ANALISIS PUISI
Kesabaran
Karya Chairil Anwar
Aku
tak bisa tidur
Orang
ngomong, anjing nggonggong
Dunia
jauh mengabur
Kelam
mendinding batu
Dihantam
suara bertalu-talu
Disebelahnya
api dan batu
Aku
hendak bicara
Suaraku
hilang, tenaga terbang
Sudah
! tidak jadi apa-apa!
Ini
enggan disapa, ambil perduli
Keras
membeku air kali
Dan
hidup bukan hidup lagi
Kuulangi
yang dulu kembali
Sambil
bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu
reda yang mesti tiba
Analisis puisi
v
Kata ( Diksi )
Kata
yang digunakan dalam puisi disamping tidaklah terlalu sulit untuk di pahami
tetapi estetisnya tetap terlihat dengan penyusunan dan penggunaan kata yang
ekspresif kreatif (lisensia puitika) contoh : kata “nggonggong”
v
Larik
Larik
dalam puisi tersebut menandakan puisi disamping merupakan puisi baru.
Penggolongan ini ditandai dengan jumlah kata dalam lariknya yang tidak menentu,
kadang 3,4,5 bahkan sampai 6 kata.
v
Bait
Jumlah
bait puisi “kesabaran” ini terdiri dari 6,4,2,3. Sehingga, dapat ditandai bahwa
puisi ini tergolong menjadi puisi puisi baru dikarenakan jumlah lariknya yang
tidak dibatasi namun tetap memiliki kesatuan makna.
v
Bunyi
Rima
yang membentuk puisi disamping menciptakan keindahan sehingga puisi ini mejadi
enak didengar, meskipun tanpa dilagukan. Perulangan bunyi akhir seperti :
tidur, mengabur, batu, talu, abu, hilang, terbang, hidup, kali, lagi, kuulangi,
kembali, reda, tiba.
v
Makna
Makna bait
pertama
Penulis tidak dapat tenang atau tidak
dapat merasakan ketenangan dalam hidupnya saat itu. Begitu banyak orang-orang
yang selalu menjelekkan orang lain. Dunia dan kehidupan sudah tidak dapat
dibedakan lagi kebaikan dan keburukan yang ada didalamnya hanyalah kekerasan
hati yang meskipun ditegur namun tetap tidak didengar.
Makna bait kedua
Penulis hendak menyampaikan isi hati,
pikiran dan sarannya tetapi semuanya sia-sia dikarenakan semuanya tidak
dihiraukan dan tidak didengarkan bahkan tidak di anggap.
Makna bait
ketiga
Kedamaian dan ketenangan sudah tidak
ada lagi bahkan kehidupan seperti tidak selayaknya kehidupan.
Makna bait
keempat
Kembali
si penulis menyuarakan isi hatinya. Pada akhirnya karena penulis merasa tidak
dihiraukan juga maka ia pun tidak memperdulikan lagi dan hanya berharap akan
ada kedamaian dan akhir dari semuanya itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar