Pura-pura
Belum
juga kah kau menyadarinya??? Belum juga kau mengetahui perasaanku padamu???
Ahhh,, atau mungkin kau hanya berpura-pura tidak tahu dan mungkin juga kau
masih membebaskan rasaku ini melayang tak menentu tercerai dari ikatan yang
sudah selama ini aku eratkan pada hati mu?
Asal
kau tahu semua ini sudah menelan waktuku yang begitu lama, mencerca pikirku
yang terkadang ingin berpaling dari rasa ini padamu. Dulu, apakah kau masih
ingat waktu itu? Waktu aku seperti orang gila merasa ketakutan dan berbicara banyak
hal namun tak pernah jelas dihadapanmu karena melihatmu untuk pertama kalinya
dari tengah ruangan berukuran 4x8 cm, ruangan yang setengah kisahku ini
tertuang dan membekas goresan di lantai-lantai ruangan cintaku. Disana, di
ruangan kuliah saat kau pertama kali kulihat masuk dan bertanya padaku dan
berbicara “maaf, apakah aku bisa duduk di bangku ini?” lalu tanpa sempat aku
menyampaikan persetujuanku, kau sudah duduk dengan senyuman yang membuat ku
gugup setengah mati.
Untuk
ku saat itu hal seperti itu tidaklah begitu berarti. Namun, dari saat itulah
aku meyakini kau menerobos masuk ke pikiranku. Kau berani-beraninya meruntuhkan
benteng pertahananku untuk menutup diri dari kaum adam seperti mu. Benteng yang
kokoh ku bangun dengan perjuanganku, dengan usaha tanpa mengasihani diriku
sendiri, tanpa memberikan celah sedikitpun bagi angin yang membawa virus-virus
si merah jambu itu kepadaku. Kau mulai berani mengusik kenyamananku dalam
duniaku sendiri.
Kau
memang pernah mengatakannya padaku. Bahkan kau pernah berterus terang akan
hatimu, dan aku bingung dengan prinsip dasarmu mengenai cinta saat kau
mengatakan “cinta itu akan datang dengan
sendirinya, tidak perlu di cari. Kalau jodoh pasti akan bertemu dan bersatu”.
Kau mengucapkannya sama seperti ekspresi pertama aku melihatmu, dengan
senyumanmu itu. Saat itu aku merasakan kau berubah dari sosok biasamu menjadi
sosok yang spesial dan sedikit melemahkan alarm peringatan dalam hatiku.
Perkataan mu saat itulah yang menjadikanku berani maju selangkah dari titik
konsistenku, meskipun saat itu kau mengucapkannya bukan padaku, diam-diam aku
mendengarnya saat kau bersama teman-teman sejawatmu. Kau tidak tahu kan bahwa
sebenarnya aku sudah mulai memperhatikanmu. Bahkan juga kau takkan pernah tahu
saat itu aku mulai mendekat padamu. Mulai menyukai sikap mu yang jahil itu.
Mulai menyukai hal-hal jahatmu.
Aneh,..
yah, itulah aku. Aneh, aneh dan aneh! Tiba-tiba aku mulai merasakan sakit di
bagian tubuhku, tepatnya dalam organ tubuhku yang paling vital ini. Sakitnya
membuat aku jatuh tak sadarkan diri. Penyakit ini menimbulkan efek-efek dan
bahkan memunculkan penyakit lain pada bagian tubuh lainnya. Penyakit ini
membuat sakit kepalaku muncul, karena harus memikirkan kau yang sampai saat ini
tidak menganggap ku, pada jiwaku muncul penyakit gelisah , pada mataku mulai
sakit karena harus mengeluarkan butiran-butiran air bening yang aku sendiri tak
tahu kenapa ia jatuh dengan sendirinya saat melihatmu memegang tangan sosok
wanita cantik itu, wanita yang aku anggap mirip seperti model-model iklan yang
sangat cantik. Kau tak akan pernah tahu aku merasakan penyakit ini kan??? Ya...
aku menderita penyakit HATI....
Aaarrrgggrhhh....
Aku
juga masih ingat, waktu itu aku tanpa sadar, marah dan menangis sejadi-jadinya
di dalam hati. Aku terpaksa memenjarakan amarah dan tangis itu untuk sementara
waktu di dalam jiwaku. Kemudian berselang beberapa jam kemudian, mereka aku
lemparkan keluar dari pikiran, hati dan jiwaku dengan sekuat tenaga..
Saat
ini kau juga masih sama. Kau permainkan perasaanku! Kau kira semua yang telah
berlalu akan menghilang begitu saja dari benakku?? Tidak! Aku sudah
menyimpannya sejak dulu.
Tadi,
aku melihatmu di bangku panjang itu, dari jauh aku seperti tidak percaya bahwa
kau telah datang kembali setelah dua bulan menghilang tanpa kabar. Tidak ada
seorangpun yang tahu keberadaanmu. Aku malu untuk menanyakan lebih jauh lagi
terhadap teman-teman mu. Kau terlihat masih sama. Tetapi, terlihat di matamu
bahwa banyak yang kau sembunyikan dari mata semua orang. Siang ini aku akan
memberanikan diri untuk menyapamu meski kau lupa akan aku! Meski kau akan
mengacuhkan ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar