Senin, 05 November 2018

Hasil gambar untuk panggilan hidup "Terimakasih Tuhan... akhirnya aku tahu apa yang menjadi tujuan hidupku. Akhirnya aku bisa mememenu panggilan hidupku." Ucapku lirih dalam hati sembari menghela napas dengan senyuman kepuasaan. :)

Berbicara mengenai panggilan hidup, maka setiap orang memilikinya. Hanya saja, tidak semua orang benar-benar menggumulkannya dan berjuang menjalaninya. Karena, perlu disadari bahwa "hidup dengan panggilan hidup akan menajdikan hidup menjadi hidup yang benar-benar hidup dalam kasih Sang Pemberi Hidup".

#Perjuangkan

Catatan_20:31


Hai kamu masa lalu,,,
Aku rindu.
Berkabar pada angin, air mata membanjiri peraduanku di keheningan malam.

‌Mungkin, suratan. 
Aku terbawa pada saat dimana tangan tak mampu menggapai,
mata tak dapat menatap lekat wajahnya, 
suara tak lagi ku dengar sayup. 

Hanya tanya yang lantas tak terjawab. 
Hati ku layu tak berujung. 
Hati remuk sejadi-jadinya. 


Aku rindu.

Mungkinkah dirimu merindukanku? Ataukah setengah hatiku tertinggal padamu. 
Sejarah mungkin berulang malam ini, namun pada bagian ku sahaja. 
Sejarah membuatku bicara sendiri. 
Mengadu pada malam yang bersedih.

#H

Beri aku damai sejahtera_

"yang hatinya teguh kau jagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mu lah ia percaya" (Yesaya 26:3).

Ketika kerikil hidup semakin banyak pada jalan yang kamu tempuh, apakah kamu akan tetap menjalani atau menghindari dan memilih berjalan kembali pulang? Tentu tidak.

Perjalanan dalam hidup selalu diwarnai dengan berbagai hal pelik. Tidak ada seorangpun yang mengetahui rahasia sukses dalam menjalani sesempurna yang diharapkan. Banyak orang yang tergelincir diambang pintu, bahkan banyak yang memilih mundur dan pasrah. Just, keep strong :)

Yah. Damai sejahtera yang paling diinginkan setiap orang dalam menjalani hidup. Secara pribadi, akhir-akhir ini semakin sulit menemukan damai sejahtera. Entah semakin terasa begitu mustahil dan sangat jauh dalam jangkauan. Perasaan berkecamuk dan tak karuan. Rasanya kekuatiran menghantui perjalanan kehidupan yang sudah terasa berat.

Damai sejahtera dalam suatu pergumulan dan konflik batin adalah hal yang sangat diperlukan. Ada kerinduan dalam hidup, "seandainya damai sejahtera tetap tinggal dalamku", "Tuhan, tolong beri hati ini damai sejahtera dalam setiap detik hidup ini". Tidak mudah menjalani setiap detik dalam jalan yang penuh tantangan, tanpa penyertaan Tuhan. Tanpa campur tangan Tuhan semua hanya sia-sia dan mustahil terasa. Bahkan, terkadang dunia bisa menyudutkan dan membencimu. Dunia bisa menertawakan kelemahanmu dan menjadikanmu seorang tersangka. Serta, dunia bisa membuat hati kecilmu semakin muak dan kerdil. Itu kembali ke pilihan hatimu. Kuatlah. Mintalah. Serta, bertekunlah.

"Teguhkan hatimu sekuat batu karang".

Pada saat sekitarmu, hatimu dan pikirmu serta inginmu tak sejalan, bertanyalah pada Tuhan "apakah yang Tuhan inginkan untuk aku kerjakan demi kemuliaan-Nya?".

Cukup hela nafas dan tanyakan itu pada hati kecilmu, lalu teguhkan hatimu pada DIA juru selamat. Maka, kamu akan memperoleh damai sejahtera dalam segala jalanmu dan keputusan-keputusanmu. Kamu tidak akan pernah menyesal dan berputus asa. Karena, hati yang lemah asalnya dari hati yang tak berpengharapan pada Allah yang perkasa sehingga mengkerdilkan Tuhan yang melebihi segala sesuatu tanpa terkecuali.

GBU_

Senin, 03 September 2018

Wanita, Impian dan Teladan_

Menjadi sosok Ester di jaman Now_

Hasil gambar untuk gambar ester tokoh alkitabMenjadi seorang wanita ataupun diciptakan dengan kodrat sebagai seorang perempuan merupakan suatu anugerah terbesar. Secara lahiriah sifat-sifat dan pemikiran wanita melekat dalam diri. Banyak wanita yang begitu lahir sudah dianugerahkan oleh Sang Khalik dengan berbagai kecantikan, baik paras, sikap dan kecantikan hati. Berbagai talenta yang sangat melimpah juga tak lupa Tuhan lekatkan dalam setiap jiwa perempuan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan yang begitu manis untuk dijalani. 


Terlahir dengan berbagai hal yang unik, menarik dan mengagumkan membuat setiap perempuan harus benar-benar menjaga, mengembangkan dan memelihara berbagai anugerah itu dalam diri dan menjadikan segala sesuatu anugerah yang ada sebagai alat Tuhan dalam membangun sesama dan kehidupan di sekitarnya. Siapapun dia, seorang wanita wajiblah menjaga diri dan menjadi penolong kelak bagi orang yang Tuhan lekatkan di sampingnya sebagai teman seperjalanan seumur hidup.

Tanggungjawab, hak dan kewajiban menjadi suatu hal yang harus menjadi pertimbangan dalam bertindak. Seorang wanita akan dipandang baik jika mampu menjalankan kewajibannya dengan baik. Mungkin sebagai seorang anak, seorang ibu, seorang teman, seorang sahabat, seorang keponakan, seorang teman hidup, seorang kakak, bahkan seseorang yang baru dikenal sekalipun, ia harus mampu menempatkan diri dan sikap selayaknya. 

Jaman sekarang, seorang wanita pada umumnya dipandang sebagai sosok yang sangat erat dengan kecantikan. Setiap wanita berusaha memoles dan mengubah diri menjadi sosok yang semakin dikagumi, dengan berbagai cara. Ada yang berusaha mengubah wampilan wajah dengan make up maupun berbagai alat canggih. Ada yang berusaha mengubah penampilan dengan mengenakan dan membeli berbagai produk dan pernak pernik, bahkan ada yang berusaha menjadi wanita yang lebih menarik dengan berusaha bersaing lebih tinggi dengan sesama wanita yang sedang bersaing pula menjadi lebih baik. Hal itu sangatlah lumrah dan biasa ditemukan.

Berbicara mengenai wanita tidak akan pernah ada habisnya. Ada satu sosok wanita yang menjadi inspirasi yang bisa diteladani oleh wanita jaman now. Sedikit membukakan bahwa sosok wanita yang bijaksana, cantik apa adanya, budi pekertinya luhur dan yang paling menganggumkan ialah kecintaannya terhadap Tuhan dan keluarganya. Wow. Serasa ingin segera meniru segala miliknya. Namanya ESTER.


ESTER.
Yah. Seorang wanita yang terlahir dari keluarga miskin, namun pamannya membawa dia dan menjaganya setelah kematian ayah dan ibunya. Ia mendapat suatu kesempatan menjadi kandidat ratu menggantikan ratu sebelumnya. Dengan berbagai ketekunan, ketakutan dan kepasrahannya pada kehendak Tuhan, maka ia terpilih menjadi ratu. Sebuah mimpi yang tidak pernah dimimpikan oleh seorang wanita miskin dan yatim piatu sepertinya, namun ketika Sang Pencipta berkehendak, maka siapa yang dapat menolak dan menggagalkannya? Tentu tidak ada yang akan bisa.

Ester, mengajarkan kepada setiap orang yang melihat dan menjadi saksi kisahnya yang lama dan cukup usang. Bahwa, pernah ada seorang wanita yang biasa, terlahir dalam kemiskinan, kesendirian menjalani hidup, ketakutan akan masa depan, kekuatiran akan suatu hasil, namun ia dan kisahnya mengajarkan bahwa lagi-lagi kecantikan bukan yang terpenting.

Hatinya yang cantik. Sikapnya yang manis. Kelemah-lembutan katanya yang menggugah hati. Kebijaksanaannya bertindak dan berkata-kata yang membuat orang disekitarnya begitu mengasihinya.

Wanita...
Cantiklah oleh hatimu. Paras dan tubuh akan hilang dan berubah oleh jaman, namun tidak dengan hati dan sikapnya. Kekal dan akan dikenang dalam masa. Cantiklah oleh senyuman dan kebaikan hatimu. Manislah oleh kelemah-lembutan tutur katamu, dihormatilah oleh ketegasan dan kebijaksanaan sikap dan pikirmu, juga, jadilah teladan dalam cara berpakaian dan apapuan yang kamu kenakan maupun kamu makan dan minum. Jadilah Ester di jaman now dengan segala kerendahan hati dalam menyembah-NYA. Seorang wanita akan semakin cantik ketika hidupnya juga be rgantung kepada Tuhannya. Sehingga, setiap orang yang menjadi bagian dalam hidupnya akan menjadi begitu bersyukur memilikinya sebagai apapun dalam bagian hidup mereka.

So, jadilah cantik secantik-cantiknya hati wanita Allah. GOD love you :)

#catatan seorang wanita   

Selasa, 28 Agustus 2018

Senja Kepada Malam_

Di ujung asa ada keengganan dalam kata. Ya. Aku keliru. Kekeliruanku mengira bahwa apa yang semakin hari aku jalani akan mengubah rasa yang ada. Sepasang mata saja yang menatap, namun ternyata hati tak jua mau berkata. Entah karena jarak ataukah karena keengganan yang semakin menjemukkan diantara kita setiap waktu. Aku menatap lekat pada setiap gambar dirimu yang sengaja aku simpan sebagai penguat hati kala hadir onak dalam jalinan. Beberapa hal mungkin akan berubah ke depannya. Entahlah. Apakah kamu akan sadar atau membiarkan waktu terus menyibak luka sampai perih tak bisa kamu tahan. Aku sih akan terbiasa, bahkan sudah cukup terbiasa bermain dengan luka. Padamu aku tak tahu. Waktu akan membuktikannya. Mampukah kamu bertahan ataukah sama seperti pengunjung sebelumnya, yang hanya datang sejenak tanpa permisi dan berlalu tanpa pamit. Hahaha. Aku sudah cukup mampu memahami dan melalui waktu yang menyakitkan dan terlalu miris untuk dikenang itu. Kelak aku akan kuak semuanya bagi seseorang yang pada kenyataannya mampu bertahan pada diri yang jauh dari sempurna ini. Pada seseorang yang tak hanya permisi pada hadirnya, tetapi tak pernah berpamitan untuk pergi. Pada sosok yang mengira dan pura-pura bersikap bodoh hanya untuk menjaga nama ini tetap bertahan pada doa-doanya. Sosok yang setia pada masalah dan pergumulan serta sosok yang terus berusaha mengulum senyum padaku meski ia terhunyung luka.
Catatan ketidakmungkinan_

Aku bermimpi kelak ada hal yang bisa menjadi mungkin, ketika rasa seperti tidak sanggup dan ketidakmungkinan ini terjadi. Sama halnya, sekian lama engkau bertahan dan menjaga, lalu semua berubah seketika seperti mimpi. Drastis, 180 derajat kondisi menjadi seakan tak pernah engkau kenal sebelumnya.

Terlalu banyak pula catatan-catatan kecilku menjadi saksi bagaimana setiap proses itu terlalu cepat menjadi angan semu yang bertebaran dimana-mana. Melayang. Sirna. Yah. itulah mimpi dari ketidakmungkinan. Juahnya perjalanan dalam malam gelap tanpa teman, bahkan tetes air mata yang membasahi pipi membuat ketidakpercayaan pada malangnya nasib ini terjadi. Apalah daya saat ini? Hanya lirih "Tuhan, tolonglah hambamu".

Rasanya, terlalu cepat waktu ini kian berputar. Permainannya seakan berlangsung dalam kilatan detik tak terduga, saat tetiba rasa menjadi asa. Saat tetiba pilu menjadi duka. Semakin lama semakin membayang. Tak jelas dan buram bahkan samar menghilang dalam kesendirian sepi.

Tahukah bagaimana beratnya dan lelahnya menatap senja tanpa sapa? tahukah engkau bagaimana menghela nafas yang bersisa dalam sesaknya batinmu? Mungkin tak pernah kau tahu. Tapi, percayalah itu lebih berat dari pada mendekap duri dan menggenggam bara api yang tak terkira. Kamu tahu itu akan melukai ragamu, namun kamu pertahankan agar tak lepas. Semakin lama semakin sakit. Detik pun menyerah pada ujungnya. Tapi tidak pada tekad hatiku. Lalu, seketika pertahananku luluh ketika bara api itu sendiri yang habis dalam genggaman tak bertahanku karena aku kira aku kuat, nyatanya aku tak lebih pada seorang pecundang yang menyerah jauh sebelum berperang. Ya, aku tak berani mengambil resiko. Aku kalah.

Selasa, 27 Agustus'18
#Catatan ketidakmungkinan seorang pecundang
#Catatan seorang penyerah sebelum berjuang
#Catatan diriku. Ya. Aku.

Kamis, 24 Mei 2018

Perfectionist or citra diri rendah ???

Perfectionist or citra diri rendah ???
Beda tapi maknanya sulit untuk dibedakan terutama pada saat dipraktikkan untuk membedakannya dalam kehidupan. Sejumlah orang memiliki sikap tersebut. Mungkin bahasanya saja yang agak dibedakan. Ada yang mengatakan "saya memang orangnya perfectionist" atau ada pula yang mengatakan "saya harus mengusahakan agar sempurna hasilnya supaya saya tidak diejek atau dihina".

Menurut kamu apa perbedaan dan persamaannya sobat?, hehehe

Menurut saya, sikap perfectionist muncul karena adanya citra diri yang rendah dalam diri seseorang. Selain itu, biasanya juga disebabkan oleh rasa kurang puas pada hal apapun. Belajar dari berbagai pengalaman, untuk memperbaiki hal ini agar seimbang diperlukan perjuangan dan usaha serta doa serta niat. Perubahan akan terjadi pada setiap orang yang mau berubah. 

Selasa, 15 Mei 2018

Manusia Lupa Pada Tujuan Hidupnya
----------------------------------------------

Beberapa pengalaman yang saya sering alami sendiri, bahkan juga beberapa pengalaman yang saya saksikan dan dengar sendiri dari beberapa kerabat membuat saya sangat bersedih melihat keadaan manusia jaman sekarang.

Segala puji dan syukur, kemuliaan dan hormat yang seagung-agungnya hanya bagi DIA. Bagi Allah yang mulia. Maha kudus dan Maha besar. Raja segala raja, yakni Yesus Kristus dalam segala kepenuhan kasih Allah, turun dalam rupa manusia untuk menyelamatkan manusia yang hina dan penuh dosa bahkan kesombongan dan keangkuhan layaknya saya.

Bagi Allah yang Mulia. Haleluya.

Beberapa waktu lalu, tiga ledakan beruntun terjadi. Lalu, keesokan harinya satu ledakan terjadi lagi. Ini masih mengenai ledakan yang menewaskan beberapa orang dan melukai beberapa orang lainnya. Manusia lainnya juga terikut dalam suasana takut. Ada juga yang sedih dan mendoakan. Ada pula yang hanya diam dan tertunduk lesu, bahkan ada pula yang puas dengan keadaan seperti ini.

"Manusia lupa pada tujuan hidupnya"
Ya. Manusia lupa.
Lupa bahwa siapa penciptanya. Lupa siapa yang menciptakan sesamanya. Lupa pada apa unsur yang menopang kehidupannya. Lupa. Lupa dan lupa.

Begitu miris pada kenyataan karakter dan pola pikir manusia yang semakin bobrok. Kepicikan dan tertutupnya mata hati juga nurani membuat seseorang mampu berlaku tidak baik layaknya binatang. Manusia diciptakan serupa dengan gambaran Allah yang maha kasih. Tapi, kita perlu ingat bahwa dia adalah Allah yang adil dan maha kasih. Jika kita bersalah lalu kita memohon ampun dan bertobat, IA akan tetap berikan pengampunan dengan kasihNya yang besar seperti baru lagi layaknya seputih bulu domba, namun keadilannya mengharuskan kita juga harus berani menanggung resiko dan konsekuensi dari perilaku kita.

Allah itu nyata guys...
DIA ada sobat!
Kamu takkan bisa menghindar sedetikpun itu!
Kamu takkan mampu menembus tingkat pengetahuan dariNya!
Manusia. Aku dan kamu. Kita hanyalah butiran debu yang sekali hembusan saja mampu lenyap dalam ketidakpastian dunia.
Allah itu luar biasa brother!
Allah itu Maha adil dan Maha tahu sister!!

Jangan seorangpun merendahkan seorang dengan yang lain. Kita sama.
Hanya Allah saja yang berkuasa menghakimi, mengadili dan tahu segala sesuatu dengan murni.
DIA perkasa dan lebih besar dari apa yang aku, kamu dan kita tahu.
Seumur hidup kita, kita tidak akan mampu menguak kemaha-Ilahi-an-Nya !!!
HALELUYA...

Aku bersyukur. Aku mengenal DIA yang AGUNG itu sebelumnya hingga sekarang. Sehingga, apapun yang dunia katakan, apapun yang terjadi, doktrin apapun yang muncul dan sebagaimanapun ketakutan dan kegelapan mencekam dunia, aku akan katakan HALELUYA, ALLAH MAHA BESAR.

Hikmat, kebijaksanaan, pengetahuan, keadilan, sumber segala sesuatunya dalam kehidupan dan alam semesta ini asalnya hanya dari DIA. Hanya dari DIA.

Jangan lupa diri. Jangan lupa tujuan Allah menciptakan dan mengizinkan kita ada sampai sekarang. Tujuannya menciptakan kita ialah "MEMULIAKAN DIA". Tidak ada yang lain. TIDAK!

Tidak untuk menyombongkan diri.
Tidak untuk memegahkan diri.
Tidak untuk mencuri kemulian-Nya.
Tidak untuk menyakiti sesama.
Tidak untuk mengeraskan hati!
Tidak untuk mencari kesenangan diri!
Tidak pula untuk memperkaya diri!

Ingat,,,
Semua akan hilang dalam sekejap. Debu tanahlah kita.
Bagian kita hanyalah sehelai kain putih.
Bagian kita hanyalah keyakinan, Iman percaya kita yang menyelamatkan dan membedakan kita.
HALELUYA...
Aku bersyukur akan segala kasih karunia-Nya.
Aku bersukur akan rancangan terbaiknya.
Dunia akan tetap dipenuhi kemuliaan-nya. Karena dunia adalah milik-Nya.
Maka siapakah aku? siapakah kamu? siapakah kita?

Jangan lupa diri kawan.
Mari berubah. Mari kembali kepada kasih anugerah-Nya.

Hanya karena Allah. Hanya karena Yesus. Jiwa dan bumi terselamatkan...

Tetap berdoa. Tetap berjaga-jaga.

Tuhan Yesus memberkati :) :)

Rabu, 07 Maret 2018

BE_

Bercengkrama dalam gelap
Mengadu dalam kata
Keheningan menjadi saksi
Doa yang terucap
Jarak yang memisah dalam pertemuan yang singkat
Kata yang menjadi saksi
Gambar yang menjadi bukti

Ragukah engkau?
Masihkan ada kata takut?
Jika yakin begitu memudar, maka hening
Jika tak terima maka tinggalkan
Lepas dalam balas
Yakin dalam kata
Maka langkah tak lagi terhenti
Wajah tak lagi tertegun
Kata tak lagi terbata

Butakah kamu dalam kejelian
Jalani.
PRESPEKTIF MENGENAI PERNIKAHAN (MAHAR) DALAM ADAT ISTIADAT MASYARAKAT NIAS

Adat istiadat adalah aturan atau cara yang lazim yang terdapat dalam suatu masyarakat tertentu dan hal itu sudah dilakukan secara turun-temurun. Adat istiadat menjadi harga mati bagi setiap suku yang sangat menjunjung tinggi adat dan kebiasaan leluhurnya. Adat istiadat tidak terlepas dari kebiasaan dan hidup dari kebanyakan masyarakat yang lahir dan bertumbuh dalam aturan-aturan yang mendasari kehidupan. Sejak dahulu, adat istiadat merupakan pedoman dasar masyarakat dalam menyikapi persoalan kehidupan dalam sukunya masing-masing. Jika seseorang ingin hidup damai dalam kelompoknya, maka ia harus mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dalam adat istiadat dan aturan kelompoknya. Sehingga, masyarakat tertentu akan sangat menghargai apa yang sudah ditentukan oleh leluhurnya, bahkan sering sekali adat istiadat yang diturunkan secara turun-temurun itu menjadi bernilai tinggi dan wajib dipatuhi oleh seluruh kaum dalam suku tertentu. Orang yang melanggar dan tidak mengikuti aturan adat-istiadat kelompoknya akan dipandang hina dan cenderung dikucilkan.

Adat-istiadat setiap daerah berbeda-beda. Setiap adat-istiadat suku tertentu memiliki sisi positif dan negatifnya. Sehingga, seiring berjalannya waktu mulai bermunculan pergolakan akan adat-istiadat ini. Tidak sedikit manusia yang merasa terbebani dengan adat-istiadat kelompoknya. Setiap kelompok memiliki aturannya tersendiri dan juga memiliki ciri khasnya tersendiri pula. Setiap suku juga berusaha mempertahankan nilai-nilai yang sudah diturunkan oleh leluhur mereka meski dengan mengesampingkan keadaan yang terjadi pada masa kini.

Berbicara mengenai adat-istiadat, hal ini juga berkaitan dengan adat istiadat dalam pernikahan. Adat istiadat pernikahan dalam suku tertentu umumnya menjadi ciri khas dalam kelompok masyarakat itu. Akan sangat mudah melihat perbedaan antara adat istiadat pernikahan suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Semua adat-istiadat pernikahan yang ada dalam suatu masyarakat sifatnya mengikat orang-orang yang ada didalamnya atau masyarakat yang menjadi anggota masyarakat dalam kelompok suku tertentu untuk mengikuti adat istiadat kelompoknya meski hal itu disukai atau tidak disukai. Hal ini kini menjadi pusat perhatian beberapa kaum yang kurang sependapat akan adat-istiadat pernikahan yang dianggap sangat memprihatinkan karena dianggap sudah sangat tidak relevan dengan aturan-aturan agama maupun dengan zaman sekarang yang sudah maju.


Adat istiadat
Berdasarkan KBBI, kata adat memiliki arti yakni aturan (perbuatan dan sebagainya) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. Sedangkan, pengertian adat istiadat adalah tata kelakuan yang kekal dan turun-temurun dari generasi satu ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola perilaku masyarakat. Adat istiadat menjadi harga mati bagi setiap suku yang sangat menjunjung tinggi adat dan kebiasaan leluhurnya. Adat istiadat tidak terlepas dari kebiasaan dan hidup dari kebanyakan masyarakat yang lahir dan bertumbuh dalam aturan-aturan yang mendasari kehidupan. 

Sejak dahulu, adat istiadat merupakan pedoman dasar masyarakat dalam menyikapi persoalan kehidupan dalam sukunya masing-masing. Jika seseorang ingin hidup damai dalam kelompoknya, maka ia harus mampu mengikuti dan menyesuaikan diri dalam adat istiadat dan aturan kelompoknya. Sehingga, masyarakat tertentu akan sangat menghargai apa yang sudah ditentukan oleh leluhurnya, bahkan sering sekali adat istiadat yang diturunkan secara turun-temurun itu menjadi bernilai tinggi dan wajib dipatuhi oleh seluruh kaum dalam suku tertentu. Orang yang melanggar dan tidak mengikuti aturan adat-istiadat kelompoknya akan dipandang hina dan cenderung dikucilkan.

Di tengah masyarakat
Adat-istiadat setiap daerah berbeda-beda. Setiap adat-istiadat suku tertentu memiliki sisi positif dan negatifnya. Sehingga, seiring berjalannya waktu mulai bermunculan pergolakan akan adat-istiadat ini. Tidak sedikit manusia yang merasa terbebani dengan adat-istiadat kelompoknya. Setiap kelompok memiliki aturannya tersendiri dan juga memiliki ciri khasnya tersendiri pula. Setiap suku juga berusaha mempertahankan nilai-nilai yang sudah diturunkan oleh leluhur mereka meski dengan mengesampingkan keadaan yang terjadi pada masa kini.

Berbicara mengenai adat-istiadat, hal ini juga berkaitan dengan adat istiadat dalam pernikahan. Adat istiadat pernikahan dalam suku tertentu umumnya menjadi ciri khas dalam kelompok masyarakat itu. Akan sangat mudah melihat perbedaan antara adat istiadat pernikahan suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Semua adat-istiadat pernikahan yang ada dalam suatu masyarakat sifatnya mengikat orang-orang yang ada didalamnya atau masyarakat yang menjadi anggota masyarakat dalam kelompok suku tertentu untuk mengikuti adat istiadat kelompoknya meski hal itu disukai atau tidak disukai. Hal ini kini menjadi pusat perhatian beberapa kaum yang kurang sependapat akan adat-istiadat pernikahan yang dianggap sangat memprihatinkan karena dianggap sudah sangat tidak relevan dengan aturan-aturan agama maupun dengan zaman sekarang yang sudah maju.

Pernikahan
Selanjutnya, berdasarkan KBBI, pernikahan bermakna ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama. Seperti makna dari kata dasar itu, pernikahan sangat berlandaskan kepada agama yang dianut setiap orang. Pernikahan pada hakikatnya tidak berkaitan dengan aturan apapun selain aturan yang harus disesuaikan dengan ajaran agama yang benar dan hukum yang berlaku. Setiap orang memiliki hak yang utuh dalam hal menyikapi dan memilih bagaimana pernikahannya, siapa yang akan menjadi pendamping hidupnya dan bagaimana proses itu boleh terjadi. 

Pernikahan pada dasarnya adalah untuk mengikat dua insan menjadi satu dalam ikatan yang benar dan berhak membentuk sebuah rumah tangga yang baik dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. oleh karena itu, pernikahan selalu menjadi hal yang tidak terlepas dari kehidupan setiap orang di muka bumi ini, tanpa terkecuali, sama halnya berlaku bagi setiap daerah, ras dan suku bangsa. dalam hal ini masyarakat dari berbagai latar sosial dan ekonomi bahkan dari berbagai latar agama dan kebiasaan yang ada tetap mengikuti aturan dan kejadian-kejadian di dalamnya meski sedikit berbeda dari suatu daerah dengan daerah lainnya, dalam hal ini termasuk masyarakat Nias.

Adat pernikahan dalam Masyarakat Nias

Masyarakat Nias adalah masyarakat yang sangat kental dengan adat istiadatnya. Salah satu adat istiadat yang dapat dilihat adalah dalam pernikahan masyarakat Nias. Secara turun-temurun adat pernikahan masyarakat Nias sudah diturunkan kepada generasi-generasi selanjutnya dengan sangat baik. Dalam pernikahan masyarakat Nias, banyak aturan dan hal-hal yang harus dilakukan oleh pihak yang mengadakan pernikahan.

Jika diselidiki lebih dalam lagi, banyak masyarakat Nias yang sebenarnya sudah mulai menyadari bahwa hal-hal ini sangatlah memberatkan diri mereka sendiri. Adat tidak lagi membuat pernikahan yang suci menjadi pernikahan yang membahagiakan, namun menjadi beban dan boomerang bagi pelaksananya.

Mahar yang tinggi merupakan salah satu penyebabnya. Hal ini tidak dapat sepenuhnya menjadi beban berat bagi beberapa orang yang mampu memenuhinya, namun menajdi beban yang sangat berat bagi orang-orang yang merasa kurang mampu memenuhinya. Hingga tak jarang ditemukan kasus dimana pada akhirnya pernikahan dibatalkan, sebuah pasangan berkahir dan harus menikah dengan orang lain, kedua pihak tidak merasa aman saat pernikahan berlangsung.

Hal ini sebenarnya wajar saja, mengingat bahwa mahar yang besar itupun untuk menunjukkan penghargaan terhadap berbagai kerabat dan keluarga dari pihak yang akan melangsungkan pernikahan. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya. Semua masyarakat seharusnya sudah dapat berpikir dan bertindak bijaksana dalam menyikapi adat. Bukan bermaksud menghilangkan, namun tetap melestarikannya dengan tidak menajadikan adat atau mahar yang tinggi sebagai patokan. Masyarakat Nias seharusnya menyikapinya dengan tidak memenuhinya sepenuhnya tetapi mengadakan bagian adat yang tidak menjadi beban bagi kedua belah pihak.

Beberapa hal yang penting dan harus diingat bersama diantaranya yakni:
1. Tuhan adalah di atas segalanya, di atas perkara yang ada di dunia. Sepatutnya Tuhanlah yang paling di tinggikan di atas manusia maupun adat istiadat. Oleh karena itu, pertimbangan saat mengikuti dan melaksanakan adat harus di dasarkan pada keinginan Tuhan pada pelaksanaan adat itu.

2. Pernikahan merupakan acara yang kudus, penuh sukacita, damai sejahtera dan membahagiakan. Oleh karena itu, dalam pernikahan sebaiknya tidak ada kegiatan yang menghilangkan sukacita. Sebagai contoh terlihat dalam beberapa acara pernikahan ada yang berkelahi dan saling membenci bahkan tidak jarang ada yang membunuh hanya karena ada saudara dan kerabat yang tidak merasa senang dengan pernikahan itu. Alasannya sebagian karena tidak mendapat bagian dalam pernikahan itu.

3. Mahar seharusnya disesuaikan dengan kemampuan kedua mempelai. Tidak perlu terlihat baik dan megah namun sebenarnya acara itu membuat sedih kedua mempelai karena keadaan yang dipaksakan hingga menyebabkan hutang yang tinggi dan banyak bagi kaum lelaki. 

Dipandang dari sudut pandang agama, kemajuan teknologi dan hak, maka seharusnya hal-hal ini harus dipertimbangan dengan baik bagi semua kalangan masyarakat Nias pada khususnya. Sehingga, saya bermimpi suatu saat dalam masyarakat Nias, Tuhan menjadi nomor satu, adat tetap dikembangkan dan manusianya bahagia dengan menjalankan adatnya.



GOD BLESS US :)


#Wanita Nias











Perihal DOA_

      Sekitar setahun yang lalu saya memiliki pengalaman pribadi berhubungan dengan doa. Pergumulan mengenai pekerjaan dan teman hidup serta pelayanan menjadi satu waktu itu. Ada beberapa hal yang tidak dapat saya hadapi lagi dengan kekuatan sendiri. Di antaranya yang paling berat menurut saya adalah perihal pekerjaan yang belum kunjung saya dapatkan setelah wisuda beberapa bulan yang lalu. Saya mulai bergumul dan sangat merasa sedih serta sedikit merasa bersalah dengan orangtua yang kala itu sebenarnya tidak menuntut harus segera mendapat pekerjaan.

             Saya selalu berdoa, meskipun selalu terlihat selalu dalam keadaan baik dan bahagia. hari itu adalah hari Sabtu, saya begitu sedih hari itu. Saya memutar beberapa lagu rohani dan melakukan aktivitas seperti biasa, yakni membersihkan rumah dan memasak. Tapi hati saya tetap tidak tenang karena saya teringat terus mengenai pekerjaan saya. Ah, Tuhan tolonglah :(

             Saya berhenti dari kegiatan itu. Saya memaksakan diri masuk ke kamar, memutar lagu rohani dan duduk terdiam. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan di saat seperti itu, kepada siapa saya harus bercerita. Sepertinya saya sudah sangat sedih waktu itu tetapi entah mengapa air mata tidak terjatuh. Mungkin saat itulah tingkat kesedihan saya yang sudah sangat melelahkan.

           Saya menutup mata. Mengeratkan kedua tangan lalu mencoba untuk tidak memikirkan apapun selain menenangkan hati. Sesaat melupakan masalah dan beban itu. Saya tidak menyadari air mata mulai mengalir. Saya mulai mengeluarkan kata-kata yang berisikan rasa syukur untuk keadaan itu, membayangkan segala keadaan yang patutnya saya syukuri sebelum masalah pekerjaan datang. Mulai mengucapkan beberapa kalimat yang berisikan curahan hati sejujur-jujurnya mengenai apa yang saya rasakan dan apa mimpi saya kepada-Nya. Saya ceritakan apa adanya, bak seorang anak kecil yang mengadu pada papanya, dengan ketulusan saya berdoa kepada-Nya saat itu.

           Entah berapa lama saya mengucapkan berbagai hal pada-Nya. Saya mulai lega. Diakhir dari cerita saay itu kepada-Nya, saya mulai menghela napas panjang sembari mengucap syukur dan mengucapkan kalimat "saya yakin besok tepat sebelum pukul 10.00 Tuhan akan menggerakan hati dari pihak sekolah untuk menelepon saya dan saya pasti diterima." itulah doa di penghujung curahan hati saya kepada-Nya. Amin.

            Keesokan harinya, tepat pukul 10.00 hp saya berdering, panggilan dari pihak sekolah memanggil saya untuk tanda tangan kontrak dan dinyatakan bahwa saya diterima. :)

Ah, Perihal DOA siapa yang tahu?
Kita tidak akan bisa mengubah apapun selain DIA yang melakukannya. Siapa yang dapat menyelami pikiran-Nya? Siapa yang dapat membatasi kekuasaan-Nya? siapa yang bisa melarang-Nya?

Tidak seorangpun.

Perihal DOA. Mintalah maka akan diberikan kepadamu. Ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Kita tidak akan tahu apa yang terjadi. Bagi-Nya tidak ada yang mustahil. Bagi-Nya semua adalah perkara mudah. Mintalah.

Perihal DOA_

Mengapa aku ke sekolah?

Setiap hari berangkat dengan membawa sebuah tas dengan berbagai jenis buku. Buku tulis maupun buku paket ataukah buku cetakan lain yang berisi teori-teori pendukung untuk pembelajaran hari ini, dengan tidak lupa membawa berbagai jenis alat tulis lainnya. Setiap hari begitu. Membuat pundak sedikit merendah karena beratnya bawaan, membuat kepala sedikit sakit karena banyaknya beban pembelajaran, terkadang juga membuat aku bingung dengan berbagai jenis guru dan metode pengajaran yang terkadang aku suka dan terkadang membuatku mengantuk dan ingin segera mengakhiri pembelajaran itu.

Pernah sesekali muncul pertanyaan dalam benakku "untuk apa aku ke sekolah? untuk apa semua kelelahan ini?"

Tak jarang yang mengatakan bahwa kita sekolah supaya sukses ke depannya. Supaya masa tua tidak lagi susah. Supaya cepat mendapat pekerjaan.

Itulah deretan pernyataan yang sering sekali mengusikku sehingga aku sedikit termotivasi untuk ke sekolah, selain memang motivasiku adalah untuk bertemu dengan beberapa orang yang aku rindukan di sekolah ataukah alasannya dalah menjalankan kewajibanku sebagai anak yaitu mengikuti apa yang disuruh oleh orangtua.

Beberapa waktu lalu, aku melihat seorang ibu yang sedang marah-marah terhadap anak lelakinya yang telah menghabiskan uang sekolahnya hanya untuk foya-foya. Dalam benakku seketika aku teringat dengan ibuku, "bagaimana jika aku yang melakukan hal tersebut? apakah ibuku lebih marahnya dari ibu ini? bagaimana perasaannya?". lalu, aku mulai mencari apa tujuan dari sekolahku yang sesungguhnya. Mengapa aku melakukan semua ini? mengapa setiap orangtua melakukan hal yang sama, yakni berusaha bekerja keras supaya anaknya dapat bersekolah bahkan sampai ke tingkat yang lebih tinggi? ah, aku mulai sedikit bingung. Aku kembali mengingat berbagai alasan dalam diriku sendiri. Tetiba aku mulai mengumpulkan segala informasi dari berbagai teman, orangtua, guru bahkan pengalaman diri sendiri. Maka, akupun mendapatkan beberapa kesimpulan mengapa aku harus bersekolah.

Alasannya:
1. Aku ingin mengetahui sesuatu yang belum aku ketahui, maka aku belajar. Tempat terbesar dan terbaik secara umum untuk mempelajari baik pengetahuan maupun pembentukan karakter adalah di sekolah.

2. Aku belajar bagaimana mengaktualisasi diri, menghargai orang lain, bagaimana menanamkan etika yang benar dalam diri, bagaimana hidup bersosial, bekerjasama, dan lain sebagainya yang mendukung ku untuk menjadi manusia yang berguna dalam hidupku mulai ketika aku mempelajarinya hingga kelak aku menjadi insan yang dewasa.

3. Menemukan tujuan dan arah minat bakatku untuk lebih menjadi berkat dalam hidupku hingga akhir hayat untuk memuliakan Dia.

4. Mengembangkan dan memahami berbagai pengetahuan yang mengarah pada cita-cita dan tujuanku kelak mau menjadi apa, mau bekerja sebagai apa untuk keberlangsungan hidupku kelak.

 Dari berbagai alasan yang telah aku temukan itu, aku teringat bahwa pengetahuan sumbernya adalah Allah. Maka di atas segalanya pula ketika aku bertanya "mengapa aku sekolah?" maka sebelumnya sudah tertanam pertanyaan "melalui sekolahku ini apa yang bisa ku perbuat untuk memuliakan DIA".

GOD BLESS US :)

Minggu, 10 Desember 2017

...Kisah yang berlarut namun tak larut...


Ibarat kata yang sudah terucap, namun tak pernah di dengar si pendengar. Akh, masalah hati. Masalah yang tak pernah ada habisnya. Kegagalan terbesarku adalah mengendalikan hati. Perjalanan hati ini sudah begitu sangat panjang. Jujur aku sendiri merasa lelah, hingga bisa dikatakan aku bosan dan jenuh dengan permainannya yang tak berujung. Setiap insan yang hadir dan mampu memberi warna pada hati ini, berakhir mengecewakan. Ya. Aku tahu, bahwa berharap pada manusia juga bukan sesuatu yang pasti. Jika aku tahu begitu, lalu mengapa hati ini masih mau berharap pada hati manusia lainnya. Terlebih lagi mengharapkan rasa yang sama dia rasakan.
Sekitar sebulan yang lalu kembali dia datang. Masih sama seperti dulu, waktu pertama kali dia hadir dalam kisah hati ini. Sejujurnya, aku paling tidak mudah menerima hal yang baru, terlebih lagi jika ini masalah perasaan. Pertemuan pertama kali semenjak dia menghilang dalam dunianya kala itu, aku merasakan hal yang berbeda. Sumpah, aku deg-degan. Tangan dan tubuhku menjadi dingin, dan aku rasa aku sedang menggigil mendadak berhadapan dengannya. Mungkin bukan secara kebetulan kala itu aku jatuh sakit karena kecelakaan kecil yang menimpaku. Dia datang. Dengan perhatian yang masih sama.
Akh, lagi-lagi aku salah tingkah. Aku rasa waktu dulu aku tidak seperti ini padanya. Mungkin karena dulu tidak ada perasaan padanya atau mungkin karena aku merasa bersalah atau mungkin justru banyak rasa rindu yang terpendam padanya yang tidak lekas tercapai. Hufft, aku mengatakan banyak hal yang mengundang tawa malam itu. Pertemuanku dengannya. Beruntungnya ada seseorang adik diantara kami yang datang waktu itu, sehingga sedikitnya suasana dapat cair dan berubah tidak diam-diaman. Jujur aku ingin bercerita dan menanyakan banyak hal padanya. Mengenai kabarnya sekian lama tak berkomunikasi, mengenai bagaimana perasaannya padaku kini, mengenai bagaimana aku memendam rasa rindu berwaktu-waktu lamanya, hanya karena aku percaya bahwa apa yang sudah aku putuskan harus aku jalani. Kala itu aku sudah mendoakan serius seseorang, bertemu dengannya setelah itu membuat banyak pertimbangan besar. Sempat mengalami pergolakan batin namun aku sadar apa yang aku cari dari sebuah hubungan? Kembali lagi teringat bahwa Tuhan akan mempertemukan jika berjodoh. Selama waktu berlalu aku tetap membawanya dalam doa-doaku. Berharap dia tetap kuat, semangat dan bahagia dalam hidupnya dan pastinya berharap dia mengalami kasih karunia Bapa.
Sebulan berlalu ternyata banyak hal-hal yang semakin membuat kami tidak menyatu. Entah karena perasaan ingin dimengertiku dan perasaaan bersalah menjadi satu diantara kami, sehingga tidak pernah menemukan komunikasi yang sejalan setiap berbicara (via chat). Sekitar seminggu lalu komunikasi terputus. Dia tetiba berhenti perhatian, berhenti baik padaku. Aku rasa ada yang hilang. Mungkin benar juga status yang aku baca pada dinding line, “cara membunuh seseorang adalah beri dia perhatian lebih, chat terus menerus, tanyakan kabarnya setiap saat, lalu ketika dia sudah mulai nyaman, selang beberapa waktu berlalu maka tinggalkan dia. Berhenti melakukan segala bentuk perhatian padanya. Maka kamu berhasil membunuhnya saat itu.”
Ngeri betul.
Tetapi aku juga tetap menjaga marwah sebagai seorang wanita. Aku melakukan bagianku secukupnya. Tidak semua harus dapat dimengerti dan dijelaskan, karena ada beberapa hal yang sebenarnya ingin aku jelaskan mengapa aku begini padanya (atau kepada semua lelaki yang pernah memberi warna pada kisah hati ini) bahwa aku memiliki adat. Sebagai wanita dengan adat dan norma yang mengikat. Sejak kecil orangtuaku selalu memberi nasehat, bahwa wanita harus menjaga sikap, ramah, sopan, dekat dengan Tuhan, menjaga dirinya sebaik mungkin, wanita harus menjadi wanita yang bisa mengerjakan pekerjaan rumah, bisa tetap tersenyum dalam luka, peka terhadap keadaan sekitar, menghormati orangtua, bijaksana, berani dan banyak lainnya yang tidak mungkin dituliskan pada cerita ini. 
Dia mungkin tidak tahu bahwa aku selalu berharap dia datang dengan beraninya meski aku menolak bertemu. Mengerti bahwa ada ingin dibalik tawa mengalihkan pembicaraan, ada hal-hal yang butuh proses lama untuk menerima perbedaan dan meruntuhkan perfeksionis yang sudah tertanam dalam diri. Tetapi aku yakin. Bagaimanapun dan apapun yang aku alami dalam perjalanan hati ini, aku percaya DIA telah mengaturnya. Seindah-indahnya kisah adalah kisah yang sudah ditetapkan-Nya. 
Sedih? iya. Pasti ada. 
Rindu? Ya, pasti. 
Melupakan sesegera mungkin bukan hal yang bisa dilakukan. Butuh proses seperti menerima. Tetapi dibalik semua itu, aku berlimpah syukur, Tuhan memperkenalkan cinta dalam hidupku melalui mereka, insan yang Tuhan ciptakan dalam kesempurnaan kuasa-Nya. Setidaknya, aku belajar banyak hal. Aku tetap dan akan tetap mendoakannya. Semoga ia juga berjumpa pada insan yang terbaik dan sepadan baginya kelak. Aku bahagia melihat dia bahagia, sebab aku sadar sang pemberi kisah yang menetapkannya. Dan terakhir, Yang aku percaya adalah bahwa wanita yang baik akan bertemu dengan lelaki yang baik pada waktu dan kesempatan yang sempurna dari-NYA.

#Menutup kisah
#CKH
#10'12'17
E_