Minggu, 28 Juni 2015

Morfologi Bahasa Nias

MORFEM BAHASA NIAS
Menurut Sitasi, dkk. (1985: ix) bahasa Nias masih belum memiliki ejaan yang tetap. Ada 22 huruf konsonan dan 6 huruf vokal. Huruf vokal umlaut o <  > melambangkan fonem /ǝ/ yang dalam bahasa Indonesia dilambangkan oleh < e > misalnya dalam kata-kata: enam, elang, dan sebagainya. Dibawah ini akan dipaparkan simbol-simbol ortografi dalam bahasa Nias beserta distribusinya masing-masing.
TABEL 1 HURUF KONSONAN
No.
Ortografi
Posisi
Awal
Tengah
Akhir
1.
< b >
bongi
abasõ
-
2.
< c >
cili
acika
-
3.
< mb >
mbungombungõ
mbambatõ
-
4.
< t >
tanga
bato
-
5.
< d >
daludalu
adudu
-
6.
< ndr >
ndriri
tandru
-
7.
< k >
kefe
saku
-
8.
< g >
gaga
hanga
-
9.
< ’ >
-
ana'a
-
10.
< kh >
kahu
khõkhõ
-
11.
< h >
hana
ahani
-
12.
< s >
sara
hasi
-
13.
<  >
walu
bawa
-
14.
< w >
wuwusi
awu
-
15.
< y >
ya’ugõ
sibaya
-
16.
< r >
rõfa
ara
-
17.
< l >
lala
bala
-
18.
< m >
mõrõ
ama
-
19.
< n >
noso
ono
-
20.
< ng >
nganga
tanga
-
21.
< f >
fafa
afu
-
22.
< z >
Zizi
razo
-
       
Dalam bahasa Nias apostrofi ( ’ ) hanya dipakai diantara dua vokal yang tidak merupakan bunyi satuan (diftong). Setiap suku kata yang terdiri dari dua bunyi yang memakai apostrofi diletakkan sesudah dua bunyi vokal yang diucapkan dalam satu suku kata, misalnya: rai ra’i, dan sebagainya. Huruf < c > pada semua posisi sedikit sekali dipakai. Huruf ini hanya terdapat di desa-desa sekitar Teluk dalam bagian Selatan Nias, atau dalam kata-kata yang asalnya dari bahasa Indonesia. Selain itu, huruf <  > dan < y > sebagai berikut: va’iya, ditulis ya’ia; hu a ditulis menjadi hua.

TABEL 2 HURUF VOKAL
No.
Ortografi
Posisi
Awal
Tengah
Akhir
1.
< i >
ikhu
siwa
Hili
2.
< e >
ebua
Tenga
Hele
3.
< õ >
Õfa
bõtõ
fabõ'õ
4.
< a >
ambõ
bala
Akha
5.
< u >
Ulõ
futa
Fulu
6.
< o >
Ose
olotu
Olofo


Kata benda dalam bahasa Nias mempunyai bentuk yang tetap. Hanya saja dalam pemakaiannya selalu mengalami perubahan atau penambahan bunyi terutama pada posisi awal, misalnya: adulo ’telor’ kata ini akan berubah menjadi gadulo jika dipakai dalam kalimat: lõ i’a gadulo ’dia tidak makan telor’. Perubahan ini tidak teratur. Kata kerja di dalam kalimat bahasa Nias selalu mendahului pelaku (terutama kata kerja intransitif). Misalnya:
- ba gõdo mohalõwõ ia                                       dia bekerja di kantor                          
- tebai sa’ae mowaõwaõ ndra’odo                     saya tidak sanggup berjalan lagi
Pelaku ditulis serangkai (di depan) dengan kata kerja (terutama kata kerja yang transitif). Misalnya:
- ibõzi nakhinia                                                dia memukul adiknya
- ubadu nidanõ                                                saya minum air
Penulisan kata dasar ditulis secara terpisah. Misalnya:
- ara ira ba fasa                                               mereka lama di pasar
- lõ omasi ia manga                                         dia tidak suka makan
Awalan, sisipan, dan akhiran ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Setiap kata ulang juga ditulis tanpa memakai tanda hubung. Misalnya:
- ada ‘uda’u                                                     takut-takut
- holahola                                                        nyala api
Kata majemuk di dalam bahasa Nias, ditulis secara terpisah. Misalnya:
- anuzu dõdõ                                                    segan
- bada gahe                                                     sepatu
Kata ganti orang: u, i, ma, la, ta, õ, mi, ditulis serangkai di depan kata kerja. Misalnya:
            - uhalõ gefenia                                                saya ambil uangnya
            - tatolo ira                                                      kita menolong mereka
Kata ganti orang: do, ga, o ditulis serangkai di belakang kata kerja. Misalnya:
            - no awai mangado                                         saya sudah selesai makan
            - omasiga mofanõ                                           kami mau pulang
Kata ganti empunya: ma, gu, u, ra, nia, da, mi, ditulis serangkai dengan kata benda yang di depannya. Misalnya:
            - omoma                                                          rumah kami
            - õmõu                                                             hutangmu
            -kefera                                                             uang mereka
Kata depan ba, di, atau ke ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
· ba nomo so ira                                              mereka berada di rumah
kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
            - si duhu                                                          yang benar
            - si fõfõna                                                        yang terdahulu (lama)
Bunyi i pada kata sandang si menjadi hilang apabila diikuti oleh kata yang bunyi awalnya vokal dan ditulis serangkai. Misalnya:
            - onekhe           menjadi sonekhe                      yang pintar
            - elungu           menjadi selungu                      yang sesat

1.    Morfem
Menurut Gorys keraf (1991:42)orfologi adalah bagian dari tata bahasa yang membicarakan bermacam-macam bentuk bahasa atau morfem, serta bagaimana membentuk kata dengan menggunakan morfem-morfem itu. Morfem adalah kesatuan bentuk bahasa terkecil, yang ikut serta dalam pembentukan kata yang dapat dibedakan artinya.

2.    Satuan Bebas dan Satuan Terikat
Satuan Dasar/Bebas
Morfem dasar atau morfem bebas adalah bentuk bahasa yang terkecil, yang mengandung makna yang dapat langsung membentuk sebuah kalimat. Morfem bebas juga terdapat dalam bahasa Nias.
Contoh:         - Laeduru             → cincin
                          - Manga               → makan
                          - Ogõ’õ                 → kering
                          - Emali                   → musuh
                          - Ose                     → pondok/gubuk

Satuan Nondasar/Terikat
Morfem nondasar atau morfem terikat adalah bentuk bahasa yang terkecil, yang mengandung makna yang tidak dapat langsung membentuk sebuah kalimat. Morfem terikat juga terdapat dalam bahasa Nias. Beberapa afiks dalam bahasa Nias, yakni mo-, ma-, mang-, fa-, .
Contoh:        
·         Mo + Khao = Mogao               → menggali
·         Ma + tunu = Manunu             → membakar
·         Ma + sasai = Manasai             → mencuci
·         Ma + õtõ = Mangötö              → menyeberangi
·         Fa + gohi = Fagohi                    → berlari

3.    Wujud Kata
Setiap suku kata dalam bahasa Nias terdiri dari vokal, kombinasi vokal, atau kombinasi konsonan dan vokal. Dengan demikian, bentuk kata dasar dapat dirumuskan dalam 4 kategori sebagai berikut:
·         yang bersuku satu:
Rumus                   Contoh           
V                           õ, a, e                                       makanan, makan, ya
VV                        eu, iõ                                       kayu, air kencing
KV                        bu, bo                                      rambut, paru-paru
·         yang bersuku dua:
Rumus                   Contoh           
VKV                     uro, ate                                                udang, ati
KVKV                  kefe, badu                               uang, minum
·         yang bersuku tiga:
Rumus                   Contoh           
VKVKV               idanõ, umõnõ                          air, menantu
KVKVKV           batule, bõlõkha                        batok, lenga
·         yang bersuku empat:
Rumus                   Contoh           
KVKVKVKV      talifusõ, mahemolu                  saudara, besok
VKVKVKV         arakhagõ, alimagõ                   hampir, sayang

4.    Afiksasi
Bentuk imbuhan dalam bahasa Nias dapat dibagi atas prefiks, infiks, sufiks, dan gabungan afiks.
·      Prefiks
·      Infiks
·      Sufiks
{-i} balugöi (tutupi)
{-sö} bogösö (dapat dibakar)
·      Gabungan afiks
5.    Kata Ulang
a.   Kata ulang murni, adalah kata ulang yang masih dapat dipisah menjadi bentuk yang lebih kecil dan mempunyai bentuk dasar. berdasarkan bentuk proses pengulangannya, ada Empat macam kata ulang murni, yaitu:
          1.     Kata ulang utuh, adalah kata ulang yang diulang secara utuh.
           Contoh: omo + { R } = omo-omo (rumah)
   2.     Kata ulang sebagian, adalah kata ulang yang pada proses pengulangannya hanya sebagian                   dari bentuk dasar saja yang diulang.
           Contoh: manörö+ { R } = manörö- nörö ( jalan-jalan)
   3.     Kata ulang berimbuhan, adalah kata ulang yang mendapatkan imbuhan atau kata ulang                         yang telah diberi afiks. Baik itu prefiks, infiks maupun sufiks.
           Catatan: dalam BN tidak dikenal kata yang berakhiran konsonan.
   4.     Kata ulang berubah bunyi, adalah kata ulang yangberubah bunyi dari bentuk dasarnya                         setelah terjadinya proses pengulangan.
           Contoh: mananda + { R } = mananda-nandaigö (mencoba)


b.  Kata ulang semu, sebenarnya bukan kata ulang tetapi menyerupai kata ulang karena bentuk   dasarnya sudah seperti itu.

1 komentar:

  1. Saohagolo buat infonya mengengai morfem dalam bahasa Nias. sungguh sangat membantu dalam Tugas perkuliahan saya.
    Thanks :)

    BalasHapus