Selasa, 20 November 2018

Cerpen *Tangan tak sampai (Catatan 2015)


Bayangan kekaguman
Aku hanya kagum sama dia ti... ucapku lirih...
Namun, siti hanya melihatku sambil tersenyum dan memalingkan wajahnya, kembali ia menatap lurus menghadap lapangan luas yang tak seorangpun sore ini melintasinya.. pernyataannya bahwa aku menyukai fardi tadi sempat membuat aku syok seketika. Aku bukanlah orang yang mudah terbuka akan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadianku terlebih lagi ketika itu berhubungan dengan hal perasaanku,  memoriku kembali berputar tentang ardi, laki-laki yang memiliki kepribadian santun menurutku, penuh kharisma, rajin, dan tampil apa adanya.. perasaan itu aku tak menyadari kapan mulai aku rasakan terhadap Ardi, laki-laki yang juga menjabat sebagai Duta Bahasa itu.
Ahh,.. aku selalu pusing dan perasaanku berkecamuk tatkala pikiranku  dirasuki oleh bayang-bayang wajahnya,  ketika itu pula jantungku rasanya mau copot...
Ayok ti, kita masuk ruangan,... dosen sudah datang tuh... bergegas aku menarik tangannya dan langsung saja kami berjalan beriringan. Aku segera mengambil posisi duduk di depan dan paling pojok sebelah kiri.  Dosen memasuki ruangan dan kuliahpun berlangsung selama beberapa jam, sedikit agak bosan kurasakan karena hawa di ruangan kuliah ini penuh dengan kenyamanan terlebih AC menempel disetiap sudut ruangan.. paslah untuk terpancing menutup mata sejenak.. sembari dosen menjelaskan materi perkuliahan hari itu ketika itu pula mataku mulai menutup rapat dan kurasakan sayub-sayub suara dosen mulai menghilang dari pendengaranku.. “takkk” pundakku di pukul pelan dan sontak saja mataku membelalak seketika, rasa ngantuk yang tadi menerpa kuat kini secerca pun tidak ada lagi, jantungku rasanya berdegup kencang bahkan aku mengira puspa teman sekelasku yang tepat berada disebelahku saat itu pun mendengar desahan napas kekagetanku saat itu.. mata teman-teman sekelas mulai melihat kearahku sambil mencuri pandang kearah dosen karena takut ketahuan sedang melihatku.. untungnya dosen tidak menyadari kegaduhan suasana saat itu..aku langsung menoleh kebelakang melihat sosok orang yang berani-beraninya mengagetkanku, dalam pikiranku saat itu, siapapun dia orangnya maka ketika aku menoleh aku pastikan dia akan melihat tatapan sinis serta perkataan yang akan membuat panas telinganya dari ku, berani-beraninya dia, dasar tidak sopan!
Seketika Aku memutar balik badan dan wajahku kebelakang,.. “deg...” sebuah senyuman manis dari Ardi menatap kearahku, jangankan tatapan sinis, ataupun perkataan keluar dari mulutku.. aku tercengang malu dan merasa sedikit senang juga aku merasa wajahku memerah seketika... “Gila..” aku memalingkan wajahku dengan cepat kedepan... aku bingung, perasaanku campur aduk... “sumpah..malu...!”
Sepanjang perkuliahan aku tidak merasa mengantuk sama sekali, mataku terus menatap kedepan dan sedikitpun materi perkuliahaan yang dimulai jam 04.00 sore itu tidak ada satupun yang aku pahami, yang sempat aku dengar hanyalah ucapan salam dari dosen bersangkutan saat masuk tadi. Dan sepanjang waktu setelah aku di kagetkan Ardi tadi wajahku hanya menatap lurus ke depan tanpa berani menoleh ke kiri atau ke kanan apalagi meihat kebelakang kearah Ardi. Mungkin dia menertawakanku, atau mungkin dia menegejek kearahku, atau mungkin pula ia menganggap aku seorang perempuan yang malas ia lihat.. mungkin.. semuanya  itulah yang aku pikirkan hingga perkuliahan selesai aku bergegas keluar dari kelas mendahului dosen yang mengajar saat itu. Siti memanggilku dari kelas tetapi aku tidak berani menoleh kebelakang lagi.. aku berjalan setengah berlari hampir melewati pintu ruangan kelas, tiba-tiba Ardi dari belakangku memanggilku dan berlari kearahku,.. “zenn...zenn.., bentar, ini notebook kamu ketinggalan” teriaknya setengah berlari. Emmm,.. dengan wajah memerah aku memutar balik badan dan mengambil notebook tersebut tanpa berani menatap wajahnya. “Terimakasih..” ucapku lirih, bahkan hampir tidak terdengar sangking gugupnya. “ia..sama-sama..” balasnya dengan senyumannya yang khas banget.. “maaf ya, tadi kamu kaget gara-gara ulahku.. lain kali kamu jangan tidur saat kuliah berlangsung ya.. hehhe” uacapnya kepadaku tanpa berhenti menatapku.. deg,deg,deg... kali ini kurasakan detak jantungku bertambah kencang, aku takut ia mendengar dan melihat salah tingkahku kali ini, akupun berlari meninggalkannya tanpa membalas ucapan maafnya..
Hufft.. hari ini benar-benar mimpi buruk sekaligus mimpi yang menyenangkan.. di satu sisi aku mengeluh dan ingin melupakan kejadian memalukan tadi, tetapi di satu sisi aku ingin kejadian tadi terus berlanjut setiap harinya... hahah... harapan yang memalukan... namun, satu yang aku sadari bahwa perasaanku ini akan tetap bersamanya meskipun ketika dia tidak tersenyum lagi untukku.. aku akan tetap melihatnya dari jauh.. sebagai bentuk pengorbananku, perasaan yang tidak terbalas.. selamanya.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar