MORFEM BAHASA NIAS
Menurut Sitasi, dkk. (1985: ix) bahasa
Nias masih belum memiliki ejaan yang tetap. Ada 22 huruf konsonan dan 6 huruf
vokal. Huruf vokal umlaut o <
> melambangkan fonem /ǝ/ yang dalam bahasa
Indonesia dilambangkan oleh < e > misalnya dalam kata-kata: enam, elang,
dan sebagainya. Dibawah ini akan dipaparkan simbol-simbol ortografi dalam
bahasa Nias beserta distribusinya masing-masing.
TABEL 1 HURUF KONSONAN
No.
|
Ortografi
|
Posisi
|
||
Awal
|
Tengah
|
Akhir
|
||
1.
|
< b >
|
bongi
|
abasõ
|
-
|
2.
|
< c >
|
cili
|
acika
|
-
|
3.
|
< mb >
|
mbungombungõ
|
mbambatõ
|
-
|
4.
|
< t >
|
tanga
|
bato
|
-
|
5.
|
< d >
|
daludalu
|
adudu
|
-
|
6.
|
< ndr >
|
ndriri
|
tandru
|
-
|
7.
|
< k >
|
kefe
|
saku
|
-
|
8.
|
< g >
|
gaga
|
hanga
|
-
|
9.
|
< ’ >
|
-
|
ana'a
|
-
|
10.
|
< kh >
|
kahu
|
khõkhõ
|
-
|
11.
|
< h >
|
hana
|
ahani
|
-
|
12.
|
< s >
|
sara
|
hasi
|
-
|
13.
|
<
|
walu
|
bawa
|
-
|
14.
|
< w >
|
wuwusi
|
awu
|
-
|
15.
|
< y >
|
ya’ugõ
|
sibaya
|
-
|
16.
|
< r >
|
rõfa
|
ara
|
-
|
17.
|
< l >
|
lala
|
bala
|
-
|
18.
|
< m >
|
mõrõ
|
ama
|
-
|
19.
|
< n >
|
noso
|
ono
|
-
|
20.
|
< ng >
|
nganga
|
tanga
|
-
|
21.
|
< f >
|
fafa
|
afu
|
-
|
22.
|
< z >
|
Zizi
|
razo
|
-
|
Dalam bahasa Nias
apostrofi ( ’ ) hanya dipakai diantara dua vokal yang tidak merupakan bunyi
satuan (diftong). Setiap suku kata yang terdiri dari dua bunyi yang memakai
apostrofi diletakkan sesudah dua bunyi vokal yang diucapkan dalam satu suku
kata, misalnya: rai ra’i, dan sebagainya. Huruf < c > pada semua posisi
sedikit sekali dipakai. Huruf ini hanya terdapat di desa-desa sekitar Teluk
dalam bagian Selatan Nias, atau dalam kata-kata yang asalnya dari bahasa
Indonesia. Selain itu, huruf <
> dan < y > sebagai berikut: va’iya,
ditulis ya’ia; hu
a ditulis menjadi hua.
TABEL 2 HURUF VOKAL
No.
|
Ortografi
|
Posisi
|
||
Awal
|
Tengah
|
Akhir
|
||
1.
|
< i >
|
ikhu
|
siwa
|
Hili
|
2.
|
< e >
|
ebua
|
Tenga
|
Hele
|
3.
|
< õ >
|
Õfa
|
bõtõ
|
fabõ'õ
|
4.
|
< a >
|
ambõ
|
bala
|
Akha
|
5.
|
< u >
|
Ulõ
|
futa
|
Fulu
|
6.
|
< o >
|
Ose
|
olotu
|
Olofo
|
Kata benda dalam bahasa Nias
mempunyai bentuk yang tetap. Hanya saja dalam pemakaiannya selalu mengalami
perubahan atau penambahan bunyi terutama pada posisi awal, misalnya: adulo
’telor’ kata ini akan berubah menjadi gadulo jika dipakai dalam kalimat: lõ i’a
gadulo ’dia tidak makan telor’. Perubahan ini tidak teratur. Kata kerja di
dalam kalimat bahasa Nias selalu mendahului pelaku (terutama kata kerja
intransitif). Misalnya:
- ba gõdo mohalõwõ ia dia
bekerja di kantor
- tebai sa’ae mowaõwaõ ndra’odo saya
tidak sanggup berjalan lagi
Pelaku ditulis serangkai (di depan) dengan kata kerja
(terutama kata kerja yang transitif). Misalnya:
-
ibõzi nakhinia dia memukul adiknya
-
ubadu nidanõ saya minum air
Penulisan
kata dasar ditulis secara terpisah. Misalnya:
-
ara ira ba fasa mereka
lama di pasar
-
lõ omasi ia manga dia tidak suka makan
Awalan, sisipan, dan akhiran ditulis serangkai dengan kata
dasarnya. Setiap kata ulang juga ditulis tanpa memakai tanda hubung. Misalnya:
-
ada ‘uda’u takut-takut
-
holahola nyala
api
Kata
majemuk di dalam bahasa Nias, ditulis secara terpisah. Misalnya:
-
anuzu dõdõ segan
-
bada gahe sepatu
Kata
ganti orang: u, i, ma, la, ta, õ, mi,
ditulis serangkai di depan kata kerja. Misalnya:
-
uhalõ gefenia saya
ambil uangnya
-
tatolo ira kita
menolong mereka
Kata
ganti orang: do, ga, o ditulis serangkai di belakang kata kerja. Misalnya:
-
no awai mangado saya sudah
selesai makan
-
omasiga mofanõ kami
mau pulang
Kata
ganti empunya: ma, gu, u, ra, nia, da, mi, ditulis serangkai dengan kata benda
yang di depannya. Misalnya:
-
omoma rumah
kami
- õmõu hutangmu
-kefera uang mereka
Kata
depan ba, di, atau ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
· ba
nomo so ira mereka berada di rumah
kata
sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
-
si duhu yang
benar
-
si fõfõna yang
terdahulu (lama)
Bunyi
i pada kata sandang si menjadi hilang apabila diikuti oleh
kata yang bunyi awalnya vokal dan ditulis serangkai. Misalnya:
- onekhe menjadi sonekhe yang
pintar
- elungu menjadi selungu yang
sesat
1. Morfem
Menurut Gorys
keraf (1991:42)orfologi adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan
bermacam-macam bentuk bahasa atau morfem, serta bagaimana membentuk kata dengan
menggunakan morfem-morfem itu. Morfem adalah kesatuan bentuk bahasa terkecil,
yang ikut serta dalam pembentukan kata yang dapat dibedakan artinya.
2. Satuan Bebas dan Satuan Terikat
Satuan
Dasar/Bebas
Morfem dasar atau morfem bebas adalah bentuk bahasa
yang terkecil, yang mengandung makna yang dapat langsung membentuk sebuah
kalimat. Morfem bebas juga terdapat dalam bahasa Nias.
Contoh: -
Laeduru →
cincin
-
Manga →
makan
-
Ogõ’õ → kering
-
Emali →
musuh
- Ose → pondok/gubuk
Satuan Nondasar/Terikat
Morfem nondasar atau morfem terikat adalah bentuk
bahasa yang terkecil, yang mengandung makna yang tidak dapat langsung membentuk
sebuah kalimat. Morfem terikat juga terdapat dalam bahasa Nias. Beberapa afiks
dalam bahasa Nias, yakni mo-, ma-, mang-, fa-, .
Contoh:
·
Mo + Khao = Mogao → menggali
·
Ma + tunu = Manunu → membakar
·
Ma + sasai = Manasai → mencuci
·
Ma + õtõ = Mangötö → menyeberangi
·
Fa + gohi = Fagohi → berlari
3. Wujud Kata
Setiap suku kata dalam bahasa Nias terdiri dari vokal,
kombinasi vokal, atau kombinasi konsonan dan vokal. Dengan demikian, bentuk
kata dasar dapat dirumuskan dalam 4 kategori sebagai berikut:
·
yang
bersuku satu:
Rumus Contoh
V õ, a, e makanan,
makan, ya
VV eu, iõ kayu, air
kencing
KV bu, bo rambut,
paru-paru
·
yang
bersuku dua:
Rumus Contoh
VKV uro, ate udang,
ati
KVKV kefe, badu uang, minum
·
yang
bersuku tiga:
Rumus Contoh
VKVKV idanõ, umõnõ air,
menantu
KVKVKV batule, bõlõkha batok, lenga
·
yang
bersuku empat:
Rumus Contoh
KVKVKVKV talifusõ, mahemolu saudara, besok
VKVKVKV arakhagõ,
alimagõ hampir, sayang
4.
Afiksasi
Bentuk imbuhan dalam bahasa Nias dapat dibagi atas
prefiks, infiks, sufiks, dan gabungan afiks.
·
Prefiks
·
Infiks
·
Sufiks
{-i} balugöi (tutupi)
{-sö} bogösö (dapat dibakar)
·
Gabungan afiks
5. Kata Ulang
a. Kata ulang murni, adalah kata ulang yang
masih dapat dipisah menjadi bentuk yang lebih kecil dan mempunyai bentuk dasar.
berdasarkan bentuk proses pengulangannya, ada Empat macam kata ulang murni,
yaitu:
1.
Kata ulang utuh, adalah kata ulang yang diulang secara utuh.
Contoh: omo + {
R } = omo-omo (rumah)
2. Kata
ulang sebagian, adalah kata ulang yang pada proses pengulangannya hanya
sebagian dari bentuk dasar saja yang diulang.
Contoh: manörö+
{ R } = manörö- nörö ( jalan-jalan)
3. Kata
ulang berimbuhan, adalah kata ulang yang mendapatkan imbuhan atau kata ulang yang telah diberi afiks. Baik itu prefiks, infiks maupun sufiks.
Catatan: dalam
BN tidak dikenal kata yang berakhiran konsonan.
4. Kata
ulang berubah bunyi, adalah kata ulang yangberubah bunyi dari bentuk dasarnya setelah terjadinya proses pengulangan.
Contoh: mananda
+ { R } = mananda-nandaigö (mencoba)
b.
Kata ulang semu, sebenarnya
bukan kata ulang tetapi menyerupai kata ulang karena bentuk dasarnya sudah seperti itu.
Saohagolo buat infonya mengengai morfem dalam bahasa Nias. sungguh sangat membantu dalam Tugas perkuliahan saya.
BalasHapusThanks :)