanjang
perkuliahan aku tidak merasa mengantuk sama sekali, mataku terus menatap
kedepan dan sedikitpun materi perkuliahaan yang dimulai jam 04.00 sore itu
tidak ada satupun yang aku pahami, yang sempat aku dengar hanyalah ucapan salam
dari dosen bersangkutan saat masuk tadi. Dan sepanjang waktu setelah aku di
kagetkan Ardi tadi wajahku hanya menatap lurus ke depan tanpa berani menoleh ke
kiri atau ke kanan apalagi meihat kebelakang kearah Ardi. Mungkin dia
menertawakanku, atau mungkin dia menegejek kearahku, atau mungkin pula ia
menganggap aku seorang perempuan yang malas ia lihat.. mungkin.. semuanya itulah yang aku pikirkan hingga perkuliahan
selesai aku bergegas keluar dari kelas mendahului dosen yang mengajar saat itu.
Siti memanggilku dari kelas tetapi aku tidak berani menoleh kebelakang lagi..
aku berjalan setengah berlari hampir melewati pintu ruangan kelas, tiba-tiba
Ardi dari belakangku memanggilku dan berlari kearahku,.. “zenn...zenn..,
bentar, ini notebook kamu ketinggalan” teriaknya setengah berlari. Emmm,..
dengan wajah memerah aku memutar balik badan dan mengambil notebook tersebut
tanpa berani menatap wajahnya. “Terimakasih..” ucapku lirih, bahkan hampir
tidak terdengar sangking gugupnya. “ia..sama-sama..” balasnya dengan
senyumannya yang khas banget.. “maaf ya, tadi kamu kaget gara-gara ulahku..
lain kali kamu jangan tidur saat kuliah berlangsung ya.. hehhe” uacapnya
kepadaku tanpa berhenti menatapku.. deg,deg,deg... kali ini kurasakan detak
jantungku bertambah kencang, aku takut ia mendengar dan melihat salah tingkahku
kali ini, akupun berlari meninggalkannya tanpa membalas ucapan maafnya..
Hufft..
hari ini benar-benar mimpi buruk sekaligus mimpi yang menyenangkan.. di satu
sisi aku mengeluh dan ingin melupakan kejadian memalukan tadi, tetapi di satu
sisi aku ingin kejadian tadi terus berlanjut setiap harinya... hahah... harapan
yang memalukan... namun, satu yang aku sadari bahwa perasaanku ini akan tetap
bersamanya meskipun ketika dia tidak tersenyum lagi untukku.. aku akan tetap
melihatnya dari jauh.. sebagai bentuk pengorbananku, perasaan yang tidak
terbalas.. selamanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar