Rabu, 24 Desember 2014

Bentuk-bentuk tes bahasa



BENTUK-BENTUK TES BAHASA
1.                  Tes Bunyi Bahasa
Sasaran tes bunyi bahasa secara umum meliputi seluruh penguasaan sistem bunyi bahasa, baik dalam mengenal dan memahami bunyi bahasa secara pasif-reseptif maupun dalam bentuk melafalkan dan menggunakan bunyi bahasa secara aktif dan produktif. Selain bunyi-bunyi bahasa dalam bentuk konsonan dan vokal sistem bunyi bahasa juga meliputi tinggi rendahnya suara , tekanan kata dan kalimat, lagu kalimat atau intonasi.
Tes bunyi bahasa secara pasif-reseptif dimaksudkan untuk memastikan apakah seseorang mampu embedakan satu bunyibahasa dari bunyi bahasa yang lain. Sehingga seseorang dapat memahami ujaran si penutur dengan baik.
Beberapa contoh butir tes bunyi bahasa untuk mengukur kemampuan menegnal dan membedakan bunyi bahasa secara pasif-reseptif adalah sebagai berikut :
a.       Mengenal bunyi bahasa
1.  Ship
2.  Shop
3.  Assess
4.  Cash
5.  Nation
Lingkarilah kata yang termasuk bahasa ingris dari rekaman atau dibacakan.
b.       Membedakan bunyi bahasa
1.  pen – pen
2.  sink – zink
3.  life – live
4.  game – game

5.  look – luke
Tulislah huruf s bila kedua kata itu sama dan huruf b jika berbeda melalui sebuah rekaman atau dibacakan.
c.       Melafalkan bunyi bahasa
1.  [e]
2.  [a]
3.  [f]
4.  [ts]
d.      Melafalkan kata-kata
1.  Lively
2.  Active
3.  Buffalo
4.  Shameful
5.  Bush
e.       Melafalkan pasangan kata-kata
1.  Penny – benny
2.  Then –than
3.  Write – ride
4.  Hiss – his
5.  Bag – back


f.       Melafalkan rangkaian kalimat
1.  She sells sea shells on the sea shore.
2.  Fresh flesh of fresh fried fish.
g.       Membaca teks
Membaca teks dapat membantu dalam melafalkan kosa kata.
1.            Tes Kosakata
     Tes kosakata berkaitan dengan penguasaan makna kata-kata, disamping kemampuan menggunakannya pada konteks yang tepat dan tempat yang tepat pula dalam wacana. Penguasaan kosakata dapat dibedakan memjadi dua yaitu penguasaan yang aktif-produktif dan penguasaan yang pasif-reseptif. Tes kosakata aktif produktif merupakan yaitu kosakata yang dapat dipakai oleh pemakai bahasa secara wajar dan tanpa banyak kesulitan dalam mengungkapka dirinya. Sebaliknya kosa kata pasif-reseptif adalah seseorang pemakai bahasa yang hanya mampu menggunakannya untuk memahami ungkapan bahasa orang lain. Tanpa mampu menggunakannya sendiri secara wajar dalam ungkapan-ungkapannya.
Bentuk-bentuk tes kosa kata sebagai berikut:
a.  Menunjukkan benda
Dapat dilakukan dengan memberikan makna kata-kata tersebut dengan menunjukkan bendanya. Contoh : jendela, baju, sepatu dan lain-lain.
b.  Memperagakan
Dengan cara memperagakan makna kata-kata diantaranya seperti memperagakan mengangkat tangan, mengantuk, tersenyum, dan lain-lain.
c.  Memberi pedanan
Dengan cara mengartikan kata tersebut dalam bahasa lain contoh : dictionary dalam bahasa indonesianya adalah kamus, dan mengingat dalam bahasa ingrisnya adalah to remember.

d.  Memberi kata lain
Yaitu memberikan makna yang hampir sama dengan kata tersebut. Contoh : ayah hampir sama dengan bapak.
e.  Memberi lawan kata
Yaitu memberikan lawan dari sebuah kata tersebut. Contoh tinggi lawannya rendah, dan atas lawannya bawah.

f.          Menyebutkan kata
Jauh lebih baik dari rata-rata itu kata lainnya adalah istimewa.

g.         Melengkapi kalimat
Yaitu dengan cara melengkapi kalimat yang rumpang dengan kata yang tepat sehingga kata tersebut dapat dipahami dan dimengerti.
Contoh : ayah pergi ke ….. untuk membeli ikan {warung }
3.         Tes tatabahasa
Tatabahasa merupakan bagian yang berkaitan dengan penataaan kata-kata dalam rangkaian kata-kata. Rangkaian kata-kata itu menghasilkan frasa dan kalimat. Sasaran tes tata bahasa secara garis besar meliputi pemahaman dan penggunaan, pembentukan kata dan frasa dan kalimat. Tes tata bahasa dapat disusun dalam bentuk essay, tes pilihan ganda, tes melengkapi , tes jawaban pendek, dan lain-lain

a.         Tes pembentukan kata
1.         Menunjukkan asal kata
Menjemukan : jemu


2.         Membentuk kata turunan
Lelah : kelelahan

3.         Menyesuaikan bentuk kata
Bapak sedang baca surat kabar [membaca]

b.         Tes pembentukan frasa

-           Menyusun kata-kata
Sapi , susu menjadi susu sapi

-           Melengkapi kata menjadi frasa
Hujan …. Menjadi hujan es

-           Membentuk frasa
Banyak abu berjatuhan disebut hujan abu

-           Menjelaskan makna frasa
Orang desa maknanya adalah orang yang berasal dari desa.

c.         Tes pembentukan kalimat
-           Mengenal kalimat

-           Membuat kalimat

Membuat kalimat dari kata teman , dengar , radio dapat dibuat sebagai berikut temanku mendengarkan radio
-           Menyusun kalimat
Malam , hari, larut, sudah. Disusun menjadi hari sudah larut malam.
-           Mengubah kalimat
Saya sudah engantuk diubah menjadi kalimat dia mengatakan bahwa dia sudah mengantuk…
3.4 TES MENYIMAK
Menyimak merupakan kemampuan seseorang yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan. Tanpa kemampuan menyimak yang baik, akan terjadi banyak kesalahpahaman dalam komunikasi antar sesama pemakai bahasa, yang dapat menyebabkan berbagai hambatan dalam melaksanakan tugas dan kegiatan sehari-hari.
 Dalam pengajaran bahasa semacam itu, perkembangan dan tingkat penguasaan kemampuan menyimak perlu dipantau dan diukur melalui penyelenggaraan tes menyimak. Kemampuan menyimak merupakan kemampuan yang pasif-reseptif. Artinya, bahwa inisiatif untuk berkomunikasi tidak pertama-tama berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain.
Pemahaman yang utuh dan tepat hanya dapat terjadi apabila pendengar secara aktif memproses apa yang di dengarnya itu secara linguistik dan intelektual dalam dirinya. Kemampuan menyimak terutama terkait dengan kemampuan untuk memahami makna suatu penggunaan bahasa yang diungkapkan secara lisan.
Kemampuan memahami makna bahasa lisan itulah yang merupakan sasaran dari tes menyimak. Yaitu, meliputi semua bentuk dan jenis ungkapan lisan, mulai dari bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat, dan wacana yang lebih utuh dan lengkap.
Oleh karena itu, paparan tes menyimak ini meliputi bentuk-bentuk yang lebih besar dari pada kata-kata lepas, yaitu frasa, kalimat, dan wacana yang lebih lengkap dan panjang. Tes menyimak diselenggarakan dengan memperdengarkan wacana lisan sebagai bahan tes. Wacana itu dapat diperdengarkan secara langsung oleh seorang penutur, sedapat mungkin penutur asli bahasa yang merupakan sasaran tes, atau sekedar melalui rekaman. Wacana yang teah diperdengarkan itu disertai dengan tugas yang harus dilakukan, atau pertanyaan yang harus dijawab.



Contoh-contoh tes menyimak:
1.      Menjawab pertanyaan (frasa)
Dengarkan masing-masing frasa berikut dengan seksama. Demikian pula pertanyaan yang menyertainya. Tuliskanlah jawaban atas pertanyaan itu sesingkat mungkin.
Contoh : [pameran lukisan] Dimana diselenggarakan?
Jawab:    di sanggar
2.      Menjawab pertanyaan (kalimat)
Dengarkan masing-masing frasa berikut dengan seksama. Demikian pula pertanyaan yang menyertainya. Tuliskanlah jawaban atas pertanyaan itu sesingkat mungkin.
Contoh : [pelaut itu kehilangan arah] alat apa yang dapat membantunya?
 Jawab  : kompas
3.      Merumuskan inti wacana
Dengarkanlah baik-baik wacana berikut ini. Kemudian rumuskanlah secara singkat inti masalah yang diungkapkan di dalamnya.
Contoh: untuk mencegah timbulnya kerusakan pada disket, sebaiknya dibuat salinan untuk menjaga keamanan. Disket salinan ini digunakan untuk bekerja sedangkan yang asli disimpan sebagai cadangan.
Inti      : Buatlah salinan disket.
4.      Menjawab pertanyaan (wacana)
Dengarkanlah wacana berikut ini baik-baik. Jawablah secara singkat pertanyaan-pertanyaan mengenai isinya, yang disampaikan diakhir wacana itu.
Contoh wacana:
Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan melembaga, artinya secara resmi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan atas nama perguruan tinggi, yang disetujui rektor atau pejabat yang ditunjuk. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok, sedangkan sumber ide dan inisiatifnya dapat berasal dari orang didalam kampus, dapat pula dari orang diluar kampus.
Contoh pertanyaan: Bilaman suatu kegiatan pengabdian masyarakat dapat dianggap melembaga?
Jawaban: bila dilakukan atas nama perguruan tinggi.

5.      Menceritakan kembali
Dengarkanlah wacana berikut ini baik-baik. Sesudah itu ceirtakanlah kembali wacana itu dengan kalimat dan kata-kata yang tidak harus sama dengan wacana aslinya, namun, dengan garis besar isi yang sama.
Contoh wacana:  
Pada acara ulang tahun Perumka, Mergokulino sengaja diundang untuk mengisi acara. Karena ini hajatan Perumka, tempat yang dipilih pun adalah peron yang waktu itu sengaja dikosongkan. Hal itu tak jadi masalah. Yang penting, tempat tersebut memungkinkan untuk pementasan Hanoman Obong. Semnetara itu, sebagian gerbong kereta yang kosongpun dapat dipakai buat sekedar ganti kostum. Pokoknya, dengan tempat dan fasilitas terbatas, segalanya memungkinkan untuk pertunjukkan malam itu.
Contoh jawaban:
Acara ulang tahun Perumka ditanda dengan pertunjukkan yang diselenggarakan di peron stasiun yang sengaja dikosongkan. Untuk ganti pakaian pemain, digunakan gerbong yang kosong. Cerita yang dilakonkan adalah “Hanoman Obong”.

3.5 TES MEMBACA
Untuk memahami semua jenis informasi yang termuat dalam berbagai bentuk tulisan itu, mutlak diperlukan kegiatan membaca disertai kemampuan untuk memahami isinya. Tanpa kemampuan memahami isi bacaan, banyak informasi yang tidak dapat diserap dengan cepat dan tepat, dan dengan mudah menjadikan orang ketinggalan zaman. Kemampuan memahami isi bacaan itulah yang menjadi tujuan pokok dari pelajaran membaca dalam pengajaran bahasa, dan sekaligus merupakan sasaran utama dari tes membaca, atau lebih tepat dan lengkapnya tes kemampuan membaca.
Dengan membaca seseorang pertama-tama berusaha memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk wacana tulis. Seorang pembaca pada dasarnya hanyalah bertindak sebagai penerima. Dia bukanlah pihak yang pertama-tama menyampaikan informasi dan pesan. Itulah sebabnya membaca dan kemampuan memahami bacaan pada dasarnya merupakan kemampuan yang pasif-reseptif.
Kemampuan membaca itu adakalanya perlu dipastikan tingkatnya melalui pengukuran dengan menyelenggarakan tes membaca. Tujuan pokok penyelenggaraan tes membaca adalah mengetahui dan mengukur kemampuan untuk memahami bahan bacaan. Baik yang secara jelas diungkapkan didalamnya (tersurat) maupun yang terungkap secara tersamar dan tidak langsung (tersirat) atau bahkan hanya sekedar implikasi dari isi bacaan. Tes membaca dapat disajikan dalam bentuk tes subyektif dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijawab melalui jawaban panjang dan lengkap atau sekedar jawaban-jawaban pendek. Tes objektif, seperti tes melengkapi, menjodohkan, bentuk pilihan ganda, atau bentuk-bentuk gabungan.

Beberapa contoh tes membaca:
1.      Melengkapi Wacana
Bacalah wacana dibawah ini yang belum sepenuhnya selesai. Tambahkanlah satu kata yang sesuai, untuk melengkapi wacana tersebut.
Contoh: pada saat ini orang mulai melengkapi alat musik dengan komputer yang lebih canggih lagi agar dapat dihasilkan warna nada yang lebih...
Jawaban: beragam
2.      Menjawab Pertanyaan
Bacalah wacana ini dengan saksama. Jawablah pertanyaan-pertanyaan tentang isinya secara singkat.
Contoh wacana:
Jumlah penduduk proinsi Timor Timur sekitar 671. 764 jiwa (1988); sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Makanan pokok penduduk setempat adalah jagung. Sebagai makanan tambahan, mereka menanam padi dan umbi-umbian. Daerah yang paling banyak penduduknya adalah Kabupaten Dili (97.056 jiwa), dengan kepadatan 204 jiwa per kilometer persegi.
Contoh pertanyaan:
Apakah yang dilakukan sebagian besar penduduk Timor Timur untuk bertahan hidup?
Jawaban:  Bercocok tanam, bertani.
3.      Meringkas Isi Bacaan
Meringkas isi bacaan tergantung pada tingkat kemampuan berbahasa yang merupakan tujuan pengajaran atau telah dikuasai peserta tes. Semakin tinggi kemampuan berbahasa yang dijadikan tujuan penyelenggaraan tesnya. Semakin panjang teks bacaan yang digunakan, dan semakin banyak dan lengkap pula jenis ringkasan yang harus disusun. Meringkas isi bacaan tidak merupakan sepenuhnya tes membaca karena jawaban yang dituntut dalam bentuk ringkasan menyangkut penggunaan kemampuan menulis. Usaha untuk mengurangi pengaruh kemampuan menulis dalam tes meringkas isi bacaan dapat dilakukan dengan lebih menitikberatkan penilaian terhadap isi jawaban daripada unsur-unsur lain seperti susunan kalimat, tatabahasa, ejaan, dan sebagainya.   
Contoh:
Disebut Ujung Kulon karena letaknya memang diujung barat Pulau Jawa. Selain merupakan kawasan konservasi, semenanjung ini juga menjadi obyek wisata di wilayah Jawa Barat. Wisatawan asing lebih dari 20 negara pernah melancong kesana. Belum lagi turis domestik.
Jawaban: Ujung Kulon merupakan obyek wisata di ujung barat pulau Jawa.

3.6    TES BERBICARA
Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa yang menuntut prakarsa nyata dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan. Dalam pengertian itu berbicara merupakan bagian dari kemampuan berbahasa yang aktif-produktif yaitu menuntut penguasaan terhadap beberapa aspek dan kaidah penggunaan bahasa.
 Kata-kata itu dirangkai dalam susunan tertentu menurut kaidah tatabahasa dan dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang sesuai sebagai suatu bentuk penggunaan bahasa lisan yang harus diperhatikan dalam mengupayakan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti seperti yang dimaksudkan oleh seorang pembicara.
Bentuk pengajaran berbicara itu dapat berbentuk terkendali dengan isi dan jenis wacana yang ditentukan atau dibatasi seperti menceritakan suatu gambar, atau menceritakan kembali cerita yang telah disampaikan sebelumnya secara lisan atau tertulis, sedangkan bentuk pengajaran berbicara yang bersifat bebas yaitu tergantung dari keinginan dan kreatifitas pembicara
Bentuk-bentuk tes berbicara:
1.    Bercerita Singkat
Buatlah kalimat atau wacana singkat yang mengungkapkan keadaan atau peristiwa yang terjadi seperti dilukiskan pada gambar berikut.
Contoh wacana:
Dirumah kami mempunyai sebuah komputer. Ayah saya sering bekerja didepan komputer itu sampai larut malam. Kadang-kadang ibu juga menggunakan komputer, terutama pada siang hari. Dia membuat catatan resep-resep masakan dan kadang-kadang menulis surat kepada saudara atau teman.
2.    Menceritakan Kembali
Simak (dengarkan) baik-baik isi wacana yang terdapat dalam bacaan (rekaman) berikut ini. Kemudian ungkapkan kembali isinya dalam bahasa sendiri, dengan mengutamakan bagian-bagian yang penting dari bacaan/rekaman itu.
Contoh wacana:
Beverly Allitt selalu tampil rapi. Arloji perawatnya tergantung pada rantai, termometrnya menyembul dari saku atas, ia rajin melaporkan kejadian sekecil apapun kepada rekan-rekan perawat, yang sebetulnya membuat mereka kesal. Kalau ada anak memerlukan perhatian, Allitt selalu hadir disebelah perawat senior yang bertanggung jawab di bangsal itu, tidak peduli bantuannya diperlukan atau tidak.
Contoh jawaban:
Beverly Allitt adalah seorang perawat yang rapi dan rajin. Ia rajin melaporkan segala sesuatu kepada sesama perawat. Bila ada anak yang memerlukan bantuan ia segera berdiri disamping perawat kepala ruangan dan siap membantu.
3.    Berbicara Bebas
Perhatikanlah topik-topik di bawah ini. Pilihlah salah satu topik yang anda rasakan paling sesuai dengan selera dan pengetahuan anda. Susunlah beberapa pokok pikiran yang terkait dengan topik yang telah anda pilih itu. Gunakanlah pokok-pokok pikiran itu untuk berbicara selama 5-10 menit.
Contoh topik:
-          Binatang Kesayanganku
-          Cita-cita hidupku
-          Pengalaman yang tak terlupakan
-          Bagaimana aku menjaga kesehatan
-          Film yang saya sukai
3.7. Tes Menulis
Seperti halnya bicara, menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif-produkti. Keduanya meruapakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa. Perbedaannya terletak pada cara yang digunakan untuk mengungkapkannya.
Secara umum tes menulis dapat diselenggarakan secara terbatas dan secara bebas. Pada jenis tes terbatas, tulisan peserta tes dilakukan dengan batasan-batasan tertentu. Batasan itu dapat berupa masalah dan judul yang sudah ditetapkan, disamping waktu dan panjang tulisan. Sebaliknya, pada tes bebas peserta dapat menentukan  sendiri apa yang ingin ditulisnya, dan bagaimana menyusun tuisannya dengan rambu-rambu yang ditetapkan secara minimal.
Berikut ini beberapa contoh tes menulis :
3.7.1. Menceritakan Gambar
Buatlah karangan singkat dengan gambar berikut sebagai patokan. Bila perlu gunakanlah nama tempat atau orang yang anda anggap sesuai untuk karangan yang anda tulis.
 



3.7.2. Membuat Singkatan
Bacalah sebuah naskah dengan seksama dan pahami isinya. Dengan naskah tertutup, buatlah singkatan dari bacaan itu dengan susunan bahasa anda sendiri. Sepanjang satu halaman (kira-kira 300 kata).
3.7.3. Menulis Bebas
Buatlah karangan sepanjang kira-kira dua halaman (kira-kira 600 kata) tentang salah satu dari masalah-masalah berikut ini : pencemaran lingkungan, kesenjangan sosial.
3.8. Dikte
Dikte adalah melafalkan atau membacakan suatu wacana untuk dituliskan oleh orang lain. dalam pengajaran bahasa, dikte dapat diterapkan sebagai salah satu bentuk pengajaran atau salah satu bentuk teks.
Secara tradisional, dikte pada umumnya semata-mata dikaitkan dengan kemampuan menyimak yaitu memahami lisan bahkan kadang-kadang sekedar kemampuan dan ketajaman mendengarkan bunyi-bunyi bahasa yang terdapat dalam wacana yang dibacakan.
Dikte yang banyak digunakan disekolah-sekolah mengikuti format biasa yang dapat digolongkan sebagai dikte standar atau baku.
3.8.1. Dikte Standar
Dengarkanlah baik-baik teks bacaan berikut ini yang mula-mula akan dibaca seluruhnya. Sesudah itu teks akan dibaca bagian demi bagian, untuk anda tuliskan. Pada akhirnya seluruh teks akan dibaca sekali lagi agar Anda dapat memriksa pekerjaan Anda sendiri sebelum dikumpulkan.
Pengajaran bahasa Indonesia:
Contoh wacana:
Dalam suatu rumah tangga, kepala keluargalah yang hendaknya memegang kemudi. Akan tetapi, masalahnya tidaklah sesederhana itu. Mungkin saja kepala keluarga berhasik memegang kendali, tetapi bukannya tanpa perlawanan dari pihak istri atau anggota keuarga lainnya. Bahkan ada keluarga yang sepenuhnya ”diperintah ” oleh salah seorang pembantu rumah tangganya. Walaupun dari luar tampaknya tidak demikian. Tentu saja keadaan yang demikian ini memalukan.
3.8.2. Dikte Sebagian
Simaklah teks yang akan dibicarakan. Kecuali beberapa bagian yang telah dihilangkan, teks yang dibacakan itu terdapat pada lembaran yang telah dibagikan. Tuliskanlah hanya bagian teks yang tidak terdapat pada lembaran itu.
Pengajaran Bahasa Indonesia:
 Kekayaan alam Minangkabau dan seni budayanya sangat mempengaruhi. 1. Terciptanya berbagai ragam hias dengan pola-pola yang mengagumkan. Sekalipun ragam hias tercipta dari alat yang teramat sederhana serta 2. Proses kerja menenun yang terbatas, tetapi hasil tenunannya merupakan. 3. Karya seni yang tinggi nilainya. Jadi songket.4. tidak hanya sekedar kain, melainkan telah menjadi suatu bentuk  seni rupa. Karena proses dengan kecintaan dan 5. Diangkat dari fantasi penciptanya yang ramah terhadaplingkungan alam.

3.9. Tes  cloze
Seperti halnya dikte, cloze merupakan bentuk tes bahasa yang tidak secara khusus terkait dengan salah satu aspek kemampuan berbahasa atau komponen bahasa. Hal itu disebabkan karena adanya perbedaan sasran pokok yang dijadikan titik berat dari penyelenggaraan tesnya.
Penghilangan kata –kata dari suatu wacan tulis merupakan ciri khas pokok dari tes cloze. Pada format aslinya penghilangan kata-kata itu dilakukan secara sistematis, dengan menggunakan rumus yang dikenal sebagai penghilangan kata ke-n. Maksudnya adalah bahwa suatu  teks yang telah dipilih, kata yang ke-sekian (misalnya ke-5, ke-6 atau ke-7 dan sebagainya) dihilangkan dengan cara menghapuskannya, sehingga meninggalkan suatu tempat kosong. Dengan demikian pada teks yang digunakan sebagai bahas tes cloze terdapat sejumlah tempat kosong yang terjadi secara ajeg (tetap) , yaitu setiap kata ke-n.
Pemeriksaan dan penilaian terhadap pekerjaan tes cloze dapat dilakukan menurut beberapa cara. Penilaian yang paling baku dan konvensional dilakukan atas dasar kata yang tepat sama. Dalam cara ini hanya jawaban yang tepat sama denga kata yang telah dihilangkan dari tes aslinya, dianggap benar. Cara [penilaian lain adalah atas dasar kata yang hampir sama. Dengan cara ini kata  waktu, misalnya dapat dianggap benar sebagi padanan dari kata saat.
Berikut adalah contoh tes cloze dalam bentuknya yang konvensional, dengan kata-kata yang dihilangkan secara ajeg, hanya dengan meninggalkan bagian-bagian kosong tanpa menunjukkan huruf awalnya maupun jumlah huruf dari kata yang dihilangkan.
Pengajaran bahas Indonesia:
Contoh teks :
Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mendatangkan perubahan sikap dan perilaku seseorang  melalui pengajaran dan latihan. Kegiatan mendidik atau pendidikan bisa terjadi 1….. tempat-tempat yang memang disediakan untuk 2…itu, seperti sekolah dengan guru sebagai 3… atau dirumah dengan orangtua.4….dengan kata, sikap dan perilakunya berusaha.5… sikap dan pandangan hidup anak-anaknya.6… atau teman dapat juga menjadi pendidik.7… penolakan atau penerimaan mereka terhadap perilaku.8… menentukan apakah kita dapat mempertahankan sikap.9… mengharuskan mengubah sikap dan perilaku.
Jawaban:
1.         Di                                5. Membentuk
2.         Hal                              6. saudara
3.         Pendidiknya    7. karena
4.         Yang               8. Kita
9.         Atau
3.10. Tes-C
Tes-C merupakan salah satu hasil usaha pengembangan tes cloze yang penggunaannya ternyata menimbulkan banyak catatan dan keberatan dari berbagai pihak. Seperti halnya tes cloze, tes-C diselenggarakan dengan menggunakan wacana berupa teks bacaan sebagai bahan. Perbedaan dengan tes cloze yang pada dasarnya menggunakan satu tes bacaan yang utuh, tes-C menggunakan beberapa teks bacaan pendek. Disamping itu, penghilangan kata pada tes-C dilakukan atas dasar dan cara yang berbeda, tanpa mengikuti formula setiap kata ke-n seperti pada tes cloze.
Penghilangan kata dalam pengembangan tes-C dihilangkan dengan menerapkan formula kaidah serba dua. Dengan membiarkan kalimat pertama dan terakhir pada suatu teks  bacaan utuh seperti pada tes cloze, penerapan formula itu berupa penghilangan bagian  ke-2 dari setiap kata ke-2 pada kalimat ke-2. Yang dimaksud dengan bagian kata adalah huruf-huruf yang membentuk kata, yang mungkin berjumlah genap atau ganjil. Misalnya pada kata pena akan menjadi [pe..], kalimat [kal…]. Bagian kata yang dihilangkan dapat diganti sekedar dengan bagian kosong, atau dapat pula diganti dengan titik-titik daam jumlah yang sama dengan jumlah huruf yang dihilangkan.
Dibandingkan dengan tes cloze, tes-C sebagai suatu bentuk modifikasi memiliki beberapa kelebihan diantaranya pertama penggunaan tes bacaan pendek memberikan peluang untuk menampilkan pokok bahasan yang lebih beragam daripada hanya satu teks bacaan seperti yang lazimnya digunakan pada tes cloze. Disamping itu, penghilangan bagian kata pada setiap kata ke-2 memungkinkan diperolehnya  kata yang lebih besar dengan cakupan jenis kata yang lebih luas.
Contoh :
Kedung ombo
Waduk kedung ombo, yang merupakan waduk terbesar di Jawa Tengah, diresmikan Presiden Soharto pada  18 Mei 1991. Upacara 1. Pere… itu.2. dii…lewat 3. Sia… radio 4. ol.. penduduk 5. Di… Mlangi 6. Ya… hingga 7.ki… masih 8. Bert… di 9. Dae… genangan 10. Un… mempertahankan 11. Tunt… mereka 12. Ak… jumlah 13.ga… rugi 14. Ya… mereka 15. Kehe… sementara itu, Kedungpiring, yang letaknya sekitar 12 kilo meter di selatan bendungan, tetap rutin melaksanakan pekerjaannya mengarit.
Jawaban :
1.         Peresmian        8. bertahan
2.         Diikuti             9. daerah
3.         Siaran            10. untuk
4.         Oleh               11. tuntutan
5.         Desa               12. Akan
6.         Yang               13. ganti
7.         Kini                 14. Yang
                                    15. kehendaki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar