Rabu, 07 Januari 2015



PRINSIP SOPAN SANTUN
DALAM NOVEL KEMBANG TURI
KARYA BUDI SARDJONO




OLEH
        ERNIMAWATI HALAWA
1205113229




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN  BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2014












KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas makalah prinsip sopan santun dalam novel kembang turi karya Budi sardjono dalam  mata kuliah Pragmatik sehingga tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula saya mengucapakan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pragmatik Dra. Charlina, M. Hum. serta kepada teman-teman yang telah membantu menyusun makalah tindak tutur ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran dari teman-teman yang sifatnya membangun kesempurnaan tugas ini di lain kesempatan sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat diterima dan dapat memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan. 

Pekanbaru, 05 Januari  2015

                                                                                                                        Penulis










DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................      
DAFTAR ISI.............................................................................................................                 
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................                            
A.    Latar Belakang .................................................................................................                   
B.        Rumusan Masalah ...........................................................................................     
C.  Tujuan Penelitian .............................................................................................. 
D.   Manfaat Penelitian............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................                             
A.    Implikatur Percakapan .....................................................................................                  
B.     Ciri-ciri Implikatur Percakapan ......................................................................                    
C.    Jenis-jenis Implikatur Percakapn ....................................................................                     
D.   Contoh  maksim prinsip kesopanan dalam novel Kembang turi
Karya Budi sardjono .........................................................................................             
BAB III PENUTUP ..................................................................................................   
A.        Simpulan .............................................................................................................
B.         Saran  ..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA





                                                BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu alat yang paling utama untuk berkomunikasi antar manusia. Dengan kata lain, manusia akan sangat tergantung sekali pada suatu bahasa dan mengingat juga bahwa manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam hal ini tentulah antar manusia akan terjadi suatu interaksi (komunikasi) untuk berbagai tujuan.
Berbagai fenomena yang muncul di dalam kehidupan praktis akan berpengaruh besar terhadap suatu bahasa. Sering kali kaidah-kaidah bahasa yang disepakati mengalami perubahan menghadapi fenomena penggunaan bahasa pada tataran praktis.
Percakapan pada hakikatnya adalah peristiwa berbahasa lisan antara dua orang partisipan atau lebih yang pada umumnya terjadi dalam suasana santai maupun formal. Percakapan merupakan wadah yang memungkinkan terwujudnya prinsip-prinsip Pragmatik dalam peristiwa berbahasa. Untuk itu perlu memahami prinsip sopan santun Percakapan, agar kita mengetahui ataupun pembaca dapat memahami bagaimana prinsip sopan santun yang terdapat di dalam Dialog-Dialog antar tokoh dalam suatu novel khususnya novel kembang turi karya Budi sardjono ini.
Dalam hal ini pengkajian dari sudut prinsip sopan santun Percakapan dimungkinkan dapat memperjelas proses komunikasi yang terjadi dalam suatu Dialog-Dialog dalam  novel tersebut sehingga pembaca lebih paham mengenai isi dari kisah novel tersebut serta pembaca juga dapat memahami bagaimana sopan santun yang terikat di dalam Dialog-Dialog antar tokoh. Oleh karena itulah, peneliti mengkaji mengenai prinsip sopan santun percakapan dalam novel Kembang Turi karya Budi Sardjono.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud dengan maksim prinsip sopan santun ?
2.     Apasajakah jenis-jenis maksim-maksim dalam prinsip sopan santun?
3.    Apasajakah contoh-contoh maksim prinsip sopan santun percakapan yang terdapat dalam novel Kembang turi karya Budi sardjono?
C.     Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini yaitu untuk medeskripsikan :
1.  Pengertian prinsip sopan santun Percakapan
2. Jenis-jenis maksim prinsip sopan santun
3.  Contoh-contoh maksim prinsip sopan santun dalam novel kembang turi karya Budi sardjono.

D.           Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini ialah agar pembaca dapat :
1.      Mengetahui apa itu prinsip sopan santun
2.      Mengetahui bagaimana saja Dialog-Dialog dan percakapan dalam novel kembang turi karya Budi sardjono
3.      Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

E.            Defenisi Operasional
1.      Prinsip sopan santun adalah kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual : kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya.
2.      Novel Kembang Turi adalah salah satu novel yang menceritakan mengenai perjuangan hidup dua orang kakak beradik, yang di tulis oleh seorang penulis asal Jogjakarta yang bernama Budi Sardjono.
3.      Prinsip sopan santun dalam novel kmbang turi karya Budi sardjono adalah sebuah penelitian ataupun analisis mengenai kaidah-kaidah penggunaan bahasa, tindakan dan interpretasi-interpretasi kesopanan yang terdapat dalam novel Kembang turi karya Budi sardjono.



BAB II PEMBAHASAN
A.    Defenisi Prinsip Sopan Santun
Kesopansantunan pada umumnya berkaitan dengan hubungan antara dua partisipan yang dapat disebut sebagai diri sendiri dan orang lain. Dalam  percakapan, diri sendiri biasanya dikenal sebagai pembicara dan orang lain sebagai penyimak.
Pandangan kesantunan dalam kajian pragmatik diutarakan oleh beberapa ahli diantaranya adalah Leech. Menurut Leech (1983) maksim merupakan kaidah kebahsaan di dalam interaksi lingual : kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya dan interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Selain itu, maksim juga disebut sebagai bentuk pragmatik. Maksim-maksim prinsip sopan santun ini menganjurkan agar kita mengungkapkan keyakinan-keyakinan dengan sopan dan menghindari ujaran yang tidak sopan. 

B.       Jenis-jenis Maksim Prinsip Sopan Santun
Berdasarkan prinsip sopan santun atau kesopanan, terdapat enam maksim atau aturan bentuk pragmatik, yaitu:
1.      Maksim Kebijaksanaan (tact maxim)
Maksim kebijaksanaan diungkapkan dalam ujaran impositif dan komisif. Menurut Leech, maksim ini berdasarkan pada aturan: (a) buatlah kerugian orang sekecil mungkin, dan (b) buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin.

2.      Maksim kedermawaan (generosity maxim)
Maksim ini diungkapkan dalam ujaran impositif dan komisif. Maksim ini berdasarkan aturan : (a) buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan (b) buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin.

3.      Maksim penghargaan atau pujian (approbation maxim)
Maksim ini di ungkapkan dalam ujaran ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan (a) kecamlah orang lain sedikit mungkin dan (b) pujilah orang lain sebanyak mungkin.
Maksim pujian bisa diberi nama lain yang kurang baik, yakni “maksim rayuan” tetapi istilah rayuan biasanya digunakan untuk pujian yang tidak tulus. Pada maksim ini aspek negatifnya yang lebih penting yaitu, jangan mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai orang lain. Terutama mengenai orang lain.

4.      Maksim kesederhanaan atau kerendahan hati (modesty maxim)
Maksim ini diungkapkan dalam ujaran ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan : (a) pujilah diri sendiri sedikit mungkin dan (b) kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin.

5.      Maksim kecocokan atau kesepakatan (agreement maxim)
Maksim  ini diungkapkan dalam ujaran ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan: (a) usahakan agar ketaksepakatan antara diri dan yang lain atau antara pembicara dan lawan bicara terjadi sesedikit mungkin, dan (b) usahakan agar kesepakatan antar diri dan yang lain terjadi sebanyak mungkin.

6.      Maksim kesimpatian  (sympathy maxim)
Maksim ini diungkapkan dalam ungkapan ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan: (a) kurangilah rasa antipati antar diri sendiri dengan yang lain hingga sekecil mungkin dan (b) tingkatkan rasa ssimpati sebanyak-banyaknya antara diri sendiri dan yang lain.

 
 
  
C.  Contoh-contoh Dialog yang Mengandung Maksim Prinsip Kerja Sama dalam Novel Kembang Turi Karya Budi Sardjono
1.      Maksim Kebijaksanaan (tact maxim)
Maksim kebijaksanaan diungkapkan dalam ujaran impositif dan komisif. Menurut Leech, maksim ini berdasarkan pada aturan: (a) buatlah kerugian orang sekecil mungkin, dan (b) buatlah keuntungan orang lain sebesar mungkin.
Pada novel Kembang Turi terdapat teks, Dialog yang menunjukkan maksim Kebijaksanaan. Yaitu:
·           Halaman, paragraf :
Halaman 164, paragraf keempat

“mami juga tidak serakah. Di tempat lain kami cuma mendapat bagian paling tinggi empat puluh persen. Mami tidak. Kita bagi-bagi, sama besar. Karena itu, kalau kita dapat tip besar, dengan rela juga kami bagi dengan Mami.”
·           Konteks :
Dirman dan Nuri salah seorang anggota Marni, sedang berbincang-bincang sembari Dirman menunggu kakaknya Marni. Nuri menceritakan bahwa Marni adalah seorang mami yang sangat bijaksana dan baik hati dengan pembagian uang yang adil dan tidak serakah. Itu semua Marni lakukan kepada anggotanya sehingga anggotanya sangat senang bekerja kepadanya.

·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kebijaksanaan.
Kalimat kebijaksanaan diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa Marni sebagai seorang Mami atau sebagai seorang bos yang memiliki beberapa anggota yang bekerja kepadanya, namun ia tetap memberikan keuntungan bagi anggotanya dan juga tidak memberikan kerugian yang begitu besar kepada anggotanya. Marni adil dalam membagi jatah setiap anggotanya namun ia tetap tidak rugi namun mendapat keuntungan juga. Sikapnya itu menandakan maksim kebijaksanaan yaitu kebijaksanaan dari tokoh Marni.

2.      Maksim kedermawaan (generosity maxim)
Maksim ini diungkapkan dalam ujaran impositif dan komisif. Maksim ini berdasarkan aturan : (a) buatlah keuntungan diri sendiri sekecil mungkin dan (b) buatlah kerugian diri sendiri sebesar mungkin.
Pada novel Kembang Turi terdapat teks, Dialog yang menunjukkan maksim kedermawaan. Yaitu:
·           Halaman, paragraf :
Halaman 16, paragraf kedua

“ah, mas Dirman!” lelaki itu, Pak Manaf, merangkul Dirman.
“mas Dirman tak usah mikir yang lain-lain. Semuanya saya yang menanggung”.

·           Konteks :
Dirman dan Pak Manaf sedang melakukan kesepakatan atas penawaran Dirman terhadap tanah yang di Jual oleh Pak Manaf. Setelah melakukan penawaran dan perjanjian, ketika Dirman hendak bergegas pergi tetapi tiba-tiba Pak Manaf menawarkan agar Dirman beristirahat sejenak di kampung itu dengan memberikan teman tidur seorang perempuan tanpa Dirman harus membayar apapun.

·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kedermawaan.
Kalimat kedermawaan dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa Pak Manaf memberikan keuntungan kepada Dirman sebanyak mungkin meskipun tidak ada keuntungan  yang di dapat oleh Pak Manaf dan ia membuat Dirman untung dan tidak merasa rugi sedikitpun. Kedermawaan Pak Manaf di tandai dalam kalimat “Semuanya saya yang menanggung”.


3.      Maksim penghargaan atau pujian (approbation maxim)
Maksim ini di ungkapkan dalam ujaran ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan (a) kecamlah orang lain sedikit mungkin dan (b) pujilah orang lain sebanyak mungkin.
Maksim pujian bisa diberi nama lain yang kurang baik, yakni “maksim rayuan” tetapi istilah rayuan biasanya digunakan untuk pujian yang tidak tulus. Pada maksim ini aspek negatifnya yang lebih penting yaitu, jangan mengatakan hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai orang lain. Terutama mengenai orang lain.

1.      Halaman, paragraf :
Halaman 52, paragraf kelima

“bukankah bulan depan, saya akan naik ke kelas dua, mak?”
“ya, ya , kamu memang anak pintar.”

·           Konteks :
Dirman, Marni dan Ibunya sedang berbincang-bincang. Saat itu keadaan ibunya sedang dalam keadaan sakit. Di sela-sela pembicaraan mereka Dirman menyatakan kepada ibunya bahwa bulan depan ia akan naik kelas oleh sebab itu ibunya harus bertahan dalam keadaan sakitnya saat itu. Lalu ibunya menyatakan bahwa Dirman pasti akan naik kelas karena ia anak pintar.

·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim penghargaan atau pujian..
Maksim penghargaan atau pujian yang terdapat dalam dialog diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa ibu Dirman mengatakan bahwa Dirman pasti akan naik kelas. Pujian itu bertambah lagi ketika ibunya mengatakan bahwa Dirman memang adalah anak yang pintar. Perkataan ibunya itu adalah sebuah pujian terhadap Dirman yang termasuk kedalam maksim penghargaan atau pujian.

2. Halaman, paragraf :
Halaman 94, paragraf ketiga

Titin mengangguk-angguk. Baru kali ini ada manusia yang mau bicara dengan dirinya begitu jujur.jauh dari gelagak nafsu hewani. Tak ada dengus berahi. Padahal, yang dibicarakan adalah nasib dirinya.
·           Konteks :
Dirman sedang berbincang-bincang dengan seorang perempuan yang telah mengikutinya dan memasuki kamarnya tanpa meminta izin darinya. Dirman menyadari bahwa perempuan itu adalah perempuan yang bekerja sebagai wanita malam yang ingin menggoda Dirman. namun, Dirman tidak menghiraukannya justru Dirman menasihati dan memberikan perempuan itu wejangan dan beberapa lembar uang dengan cuma-cuma.
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim penghargaan atau pujian..
Maksim penghargaan atau pujian yang terdapat dalam dialog diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa Titin memuji Dirman dengan  mengatakan bahwa Dirman adalah satu-satunya orang yang berkata jujur kepadanya dan jauh dari gelagatnafsu hewani seperti para lelaki sebelumnya yang pernah bersama dengannya. Pujian terhadap Dirman itu termasuk kedalam maksim penghargaan atau pujian.

3. Halaman, paragraf :
Halaman 96, paragraf kelima

“tidak apa-apa, Mas. Saya berterimakasih sekali karena saya merasa masih dianggap manusia. Setidak-tidaknya oleh Mas.” Perempuan itu merapikan rambutnya, juga gaunnya yang berwarna merah darah dengan kombinasi rompi warna hitam bintik-bintik putih.
·           Konteks :
Setelah Dirman  berbincang-bincang dengan seorang perempuan yang telah mengikutinya dan memasuki kamarnya tanpa meminta izin darinya. Dirman seketika itu mengakhiri pembicaraan dan bergegas pergi setelah memberikan beberapa uang kepada wanita itu.
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim penghargaan atau pujian..
Maksim penghargaan atau pujian yang terdapat dalam dialog diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip yang diketahui melalui perkataan Titin yang mengatakan bahwa Dirman adalah satu-satunya orang yang menganggap Titin yang berprofesi sebagai wanita panggilan itu, sangat menghargai Titin sebagai manusia yang juga sangat ingin hidupdihargai dan layak.

4. Halaman, paragraf :
Halaman 121, paragraf keenam

“emmmm. Bagus itu. Semakin banyak orang ke kota membeli tanah ke sini, maka dusun ini semakin cepat maju. Kalau Cuma mengandalkan penduduk asli, seabad lagipun dusun ini tetap begini. Ketinggalan zaman. Ya tho?!”
·           Konteks :
Manaf sedang melihat-lihat pekarangan setelah keluar dan berpamitan kepada Bu Lurah pemilik tanah tersebut. Tanah yang akan di jual kepada Dirman. namun, tiba-tiba Kastam menghampirinya dan berbicara kepadanya. Seseorang yang memiliki pekerjaan yang sama dengan Manaf yaitu menjadi perantara penjual tanah di kampung mereka.



·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim penghargaan atau pujian..
Maksim penghargaan atau pujian yang terdapat dalam dialog diatas dapat di tandai dengan adanya penghargaan atau pujian yang di ucapkan oleh Kastam kepada Manaf. Yaitu ada kata “bagus itu”. Kalimat Kastam itu bermakna suatu pujian atas pembelian tanah oleh Dirman yang melalui Manaf.

4.      Maksim kesederhanaan atau kerendahan hati (modesty maxim)
Maksim ini diungkapkan dalam ujaran ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan : (a) pujilah diri sendiri sedikit mungkin dan (b) kecamlah diri sendiri sebanyak mungkin.
1.      Halaman, paragraf :
Halaman 19, paragraf ketiga

“jip baru ya, mas?” tanya laki-laki itu begitu Dirman membuka pintu jipnya. “berapa juta sekarang?”.
“Cuma mobil bekas” ucap Dirman

·           Konteks :
Dirman dan Pak Manaf  hendak berpisah. Dirman hendak pulang. Saat itu Pak Manaf mengikuti dan mengantarnya sampai di halaman. Melihat mobil yang digunakan Dirman, Pak Manaf tiba-tiba bertanya mengenai mobil Dirman itu.

·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kesederhanaan atau kerendahatian.
Kalimat kesederhanaan atau kerendahatian diatas terlihat jelas pada kata-kata Dirman. dirman menjawab bahwa mobilnya “Cuma mobil bekas”. Padahal, sebelumnya Manaf memuji dia dengan mengatakan bahwa mobil Dirman sangat bagus. Kerendahatian Dirman sangat jelas terlihat melalui jawaban-jawaban Dirman yang tidak sekalipun menyatakan jawaban yang mengandung makna meninggikan dirinya ataupun kepunyaannya.

2. Halaman, paragraf :
Halaman 69, paragraf kedelapan

“woalah, lha sudah tua begini kok, apanya yang mau di openi?”
“lho, biar tua asal masih seger, ya bisa bikin orang ngiler. Hahaha...”

·           Konteks :
Seorang ibu yang bertemu dengan Marni dan Dirman di perjalanan tiba-tiba memberikan bantuan kepada Marni dan Dirman untuk mengantarkan mereka ketempat tujuan Marni dan Dirman. Ketika dalam  perjalanan di dalam sebuah bus kernet bus meledek ibu itu, supaya ibu itu berhati-hati dengan pencuri.
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kesederhanaan atau kerendahatian.
Kalimat kesederhanaan atau kerendahatian diatas terlihat jelas pada kata-kata Bu Lurah yang sangat merendahkan martabatnya dan tubuhnya. Bu Lurah mengatakan bahwa takkan ada orang lagi yang akan memperdulikan dirinya, terlebih lagi para kaum laki-laki melihat dirinya yang kini sudah semakin tua. Padahal, saat itu pasti ada laki-laki yang akan tertarik dengan keberadaan Bu Lurah saat itu yang ditinggalkan oleh suaminya. Namun, Bu Lurah hanya merendah dengan mengatakan bahwa tidak akan ada yang mengopeninya lagi karena ia sudah tua.


3. Halaman, paragraf :
Halaman 113, paragraf kelima

“aku ini apa? Sudah tua. Sudah kisut. Tidak bisa apa-apa. Sebentar lagi, ya modar. Biarpun sudah akan modar, mau masuk Leng, kalau laki-laki ya masih ngiler kalau melihat perempuan muda. Begitu toh?!”
·           Konteks :
Manaf dan Dirman mendatangi rumah Pak Lurah yang menjual tanah yang akan dibeli oleh Dirman melalui perantara Pak Manaf. Namun, setelah mereka sampai, yang menjumpai mereka adalah Bu Lurah dan akhirnya mereka memulai percakapan dengan menanyakan Pak Lurah tetapi  Bu Lurah  hanya menjawab dengan merendahkan dirinya dan mengatakan bahwa Pak Lurah dengan istrinya yang lain karena Bu Lurah itu merasa sudah tidak lagi cantik dan muda seperti dulu.
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kesederhanaan atau kerendahatian.
Kalimat kesederhanaan atau kerendahatian diatas terlihat jelas pada kata-kata Bu Lurah yang sangat merendahkan martabatnya dan tubuhnya. Bu Lurah mengatakan bahwa takkan ada orang lagi yang akan memperdulikan dirinya, terlebih lagi para kaum laki-laki melihat dirinya yang kini sudah semakin tua dan keriput. Padahal, saat itu pasti ada laki-laki yang akan tertarik dengan keberadaan Bu Lurah saat itu yang ditinggalkan oleh suaminya. Namun, Bu Lurah hanya merendah dengan mengatakan bahwa tidak akan ada yang mengopeninya lagi karena ia sudah tua dan keriput







5.      Maksim kecocokan atau kesepakatan (agreement maxim)
Maksim  ini diungkapkan dalam ujaran ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan: (a) usahakan agar ketaksepakatan antara diri dan yang lain atau antara pembicara dan lawan bicara terjadi sesedikit mungkin, dan (b) usahakan agar kesepakatan antar diri dan yang lain terjadi sebanyak mungkin.

1.      Halaman, paragraf :
Halaman 55, paragraf kelima

“kota mana? Yogya?”
“ya.”

·           Konteks :
Marni pada pagi hari saat kokok ayam sudah terdengar bersahutan tiba-tiba Marni mengajak Dirman untuk segera berangkat ke kota. Tetapi, pada saat itu Dirman heran mendengar hal tersebut oleh sebab itu ia bertanya kepada kakaknya dan Marni langsung menjawab dengan singkat dan jelas arah tujuannya mengajak Dirman saat itu .

·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kecocokan atau kesepakatan.
Kalimat maksim kecocokan atau kesepakatan diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa setiap jawaban yang di tanya oleh penutur selalu di jawab dengan singkat dan padat tanpa melebar luas tetapi jawaban yang diinginkan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penanya dalam dialog diatas.
Jika dianalisis lebih jauh, pada dialog di atas, Marni selalu menjawab dengan singkat namun tetap menjadi jawaban yang tepat terhadap Dirman. dalam dialog itu terdapat kesepakatan dan kecocokan antara yang ditanyakan dan jawaban yang diberikan.

2. Halaman, paragraf :
Halaman 72, paragraf keempat

Ibu tadi baik hati yah, Yu?”
Marni mengangguk.

·           Konteks :
Seorang ibu yang ditemui oleh Marni dan Dirman di perjalanan, mengajak Marni dan Dirman untuk singgah sebentar kerumahnya. Ibu itu menyarankan kepada mereka supaya tidak segan-segan dan menganggap rumah mereka sendiri. Melihat itu Dirman merasa kagum dengan kebaikan hati  ibu itu. Setelah Dirman bertanya dengan tujuan mendapatkan persetujuan kepada kakaknya bahwa ibu itu baik.
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kecocokan atau kesepakatan.
Kalimat maksim kecocokan atau kesepakatan diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa setiap jawaban yang di tanya oleh penutur selalu di jawab dengan singkat dan padat tanpa melebar luas tetapi jawaban yang diinginkan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penanya dalam dialog diatas.
Jika dianalisis lebih jauh, pada dialog di atas, Dirmani selalu menjawab dengan singkat namun tetap menjadi jawaban yang tepat terhadap Marni. dalam dialog itu terdapat kesepakatan dan kecocokan antara yang ditanyakan dan jawaban yang diberikan.

3. Halaman, paragraf :
Halaman 138, paragraf keenam

“oh, film anak-anak?”
“ya, ya.” Dirman mengusap air matanya dengan punggung tangan.
“ceritanya menyedihkan rupanya?”
“ya”
·           Konteks :
Dirman yang saat itu melihat tanah yang akan ia beli, tanah yang dahulunya adalah tanah milik kedua orang tuanya yang menjadi tempat mereka lahir dan tumbuh menjadi anak-anak. Hal itu membuat Dirman begitu senang akan kejadian itu, yang sebentar lagi tanah itu akan menjadi miliknya dan yu Marni. Dirman teringat akan kenangan masa lalunya dan seketika ia menyebut nama Ayah dan Ibunya. Tetapi, saat itu juga Manaf  melihat Dirman yang berkata-kata seorang diri dan seketika itu juga Dirman berkilah dengan mengatakan bahwa ia sedang terbayang-bayang cerita tadi malam dalam fil yang ia tonton tadi malam.
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kecocokan atau kesepakatan.
Kalimat maksim kecocokan atau kesepakatan diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa setiap jawaban yang di tanya oleh penutur selalu di jawab dengan singkat dan padat tanpa melebar luas tetapi jawaban yang diinginkan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penanya dalam dialog diatas.
Jika dianalisis lebih jauh, pada dialog di atas, Dirman selalu menjawab dengan singkat namun tetap menjadi jawaban yang tepat terhadap pertanyaan pak Manaf. Dalam dialog itu terdapat kesepakatan dan kecocokan antara yang ditanyakan dan jawaban yang diberikan oleh Dirman terhadap Pak Manaf.


4. Halaman, paragraf :
Halaman 143, paragraf ketiga

“o..., Mas dari mana?”
“Dari Semarang, Mbah.”
·           Konteks :
Selepas Manaf meninggalkan Dirman di pekarangan tanah yang akan menjadi miliknya itu, Dirman kembali termenung dan merasa sangat bahagia dapat memilki kembali tanah kelahirannya yang telah direbut secara paksa oleh Lurah Karang Manding desanya, yang sangat kejam. Ia teringat kenangan masa kecilnya yang pahit. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh sapaan seorang perempuan tua yang jalannya sudah terbungkuk-bungkuk. Ia menanyakan dari manakah Dirman berasal dan Dirman pun menjawab pertanyaan perempuan itu dengan tersenyum ia mengatakan bahwa ia berasal dari Semarang. .
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kecocokan atau kesepakatan.
Kalimat maksim kecocokan atau kesepakatan diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa setiap jawaban yang di tanya oleh penutur selalu di jawab dengan singkat dan padat tanpa melebar luas tetapi jawaban yang diinginkan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh penanya dalam dialog diatas.
Jika dianalisis lebih jauh, pada dialog di atas, Dirman menjawab pertanyaan Mbah itu dengan singkat namun tetap menjadi jawaban yang tepat terhadap pertanyaan Mbah itu. dalam dialog itu terdapat kesepakatan dan kecocokan antara yang ditanyakan dan jawaban yang diberikan Dirman yaitu dari Kota Semarang dari pertanyaan Mbah tentang asal daerah Dirman.




6.      Maksim kesimpatian  (sympathy maxim)
Maksim ini diungkapkan dalam ungkapan ekspresif dan asertif. Maksim ini berdasarkan pada aturan: (a) kurangilah rasa antipati antar diri sendiri dengan yang lain hingga sekecil mungkin dan (b) tingkatkan rasa ssimpati sebanyak-banyaknya antara diri sendiri dan yang lain.
1.      Halaman, paragraf :
Halaman 145, paragraf ketiga

“kasihan anak-anaknya. Tidak ada yang tahu kemana keduanya pergi. Tahu-tahu, rumah itu sudah kosong. Mungkin dibawa lampor. Atau, mungkin diajak arwah Warimin, entahlah. Sampai sekarang, tidak ada yang tahu. Mungkin saja sudah mati, lha  wong keduanya masih kecil waktu itu. Tak mungkin bisa hidup.”
·           Konteks :
Saat Dirman sedang bercakap-cakap dengan perempuan tua yang tiba-tiba menghampirinya saat melihat tanah yang akan di belinya, perempuan tua itu menceritakan kisah yang terjadi di tanah itu pada tahun silam, dengan penuh rasa iba ia mengulas kembali kisah masa lalu Dirman yang sebenarnya adalah anak yang perempuan tua itu sedang ceritakan, tetapi perempuan tua itu tidak menyadarinya. Dirman hanya mendengar dan memperhatikan cerita itu.
·           Analisis:
Berdasarkan kalimat atau Dialog diatas, maka penulis mengklasifikasikan kalimat diatas sebagai prinsip kesopan santunan yang termasuk kedalam bagian maksim kesimpatian.
Kalimat yang menunjukkan kesimpatian diatas dapat di tandai dengan adanya suatu prinsip bahwa Mbah itu menyatakan rasa kasihannya yang di ikuti dengan beberapa kata setelah itu yang mnerangkan bahwa betapa sedihnya hati sih Mbah mengenang kejadian itu terhadap apa yang dialami oleh Dirman dan keluarganya dahulu.



BAB III PENUTUP
A.    Simpulan
Setiap percakapan yang terjadi di dalam novel mengkhususkan  kajian pada prinsip sopan santun yang terdapat dalam novel kembang turi. Maka peneliti menemukan bahwa setiap maksim dalam prinsip sopan santun yang terdapat dalam novel kembang turi di deskripsikan adalah sebagai berikut:
1.      Maksim Kebijaksanaan (tact maxim); memiliki contoh sebanyak  satu dialog atau kalimat.
2.      Maksim kedermawaan (generosity maxim) ; memiliki contoh sebanyak satu dialog atau kalimat.
3.      Maksim penghargaan atau pujian (approbation maxim) ; memiliki contoh sebanyak  empat dialog atau kalimat.
4.      Maksim kesederhanaan atau kerendahan hati (modesty maxim) ; memiliki contoh sebanyak tiga dialog atau kalimat.
5.      Maksim kecocokan atau kesepakatan (agreement maxim) ; memiliki contoh sebanyak empat dialog atau kalimat.
6.      Maksim kesimpatian  (sympathy maxim) ; memiliki contoh sebanyak  satu dialog atau kalimat.







DAFTAR PUSTAKA
Charlina dan Mangatur Sinaga. 2007. Pragmatik. Pekanbaru: Cendikia insani.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar