Senin, 27 November 2017

Karena kau dan aku takkan pernah menjadi kita.
-------------------------------------------------------------------------------
Semakin kita berusaha, pada hakikatnya pengalaman mengajarkan kita, bahwa menjadi satu adalah suatu kemustahilan.

Perbedaan begitu terlihat, semakin dipaksakan, hanya luka yang tercipta. Biarlah kenangan tetap menjadi memori yang tersimpan. Kelak kan ku buka pada saat mata tak lagi pedih melihatnya, hati tak lagi tersayat, dan tangan tak lagi gemetar memandang gambar demi gambar yang pernah terlukis.

Hari demi hari akan mengajarkan kita bagaimana cara melupakan, bagaimana cara bertahan dalam sepinya rindu, dan bagaimana pula tersenyum di saat luka menghujam hati. Sesekali mungkin akan ada lelah dan engkau takkan bisa lagi membendung rindu. Sesekali pula akan ada saat dimana kamu tidak sanggup menahan tangis dan membanjiri pipi indahmu.

Tapi tak apa.
Menangislah sejadi-jadinya. Bebaskan rasamu terbang melepaskan sayap-sayapnya untuk membumbung jauh kepada Tuan tak bernama itu. Biarkan malam menjadi saksinya, dan biarkan cerita itu sampai di situ. Esok kan kamu lihat matahari bersinar, orang-orang tersenyum dan kamu memiliki cerita baru lagi.

Kau dan aku takkan pernah menjadi kita. Cukup itu yang kita pahami bersama. Kelak saat kita bertemu, setidaknya cerita ini akan menjadi tanda bahwa di balik tatapku, di balik senyumku, pernah ada luka di atas kertas yang ku torehkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar