Jumat, 01 Maret 2019

Aku telah mengiklaskan mu_

Bagai dunia runtuh seketika. Air mata membanjiri peraduanku setiap malam. Bahkan, saat siang, sore dan pagi pun, terkadang aku tak hentinya menangisi perpisahan yang tak diinginkan itu. Entah mengapa, perasaanku sangat kacau dan hatiku bagai jatuh dan hancur berkeping-keping. Tidak ada semangat, apalagi harapan pada kisah yang tiba-tiba lenyap pada waktu.

Tidak ada yang dapat kuperbuat. Bahkan untuk membuka mata ini saja begitu berat. Rasa tidak percaya. Rasa kecewa pada semua orang dan kesempatan yang pernah hadir. Bilakah kisah itu kembali? Akankah bisa diperbaiki segala kekurangannya? Ah, mustahil.

Air mata terus membanjiri dan menanak sungai bak gelombang samudra yang menghantam hati. Setiap mengingatnya, ada rasa nyeri pada hatiku, lalu air mata hadir menemani.

Untuk beberapa bulan aku tak hentinya begitu, namun waktu demi waktu sakitnya tak begitu deras seperti di awal luka itu hadir. Setiap waktu yang bergulir, ada kenangan yang terlintas. Bukan perihal sulit melupakan rasa sayang, hanya saja sangat sulit menghilangkan kebiasaan yang pernah ada bersama dengan berbagai harapan yang telah terbangun pada proses penerimaan dan belajar nyaman yang tak singkat. Air mata, canda tawa dan bahagia pernah membungkusnya.

Tepat hari ini, aku telah memperoleh rekor terbaik dalam kisahku. Kini perjalanan yang pahit dan pembelajaran yang meneguhkan itu menjadikanku seorang yang kuat. Sedikit terbiasa pada hati dan dikecewakan bahkan ditinggalkan. Sedikit mampu menahan rasa agar tak begitu mudahnya menaruh harap pada seseorang sampai benar-benar dijadikan satu. Lebih kuat menahan air mata dengan sikap tegar mampu berdiri meski gemetar karena keputusan mengakhiri mereka, lebih tegar menahan air mata dan gemuruh kehancuran di hati agar mereka tak melihat pedihnya menjadi aku.

Ya.
Kini kenangan tetaplah hanya kenangan.
Kini masa lalu tetaplah hanya masa yang telah berlalu.
Sekarang, meski hadir di depan mata, meski ada kehadiran yang menguak masa lalu, tapi tak kan sama lagi prosesnya.

Karena,
Takkan mungkin waktu yang telah lalu kembali terulang dan sama prosesnya. Yang aku rasakan, kini aku begitu bahagia. Menikmati proses menunggu yang terakhir dengan memperbaiki diri lebih baik, hingga IA beri dia pada waktu-NYA.

Aku telah mengiklaskan segalanya.
Aku telah berubah, dan tak lagi sama.
Aku adalah aku pada aku diwaktunya aku.
Dan,
Menjalani suatu masa bukan perihal lamanya, tetapi keberjuangan berdua dimulai dari nol.

  1. #Tidak sama lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar