Cintaku kepadaMu.
(Di penghujung Sabtu, di tengah keheningan)
Tuhan...
Aku datang.
Tuhan...
Aku kembali.
Apakah Tuhan dengar? Ah, pasti Engkau mendengarnya. Mana mungkin Tidak, jika hati saja bisa Engkau tahu apa isinya. Apalagi saat aku berbicara begini kepadaMu, ditengah malam yang tak satupun mengganggu kita berdua berbicara.
Tuhan...
Bukankah malam ini terlalu romantis bagi kita? Hanya ada kita. Semua orang sudah terlelap. Hihihi... Esok aku akan jadikan waktu ini sebagai waktu kita untuk mengobrol berdua. Maaf Tuhan, aku jadi suka tidak memberikanMu waktuku untuk bercerita mengenai kabarku. Akhir-akhir ini aku terlalu sibuk. Maafkan aku, aku kadang cuek dengan Mu.
Tuhan, malam ini aku bicara mungkin terlalu panjang, tapi aku tahu Engkau sudah tahu niatku sekarang mau mengatakan apa. Ah, inilah yang paling tidak bisa aku hindari, Engkau selalu mendahuluiku, Engkau selalu lebih tahu sebelum aku bercerita. Tapi, tidak apa-apalah Tuhan, bukankah Engkau suka jika aku mengaku dengan mulutku?
Tuhan. Aku mencintai Mu.
Aku yakin, Tuhan sudah dan pasti menerimaku. Tidak menolakku seperti kebanyakan orang yang pernah hadir, apalagi meninggalkanku tanpa sebab. Maaf Tuhan, aku jadi curhat mengenai orang lain kepadaMu.
Tapi, Tuhan, jujur aku malu.
Malu, pada diriku sendiri malam ini. Beberapa pekan terakhir aku begitu merindukanmu, aku ingin bertemu denganMu, tapi aku tidak bisa, aku mau jujur, sebenarnya aku lagi selingkuh. Maaf Tuhan, aku selingkuh dengannya.
Iya....
Aku selingkuh dengan duniaku.
Maafkan aku. Aku tergoda dan tidak menepati janjiku untuk setia sampai akhir. Tapi aku tahu kok, Tuhan baik. Tuhan mencintaiku apa adanya. Tuhan, aku sebenarnya diam-diam menyadari kok perjuangan Tuhan untukku. Aku merasa bersalah setiap kali tergoda dengan dunia.
Ya.
Dunia memang mengasikkan. Tuhan tahu? Terkadang dunia menawarkanku banyak hal, ah... Membuatku melayang. Tuhan juga aku mau jujur, kemarin itu dunia sempat membuatku hampir memutuskan Tuhan saat aku diperkenalkan dunia dengan keindahan lainnya. Contohnya saja, aku diajak ke suatu tempat yang indah, dunia memberikanku hadiah emas, dunia berjanji akan segera menikahiku. Wah, betapa aku tidak tertarik Tuhan? Tapi, saat aku pikirkan kemudian, aku sudah salah Tuhan.
Malam ini, aku mau jujur.
Mungkin Tuhan sangat marah padaku, makanya Tuhan diam saja mendengarkanku saat ini. Engkau baik sekali Tuhan. Itulah yang membuatku bertahan dalam godaan dunia. Engkau selalu siap menopangku dan menerimaku. Cintamu bukan hanya janji tetapi bukti. Setiamu telah aku lihat. Tuhan begitu sangat baik padaku. Saat aku ada masalah, Tuhan tidak langsung memberikanku bantuan, tapi menungguku bicara dan melepaskan semuanya padaMu lalu Engkau mengatasi semuanya tanpa sisa.
Tuhan...
Aku mencintaiMu.
Dunia bisa menggodaku tapi tidak akan pernah bisa membuatku jauh dari Mu apalagi berpaling dari Mu.
Tuhan...
Aku mencintaiMu.
Entahkah esok aku kembali salah, aku mohon tegur lah aku Tuhan. Sadarkan aku. Pulihkan aku dan teruslah menjagaku.
Sebab aku tahu, Tuhan ada di dalam hatiku. Tuhan tidak pernah jauh. Engkau selalu menjagaiku setiap waktu. Engkau adalah pahlawanku. Engkau hanyalah sejauh saat aku berbicara seperti ini kepadaMu. Seperti ini, saat aku cerita panjang lebar dengan jujur seperti anak kecil dihadapan Mu. Engkau Hanya sejauh DOA.
Ah, ternyata sudah larut hampir pagi.
Aku suka lupa waktu kalau sudah curhat dengan Mu.
Tuhan.... Selamat malam menjelang pagi.
Tuhan.... Aku mencintai Mu.
Tuhan... Miss you
Esok, saat terbangun ada yang hendak aku sampaikan kepada Mu.
Sabtu, 17 November 2018
Jumat, 16 November 2018
Guru dan bambu runcingnya_
Narasi tentang seorang pahlawan_
(Memperingati Hari Pahlawan dan Hari Guru)
Pagi menyapa alam, berbisik merdu deru angin
Kicauan anak ayam menggema pada mentari yang mulai merekah
Sesosok pahlawan membuka salam
Membuncah senyum
Meregang raga
Pada asa
Bak bunga merekah indah
Ia haturkan senyum pemanah
Ia donggakkan kepala
Ia buka sapa pada puluhan jiwa
Yang menantinya berkata
Berharap
Setitik dunia baru ia tuangkan
Berharap
Segenggam masa depan terbuka
Berharap
Segaris harapan menyapa mereka
Jiwa-jiwa yang kosong, melompong
Ia buka rahasia hidup dengan senjatanya
Ia taruhkan bambu runcing miliknya sebagai alat pembuka masa
Masa lalu,
Masa sekarang,
Juga,
Masa depan.
Meski tak bergelimang suka
Tak berseri pada hasil
Tak membekas pada tubuhnya
Namun,
Pengabdiannya menorehkan para pahlawan
Perjuangannya membentuk generasi
Pengetahuannya membuka dunia
Pada mereka yang menanti
Dia
Sang pahlawan
Pengabdi tak berujung
Pemburu tak mengenal lelah
Penjelajah jiwa setiap masa
Dia
Guruku.
(Memperingati Hari Pahlawan dan Hari Guru)
Pagi menyapa alam, berbisik merdu deru angin
Kicauan anak ayam menggema pada mentari yang mulai merekah
Sesosok pahlawan membuka salam
Membuncah senyum
Meregang raga
Pada asa
Bak bunga merekah indah
Ia haturkan senyum pemanah
Ia donggakkan kepala
Ia buka sapa pada puluhan jiwa
Yang menantinya berkata
Berharap
Setitik dunia baru ia tuangkan
Berharap
Segenggam masa depan terbuka
Berharap
Segaris harapan menyapa mereka
Jiwa-jiwa yang kosong, melompong
Ia buka rahasia hidup dengan senjatanya
Ia taruhkan bambu runcing miliknya sebagai alat pembuka masa
Masa lalu,
Masa sekarang,
Juga,
Masa depan.
Meski tak bergelimang suka
Tak berseri pada hasil
Tak membekas pada tubuhnya
Namun,
Pengabdiannya menorehkan para pahlawan
Perjuangannya membentuk generasi
Pengetahuannya membuka dunia
Pada mereka yang menanti
Dia
Sang pahlawan
Pengabdi tak berujung
Pemburu tak mengenal lelah
Penjelajah jiwa setiap masa
Dia
Guruku.
Selasa, 13 November 2018
Cerpen_
Bahkan, hujan pun bercerita tentangmu.
Sudah 2 tahun lebih. Kala hati masih terpaut. Kala jalinan masih menggema di udara. Aku masih ingat betul lukisan berdua terpatri di ingatan. Bahkan, tempat itu masih teringat dengan jelasnya di ingatan. Waktu itu, dia, kita masih sangat pemula dalam hal jalinan asmara. Bahkan, kita masih ditertawakan oleh anak remaja yang hubungannya sudah berulang kali terjalin. Kita masih sangat pemula dan pemalu. Bahkan untuk saling mengungkapkan rasa kagum masing-masing, kita perlu belajar dan butuh waktu yang sangat panjang hingga waktu memutuskan kita berakhir, tapi tak pernah terucap. Itulah salah satu hal yang aku sesali hingga kini.
Beberapa hari yang lalu, kembali kisah itu terkuak dan melambung di ingatan. Kita kembali menjalin komunikasi. Entahkah takdir atau sekedar pembuka kisah yang belum usai, waktu menyibakkan luka yang tergores. Aku sudah berdamai dengan masa itu. Dimana kamu pernah meninggalkan sesal dan sakit yang tak ku tahu kapan akan berakhir. Hingga waktu juga pada akhirnya menjawab tanyaku di ujung senja, hadir sosok baru yang pada awalnya tak aku inginkan hadirnya. Sekedar untuk mengenal ataukah ini sebenarnya amarah yang salah sasaran hingga aku menerima dia sebagai bentuk ke pasrahan dari rasa sakit darimu.
Waktu bergulir. Suka duka menggariskan jalannya pada kisahku dengannya. Ada penyesalan dan kesadaran setelah itu, mulai menakutkan rasanya, mulai bimbang akhirnya, pada apa yang kuputuskan waktu itu. Akhirnya, saat malam itu tiba, dengan derasnya air mata terucap doa yang tak henti-hentinya di ujung malam pada sudut kamar kecil, aku melantunkan syukur dan pinta pada Sang Khalik. Entahkah sebenarnya penyesalan dan rasa sakit menjadi satu, ataukah rasa takut dan memohon ampun kala itu. Yang pasti, aku mengingat dengan jelas bahwa saat itu, di penghujung malam ketika hanya suara deru angin malam yang terdengar, aku dengan jelas memohon ampun atas keputusan awalku, keputusan menerima dengan buru-buru dan melampiaskan amarah padamu dengan menerima orang lain. Ini sangat gegabah. Ini tidak baik.
Mulai berdesir rasa sakit dan takut kedepannya.
Maka, malam itu. Atau lebih tepatnya di tengah malam sunyi itu, aku memohon agar Tuhan memberiku yang terbaik. Satu pinta yang jelas aku ucap dan masih teringat jelas di benakku yakni, "Tuhan, jangan jatuhkan aku pada orang yang tidak membawa ku semakin mengalami Tuhan dan semakin memuliakan Tuhan. Jangan jatuhkan aku pada dia yang tidak memiliki visi hidup yang sama dan tidak mencintai Engkau sepenuh hatinya bahkan tidak mengasihi keluargaku.". Itu saja doaku. Pada akhir isak tangis itu ada kepasrahan yang begitu panjang.
Sekarang ini hujan turun dengan derasnya.
Aku mengingatmu.
Aku kembali terjatuh dimasa itu.
Masa dimana kamu dan aku, kita tertawa berdua dengan pikiran yang menerawang entah kemana. Cukup lelah memang berdiri, tapi itulah momen terbaik berdua.
Kini. Sudah beberapa tahun berlalu. Kembali ada rasa takut dalam harapan. Kembali ada rasa ragu pada pikir.
"Jika, berjodoh Tuhan pasti pertemukan".
Aku sedang ingin membuktikan kalimat ini.
Ya. Aku sedang ingin bertanding dan membuktikan teori ini.
Jika kita menjadi satu kelak, berarti teori ini benar. Namun, jika pada akhirnya hanya kau dan aku tidak ada kata "kita" pada akhir cerita ini, maka aku yakini bahwa Tuhan benar. Tuhan memberi yang terbaik selain aku dan kamu.
Ya. Karena kamu, teori ini sedang aku uji dan buktikan kebenarannya. Apakah doa dan penantian serta tangis berkepanjangan ini membawa aku pada kata "kita". Ataukah hanya sekedar kata "kamu dan aku". Tidak ada kata "kita" di dalamnya.
Mari kita saksikan.
He_
Sabtu, 10 November 2018
Kerendahan hati__
"Besi menajamkan besi, orang menajamkan. Sesamanya"
Pergesekan karakter masih merupakan momok dikalangan manusia. Bukan hanya berbicara mengenai orang dewasa bahkan anak kecil sekalipun mengalami pergesekan karakter. Hakikatnya semua baik adanya.
Seperti besi, ia juga berguna jika saling bergesekan dengan besi atau sesama jenisnya untuk lebih tajam dan bernilai jual baik. Manusia juga sama, kehadiran manusia itu sendiri menjadikan manusia lainnya semakin bertumbuh (seharusnya).
Berbicara mengenai besi yang menajamkan besi, orang yang menajamkan sesamanya, ini sebenarnya memiki inti, yakni "kerendahan hati" lebih spesifiknya lagi "mau dibentuk dan terbentuk".
Ketika pergesekan karakter terjadi, ketika orang dengan orang lainnya mengalami perbedaan yang tidak jarang menimbulkan konflik, layaknya besi saat bergesekan dengan besi, terkadang akan menghasilkan percikan api. Akan menghasilkan panas dan bekas atau goresan pada kedua sisinya. Sangat mengerikan memang saat disaksikan oleh mata.
Percikan apiđ„
Banyak bagian yng akan terasa sakit, banyak bagian yang akan berbeda dan sisi-sisinya menjadi tajam. Yah. Itu mengenai besi dengan sesama besi jika mengalami pergesekan. Bagaimana dengan orang dan sesamanya? Apa yang dihasilkan?
Orang menajamkan sesamanya.
Tidak berbeda dengan besi. Ketika orang mengalami pergesekan karakter dengan sesamanya, maka hal pertama yang dirasakan adalah rasa sakit. Selanjutnya adalah rasa panas hati, akan mulai terbentuk sikap-sikap baru bagi yang mengalaminya, akan terbentuk pemikiran yang baru pula.
Rasa sakit itu akan membekas. Sakit seperti percikan api. Terkadang dapat menyala dan membuat orang menjadi gelap mata bahkan tidak menyadari apa yang dilakukannya selanjutnya. Bisa saja saling mengejek, lontaran amarah dan maki, bisa saja pertikaian yang tidak ada habisnya.
Ah, sungguh sakit ketika itu terjadi. Namun, barang siapa yang kuat menjalaninya dengan penerimaan dan keiklasan bahwa hal itu adalah suatu anugerah Sang Kuasa dalam membentuk pribadi, menyadari bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, setiap orang memiliki kecenderungan melukai sesamanya, maka akan akan terbentuk suatu hal baru, seorang manusia menjadi bagian baru untuk semakin menjadi saluran kasih yang teguh, kuat dan melayani-Nya dengan pemulihan.
Memang tidak mudah untuk rendah hati dan berlapang dada menerima perbedaan serta proses pembentukan ini, namun lagi-lagi Tuhan adalah Allah yang sangat mengenali kita ciptaan-Nya, sangat memahami kita dan sangat merindukan kita bisa menjadi ciptaan-Nya yang baru dan kuat.
Mari lebih menyukai pembentukan Tuhan melalui pergesekan karakter, gejolak dengan sesama, permasalahan yang ada. Mari memandang dari sudut pandang Allah dan rela dibentuk untuk menjadi lebih baik đđ
#GBU
#Ono alawe Nias
#Belajar dan refleksi
#Be strong
Pergesekan karakter masih merupakan momok dikalangan manusia. Bukan hanya berbicara mengenai orang dewasa bahkan anak kecil sekalipun mengalami pergesekan karakter. Hakikatnya semua baik adanya.
Seperti besi, ia juga berguna jika saling bergesekan dengan besi atau sesama jenisnya untuk lebih tajam dan bernilai jual baik. Manusia juga sama, kehadiran manusia itu sendiri menjadikan manusia lainnya semakin bertumbuh (seharusnya).
Berbicara mengenai besi yang menajamkan besi, orang yang menajamkan sesamanya, ini sebenarnya memiki inti, yakni "kerendahan hati" lebih spesifiknya lagi "mau dibentuk dan terbentuk".
Ketika pergesekan karakter terjadi, ketika orang dengan orang lainnya mengalami perbedaan yang tidak jarang menimbulkan konflik, layaknya besi saat bergesekan dengan besi, terkadang akan menghasilkan percikan api. Akan menghasilkan panas dan bekas atau goresan pada kedua sisinya. Sangat mengerikan memang saat disaksikan oleh mata.
Percikan apiđ„
Banyak bagian yng akan terasa sakit, banyak bagian yang akan berbeda dan sisi-sisinya menjadi tajam. Yah. Itu mengenai besi dengan sesama besi jika mengalami pergesekan. Bagaimana dengan orang dan sesamanya? Apa yang dihasilkan?
Orang menajamkan sesamanya.
Tidak berbeda dengan besi. Ketika orang mengalami pergesekan karakter dengan sesamanya, maka hal pertama yang dirasakan adalah rasa sakit. Selanjutnya adalah rasa panas hati, akan mulai terbentuk sikap-sikap baru bagi yang mengalaminya, akan terbentuk pemikiran yang baru pula.
Rasa sakit itu akan membekas. Sakit seperti percikan api. Terkadang dapat menyala dan membuat orang menjadi gelap mata bahkan tidak menyadari apa yang dilakukannya selanjutnya. Bisa saja saling mengejek, lontaran amarah dan maki, bisa saja pertikaian yang tidak ada habisnya.
Ah, sungguh sakit ketika itu terjadi. Namun, barang siapa yang kuat menjalaninya dengan penerimaan dan keiklasan bahwa hal itu adalah suatu anugerah Sang Kuasa dalam membentuk pribadi, menyadari bahwa setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan, setiap orang memiliki kecenderungan melukai sesamanya, maka akan akan terbentuk suatu hal baru, seorang manusia menjadi bagian baru untuk semakin menjadi saluran kasih yang teguh, kuat dan melayani-Nya dengan pemulihan.
Memang tidak mudah untuk rendah hati dan berlapang dada menerima perbedaan serta proses pembentukan ini, namun lagi-lagi Tuhan adalah Allah yang sangat mengenali kita ciptaan-Nya, sangat memahami kita dan sangat merindukan kita bisa menjadi ciptaan-Nya yang baru dan kuat.
Mari lebih menyukai pembentukan Tuhan melalui pergesekan karakter, gejolak dengan sesama, permasalahan yang ada. Mari memandang dari sudut pandang Allah dan rela dibentuk untuk menjadi lebih baik đđ
#GBU
#Ono alawe Nias
#Belajar dan refleksi
#Be strong
- #He_
Jumat, 09 November 2018
Puisi_Nias 2
LÔ Fa'abÔlÔ_
OgÔmi ba teduhÔ
U haogĂ” ba u gohi
LÔ tÔtÔnafÔ,
LÔ lÔfÔ si sÔkhi
Towi-towi si tohare lĂ” manaro
LÔ bataha, mofanÔ ba wa'aÔsÔ
Ufuli u gohi fao fe'e
LĆ tetaha he u kaoni
LÔ fa'abÔlÔ me ba nahia si lÔ tetunÔ
U baloi ba nahia
U tanĂ” ba gera-era
Falukha sa na nahia falukha
Me no moroi khĂ” Lowalangi
_H
Rabu, 07 November 2018
Cipta_lagu Nias
LÔ utahigÔ'Ô_
Tebai taya bakha ba dÔdÔ
Tebai aefa ba gera-era
YaugĂ” he ga'a, yaugĂ”
Ya'ugĂ” si no irai tobali tome
Ya'odo silÔ fa abÔlÔ
Me so nasa zatua samatÔrÔ
Faomasida tebai irugi tanga
Ă fili wo ndregegĂ” faomasimĂ”
Ă wuwu furi, Ă” fofanĂ” guro
Reff :
Ha wa'afatÔ dÔdÔ
ĂrĂ”idĂ” ba zitenga salagu
gÔi tenga salamÔ
U ila no ambĂ” dangada ba wo gamĂ”
No ambÔ fa'abÔlÔ da ena'Ô alua gohitÔ dÔdÔ
HatÔ tawa hÔrÔ
HatÔ fe'e ba tÔdÔ safÔkhÔ
GÔi no tawa'Ô
So bakha ba dÔdÔ, zazi walÔ farÔi
U efasi dÔdÔ, lÔ u tahigÔ Ô he zatua gu meno fangandrÔ.
Tebai taya bakha ba dÔdÔ
Tebai aefa ba gera-era
YaugĂ” he ga'a, yaugĂ”
Ya'ugĂ” si no irai tobali tome
Ya'odo silÔ fa abÔlÔ
Me so nasa zatua samatÔrÔ
Faomasida tebai irugi tanga
Ă fili wo ndregegĂ” faomasimĂ”
Ă wuwu furi, Ă” fofanĂ” guro
Reff :
Ha wa'afatÔ dÔdÔ
ĂrĂ”idĂ” ba zitenga salagu
gÔi tenga salamÔ
U ila no ambĂ” dangada ba wo gamĂ”
No ambÔ fa'abÔlÔ da ena'Ô alua gohitÔ dÔdÔ
HatÔ tawa hÔrÔ
HatÔ fe'e ba tÔdÔ safÔkhÔ
GÔi no tawa'Ô
So bakha ba dÔdÔ, zazi walÔ farÔi
U efasi dÔdÔ, lÔ u tahigÔ Ô he zatua gu meno fangandrÔ.
Cerita _ kisah wanita Nias
Towi-towi solohe turia_
Menewi,,,
lÔ na'i saefa si'aikÔ okÔli dawa hÔrÔ ba mbÔ'Ô nia, me i'angeraigó hewisa lala sino i tÔrÔ ba lala si no ibe Soaya khÔ nia. SamÔsa ia, ba baku-baku si so ba sudu nomo, no i lau ifuli me'e tebai i taha dawa hÔrÔ ba turia ni ohe towi-towi si lÔ la andrÔ wa'atohare nia. Iwa'Ô turia towi-towi tenga ya'ia si no irai mÔi bakha ba dÔdÔ, si no irai ma me faomuso ba dÔdÔ, ba si no irai ma me fehede si tebai taya ba gera-era. No ilau mofanÔ ba zarÔu. Humombo taya ba lÔ sa'ae mangawuli furi.
#ono alawe
Senin, 05 November 2018
APA TUJUAN KAMU BEKERJA?
---------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Apa tujuan kamu bekerja?
Setiap orang berusaha untuk memiliki pekerjaan. Setiap insan, sejak kecil dipersiapkan untuk masa depan dan bekerja lalu, menghasilkan penghasilan yang lebih baik. Setiap manusia mencari kepuasan dan menginginkan hal lebih dalam setiap pekerjaan mereka. Tidak akan pernah ada puasnya. Sebagai contoh yang terjadi sekarang dan pada umumnya adalah ketika seorang anak kecil di suruh sekolah agar mendapatkan nilai yang terbaik.
#bersambung_
Menjelajah pemikiran anak autis
AUTIS, SI MASTER PEMBELAJARAN_
Mencengangkan memang, ketika seseorang diperhadapkan dengan seorang anak auitis. Hal demikian banyak dialami oleh para orangtua, maupun para tenaga pendidik. Sedikit menjadi tantangan bagi mereka yang sudah pernah atau terbiasa berhadapan dengan anak yang memiliki kepribadian seperti ini, dan akan menjadi masalah besar bagi sebagian orang yang baru berhadapan dengan pribadi demikian.
Tantangan terbesar yang saya alami, selaku pendidik pada salah satu sekolah yang sedang saya jalani saat ini adalah masalah demikian. Sebenarnya suatu anugerah bisa menjadi bagian dalam pekerjaan ini bahkan ketika hal terbesar mendapatkan tanggung jawab mendidik anak yang memiliki berbagai karakter dan nilai-nilai yang berbeda di tengah-tengah kehidupan saya yang pengalamannya masih sangat sedikit mendidik anak. Setidaknya saya sudah belajar bagaimana mereka dengan kepribadiannya dalam berbagai cara dan metode yang diusahakan, meski banyak gagalnya dari pada keberhasilan dalam menjalankannya. Tapi, saya yakini bahwa orang hebat sekalipun akan belajar dari sebuah kegagalan atau pengalaman hidup.
Apakah auitis itu?
Autis adalah gangguan perkembangan serius yang mengganggu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi pada seseorang.
#bersambung_
#bersambung_
Lagu Rohani Kristen Terbaru
“Seringlah Datang Di Hadapan Tuhan” Menyembah Tuhan Dengan Sepenuh Hati
“Seringlah Datang Di Hadapan Tuhan” Menyembah Tuhan Dengan Sepenuh Hati
Ambil kesempatan ketika engkau punya waktu,
duduk diam di hadapan Tuhan.
Baca firman-Nya, ketahui kebenaran-kebenaran-Nya,
perbaiki pelanggaran dalam dirimu.
Ujian datang, hadapilah;
kenalilah kehendak Tuhan
dan engkau akan memiliki kekuatan.
Ceritakan kekuranganmu pada-Nya,
bagikan kebenaran-Nya selalu.
Bersukalah jiwamu saat engkau menyembah-Nya.
Seringlah datang di hadapan Tuhan, jangan berontak lagi.
Kesenanganmu atas kedagingan, sangat menyakiti-Nya.
Baca firman-Nya, pahami kebenaran-Nya.
Seringlah datang di hadapan Tuhan.
Seringlah datang di hadapan Tuhan.
Jadi hiduplah sebagai orang yang telah disucikan!
Tak masalah penghakiman atau ujian datang,
kita akan bekerja untuk menyenangkan Dia.
Seringlah datang di hadapan Tuhan.
Seringlah datang di hadapan Tuhan
dan hidupi kebenaran-Nya.
Walaupun kita melanggar,
kita harus terus berusaha mengasihi Tuhan.
Jadi selama kita mengasihi Dia, kita pasti akan dipuji-Nya.
Kita harus mengejar kebenaran
dan menjadi saksi bagi Tuhan.
Itulah tugas yang harus kita lakukan.
Bersukalah jiwamu saat engkau menyembah-Nya.
Seringlah datang di hadapan Tuhan, jangan berontak lagi.
Kesenanganmu atas kedagingan, sangat menyakiti-Nya.
Baca firman-Nya, pahami kebenaran-Nya.
Seringlah datang di hadapan Tuhan.
Seringlah datang di hadapan Tuhan.
Jadi hiduplah sebagai orang yang telah disucikan!
Tak masalah penghakiman atau ujian datang,
kita akan bekerja untuk menyenangkan Dia.
Seringlah datang di hadapan Tuhan.
Seringlah datang di hadapan Tuhan
dan hidupi kebenaran-Nya.
Jadi hiduplah sebagai orang yang telah disucikan!
Tak masalah penghakiman atau ujian datang,
kita akan bekerja untuk menyenangkan Dia.
Seringlah datang di hadapan Tuhan.
Seringlah datang di hadapan Tuhan
dan hidupi kebenaran-Nya.
Dan hidupi kebenaran-Nya, dan hidupi kebenaran-Nya.
Seringlah datang di hadapan Tuhan
dan hidupi kebenaran-Nya.
Berbicara mengenai panggilan hidup, maka setiap orang memilikinya. Hanya saja, tidak semua orang benar-benar menggumulkannya dan berjuang menjalaninya. Karena, perlu disadari bahwa "hidup dengan panggilan hidup akan menajdikan hidup menjadi hidup yang benar-benar hidup dalam kasih Sang Pemberi Hidup".
#Perjuangkan
Catatan_20:31
Hai kamu masa lalu,,,
Aku rindu.
Berkabar pada angin, air mata membanjiri peraduanku di keheningan malam.
Aku rindu.
Berkabar pada angin, air mata membanjiri peraduanku di keheningan malam.
Mungkin, suratan.
Aku terbawa pada saat dimana tangan tak mampu menggapai,
mata tak dapat menatap lekat wajahnya,
mata tak dapat menatap lekat wajahnya,
suara tak lagi ku dengar sayup.
Hanya tanya yang lantas tak terjawab.
Hati ku layu tak berujung.
Hati remuk sejadi-jadinya.
Aku rindu.
Sejarah mungkin berulang malam ini, namun pada bagian ku sahaja.
Sejarah membuatku bicara sendiri.
Mengadu pada malam yang bersedih.
#H
Beri aku damai sejahtera_
"yang hatinya teguh kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mu lah ia percaya" (Yesaya 26:3).
Ketika kerikil hidup semakin banyak pada jalan yang kamu tempuh, apakah kamu akan tetap menjalani atau menghindari dan memilih berjalan kembali pulang? Tentu tidak.
Perjalanan dalam hidup selalu diwarnai dengan berbagai hal pelik. Tidak ada seorangpun yang mengetahui rahasia sukses dalam menjalani sesempurna yang diharapkan. Banyak orang yang tergelincir diambang pintu, bahkan banyak yang memilih mundur dan pasrah. Just, keep strong :)
Yah. Damai sejahtera yang paling diinginkan setiap orang dalam menjalani hidup. Secara pribadi, akhir-akhir ini semakin sulit menemukan damai sejahtera. Entah semakin terasa begitu mustahil dan sangat jauh dalam jangkauan. Perasaan berkecamuk dan tak karuan. Rasanya kekuatiran menghantui perjalanan kehidupan yang sudah terasa berat.
Damai sejahtera dalam suatu pergumulan dan konflik batin adalah hal yang sangat diperlukan. Ada kerinduan dalam hidup, "seandainya damai sejahtera tetap tinggal dalamku", "Tuhan, tolong beri hati ini damai sejahtera dalam setiap detik hidup ini". Tidak mudah menjalani setiap detik dalam jalan yang penuh tantangan, tanpa penyertaan Tuhan. Tanpa campur tangan Tuhan semua hanya sia-sia dan mustahil terasa. Bahkan, terkadang dunia bisa menyudutkan dan membencimu. Dunia bisa menertawakan kelemahanmu dan menjadikanmu seorang tersangka. Serta, dunia bisa membuat hati kecilmu semakin muak dan kerdil. Itu kembali ke pilihan hatimu. Kuatlah. Mintalah. Serta, bertekunlah.
"Teguhkan hatimu sekuat batu karang".
Pada saat sekitarmu, hatimu dan pikirmu serta inginmu tak sejalan, bertanyalah pada Tuhan "apakah yang Tuhan inginkan untuk aku kerjakan demi kemuliaan-Nya?".
Cukup hela nafas dan tanyakan itu pada hati kecilmu, lalu teguhkan hatimu pada DIA juru selamat. Maka, kamu akan memperoleh damai sejahtera dalam segala jalanmu dan keputusan-keputusanmu. Kamu tidak akan pernah menyesal dan berputus asa. Karena, hati yang lemah asalnya dari hati yang tak berpengharapan pada Allah yang perkasa sehingga mengkerdilkan Tuhan yang melebihi segala sesuatu tanpa terkecuali.
GBU_
Ketika kerikil hidup semakin banyak pada jalan yang kamu tempuh, apakah kamu akan tetap menjalani atau menghindari dan memilih berjalan kembali pulang? Tentu tidak.
Perjalanan dalam hidup selalu diwarnai dengan berbagai hal pelik. Tidak ada seorangpun yang mengetahui rahasia sukses dalam menjalani sesempurna yang diharapkan. Banyak orang yang tergelincir diambang pintu, bahkan banyak yang memilih mundur dan pasrah. Just, keep strong :)
Yah. Damai sejahtera yang paling diinginkan setiap orang dalam menjalani hidup. Secara pribadi, akhir-akhir ini semakin sulit menemukan damai sejahtera. Entah semakin terasa begitu mustahil dan sangat jauh dalam jangkauan. Perasaan berkecamuk dan tak karuan. Rasanya kekuatiran menghantui perjalanan kehidupan yang sudah terasa berat.
Damai sejahtera dalam suatu pergumulan dan konflik batin adalah hal yang sangat diperlukan. Ada kerinduan dalam hidup, "seandainya damai sejahtera tetap tinggal dalamku", "Tuhan, tolong beri hati ini damai sejahtera dalam setiap detik hidup ini". Tidak mudah menjalani setiap detik dalam jalan yang penuh tantangan, tanpa penyertaan Tuhan. Tanpa campur tangan Tuhan semua hanya sia-sia dan mustahil terasa. Bahkan, terkadang dunia bisa menyudutkan dan membencimu. Dunia bisa menertawakan kelemahanmu dan menjadikanmu seorang tersangka. Serta, dunia bisa membuat hati kecilmu semakin muak dan kerdil. Itu kembali ke pilihan hatimu. Kuatlah. Mintalah. Serta, bertekunlah.
"Teguhkan hatimu sekuat batu karang".
Pada saat sekitarmu, hatimu dan pikirmu serta inginmu tak sejalan, bertanyalah pada Tuhan "apakah yang Tuhan inginkan untuk aku kerjakan demi kemuliaan-Nya?".
Cukup hela nafas dan tanyakan itu pada hati kecilmu, lalu teguhkan hatimu pada DIA juru selamat. Maka, kamu akan memperoleh damai sejahtera dalam segala jalanmu dan keputusan-keputusanmu. Kamu tidak akan pernah menyesal dan berputus asa. Karena, hati yang lemah asalnya dari hati yang tak berpengharapan pada Allah yang perkasa sehingga mengkerdilkan Tuhan yang melebihi segala sesuatu tanpa terkecuali.
GBU_
Langganan:
Postingan (Atom)