Senja yang kau tunggu_
Pada sepertiga malam, masih saja kau genggam harap di pelupuk mata.
Sedangkan,
di ujung jari-jemari,
kau juga masih berkelana mencari kata.
Seperti biasa,
keengganan menjamu setiap kata yang hampir menyeruak dari relung kalbu yang telah menggunung hampir meledak dalam benteng pertahananmu.
"Ya atau tidak".
Pada akhirnya malam tetaplah kelabu dan hening tak berbunyi.
Gelap beralih terang lalu menyambut senja.
Pada caranya, selalu menduga.
Pada kisahnya tak pernah bersambut.
Karena spasi menjadi pemisah pada kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar