Rabu, 07 Maret 2018

Perihal DOA_

      Sekitar setahun yang lalu saya memiliki pengalaman pribadi berhubungan dengan doa. Pergumulan mengenai pekerjaan dan teman hidup serta pelayanan menjadi satu waktu itu. Ada beberapa hal yang tidak dapat saya hadapi lagi dengan kekuatan sendiri. Di antaranya yang paling berat menurut saya adalah perihal pekerjaan yang belum kunjung saya dapatkan setelah wisuda beberapa bulan yang lalu. Saya mulai bergumul dan sangat merasa sedih serta sedikit merasa bersalah dengan orangtua yang kala itu sebenarnya tidak menuntut harus segera mendapat pekerjaan.

             Saya selalu berdoa, meskipun selalu terlihat selalu dalam keadaan baik dan bahagia. hari itu adalah hari Sabtu, saya begitu sedih hari itu. Saya memutar beberapa lagu rohani dan melakukan aktivitas seperti biasa, yakni membersihkan rumah dan memasak. Tapi hati saya tetap tidak tenang karena saya teringat terus mengenai pekerjaan saya. Ah, Tuhan tolonglah :(

             Saya berhenti dari kegiatan itu. Saya memaksakan diri masuk ke kamar, memutar lagu rohani dan duduk terdiam. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan di saat seperti itu, kepada siapa saya harus bercerita. Sepertinya saya sudah sangat sedih waktu itu tetapi entah mengapa air mata tidak terjatuh. Mungkin saat itulah tingkat kesedihan saya yang sudah sangat melelahkan.

           Saya menutup mata. Mengeratkan kedua tangan lalu mencoba untuk tidak memikirkan apapun selain menenangkan hati. Sesaat melupakan masalah dan beban itu. Saya tidak menyadari air mata mulai mengalir. Saya mulai mengeluarkan kata-kata yang berisikan rasa syukur untuk keadaan itu, membayangkan segala keadaan yang patutnya saya syukuri sebelum masalah pekerjaan datang. Mulai mengucapkan beberapa kalimat yang berisikan curahan hati sejujur-jujurnya mengenai apa yang saya rasakan dan apa mimpi saya kepada-Nya. Saya ceritakan apa adanya, bak seorang anak kecil yang mengadu pada papanya, dengan ketulusan saya berdoa kepada-Nya saat itu.

           Entah berapa lama saya mengucapkan berbagai hal pada-Nya. Saya mulai lega. Diakhir dari cerita saay itu kepada-Nya, saya mulai menghela napas panjang sembari mengucap syukur dan mengucapkan kalimat "saya yakin besok tepat sebelum pukul 10.00 Tuhan akan menggerakan hati dari pihak sekolah untuk menelepon saya dan saya pasti diterima." itulah doa di penghujung curahan hati saya kepada-Nya. Amin.

            Keesokan harinya, tepat pukul 10.00 hp saya berdering, panggilan dari pihak sekolah memanggil saya untuk tanda tangan kontrak dan dinyatakan bahwa saya diterima. :)

Ah, Perihal DOA siapa yang tahu?
Kita tidak akan bisa mengubah apapun selain DIA yang melakukannya. Siapa yang dapat menyelami pikiran-Nya? Siapa yang dapat membatasi kekuasaan-Nya? siapa yang bisa melarang-Nya?

Tidak seorangpun.

Perihal DOA. Mintalah maka akan diberikan kepadamu. Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Kita tidak akan tahu apa yang terjadi. Bagi-Nya tidak ada yang mustahil. Bagi-Nya semua adalah perkara mudah. Mintalah.

Perihal DOA_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar