Perfectionist or citra diri rendah ???
Beda tapi maknanya sulit untuk dibedakan terutama pada saat dipraktikkan untuk membedakannya dalam kehidupan. Sejumlah orang memiliki sikap tersebut. Mungkin bahasanya saja yang agak dibedakan. Ada yang mengatakan "saya memang orangnya perfectionist" atau ada pula yang mengatakan "saya harus mengusahakan agar sempurna hasilnya supaya saya tidak diejek atau dihina".
Menurut kamu apa perbedaan dan persamaannya sobat?, hehehe
Menurut saya, sikap perfectionist muncul karena adanya citra diri yang rendah dalam diri seseorang. Selain itu, biasanya juga disebabkan oleh rasa kurang puas pada hal apapun. Belajar dari berbagai pengalaman, untuk memperbaiki hal ini agar seimbang diperlukan perjuangan dan usaha serta doa serta niat. Perubahan akan terjadi pada setiap orang yang mau berubah.
Kamis, 24 Mei 2018
Selasa, 15 Mei 2018
Manusia Lupa Pada Tujuan Hidupnya
----------------------------------------------
Beberapa pengalaman yang saya sering alami sendiri, bahkan juga beberapa pengalaman yang saya saksikan dan dengar sendiri dari beberapa kerabat membuat saya sangat bersedih melihat keadaan manusia jaman sekarang.
Segala puji dan syukur, kemuliaan dan hormat yang seagung-agungnya hanya bagi DIA. Bagi Allah yang mulia. Maha kudus dan Maha besar. Raja segala raja, yakni Yesus Kristus dalam segala kepenuhan kasih Allah, turun dalam rupa manusia untuk menyelamatkan manusia yang hina dan penuh dosa bahkan kesombongan dan keangkuhan layaknya saya.
Bagi Allah yang Mulia. Haleluya.
Beberapa waktu lalu, tiga ledakan beruntun terjadi. Lalu, keesokan harinya satu ledakan terjadi lagi. Ini masih mengenai ledakan yang menewaskan beberapa orang dan melukai beberapa orang lainnya. Manusia lainnya juga terikut dalam suasana takut. Ada juga yang sedih dan mendoakan. Ada pula yang hanya diam dan tertunduk lesu, bahkan ada pula yang puas dengan keadaan seperti ini.
"Manusia lupa pada tujuan hidupnya"
Ya. Manusia lupa.
Lupa bahwa siapa penciptanya. Lupa siapa yang menciptakan sesamanya. Lupa pada apa unsur yang menopang kehidupannya. Lupa. Lupa dan lupa.
Begitu miris pada kenyataan karakter dan pola pikir manusia yang semakin bobrok. Kepicikan dan tertutupnya mata hati juga nurani membuat seseorang mampu berlaku tidak baik layaknya binatang. Manusia diciptakan serupa dengan gambaran Allah yang maha kasih. Tapi, kita perlu ingat bahwa dia adalah Allah yang adil dan maha kasih. Jika kita bersalah lalu kita memohon ampun dan bertobat, IA akan tetap berikan pengampunan dengan kasihNya yang besar seperti baru lagi layaknya seputih bulu domba, namun keadilannya mengharuskan kita juga harus berani menanggung resiko dan konsekuensi dari perilaku kita.
Allah itu nyata guys...
DIA ada sobat!
Kamu takkan bisa menghindar sedetikpun itu!
Kamu takkan mampu menembus tingkat pengetahuan dariNya!
Manusia. Aku dan kamu. Kita hanyalah butiran debu yang sekali hembusan saja mampu lenyap dalam ketidakpastian dunia.
Allah itu luar biasa brother!
Allah itu Maha adil dan Maha tahu sister!!
Jangan seorangpun merendahkan seorang dengan yang lain. Kita sama.
Hanya Allah saja yang berkuasa menghakimi, mengadili dan tahu segala sesuatu dengan murni.
DIA perkasa dan lebih besar dari apa yang aku, kamu dan kita tahu.
Seumur hidup kita, kita tidak akan mampu menguak kemaha-Ilahi-an-Nya !!!
HALELUYA...
Aku bersyukur. Aku mengenal DIA yang AGUNG itu sebelumnya hingga sekarang. Sehingga, apapun yang dunia katakan, apapun yang terjadi, doktrin apapun yang muncul dan sebagaimanapun ketakutan dan kegelapan mencekam dunia, aku akan katakan HALELUYA, ALLAH MAHA BESAR.
Hikmat, kebijaksanaan, pengetahuan, keadilan, sumber segala sesuatunya dalam kehidupan dan alam semesta ini asalnya hanya dari DIA. Hanya dari DIA.
Jangan lupa diri. Jangan lupa tujuan Allah menciptakan dan mengizinkan kita ada sampai sekarang. Tujuannya menciptakan kita ialah "MEMULIAKAN DIA". Tidak ada yang lain. TIDAK!
Tidak untuk menyombongkan diri.
Tidak untuk memegahkan diri.
Tidak untuk mencuri kemulian-Nya.
Tidak untuk menyakiti sesama.
Tidak untuk mengeraskan hati!
Tidak untuk mencari kesenangan diri!
Tidak pula untuk memperkaya diri!
Ingat,,,
Semua akan hilang dalam sekejap. Debu tanahlah kita.
Bagian kita hanyalah sehelai kain putih.
Bagian kita hanyalah keyakinan, Iman percaya kita yang menyelamatkan dan membedakan kita.
HALELUYA...
Aku bersyukur akan segala kasih karunia-Nya.
Aku bersukur akan rancangan terbaiknya.
Dunia akan tetap dipenuhi kemuliaan-nya. Karena dunia adalah milik-Nya.
Maka siapakah aku? siapakah kamu? siapakah kita?
Jangan lupa diri kawan.
Mari berubah. Mari kembali kepada kasih anugerah-Nya.
Hanya karena Allah. Hanya karena Yesus. Jiwa dan bumi terselamatkan...
Tetap berdoa. Tetap berjaga-jaga.
Tuhan Yesus memberkati :) :)
----------------------------------------------
Beberapa pengalaman yang saya sering alami sendiri, bahkan juga beberapa pengalaman yang saya saksikan dan dengar sendiri dari beberapa kerabat membuat saya sangat bersedih melihat keadaan manusia jaman sekarang.
Segala puji dan syukur, kemuliaan dan hormat yang seagung-agungnya hanya bagi DIA. Bagi Allah yang mulia. Maha kudus dan Maha besar. Raja segala raja, yakni Yesus Kristus dalam segala kepenuhan kasih Allah, turun dalam rupa manusia untuk menyelamatkan manusia yang hina dan penuh dosa bahkan kesombongan dan keangkuhan layaknya saya.
Bagi Allah yang Mulia. Haleluya.
Beberapa waktu lalu, tiga ledakan beruntun terjadi. Lalu, keesokan harinya satu ledakan terjadi lagi. Ini masih mengenai ledakan yang menewaskan beberapa orang dan melukai beberapa orang lainnya. Manusia lainnya juga terikut dalam suasana takut. Ada juga yang sedih dan mendoakan. Ada pula yang hanya diam dan tertunduk lesu, bahkan ada pula yang puas dengan keadaan seperti ini.
"Manusia lupa pada tujuan hidupnya"
Ya. Manusia lupa.
Lupa bahwa siapa penciptanya. Lupa siapa yang menciptakan sesamanya. Lupa pada apa unsur yang menopang kehidupannya. Lupa. Lupa dan lupa.
Begitu miris pada kenyataan karakter dan pola pikir manusia yang semakin bobrok. Kepicikan dan tertutupnya mata hati juga nurani membuat seseorang mampu berlaku tidak baik layaknya binatang. Manusia diciptakan serupa dengan gambaran Allah yang maha kasih. Tapi, kita perlu ingat bahwa dia adalah Allah yang adil dan maha kasih. Jika kita bersalah lalu kita memohon ampun dan bertobat, IA akan tetap berikan pengampunan dengan kasihNya yang besar seperti baru lagi layaknya seputih bulu domba, namun keadilannya mengharuskan kita juga harus berani menanggung resiko dan konsekuensi dari perilaku kita.
Allah itu nyata guys...
DIA ada sobat!
Kamu takkan bisa menghindar sedetikpun itu!
Kamu takkan mampu menembus tingkat pengetahuan dariNya!
Manusia. Aku dan kamu. Kita hanyalah butiran debu yang sekali hembusan saja mampu lenyap dalam ketidakpastian dunia.
Allah itu luar biasa brother!
Allah itu Maha adil dan Maha tahu sister!!
Jangan seorangpun merendahkan seorang dengan yang lain. Kita sama.
Hanya Allah saja yang berkuasa menghakimi, mengadili dan tahu segala sesuatu dengan murni.
DIA perkasa dan lebih besar dari apa yang aku, kamu dan kita tahu.
Seumur hidup kita, kita tidak akan mampu menguak kemaha-Ilahi-an-Nya !!!
HALELUYA...
Aku bersyukur. Aku mengenal DIA yang AGUNG itu sebelumnya hingga sekarang. Sehingga, apapun yang dunia katakan, apapun yang terjadi, doktrin apapun yang muncul dan sebagaimanapun ketakutan dan kegelapan mencekam dunia, aku akan katakan HALELUYA, ALLAH MAHA BESAR.
Hikmat, kebijaksanaan, pengetahuan, keadilan, sumber segala sesuatunya dalam kehidupan dan alam semesta ini asalnya hanya dari DIA. Hanya dari DIA.
Jangan lupa diri. Jangan lupa tujuan Allah menciptakan dan mengizinkan kita ada sampai sekarang. Tujuannya menciptakan kita ialah "MEMULIAKAN DIA". Tidak ada yang lain. TIDAK!
Tidak untuk menyombongkan diri.
Tidak untuk memegahkan diri.
Tidak untuk mencuri kemulian-Nya.
Tidak untuk menyakiti sesama.
Tidak untuk mengeraskan hati!
Tidak untuk mencari kesenangan diri!
Tidak pula untuk memperkaya diri!
Ingat,,,
Semua akan hilang dalam sekejap. Debu tanahlah kita.
Bagian kita hanyalah sehelai kain putih.
Bagian kita hanyalah keyakinan, Iman percaya kita yang menyelamatkan dan membedakan kita.
HALELUYA...
Aku bersyukur akan segala kasih karunia-Nya.
Aku bersukur akan rancangan terbaiknya.
Dunia akan tetap dipenuhi kemuliaan-nya. Karena dunia adalah milik-Nya.
Maka siapakah aku? siapakah kamu? siapakah kita?
Jangan lupa diri kawan.
Mari berubah. Mari kembali kepada kasih anugerah-Nya.
Hanya karena Allah. Hanya karena Yesus. Jiwa dan bumi terselamatkan...
Tetap berdoa. Tetap berjaga-jaga.
Tuhan Yesus memberkati :) :)
Rabu, 07 Maret 2018
BE_
Bercengkrama dalam gelap
Mengadu dalam kata
Keheningan menjadi saksi
Doa yang terucap
Jarak yang memisah dalam pertemuan yang singkat
Kata yang menjadi saksi
Gambar yang menjadi bukti
Ragukah engkau?
Masihkan ada kata takut?
Jika yakin begitu memudar, maka hening
Jika tak terima maka tinggalkan
Lepas dalam balas
Yakin dalam kata
Maka langkah tak lagi terhenti
Wajah tak lagi tertegun
Kata tak lagi terbata
Butakah kamu dalam kejelian
Jalani.
Mengadu dalam kata
Keheningan menjadi saksi
Doa yang terucap
Jarak yang memisah dalam pertemuan yang singkat
Kata yang menjadi saksi
Gambar yang menjadi bukti
Ragukah engkau?
Masihkan ada kata takut?
Jika yakin begitu memudar, maka hening
Jika tak terima maka tinggalkan
Lepas dalam balas
Yakin dalam kata
Maka langkah tak lagi terhenti
Wajah tak lagi tertegun
Kata tak lagi terbata
Butakah kamu dalam kejelian
Jalani.
PRESPEKTIF
MENGENAI PERNIKAHAN (MAHAR) DALAM ADAT ISTIADAT MASYARAKAT NIAS
Adat istiadat
adalah aturan atau cara yang lazim yang terdapat dalam suatu masyarakat
tertentu dan hal itu sudah dilakukan secara turun-temurun. Adat istiadat
menjadi harga mati bagi setiap suku yang sangat menjunjung tinggi adat dan
kebiasaan leluhurnya. Adat istiadat tidak terlepas dari kebiasaan dan hidup
dari kebanyakan masyarakat yang lahir dan bertumbuh dalam aturan-aturan yang
mendasari kehidupan. Sejak dahulu, adat istiadat merupakan pedoman dasar
masyarakat dalam menyikapi persoalan kehidupan dalam sukunya masing-masing.
Jika seseorang ingin hidup damai dalam kelompoknya, maka ia harus mampu
mengikuti dan menyesuaikan diri dalam adat istiadat dan aturan kelompoknya.
Sehingga, masyarakat tertentu akan sangat menghargai apa yang sudah ditentukan
oleh leluhurnya, bahkan sering sekali adat istiadat yang diturunkan secara
turun-temurun itu menjadi bernilai tinggi dan wajib dipatuhi oleh seluruh kaum
dalam suku tertentu. Orang yang melanggar dan tidak mengikuti aturan
adat-istiadat kelompoknya akan dipandang hina dan cenderung dikucilkan.
Adat-istiadat
setiap daerah berbeda-beda. Setiap adat-istiadat suku tertentu memiliki sisi
positif dan negatifnya. Sehingga, seiring berjalannya waktu mulai bermunculan
pergolakan akan adat-istiadat ini. Tidak sedikit manusia yang merasa terbebani
dengan adat-istiadat kelompoknya. Setiap kelompok memiliki aturannya tersendiri
dan juga memiliki ciri khasnya tersendiri pula. Setiap suku juga berusaha
mempertahankan nilai-nilai yang sudah diturunkan oleh leluhur mereka meski
dengan mengesampingkan keadaan yang terjadi pada masa kini.
Berbicara
mengenai adat-istiadat, hal ini juga berkaitan dengan adat istiadat dalam
pernikahan. Adat istiadat pernikahan dalam suku tertentu umumnya menjadi ciri
khas dalam kelompok masyarakat itu. Akan sangat mudah melihat perbedaan antara
adat istiadat pernikahan suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Semua
adat-istiadat pernikahan yang ada dalam suatu masyarakat sifatnya mengikat
orang-orang yang ada didalamnya atau masyarakat yang menjadi anggota masyarakat
dalam kelompok suku tertentu untuk mengikuti adat istiadat kelompoknya meski
hal itu disukai atau tidak disukai. Hal ini kini menjadi pusat perhatian
beberapa kaum yang kurang sependapat akan adat-istiadat pernikahan yang
dianggap sangat memprihatinkan karena dianggap sudah sangat tidak relevan
dengan aturan-aturan agama maupun dengan zaman sekarang yang sudah maju.
Adat istiadat
Berdasarkan KBBI, kata adat memiliki arti yakni aturan
(perbuatan dan sebagainya) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala.
Sedangkan, pengertian adat istiadat adalah tata
kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi satu ke generasi lain
sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Adat istiadat menjadi
harga mati bagi setiap suku yang sangat menjunjung tinggi adat dan kebiasaan
leluhurnya. Adat istiadat tidak terlepas dari kebiasaan dan hidup dari
kebanyakan masyarakat yang lahir dan bertumbuh dalam aturan-aturan yang
mendasari kehidupan.
Sejak dahulu, adat istiadat merupakan pedoman dasar masyarakat dalam menyikapi persoalan kehidupan dalam sukunya masing-masing. Jika seseorang ingin hidup damai dalam kelompoknya, maka ia harus mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dalam adat istiadat dan aturan kelompoknya. Sehingga, masyarakat tertentu akan sangat menghargai apa yang sudah ditentukan oleh leluhurnya, bahkan sering sekali adat istiadat yang diturunkan secara turun-temurun itu menjadi bernilai tinggi dan wajib dipatuhi oleh seluruh kaum dalam suku tertentu. Orang yang melanggar dan tidak mengikuti aturan adat-istiadat kelompoknya akan dipandang hina dan cenderung dikucilkan.
Sejak dahulu, adat istiadat merupakan pedoman dasar masyarakat dalam menyikapi persoalan kehidupan dalam sukunya masing-masing. Jika seseorang ingin hidup damai dalam kelompoknya, maka ia harus mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dalam adat istiadat dan aturan kelompoknya. Sehingga, masyarakat tertentu akan sangat menghargai apa yang sudah ditentukan oleh leluhurnya, bahkan sering sekali adat istiadat yang diturunkan secara turun-temurun itu menjadi bernilai tinggi dan wajib dipatuhi oleh seluruh kaum dalam suku tertentu. Orang yang melanggar dan tidak mengikuti aturan adat-istiadat kelompoknya akan dipandang hina dan cenderung dikucilkan.
Di tengah masyarakat
Adat-istiadat setiap daerah berbeda-beda.
Setiap adat-istiadat suku tertentu memiliki sisi positif dan negatifnya.
Sehingga, seiring berjalannya waktu mulai bermunculan pergolakan akan
adat-istiadat ini. Tidak sedikit manusia yang merasa terbebani dengan
adat-istiadat kelompoknya. Setiap kelompok memiliki aturannya tersendiri dan
juga memiliki ciri khasnya tersendiri pula. Setiap suku juga berusaha
mempertahankan nilai-nilai yang sudah diturunkan oleh leluhur mereka meski
dengan mengesampingkan keadaan yang terjadi pada masa kini.
Berbicara mengenai adat-istiadat, hal ini
juga berkaitan dengan adat istiadat dalam pernikahan. Adat istiadat pernikahan
dalam suku tertentu umumnya menjadi ciri khas dalam kelompok masyarakat itu.
Akan sangat mudah melihat perbedaan antara adat istiadat pernikahan suatu
kelompok dengan kelompok lainnya. Semua adat-istiadat pernikahan yang ada dalam
suatu masyarakat sifatnya mengikat orang-orang yang ada didalamnya atau
masyarakat yang menjadi anggota masyarakat dalam kelompok suku tertentu untuk
mengikuti adat istiadat kelompoknya meski hal itu disukai atau tidak disukai.
Hal ini kini menjadi pusat perhatian beberapa kaum yang kurang sependapat akan
adat-istiadat pernikahan yang dianggap sangat memprihatinkan karena dianggap
sudah sangat tidak relevan dengan aturan-aturan agama maupun dengan zaman
sekarang yang sudah maju.
Pernikahan
Selanjutnya, berdasarkan KBBI, pernikahan bermakna ikatan
(akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran
agama. Seperti makna dari kata
dasar itu, pernikahan sangat berlandaskan kepada agama yang dianut setiap
orang. Pernikahan pada hakikatnya tidak berkaitan dengan aturan apapun selain
aturan yang harus disesuaikan dengan ajaran agama yang benar dan hukum yang
berlaku. Setiap orang memiliki hak yang utuh dalam hal menyikapi dan memilih
bagaimana pernikahannya, siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya dan
bagaimana proses itu boleh terjadi.
Pernikahan pada dasarnya
adalah untuk mengikat dua insan menjadi satu dalam ikatan yang benar dan berhak
membentuk sebuah rumah tangga yang baik dan sesuai dengan apa yang mereka
inginkan. oleh karena itu, pernikahan selalu menjadi hal yang tidak terlepas
dari kehidupan setiap orang di muka bumi ini, tanpa terkecuali, sama halnya
berlaku bagi setiap daerah, ras dan suku bangsa. dalam hal ini masyarakat dari
berbagai latar sosial dan ekonomi bahkan dari berbagai latar agama dan
kebiasaan yang ada tetap mengikuti aturan dan kejadian-kejadian di dalamnya
meski sedikit berbeda dari suatu daerah dengan daerah lainnya, dalam hal ini
termasuk masyarakat Nias.
Adat pernikahan dalam Masyarakat Nias
Mahar yang tinggi merupakan salah satu penyebabnya. Hal ini tidak dapat sepenuhnya menjadi beban berat bagi beberapa orang yang mampu memenuhinya, namun menajdi beban yang sangat berat bagi orang-orang yang merasa kurang mampu memenuhinya. Hingga tak jarang ditemukan kasus dimana pada akhirnya pernikahan dibatalkan, sebuah pasangan berkahir dan harus menikah dengan orang lain, kedua pihak tidak merasa aman saat pernikahan berlangsung.
Hal ini sebenarnya wajar saja, mengingat bahwa mahar yang besar itupun untuk menunjukkan penghargaan terhadap berbagai kerabat dan keluarga dari pihak yang akan melangsungkan pernikahan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya. Semua masyarakat seharusnya sudah dapat berpikir dan bertindak bijaksana dalam menyikapi adat. Bukan bermaksud menghilangkan, namun tetap melestarikannya dengan tidak menajadikan adat atau mahar yang tinggi sebagai patokan. Masyarakat Nias seharusnya menyikapinya dengan tidak memenuhinya sepenuhnya tetapi mengadakan bagian adat yang tidak menjadi beban bagi kedua belah pihak.
Beberapa hal yang penting dan harus diingat bersama diantaranya yakni:
1. Tuhan adalah di atas segalanya, di atas perkara yang ada di dunia. Sepatutnya Tuhanlah yang paling di tinggikan di atas manusia maupun adat istiadat. Oleh karena itu, pertimbangan saat mengikuti dan melaksanakan adat harus di dasarkan pada keinginan Tuhan pada pelaksanaan adat itu.
2. Pernikahan merupakan acara yang kudus, penuh sukacita, damai sejahtera dan membahagiakan. Oleh karena itu, dalam pernikahan sebaiknya tidak ada kegiatan yang menghilangkan sukacita. Sebagai contoh terlihat dalam beberapa acara pernikahan ada yang berkelahi dan saling membenci bahkan tidak jarang ada yang membunuh hanya karena ada saudara dan kerabat yang tidak merasa senang dengan pernikahan itu. Alasannya sebagian karena tidak mendapat bagian dalam pernikahan itu.
3. Mahar seharusnya disesuaikan dengan kemampuan kedua mempelai. Tidak perlu terlihat baik dan megah namun sebenarnya acara itu membuat sedih kedua mempelai karena keadaan yang dipaksakan hingga menyebabkan hutang yang tinggi dan banyak bagi kaum lelaki.
Dipandang dari sudut pandang agama, kemajuan teknologi dan hak, maka seharusnya hal-hal ini harus dipertimbangan dengan baik bagi semua kalangan masyarakat Nias pada khususnya. Sehingga, saya bermimpi suatu saat dalam masyarakat Nias, Tuhan menjadi nomor satu, adat tetap dikembangkan dan manusianya bahagia dengan menjalankan adatnya.
GOD BLESS US :)
#Wanita Nias
Perihal DOA_
Sekitar setahun yang lalu saya memiliki pengalaman pribadi berhubungan dengan doa. Pergumulan mengenai pekerjaan dan teman hidup serta pelayanan menjadi satu waktu itu. Ada beberapa hal yang tidak dapat saya hadapi lagi dengan kekuatan sendiri. Di antaranya yang paling berat menurut saya adalah perihal pekerjaan yang belum kunjung saya dapatkan setelah wisuda beberapa bulan yang lalu. Saya mulai bergumul dan sangat merasa sedih serta sedikit merasa bersalah dengan orangtua yang kala itu sebenarnya tidak menuntut harus segera mendapat pekerjaan.
Saya selalu berdoa, meskipun selalu terlihat selalu dalam keadaan baik dan bahagia. hari itu adalah hari Sabtu, saya begitu sedih hari itu. Saya memutar beberapa lagu rohani dan melakukan aktivitas seperti biasa, yakni membersihkan rumah dan memasak. Tapi hati saya tetap tidak tenang karena saya teringat terus mengenai pekerjaan saya. Ah, Tuhan tolonglah :(
Saya berhenti dari kegiatan itu. Saya memaksakan diri masuk ke kamar, memutar lagu rohani dan duduk terdiam. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan di saat seperti itu, kepada siapa saya harus bercerita. Sepertinya saya sudah sangat sedih waktu itu tetapi entah mengapa air mata tidak terjatuh. Mungkin saat itulah tingkat kesedihan saya yang sudah sangat melelahkan.
Saya menutup mata. Mengeratkan kedua tangan lalu mencoba untuk tidak memikirkan apapun selain menenangkan hati. Sesaat melupakan masalah dan beban itu. Saya tidak menyadari air mata mulai mengalir. Saya mulai mengeluarkan kata-kata yang berisikan rasa syukur untuk keadaan itu, membayangkan segala keadaan yang patutnya saya syukuri sebelum masalah pekerjaan datang. Mulai mengucapkan beberapa kalimat yang berisikan curahan hati sejujur-jujurnya mengenai apa yang saya rasakan dan apa mimpi saya kepada-Nya. Saya ceritakan apa adanya, bak seorang anak kecil yang mengadu pada papanya, dengan ketulusan saya berdoa kepada-Nya saat itu.
Entah berapa lama saya mengucapkan berbagai hal pada-Nya. Saya mulai lega. Diakhir dari cerita saay itu kepada-Nya, saya mulai menghela napas panjang sembari mengucap syukur dan mengucapkan kalimat "saya yakin besok tepat sebelum pukul 10.00 Tuhan akan menggerakan hati dari pihak sekolah untuk menelepon saya dan saya pasti diterima." itulah doa di penghujung curahan hati saya kepada-Nya. Amin.
Keesokan harinya, tepat pukul 10.00 hp saya berdering, panggilan dari pihak sekolah memanggil saya untuk tanda tangan kontrak dan dinyatakan bahwa saya diterima. :)
Ah, Perihal DOA siapa yang tahu?
Kita tidak akan bisa mengubah apapun selain DIA yang melakukannya. Siapa yang dapat menyelami pikiran-Nya? Siapa yang dapat membatasi kekuasaan-Nya? siapa yang bisa melarang-Nya?
Tidak seorangpun.
Perihal DOA. Mintalah maka akan diberikan kepadamu. Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Kita tidak akan tahu apa yang terjadi. Bagi-Nya tidak ada yang mustahil. Bagi-Nya semua adalah perkara mudah. Mintalah.
Perihal DOA_
Saya berhenti dari kegiatan itu. Saya memaksakan diri masuk ke kamar, memutar lagu rohani dan duduk terdiam. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan di saat seperti itu, kepada siapa saya harus bercerita. Sepertinya saya sudah sangat sedih waktu itu tetapi entah mengapa air mata tidak terjatuh. Mungkin saat itulah tingkat kesedihan saya yang sudah sangat melelahkan.
Saya menutup mata. Mengeratkan kedua tangan lalu mencoba untuk tidak memikirkan apapun selain menenangkan hati. Sesaat melupakan masalah dan beban itu. Saya tidak menyadari air mata mulai mengalir. Saya mulai mengeluarkan kata-kata yang berisikan rasa syukur untuk keadaan itu, membayangkan segala keadaan yang patutnya saya syukuri sebelum masalah pekerjaan datang. Mulai mengucapkan beberapa kalimat yang berisikan curahan hati sejujur-jujurnya mengenai apa yang saya rasakan dan apa mimpi saya kepada-Nya. Saya ceritakan apa adanya, bak seorang anak kecil yang mengadu pada papanya, dengan ketulusan saya berdoa kepada-Nya saat itu.
Entah berapa lama saya mengucapkan berbagai hal pada-Nya. Saya mulai lega. Diakhir dari cerita saay itu kepada-Nya, saya mulai menghela napas panjang sembari mengucap syukur dan mengucapkan kalimat "saya yakin besok tepat sebelum pukul 10.00 Tuhan akan menggerakan hati dari pihak sekolah untuk menelepon saya dan saya pasti diterima." itulah doa di penghujung curahan hati saya kepada-Nya. Amin.
Keesokan harinya, tepat pukul 10.00 hp saya berdering, panggilan dari pihak sekolah memanggil saya untuk tanda tangan kontrak dan dinyatakan bahwa saya diterima. :)
Ah, Perihal DOA siapa yang tahu?
Kita tidak akan bisa mengubah apapun selain DIA yang melakukannya. Siapa yang dapat menyelami pikiran-Nya? Siapa yang dapat membatasi kekuasaan-Nya? siapa yang bisa melarang-Nya?
Tidak seorangpun.
Perihal DOA. Mintalah maka akan diberikan kepadamu. Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Kita tidak akan tahu apa yang terjadi. Bagi-Nya tidak ada yang mustahil. Bagi-Nya semua adalah perkara mudah. Mintalah.
Perihal DOA_
Mengapa aku ke sekolah?
Setiap hari berangkat dengan membawa sebuah tas dengan berbagai jenis buku. Buku tulis maupun buku paket ataukah buku cetakan lain yang berisi teori-teori pendukung untuk pembelajaran hari ini, dengan tidak lupa membawa berbagai jenis alat tulis lainnya. Setiap hari begitu. Membuat pundak sedikit merendah karena beratnya bawaan, membuat kepala sedikit sakit karena banyaknya beban pembelajaran, terkadang juga membuat aku bingung dengan berbagai jenis guru dan metode pengajaran yang terkadang aku suka dan terkadang membuatku mengantuk dan ingin segera mengakhiri pembelajaran itu.
Pernah sesekali muncul pertanyaan dalam benakku "untuk apa aku ke sekolah? untuk apa semua kelelahan ini?"
Tak jarang yang mengatakan bahwa kita sekolah supaya sukses ke depannya. Supaya masa tua tidak lagi susah. Supaya cepat mendapat pekerjaan.
Itulah deretan pernyataan yang sering sekali mengusikku sehingga aku sedikit termotivasi untuk ke sekolah, selain memang motivasiku adalah untuk bertemu dengan beberapa orang yang aku rindukan di sekolah ataukah alasannya dalah menjalankan kewajibanku sebagai anak yaitu mengikuti apa yang disuruh oleh orangtua.
Beberapa waktu lalu, aku melihat seorang ibu yang sedang marah-marah terhadap anak lelakinya yang telah menghabiskan uang sekolahnya hanya untuk foya-foya. Dalam benakku seketika aku teringat dengan ibuku, "bagaimana jika aku yang melakukan hal tersebut? apakah ibuku lebih marahnya dari ibu ini? bagaimana perasaannya?". lalu, aku mulai mencari apa tujuan dari sekolahku yang sesungguhnya. Mengapa aku melakukan semua ini? mengapa setiap orangtua melakukan hal yang sama, yakni berusaha bekerja keras supaya anaknya dapat bersekolah bahkan sampai ke tingkat yang lebih tinggi? ah, aku mulai sedikit bingung. Aku kembali mengingat berbagai alasan dalam diriku sendiri. Tetiba aku mulai mengumpulkan segala informasi dari berbagai teman, orangtua, guru bahkan pengalaman diri sendiri. Maka, akupun mendapatkan beberapa kesimpulan mengapa aku harus bersekolah.
Alasannya:
1. Aku ingin mengetahui sesuatu yang belum aku ketahui, maka aku belajar. Tempat terbesar dan terbaik secara umum untuk mempelajari baik pengetahuan maupun pembentukan karakter adalah di sekolah.
2. Aku belajar bagaimana mengaktualisasi diri, menghargai orang lain, bagaimana menanamkan etika yang benar dalam diri, bagaimana hidup bersosial, bekerjasama, dan lain sebagainya yang mendukung ku untuk menjadi manusia yang berguna dalam hidupku mulai ketika aku mempelajarinya hingga kelak aku menjadi insan yang dewasa.
3. Menemukan tujuan dan arah minat bakatku untuk lebih menjadi berkat dalam hidupku hingga akhir hayat untuk memuliakan Dia.
4. Mengembangkan dan memahami berbagai pengetahuan yang mengarah pada cita-cita dan tujuanku kelak mau menjadi apa, mau bekerja sebagai apa untuk keberlangsungan hidupku kelak.
Dari berbagai alasan yang telah aku temukan itu, aku teringat bahwa pengetahuan sumbernya adalah Allah. Maka di atas segalanya pula ketika aku bertanya "mengapa aku sekolah?" maka sebelumnya sudah tertanam pertanyaan "melalui sekolahku ini apa yang bisa ku perbuat untuk memuliakan DIA".
GOD BLESS US :)
Minggu, 10 Desember 2017
...Kisah yang berlarut namun
tak larut...
Ibarat
kata yang sudah terucap, namun tak pernah di dengar si pendengar. Akh, masalah
hati. Masalah yang tak pernah ada habisnya. Kegagalan terbesarku adalah
mengendalikan hati. Perjalanan hati ini sudah begitu sangat panjang. Jujur aku
sendiri merasa lelah, hingga bisa dikatakan aku bosan dan jenuh dengan
permainannya yang tak berujung. Setiap insan yang hadir dan mampu memberi warna
pada hati ini, berakhir mengecewakan. Ya. Aku tahu, bahwa berharap pada manusia
juga bukan sesuatu yang pasti. Jika aku tahu begitu, lalu mengapa hati ini masih
mau berharap pada hati manusia lainnya. Terlebih lagi mengharapkan rasa yang
sama dia rasakan.
Sekitar
sebulan yang lalu kembali dia datang. Masih sama seperti dulu, waktu pertama
kali dia hadir dalam kisah hati ini. Sejujurnya, aku paling tidak mudah
menerima hal yang baru, terlebih lagi jika ini masalah perasaan. Pertemuan pertama
kali semenjak dia menghilang dalam dunianya kala itu, aku merasakan hal yang
berbeda. Sumpah, aku deg-degan. Tangan dan tubuhku menjadi dingin, dan aku rasa
aku sedang menggigil mendadak berhadapan dengannya. Mungkin bukan secara
kebetulan kala itu aku jatuh sakit karena kecelakaan kecil yang menimpaku. Dia datang.
Dengan perhatian yang masih sama.
Akh,
lagi-lagi aku salah tingkah. Aku rasa waktu dulu aku tidak seperti ini padanya.
Mungkin karena dulu tidak ada perasaan padanya atau mungkin karena aku merasa
bersalah atau mungkin justru banyak rasa rindu yang terpendam padanya yang
tidak lekas tercapai. Hufft, aku mengatakan banyak hal yang mengundang tawa
malam itu. Pertemuanku dengannya. Beruntungnya ada seseorang adik diantara kami
yang datang waktu itu, sehingga sedikitnya suasana dapat cair dan berubah tidak
diam-diaman. Jujur aku ingin bercerita dan menanyakan banyak hal padanya. Mengenai
kabarnya sekian lama tak berkomunikasi, mengenai bagaimana perasaannya padaku
kini, mengenai bagaimana aku memendam rasa rindu berwaktu-waktu lamanya, hanya
karena aku percaya bahwa apa yang sudah aku putuskan harus aku jalani. Kala itu
aku sudah mendoakan serius seseorang, bertemu dengannya setelah itu membuat
banyak pertimbangan besar. Sempat mengalami pergolakan batin namun aku sadar
apa yang aku cari dari sebuah hubungan? Kembali lagi teringat bahwa Tuhan akan
mempertemukan jika berjodoh. Selama waktu berlalu aku tetap membawanya dalam
doa-doaku. Berharap dia tetap kuat, semangat dan bahagia dalam hidupnya dan
pastinya berharap dia mengalami kasih karunia Bapa.
Sebulan
berlalu ternyata banyak hal-hal yang semakin membuat kami tidak menyatu. Entah karena
perasaan ingin dimengertiku dan perasaaan bersalah menjadi satu diantara kami,
sehingga tidak pernah menemukan komunikasi yang sejalan setiap berbicara (via
chat). Sekitar seminggu lalu komunikasi terputus. Dia tetiba berhenti perhatian,
berhenti baik padaku. Aku rasa ada yang hilang. Mungkin benar juga status yang
aku baca pada dinding line, “cara membunuh seseorang adalah beri dia perhatian
lebih, chat terus menerus, tanyakan kabarnya setiap saat, lalu ketika dia sudah
mulai nyaman, selang beberapa waktu berlalu maka tinggalkan dia. Berhenti melakukan
segala bentuk perhatian padanya. Maka kamu berhasil membunuhnya saat itu.”
Ngeri
betul.
Tetapi
aku juga tetap menjaga marwah sebagai seorang wanita. Aku melakukan bagianku
secukupnya. Tidak semua harus dapat dimengerti dan dijelaskan, karena ada
beberapa hal yang sebenarnya ingin aku jelaskan mengapa aku begini padanya (atau
kepada semua lelaki yang pernah memberi warna pada kisah hati ini) bahwa aku
memiliki adat. Sebagai wanita dengan adat dan norma yang mengikat. Sejak kecil
orangtuaku selalu memberi nasehat, bahwa wanita harus menjaga sikap, ramah,
sopan, dekat dengan Tuhan, menjaga dirinya sebaik mungkin, wanita harus menjadi
wanita yang bisa mengerjakan pekerjaan rumah, bisa tetap tersenyum dalam luka,
peka terhadap keadaan sekitar, menghormati orangtua, bijaksana, berani dan
banyak lainnya yang tidak mungkin dituliskan pada cerita ini.
Dia mungkin tidak
tahu bahwa aku selalu berharap dia datang dengan beraninya meski aku menolak
bertemu. Mengerti bahwa ada ingin dibalik tawa mengalihkan pembicaraan, ada
hal-hal yang butuh proses lama untuk menerima perbedaan dan meruntuhkan
perfeksionis yang sudah tertanam dalam diri. Tetapi aku yakin. Bagaimanapun dan
apapun yang aku alami dalam perjalanan hati ini, aku percaya DIA telah
mengaturnya. Seindah-indahnya kisah adalah kisah yang sudah ditetapkan-Nya.
Sedih? iya. Pasti ada.
Rindu? Ya, pasti.
Melupakan sesegera mungkin bukan hal yang
bisa dilakukan. Butuh proses seperti menerima. Tetapi dibalik semua itu, aku
berlimpah syukur, Tuhan memperkenalkan cinta dalam hidupku melalui mereka,
insan yang Tuhan ciptakan dalam kesempurnaan kuasa-Nya. Setidaknya, aku belajar
banyak hal. Aku tetap dan akan tetap mendoakannya. Semoga ia juga berjumpa pada
insan yang terbaik dan sepadan baginya kelak. Aku bahagia melihat dia bahagia,
sebab aku sadar sang pemberi kisah yang menetapkannya. Dan terakhir, Yang aku
percaya adalah bahwa wanita yang baik akan bertemu dengan lelaki yang baik pada
waktu dan kesempatan yang sempurna dari-NYA.
#Menutup
kisah
#CKH
#10'12'17
E_
Senin, 27 November 2017
Karena kau dan aku takkan pernah menjadi kita.
-------------------------------------------------------------------------------
Semakin kita berusaha, pada hakikatnya pengalaman mengajarkan kita, bahwa menjadi satu adalah suatu kemustahilan.
Perbedaan begitu terlihat, semakin dipaksakan, hanya luka yang tercipta. Biarlah kenangan tetap menjadi memori yang tersimpan. Kelak kan ku buka pada saat mata tak lagi pedih melihatnya, hati tak lagi tersayat, dan tangan tak lagi gemetar memandang gambar demi gambar yang pernah terlukis.
Hari demi hari akan mengajarkan kita bagaimana cara melupakan, bagaimana cara bertahan dalam sepinya rindu, dan bagaimana pula tersenyum di saat luka menghujam hati. Sesekali mungkin akan ada lelah dan engkau takkan bisa lagi membendung rindu. Sesekali pula akan ada saat dimana kamu tidak sanggup menahan tangis dan membanjiri pipi indahmu.
Tapi tak apa.
Menangislah sejadi-jadinya. Bebaskan rasamu terbang melepaskan sayap-sayapnya untuk membumbung jauh kepada Tuan tak bernama itu. Biarkan malam menjadi saksinya, dan biarkan cerita itu sampai di situ. Esok kan kamu lihat matahari bersinar, orang-orang tersenyum dan kamu memiliki cerita baru lagi.
Kau dan aku takkan pernah menjadi kita. Cukup itu yang kita pahami bersama. Kelak saat kita bertemu, setidaknya cerita ini akan menjadi tanda bahwa di balik tatapku, di balik senyumku, pernah ada luka di atas kertas yang ku torehkan.
-------------------------------------------------------------------------------
Semakin kita berusaha, pada hakikatnya pengalaman mengajarkan kita, bahwa menjadi satu adalah suatu kemustahilan.
Perbedaan begitu terlihat, semakin dipaksakan, hanya luka yang tercipta. Biarlah kenangan tetap menjadi memori yang tersimpan. Kelak kan ku buka pada saat mata tak lagi pedih melihatnya, hati tak lagi tersayat, dan tangan tak lagi gemetar memandang gambar demi gambar yang pernah terlukis.
Hari demi hari akan mengajarkan kita bagaimana cara melupakan, bagaimana cara bertahan dalam sepinya rindu, dan bagaimana pula tersenyum di saat luka menghujam hati. Sesekali mungkin akan ada lelah dan engkau takkan bisa lagi membendung rindu. Sesekali pula akan ada saat dimana kamu tidak sanggup menahan tangis dan membanjiri pipi indahmu.
Tapi tak apa.
Menangislah sejadi-jadinya. Bebaskan rasamu terbang melepaskan sayap-sayapnya untuk membumbung jauh kepada Tuan tak bernama itu. Biarkan malam menjadi saksinya, dan biarkan cerita itu sampai di situ. Esok kan kamu lihat matahari bersinar, orang-orang tersenyum dan kamu memiliki cerita baru lagi.
Kau dan aku takkan pernah menjadi kita. Cukup itu yang kita pahami bersama. Kelak saat kita bertemu, setidaknya cerita ini akan menjadi tanda bahwa di balik tatapku, di balik senyumku, pernah ada luka di atas kertas yang ku torehkan.
Benar
----------
Benar...
Bahwa kasih begitu ajaib
Meluluhlantakkan tembok kesedihan
Jikalau satu luka tergambar, tegakah kau meninggalkannya?!
Perjalanan menyingkapkannya
"Maaf..."
Kata itu berulangkali terucap
Berulangkali menyakitkannya
Sang Khalik pencipta rasa
Menempatkan setiap insan
Juga memisahkan setiap insan
Semua akan terungkap seiring berjalannya waktu
Seiring kenyamanan itu menyatu
Benar... bahwa semua berguna
Benar... bahwa semua ada waktunya
Jikalau perpisahan kelak terjadi
maka... kenangan yang akan menyatukan
Benar... bahwa hanya "terimakasih" padanya
"syukur" pernah ada pertemuan
Ada perjalanan, ada luka, dan ada kata "MAAF"
Hingga berkahir dengan kata "TERIMAKASIH"
----------
Benar...
Bahwa kasih begitu ajaib
Meluluhlantakkan tembok kesedihan
Jikalau satu luka tergambar, tegakah kau meninggalkannya?!
Perjalanan menyingkapkannya
"Maaf..."
Kata itu berulangkali terucap
Berulangkali menyakitkannya
Sang Khalik pencipta rasa
Menempatkan setiap insan
Juga memisahkan setiap insan
Semua akan terungkap seiring berjalannya waktu
Seiring kenyamanan itu menyatu
Benar... bahwa semua berguna
Benar... bahwa semua ada waktunya
Jikalau perpisahan kelak terjadi
maka... kenangan yang akan menyatukan
Benar... bahwa hanya "terimakasih" padanya
"syukur" pernah ada pertemuan
Ada perjalanan, ada luka, dan ada kata "MAAF"
Hingga berkahir dengan kata "TERIMAKASIH"
Mendidik = Membentuk
-------------------------------------------
Jikalau ada yang bertanya padaku, "mengapa kamu mau menjadi guru?" atau jika mereka bertanya "hal apa yang paling syukuri dalam hidupmu?" maka jawabanku adalah hanya satu hal, selain yang paling utama yang paling aku syukuri dalam hidupku yakni mengenal dan "menerima Kristus Yesus", hal selanjutnya yang paling aku syukuri adalah "menjadi seorang guru". Lalu, mengapa aku mau menjadi guru alasannya adalah "karena guru adalah pembentuk manusia."
Hahahah... aneh memang. Tapi dalam hidupku selain menjadi profesi dalam dunia kerja, menjadi guru juga membentuk pribadi diri sendiri lalu mentransfer diri dalam diri siswa. Nah, bisa dibayangkan, bagaimana jadinya jika seorang guru memiliki karakter, cara hidup dan pandangan yang salah, maka secara tidak langsung siswa yang bertemu dengannya setiap hari akan bagaimana jadinya.
Selama sehari dalam rentang waktu 8-9 jam anak/siswa di sekolah. Dalam waktu itu siswa akan terus melihat dan memiliki serta mengikuti budaya di sekolah yang di motori oleh guru.
Nah, dapat pula dibayangkan jika yang mendidik dan menjadi panutan siswa/anak adalah guru yang patut diteladani, memiliki karakter yang baik, agama yang baik, nilai hidup yang baik dan jelas visi hidupnya apalagi jika guru itu adalah guru yang kreatif juga memiliki hati yang berbelas kasih kepada anak/siswanya. Wah, betapa luar biasanya. Betapa kita akan senang jika anak kita/siswa diajar oleh guru seperti itu.
Bergaul karib dengan anak/siswa adalah hal yang menarik. Secara pribadi mengajar sama dengan mendidik juga sama dengan membentuk manusia. Siswa akan terbentuk menjadi manusia yang baik dan siap menhadapi dunia dan kemajuannya jikalau guru dan sekolah memberi bekal sepeti itu. Menjadi guru sangat memotivasi. Memotivasi untuk memperbaiki diri sendiri, memotivasi untuk menampilkan pribadi yang dewasa dan mantap, disukai siswa, menjadi model dan menjadi ibu bagi mereka. Kesempatan ini hanya akan dialami dan didapat oleh seorang guru. Hal ini sangat menyenangkan. Namun, semua ini akan menjadi beban bagi guru yang tidak siap dan tidak memiliki visi hidup yang jelas dalam pendidikan.
#Selamat hari guru 2017
#Selamat melayani
#Selamat menjadi teladan
-------------------------------------------
Jikalau ada yang bertanya padaku, "mengapa kamu mau menjadi guru?" atau jika mereka bertanya "hal apa yang paling syukuri dalam hidupmu?" maka jawabanku adalah hanya satu hal, selain yang paling utama yang paling aku syukuri dalam hidupku yakni mengenal dan "menerima Kristus Yesus", hal selanjutnya yang paling aku syukuri adalah "menjadi seorang guru". Lalu, mengapa aku mau menjadi guru alasannya adalah "karena guru adalah pembentuk manusia."
Hahahah... aneh memang. Tapi dalam hidupku selain menjadi profesi dalam dunia kerja, menjadi guru juga membentuk pribadi diri sendiri lalu mentransfer diri dalam diri siswa. Nah, bisa dibayangkan, bagaimana jadinya jika seorang guru memiliki karakter, cara hidup dan pandangan yang salah, maka secara tidak langsung siswa yang bertemu dengannya setiap hari akan bagaimana jadinya.
Selama sehari dalam rentang waktu 8-9 jam anak/siswa di sekolah. Dalam waktu itu siswa akan terus melihat dan memiliki serta mengikuti budaya di sekolah yang di motori oleh guru.
Nah, dapat pula dibayangkan jika yang mendidik dan menjadi panutan siswa/anak adalah guru yang patut diteladani, memiliki karakter yang baik, agama yang baik, nilai hidup yang baik dan jelas visi hidupnya apalagi jika guru itu adalah guru yang kreatif juga memiliki hati yang berbelas kasih kepada anak/siswanya. Wah, betapa luar biasanya. Betapa kita akan senang jika anak kita/siswa diajar oleh guru seperti itu.
Bergaul karib dengan anak/siswa adalah hal yang menarik. Secara pribadi mengajar sama dengan mendidik juga sama dengan membentuk manusia. Siswa akan terbentuk menjadi manusia yang baik dan siap menhadapi dunia dan kemajuannya jikalau guru dan sekolah memberi bekal sepeti itu. Menjadi guru sangat memotivasi. Memotivasi untuk memperbaiki diri sendiri, memotivasi untuk menampilkan pribadi yang dewasa dan mantap, disukai siswa, menjadi model dan menjadi ibu bagi mereka. Kesempatan ini hanya akan dialami dan didapat oleh seorang guru. Hal ini sangat menyenangkan. Namun, semua ini akan menjadi beban bagi guru yang tidak siap dan tidak memiliki visi hidup yang jelas dalam pendidikan.
#Selamat hari guru 2017
#Selamat melayani
#Selamat menjadi teladan
Rabu, 22 Maret 2017
LDR_
6 Cara bagaimana pasangan LDR dapat mempertahankan hubungannya
1. Menganggap pasangan sebagai anugerah Tuhan dan tetap mendoakannya
Jarang sekali menemukan pasangan yang tetap bertahan mendoakan pasangannya di saat LDR (long distance relationship) melanda. Pasangan yang baik adalah pasangan yang tetap mempercayakan hubungannya kepada Sang pemberi kasih. Mendoakan adalah salah satu bentuk kasih dan kepedulian kita kepada pasangan meski jarang ketemu atau bahkan hampir tidak pernah bertemu. Hubungan yang dimulai dan dijalani dengan doa pasti akan mengubah suatu hubungan itu menjadi hubungan yang lebih bernilai dan dikehendaki-Nya serta dapat memberi manfaat tersendiri bagi pasangan tersebut.
2. Komunikasi minimal sekali sehari
Tidak dapat dipungkiri, komunikasi adalah yang terpenting dalam suatu hubungan terlebih lagi hubungan jarak jauh yang memiliki tantangan tersendiri. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka setiap pasangan akan mampu memahami pasangannya dan dapat bertindak dengan tepat pula. Komunikasi yang baik adalah ketika pasangan mampu menjadi orang yang memahami keadaan kita meski tidak bertemu. Hal ini di peroleh jika pasangan melakukan komunikasi kepada pasangannya minimal sekali sehari, meskipun itu hanya sekedar say hallo, namun hal ini menunjukkan bahwa pasangan mengingat kita dalam waktu yang dia miliki.
3. Percaya bahwa dia setia
Jika kita percaya bahwa pasangan kita adalah orang yang setia maka kita akan percaya bahwa dia juga tidak akan melupakan kita dan kita akan menjadi sadar bahwa dia juga sedang berjuang disana. Ketika perasaan setia ada pada setiap pasangan LDR, maka tantangan terbesarnya sudah mampu dihadapi yaitu tidak akan ada perselingkuhan ataupun menghianati satu sama lainnya. hal ini juga akan membuat pasangan akan mampu menjalani setiap waktu yang dilaluinya dengan tenang tanpa ada perasaan curiga.
4. Menganggap jarak dan waktu pemisah sebagai kesempatan memperbaiki diri
Saat waktu yang begitu lama dan jarak yang terlalu jauh untuk bisa bertemu menjadi tantangan pasangan LDR, maka sikap dimana menganggap jarak dan waktu itu sebagai kesempatan memperbaiki diri untuk menjadi pasangan atau pendamping hidup kelak, akan ada kesabaran dan kesenangan meski kita tidak dapat bertemu segera. Justru, pasangan LDR yang memiliki sikap ini akan bersyukur dipisahkan sementara oleh jarak dan waktu untuk memperbaiki diri terlebih dahulu dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan satu sama lain.
5. Tidak menuntut terlalu banyak, tetapi saling mengintropeksi diri
Tidak menuntut ketika dia tidak menelepon, tidak menuntut saat dia tidak memberikan komunikasi dan tidak menuntut saat dia tidak dapat hadir dan datang menjumpai kita dalam waktu dekat. Hal ini akan membuat pasangan LDR menjadi bertahan dalam sebuah hubungan. saling mengintropeksi diri berarti melihat diri bahwa pasangan adalah orang yang juga memiliki kekurangan sama halnya dengan kita. Ketika kita memposisikan diri seperti pasangan kita, tidak menuntut terlebih banyak dan mengintropeksi apakah kita juga sudah memberikan hal terbaik, merupakan sikap yang sangat diinginkan setiap pasangan di lakukan oleh pasangannya terhadapnya.
6. Memberikan pujian dan menghargainya sebagai pasangan
Memberikan pujian bukanlah hal yang tabu lagi. Jika memang pasangan layak mendapat pujian maka kita sebagai pasangannya harus memberikan pujian juga supaya ia merasa bahwa apa yang perlu dipertahankan dari sikapnya akan dipertahankannya, apa yang salah kita tegur, maka dia akan memperbaiki diri, sama halnya kita menghargainya dengan sikap kita terhadapnya.
Beberapa poin diatas akan membuat setiap pasangan LDR mampu mempertahankan hubungan mereka jika dilakukan dengan senang hati dan rasa syukur atas apa yang sudah dipercayakan-Nya kepada setiap pasangan. Karena pasangan LDR, adalah mereka yang kuat dan dianggap mampu melewati masa-masa yang sulit karena dipisahkan oleh jarak dan waktu. :)
1. Menganggap pasangan sebagai anugerah Tuhan dan tetap mendoakannya
Jarang sekali menemukan pasangan yang tetap bertahan mendoakan pasangannya di saat LDR (long distance relationship) melanda. Pasangan yang baik adalah pasangan yang tetap mempercayakan hubungannya kepada Sang pemberi kasih. Mendoakan adalah salah satu bentuk kasih dan kepedulian kita kepada pasangan meski jarang ketemu atau bahkan hampir tidak pernah bertemu. Hubungan yang dimulai dan dijalani dengan doa pasti akan mengubah suatu hubungan itu menjadi hubungan yang lebih bernilai dan dikehendaki-Nya serta dapat memberi manfaat tersendiri bagi pasangan tersebut.
2. Komunikasi minimal sekali sehari
Tidak dapat dipungkiri, komunikasi adalah yang terpenting dalam suatu hubungan terlebih lagi hubungan jarak jauh yang memiliki tantangan tersendiri. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka setiap pasangan akan mampu memahami pasangannya dan dapat bertindak dengan tepat pula. Komunikasi yang baik adalah ketika pasangan mampu menjadi orang yang memahami keadaan kita meski tidak bertemu. Hal ini di peroleh jika pasangan melakukan komunikasi kepada pasangannya minimal sekali sehari, meskipun itu hanya sekedar say hallo, namun hal ini menunjukkan bahwa pasangan mengingat kita dalam waktu yang dia miliki.
3. Percaya bahwa dia setia
Jika kita percaya bahwa pasangan kita adalah orang yang setia maka kita akan percaya bahwa dia juga tidak akan melupakan kita dan kita akan menjadi sadar bahwa dia juga sedang berjuang disana. Ketika perasaan setia ada pada setiap pasangan LDR, maka tantangan terbesarnya sudah mampu dihadapi yaitu tidak akan ada perselingkuhan ataupun menghianati satu sama lainnya. hal ini juga akan membuat pasangan akan mampu menjalani setiap waktu yang dilaluinya dengan tenang tanpa ada perasaan curiga.
4. Menganggap jarak dan waktu pemisah sebagai kesempatan memperbaiki diri
Saat waktu yang begitu lama dan jarak yang terlalu jauh untuk bisa bertemu menjadi tantangan pasangan LDR, maka sikap dimana menganggap jarak dan waktu itu sebagai kesempatan memperbaiki diri untuk menjadi pasangan atau pendamping hidup kelak, akan ada kesabaran dan kesenangan meski kita tidak dapat bertemu segera. Justru, pasangan LDR yang memiliki sikap ini akan bersyukur dipisahkan sementara oleh jarak dan waktu untuk memperbaiki diri terlebih dahulu dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan satu sama lain.
5. Tidak menuntut terlalu banyak, tetapi saling mengintropeksi diri
Tidak menuntut ketika dia tidak menelepon, tidak menuntut saat dia tidak memberikan komunikasi dan tidak menuntut saat dia tidak dapat hadir dan datang menjumpai kita dalam waktu dekat. Hal ini akan membuat pasangan LDR menjadi bertahan dalam sebuah hubungan. saling mengintropeksi diri berarti melihat diri bahwa pasangan adalah orang yang juga memiliki kekurangan sama halnya dengan kita. Ketika kita memposisikan diri seperti pasangan kita, tidak menuntut terlebih banyak dan mengintropeksi apakah kita juga sudah memberikan hal terbaik, merupakan sikap yang sangat diinginkan setiap pasangan di lakukan oleh pasangannya terhadapnya.
6. Memberikan pujian dan menghargainya sebagai pasangan
Memberikan pujian bukanlah hal yang tabu lagi. Jika memang pasangan layak mendapat pujian maka kita sebagai pasangannya harus memberikan pujian juga supaya ia merasa bahwa apa yang perlu dipertahankan dari sikapnya akan dipertahankannya, apa yang salah kita tegur, maka dia akan memperbaiki diri, sama halnya kita menghargainya dengan sikap kita terhadapnya.
Beberapa poin diatas akan membuat setiap pasangan LDR mampu mempertahankan hubungan mereka jika dilakukan dengan senang hati dan rasa syukur atas apa yang sudah dipercayakan-Nya kepada setiap pasangan. Karena pasangan LDR, adalah mereka yang kuat dan dianggap mampu melewati masa-masa yang sulit karena dipisahkan oleh jarak dan waktu. :)
(Cerpen)
TAK MAU
NO...
Malas... ucapku langsung disertai tawa lepas seketika sambil menatap sosok yang berdiri di sebelah kiriku. Namanya Key, orang yang sering tegap berdiri di sebelahku setiap kami bersama dengan sesekali menyerong dan bersandar di dinding rumah ini. tidak ketinggalan sebatang rokok yang ia nyalakan setelah ia melirik ke arahku sesekali seakan kuatir akankah aku menyetujui tindakannya atau justru melarangnya merokok saat itu.
tidak bergeming. hanya tersenyum menatap sekitar. itu yang aku lakukan. ia pun seakan merasa lega, dan melanjutkan dengan gerakan cepat menyalakan mancis di tangan kanannya.
"No.No.No. aku malas" sambil tertawa tanpa memandangnya.
bersambung...
Senin, 13 Februari 2017
Tidak Dirinya_
Langkahnya seakan menunjukkan bahwa ia penuh kepercayaan diri, namun siapa yang tahu bahwa ternyata ia sedang memaksakan kakinya untuk terus melangkah selangkah demi selangkah. Ia terlihat tidak perduli dengan sekitarnya, padahal setiap inci dari sekitarnya ia cukup memahaminya. Ia terlihat sangat sempurna sekali, namun dalam hidupnya ia selalu merasa kurang dan menutup-nutupi keadaan dan perasaannya.
Setiap harinya selalu begitu. Tak pernah merasa memiliki dirinya. Tak pernah seutuhnya merasakan damai yang sejuk itu.
Memiliki diri namun seakan tak beraga. Tak bernilai dan selalu kurang. Tak mau terlihat lemah terhadap siapapun.
Memiliki diri namun seakan tak beraga. Tak bernilai dan selalu kurang. Tak mau terlihat lemah terhadap siapapun.
# hiduplah sebagaimana adanya dirimu. Penilaian manusia selalu saja ada kurangnya, maka jangan hanya ingin menyenangkan manusia, senangkanlah Dia, makanya semuanya CUKUP bagimu untuk merasakan surga di dunia
:)

Langganan:
Postingan (Atom)