Minggu, 10 Desember 2017

...Kisah yang berlarut namun tak larut...


Ibarat kata yang sudah terucap, namun tak pernah di dengar si pendengar. Akh, masalah hati. Masalah yang tak pernah ada habisnya. Kegagalan terbesarku adalah mengendalikan hati. Perjalanan hati ini sudah begitu sangat panjang. Jujur aku sendiri merasa lelah, hingga bisa dikatakan aku bosan dan jenuh dengan permainannya yang tak berujung. Setiap insan yang hadir dan mampu memberi warna pada hati ini, berakhir mengecewakan. Ya. Aku tahu, bahwa berharap pada manusia juga bukan sesuatu yang pasti. Jika aku tahu begitu, lalu mengapa hati ini masih mau berharap pada hati manusia lainnya. Terlebih lagi mengharapkan rasa yang sama dia rasakan.
Sekitar sebulan yang lalu kembali dia datang. Masih sama seperti dulu, waktu pertama kali dia hadir dalam kisah hati ini. Sejujurnya, aku paling tidak mudah menerima hal yang baru, terlebih lagi jika ini masalah perasaan. Pertemuan pertama kali semenjak dia menghilang dalam dunianya kala itu, aku merasakan hal yang berbeda. Sumpah, aku deg-degan. Tangan dan tubuhku menjadi dingin, dan aku rasa aku sedang menggigil mendadak berhadapan dengannya. Mungkin bukan secara kebetulan kala itu aku jatuh sakit karena kecelakaan kecil yang menimpaku. Dia datang. Dengan perhatian yang masih sama.
Akh, lagi-lagi aku salah tingkah. Aku rasa waktu dulu aku tidak seperti ini padanya. Mungkin karena dulu tidak ada perasaan padanya atau mungkin karena aku merasa bersalah atau mungkin justru banyak rasa rindu yang terpendam padanya yang tidak lekas tercapai. Hufft, aku mengatakan banyak hal yang mengundang tawa malam itu. Pertemuanku dengannya. Beruntungnya ada seseorang adik diantara kami yang datang waktu itu, sehingga sedikitnya suasana dapat cair dan berubah tidak diam-diaman. Jujur aku ingin bercerita dan menanyakan banyak hal padanya. Mengenai kabarnya sekian lama tak berkomunikasi, mengenai bagaimana perasaannya padaku kini, mengenai bagaimana aku memendam rasa rindu berwaktu-waktu lamanya, hanya karena aku percaya bahwa apa yang sudah aku putuskan harus aku jalani. Kala itu aku sudah mendoakan serius seseorang, bertemu dengannya setelah itu membuat banyak pertimbangan besar. Sempat mengalami pergolakan batin namun aku sadar apa yang aku cari dari sebuah hubungan? Kembali lagi teringat bahwa Tuhan akan mempertemukan jika berjodoh. Selama waktu berlalu aku tetap membawanya dalam doa-doaku. Berharap dia tetap kuat, semangat dan bahagia dalam hidupnya dan pastinya berharap dia mengalami kasih karunia Bapa.
Sebulan berlalu ternyata banyak hal-hal yang semakin membuat kami tidak menyatu. Entah karena perasaan ingin dimengertiku dan perasaaan bersalah menjadi satu diantara kami, sehingga tidak pernah menemukan komunikasi yang sejalan setiap berbicara (via chat). Sekitar seminggu lalu komunikasi terputus. Dia tetiba berhenti perhatian, berhenti baik padaku. Aku rasa ada yang hilang. Mungkin benar juga status yang aku baca pada dinding line, “cara membunuh seseorang adalah beri dia perhatian lebih, chat terus menerus, tanyakan kabarnya setiap saat, lalu ketika dia sudah mulai nyaman, selang beberapa waktu berlalu maka tinggalkan dia. Berhenti melakukan segala bentuk perhatian padanya. Maka kamu berhasil membunuhnya saat itu.”
Ngeri betul.
Tetapi aku juga tetap menjaga marwah sebagai seorang wanita. Aku melakukan bagianku secukupnya. Tidak semua harus dapat dimengerti dan dijelaskan, karena ada beberapa hal yang sebenarnya ingin aku jelaskan mengapa aku begini padanya (atau kepada semua lelaki yang pernah memberi warna pada kisah hati ini) bahwa aku memiliki adat. Sebagai wanita dengan adat dan norma yang mengikat. Sejak kecil orangtuaku selalu memberi nasehat, bahwa wanita harus menjaga sikap, ramah, sopan, dekat dengan Tuhan, menjaga dirinya sebaik mungkin, wanita harus menjadi wanita yang bisa mengerjakan pekerjaan rumah, bisa tetap tersenyum dalam luka, peka terhadap keadaan sekitar, menghormati orangtua, bijaksana, berani dan banyak lainnya yang tidak mungkin dituliskan pada cerita ini. 
Dia mungkin tidak tahu bahwa aku selalu berharap dia datang dengan beraninya meski aku menolak bertemu. Mengerti bahwa ada ingin dibalik tawa mengalihkan pembicaraan, ada hal-hal yang butuh proses lama untuk menerima perbedaan dan meruntuhkan perfeksionis yang sudah tertanam dalam diri. Tetapi aku yakin. Bagaimanapun dan apapun yang aku alami dalam perjalanan hati ini, aku percaya DIA telah mengaturnya. Seindah-indahnya kisah adalah kisah yang sudah ditetapkan-Nya. 
Sedih? iya. Pasti ada. 
Rindu? Ya, pasti. 
Melupakan sesegera mungkin bukan hal yang bisa dilakukan. Butuh proses seperti menerima. Tetapi dibalik semua itu, aku berlimpah syukur, Tuhan memperkenalkan cinta dalam hidupku melalui mereka, insan yang Tuhan ciptakan dalam kesempurnaan kuasa-Nya. Setidaknya, aku belajar banyak hal. Aku tetap dan akan tetap mendoakannya. Semoga ia juga berjumpa pada insan yang terbaik dan sepadan baginya kelak. Aku bahagia melihat dia bahagia, sebab aku sadar sang pemberi kisah yang menetapkannya. Dan terakhir, Yang aku percaya adalah bahwa wanita yang baik akan bertemu dengan lelaki yang baik pada waktu dan kesempatan yang sempurna dari-NYA.

#Menutup kisah
#CKH
#10'12'17
E_



Senin, 27 November 2017

Karena kau dan aku takkan pernah menjadi kita.
-------------------------------------------------------------------------------
Semakin kita berusaha, pada hakikatnya pengalaman mengajarkan kita, bahwa menjadi satu adalah suatu kemustahilan.

Perbedaan begitu terlihat, semakin dipaksakan, hanya luka yang tercipta. Biarlah kenangan tetap menjadi memori yang tersimpan. Kelak kan ku buka pada saat mata tak lagi pedih melihatnya, hati tak lagi tersayat, dan tangan tak lagi gemetar memandang gambar demi gambar yang pernah terlukis.

Hari demi hari akan mengajarkan kita bagaimana cara melupakan, bagaimana cara bertahan dalam sepinya rindu, dan bagaimana pula tersenyum di saat luka menghujam hati. Sesekali mungkin akan ada lelah dan engkau takkan bisa lagi membendung rindu. Sesekali pula akan ada saat dimana kamu tidak sanggup menahan tangis dan membanjiri pipi indahmu.

Tapi tak apa.
Menangislah sejadi-jadinya. Bebaskan rasamu terbang melepaskan sayap-sayapnya untuk membumbung jauh kepada Tuan tak bernama itu. Biarkan malam menjadi saksinya, dan biarkan cerita itu sampai di situ. Esok kan kamu lihat matahari bersinar, orang-orang tersenyum dan kamu memiliki cerita baru lagi.

Kau dan aku takkan pernah menjadi kita. Cukup itu yang kita pahami bersama. Kelak saat kita bertemu, setidaknya cerita ini akan menjadi tanda bahwa di balik tatapku, di balik senyumku, pernah ada luka di atas kertas yang ku torehkan.
Benar
----------
Benar...
Bahwa kasih begitu ajaib
Meluluhlantakkan tembok kesedihan
Jikalau satu luka tergambar, tegakah kau meninggalkannya?!

Perjalanan menyingkapkannya
"Maaf..."
Kata itu berulangkali terucap
Berulangkali menyakitkannya

Sang Khalik pencipta rasa
Menempatkan setiap insan
Juga memisahkan setiap insan
Semua akan terungkap seiring berjalannya waktu
Seiring kenyamanan itu menyatu

Benar... bahwa semua berguna
Benar... bahwa semua ada waktunya
Jikalau perpisahan kelak terjadi
maka... kenangan yang akan menyatukan

Benar... bahwa hanya "terimakasih" padanya
"syukur" pernah ada pertemuan
Ada perjalanan, ada luka, dan ada kata "MAAF"
Hingga berkahir dengan kata "TERIMAKASIH"

Mendidik = Membentuk
-------------------------------------------

Jikalau ada yang bertanya padaku, "mengapa kamu mau menjadi guru?" atau jika mereka bertanya "hal apa yang paling syukuri dalam hidupmu?" maka jawabanku adalah hanya satu hal, selain yang paling utama yang paling aku syukuri dalam hidupku yakni mengenal dan "menerima Kristus Yesus", hal selanjutnya yang paling aku syukuri adalah "menjadi seorang guru". Lalu, mengapa aku mau menjadi guru alasannya adalah "karena guru adalah pembentuk manusia."

Hahahah... aneh memang. Tapi dalam hidupku selain menjadi profesi dalam dunia kerja, menjadi guru juga membentuk pribadi diri sendiri lalu mentransfer diri dalam diri siswa. Nah, bisa dibayangkan, bagaimana jadinya jika seorang guru memiliki karakter, cara hidup dan pandangan yang salah, maka secara tidak langsung siswa yang bertemu dengannya setiap hari akan bagaimana jadinya.

Selama sehari dalam rentang waktu 8-9 jam anak/siswa di sekolah. Dalam waktu itu siswa akan terus melihat dan memiliki serta mengikuti budaya di sekolah yang di motori oleh guru.

Nah, dapat pula dibayangkan jika yang mendidik dan menjadi panutan siswa/anak adalah guru yang patut diteladani, memiliki karakter yang baik, agama yang baik, nilai hidup yang baik dan jelas visi hidupnya apalagi jika guru itu adalah guru yang kreatif juga memiliki hati yang berbelas kasih kepada anak/siswanya. Wah, betapa luar biasanya. Betapa kita akan senang jika anak kita/siswa diajar oleh guru seperti itu.

Bergaul karib dengan anak/siswa adalah hal yang menarik. Secara pribadi mengajar sama dengan mendidik juga sama dengan membentuk manusia. Siswa akan terbentuk menjadi manusia yang baik dan siap menhadapi dunia dan kemajuannya jikalau guru dan sekolah memberi bekal sepeti itu. Menjadi guru sangat memotivasi. Memotivasi untuk memperbaiki diri sendiri, memotivasi untuk menampilkan pribadi yang dewasa dan mantap, disukai siswa, menjadi model dan menjadi ibu bagi mereka. Kesempatan ini hanya akan dialami dan didapat oleh seorang guru. Hal ini sangat menyenangkan. Namun, semua ini akan menjadi beban bagi guru yang tidak siap dan tidak memiliki visi hidup yang jelas dalam pendidikan.

#Selamat hari guru 2017
#Selamat melayani
#Selamat menjadi teladan

Rabu, 22 Maret 2017

LDR_

6 Cara bagaimana pasangan LDR dapat mempertahankan hubungannya

1. Menganggap pasangan sebagai anugerah Tuhan dan tetap mendoakannya
     Jarang sekali menemukan pasangan yang tetap bertahan mendoakan pasangannya di saat LDR (long distance relationship) melanda. Pasangan yang baik adalah pasangan yang tetap mempercayakan hubungannya kepada Sang pemberi kasih. Mendoakan adalah salah satu bentuk kasih dan kepedulian kita kepada pasangan meski jarang ketemu atau bahkan hampir tidak pernah bertemu. Hubungan yang dimulai dan dijalani dengan doa pasti akan mengubah suatu hubungan itu menjadi hubungan yang lebih bernilai dan dikehendaki-Nya serta dapat memberi manfaat tersendiri bagi pasangan tersebut.

2. Komunikasi minimal sekali sehari
     Tidak dapat dipungkiri, komunikasi adalah yang terpenting dalam suatu hubungan terlebih lagi hubungan jarak jauh yang memiliki tantangan tersendiri. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka setiap pasangan akan mampu memahami pasangannya dan dapat bertindak dengan tepat pula. Komunikasi yang baik adalah ketika pasangan mampu menjadi orang yang memahami keadaan kita meski tidak bertemu. Hal ini di peroleh jika pasangan melakukan komunikasi kepada pasangannya minimal sekali sehari, meskipun itu hanya sekedar say hallo, namun hal ini menunjukkan bahwa pasangan mengingat kita dalam waktu yang dia miliki.

3. Percaya bahwa dia setia
    Jika kita percaya bahwa pasangan kita adalah orang yang setia maka kita akan percaya bahwa dia juga tidak akan melupakan kita dan kita akan menjadi sadar bahwa dia juga sedang berjuang disana. Ketika perasaan setia ada pada setiap pasangan LDR, maka tantangan terbesarnya sudah mampu dihadapi yaitu tidak akan ada perselingkuhan ataupun menghianati satu sama lainnya. hal ini juga akan membuat pasangan akan mampu menjalani setiap waktu yang dilaluinya dengan tenang tanpa ada perasaan curiga.

4. Menganggap jarak dan waktu pemisah sebagai kesempatan memperbaiki diri
     Saat waktu yang begitu lama dan jarak yang terlalu jauh untuk bisa bertemu menjadi tantangan pasangan LDR, maka sikap dimana menganggap jarak dan waktu itu sebagai kesempatan memperbaiki diri untuk menjadi pasangan atau pendamping hidup kelak, akan ada kesabaran dan kesenangan meski kita tidak dapat bertemu segera. Justru, pasangan LDR yang memiliki sikap ini akan bersyukur dipisahkan sementara oleh jarak dan waktu untuk memperbaiki diri terlebih dahulu dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan satu sama lain.
 
5. Tidak menuntut terlalu banyak, tetapi saling mengintropeksi diri
    Tidak menuntut ketika dia tidak menelepon, tidak menuntut saat dia tidak memberikan komunikasi dan tidak menuntut saat dia tidak dapat hadir dan datang menjumpai kita dalam waktu dekat. Hal ini akan membuat pasangan LDR menjadi bertahan dalam sebuah hubungan. saling mengintropeksi diri berarti melihat diri bahwa pasangan adalah orang yang juga memiliki kekurangan sama halnya dengan kita. Ketika kita memposisikan diri seperti pasangan kita, tidak menuntut terlebih banyak dan mengintropeksi apakah kita juga sudah memberikan hal terbaik, merupakan sikap yang sangat diinginkan setiap pasangan di lakukan oleh pasangannya terhadapnya.

6. Memberikan pujian dan menghargainya sebagai pasangan
    Memberikan pujian bukanlah hal yang tabu lagi. Jika memang pasangan layak mendapat pujian maka kita sebagai pasangannya harus memberikan pujian juga supaya ia merasa bahwa apa yang perlu dipertahankan dari sikapnya akan dipertahankannya, apa yang salah kita tegur, maka dia akan memperbaiki diri, sama halnya kita menghargainya dengan sikap kita terhadapnya.

Beberapa poin diatas akan membuat setiap pasangan LDR mampu mempertahankan hubungan mereka jika dilakukan dengan senang hati dan rasa syukur atas apa yang sudah dipercayakan-Nya kepada setiap pasangan. Karena pasangan LDR, adalah mereka yang kuat dan dianggap mampu melewati masa-masa yang sulit karena dipisahkan oleh jarak dan waktu. :)

(Cerpen)


TAK MAU

NO...
Malas... ucapku langsung disertai tawa lepas seketika sambil menatap sosok yang berdiri di sebelah kiriku. Namanya Key, orang yang sering tegap berdiri di sebelahku setiap kami bersama dengan sesekali menyerong dan bersandar di dinding rumah ini. tidak ketinggalan sebatang rokok yang ia nyalakan setelah ia melirik ke arahku sesekali seakan kuatir akankah aku menyetujui tindakannya atau justru melarangnya merokok saat itu. 

tidak bergeming. hanya tersenyum menatap sekitar. itu yang aku lakukan. ia pun seakan merasa lega, dan melanjutkan dengan gerakan cepat menyalakan mancis di tangan kanannya. 

"No.No.No. aku malas" sambil tertawa tanpa memandangnya.

bersambung...




Senin, 13 Februari 2017

Tidak Dirinya_

Langkahnya seakan menunjukkan bahwa ia penuh kepercayaan diri, namun siapa yang tahu bahwa ternyata ia sedang memaksakan kakinya untuk terus melangkah selangkah demi selangkah. Ia terlihat tidak perduli dengan sekitarnya, padahal setiap inci dari sekitarnya ia cukup memahaminya. Ia terlihat sangat sempurna sekali, namun dalam hidupnya ia selalu merasa kurang dan menutup-nutupi keadaan dan perasaannya.
Setiap harinya selalu begitu. Tak pernah merasa memiliki dirinya. Tak pernah seutuhnya merasakan damai yang sejuk itu.
Memiliki diri namun seakan tak beraga. Tak bernilai dan selalu kurang. Tak mau terlihat lemah terhadap siapapun.
# hiduplah sebagaimana adanya dirimu. Penilaian manusia selalu saja ada kurangnya, maka jangan hanya ingin menyenangkan manusia, senangkanlah Dia, makanya semuanya CUKUP bagimu untuk merasakan surga di dunia :)

Tak dapat bersatu_

HAKIKAT MALAM dan SIANG
-------------------------------------
Ingin ku leburkan raga dalam satu ingin. Jika kata tak cukup terluapkan, setidaknya mata masih bisa mengatakan.
Jika asaku sahaja yang berangan, tidakkah kau merasa bahwa dunia ini terlalu sempit untuk selalu bersua dengan makna tersembunyi. Sekuat matahari bersinar, secepat itu pula kelemahannya terkuak saat tetiba mendung menutupi sinarnya.
Tapi tak apa.
Hakikatnya memang malam selalu ada menggenapi kekelaman gelap.
Hakikatnya memang sapa tak harus selalu bersambut oleh senyum.
Juga, hakikatnya siang dan malam takkan pernah bisa menyatu. Karena, mereka berbagi peran yang takkan menyatukan mereka.

Tanya_

Ada Tanya_
Sepanjang detik yang berbunyi
Ada tanya
Selama waktu yang berlalu ada tanya
Ada tanya,
yang tak kunjung di jawab
Lembaran demi lembaran tanya tertuang dalam goresan hati yang tak berhuruf, tak terlukis.
Mungkin,
mungkin akan ada jawab dari sang pemilik
Ketika tanya itu terjawab mungkin,
Mungkin semua tertuang dan tumpah dalam bulir-bulir air di atas kertas.
Pertanda,
Pertanda semuanya tertulis dan terluap lalu takkan ada tanya lagi
Karena, tanya hanya ada ketika ada asa
Tanya hilang, pertanda
Hanya tanya yang tak ada tanya lagi.

Damai_

Sering aku bertanya kepada diri sendiri, terkadang dalam kesendirian maupun ditengah keramaian. 'Mengapa sulit sekali manusia memiliki damai dalam hatinya?'. Coba saja kalau seseorang hatinya penuh dengan kedamaian, pasti seluruh bumi ini juga akan penuh dengan kedamaian.
Iri hati? Amarah? Dengki, zinah, mencuri, fitnah, kejahatan???
Tidak akan ada lagi. Hanya ada kedamaian.
Terus berpikir, damai itu dari mana ya?
Dan aku (semua orang) sudah tahu jawabannya tanpa harus bertanya pada orang lain, yaitu hanya berasal dari Allah saja. Hanya dari Tuhan. Ketika aku meminta. Ketika aku berdoa memohon dengan kesungguhan hati karena aku menyadari kekuranganku dihadapan-Nya dan di dunia ini. Maka Ia pun memberi kelegaan.
Akhirnya, muncul dalam diri ucapan syukur, lahir kelisahan saat berdosa, mengaku salah, memohon ampun dan berjuang untuk tidak jatuh dalam dosa itu.
Kesadaran karena bukan manusia yang sempurna, dan karena Tuhanku sempurna, maka lahirlah jiwa dan hati yang baru.
#berdoa setiap waktu
#berjuang setiap hari

DIA tidak pernah mengecewakan_

Dia tidak pernah mengecewakan_
Ketika aku berlari dari sesaknya duniaku. Seringkali aku justru merasa dan semakin merasa kecil dan terpenjara dalam kesesakan itu. Perjalanku dalam DIA memiliki banyak kisah yang memiliki goresan warna yang berbeda-beda. Kadang hitam pekat, terkadang putih dan seringkali justru abu-abu. Rasanya juga berbeda-beda, kadang manis, terkadang pahit dan terkadang aku tak lagi bisa mengecapnya karena terlalu biasa hingga membuatku terbiasa di dalamnya. Tahun ini juga begitu. Banyak kejadian, sampai saat ini. Tetapi nikmatnya terletak pada proses bertahan dan berjuang. Karena aku ingat kalimat berikut:
"Tuhan tidak pernah berjanji agar aku lepas dari masalah. Tetapi, janji-Nya adalah bahwa DIA akan menyertai dan menguatkanku".
Aku tahu, aku berpegang pada Allah yang hidup. IA ada dalam kesepian, kesedihan, sukacita dan pergumulanku. Sama halnya pada tahun_tahun selanjutnya.

Renunganku_

Sesuatu menyapa_
Sesuatu menyapa di hari ini. Aku kira waktu berlalu sekian lama, namun ternyata putaran waktu saja yang memalingkanku dari-Nya. Terlalu lama bagiku, tetapi bagi-Nya ini hanya mengenai kapan aku MAU hadir dalam hadirat-Nya.
Dia menyapaku melalui sebuah lagu. Hanya sebuah lagu, tidak lebih. Pengalaman dengan-Nyalah yang membuatku semakin hari semakin jatuh hati kepada-Nya. Ada-ada saja cara-Nya menyapaku setiap waktu. Hari ini melalui lagu, terkadang melalui kondisi sekitar, kadang pula melalui sebuah benda, dan terkadang pula melalui setiap apa yang aku rasa. Dia tidak pernah kekurangan cara menegurku, memarahiku, membimbing ku, membelaku bahkan memelukku. Dengan cara-Nya yang ajaib. Yang aku yakini Dia itu KASIH dan ADIL.
Lagu biasa yang menjadikanku luar biasa hari ini dan selamanya. Hari ini aku. Atau mungkin kamu juga. Dan mungkin kita semua. Ia mengajarkan bahwa 'semua baik dari semula Ia menjadikanku sampai akhir hidupku nanti'.
Lagunya cukup sederhana. Mari renungkan bersama lagu ini. Mungkin kita sering menyanyikan atau mendengarkannya. Tapi, percaya ada sesuatu sapa di balik apa yang kita rasakan setiap waktu.
S'mua Baik_
Dari semula tlah Kau tetapkan, hidupku dalam tangan Mu dalam rencana Mu Tuhan.
Rencana indah, tlah Kau siapkan, bagi masa depanku yang penuh harapan.
Reff: S'mua baik, s'mua baik apa yang tlah Kau perbuat di dalam hidupku.
S'mua baik, sungguh teramat baik Kau jadikan hidupku berarti.

HIKMAT

Hikmat_
"Wah, dia kalau berbicara kok pas kena dihati ya?".
"Eh, dia itu kalau bicara kita jadi punya solusi loh. Cerita aja sama dia. Kita punya pikiran yang tenang kalau udah bicara sama dia".
Masih banyak lagi lontaran lain ketika ada seseorang yang kalau bicara rasanya kita nyaman meski kita di tegur saat itu. Perkataannya selalu tepat waktunya.
Hikmat. Ya, dia adalah orang yang penuh dengan hikmat. Satu kata yang kembali diingatkan hari ini. Hikmat = takut akan Tuhan. Setiap orang menginginkannya. Oleh karena itu, mintalah. Mintalah setiap saat hikmat dari sang pemilik hikmat itu. Niscaya kamu, aku dan kita damai dan menang di dalam-Nya.

PUISI 'RINDU'

Rindu
--------

Beribu kata rindu telah kumiliki
kusimpan dalam kalbu
tertahan dalam hela nafas
tertuang dalam butir air mata
sungguh
aku rindu...

bila saat itu tiba
ketika rinduku bertemu dukaku
aku sesak dalam batin
menunduk pilu
berdesir doa bertajuk rindu
kepada Sang Khalik Semesta

meski terlihat sempurna
namun, aku menahan kata padamu
aku tahu kaupun sedang berjuang
tak mau ku menambah satu hasta kuatirmu
bebanmu
adalah piluku

tapi...
sungguh aku rindu.

bak menanak sungai air mataku
membasahi tempat peraduanku setiap malam
mewakili setiap kata
beratnya menanggungkan rindu

hanya karena DIA
aku tanggung rinduku
hingga
DIA satukan kelak rinduku dan rindumu.

Puisi 'Hati yang Lelah'

Sedikit lelah_
Aku sedikit lelah..
Seribu langkah ku ayun
Namun, 
Aku lupa apa yang ku tuju.
Sedikit lelah
Waktu bergulir menyibak luka
Angin menambah peri
Aku menahan duri
Menahan
Hingga aku lupa apa yang ku pertahankan
Ah...
Yasudahlah.
Aku sedikit lelah hari ini
Mungkin esok kita kan mengerti
Mungkin esok saat kita bersama
Mungkin esok saat kita kembali membuka kata
Mungkin esok...
Mungkin...

Menikmati Proses

Menikmati proses
-----------------------------
Ungkapan ini mungkin sudah tidak terasa asing lagi bagi setiap orang, bahkan beberapa orang mungkin ketika mendengar kalimat ini akan cenderung mengabaikan karena sudah cukup sering mendengarnya.
Menikmati proses adalah merasakan setiap kejadian, waktu dan keadaan yang terjadi selama kurun waktu proses itu terjadi. Ada yang berhasil melewati proses, namun ada pula yang gagal. Berhasil atau gagal dalam melewatinya bukanlah menjadi penentu apakah proses itu dinikmati atau tidak.
Ada bahagia, ada luka. Ada kenyamanan terkadang ada pula kegelisahan. Bahkan, sering muncul keyakinan penuh maupun keraguan dalam suatu proses. Hal ini manusiawi dan sangat mungkin terjadi. Baik dalam pekerjaan, relasi, maupun cita-cita. Tantangan terbesarnya adalah ketika yang dialami selama proses itu muncul berbagai pilihan yang menggiurkan.
Menikmati proses akan terjadi ketika kita memiliki dasar yang kuat untuk melakukannya. Adanya perasaan siap untuk menghadapi proses tersebut. Ada niat dan tujuan yang pasti. Ada pengharapan yang pasti meski terlihat meragukan. Juga ada ketegasan terhadap diri sendiri, baik dalam mengingatkan terus secara berulang akan apa yang diinginkan-Nya untuk kita lakukan.
Dasar yang kuat akan menjadi landasan yang kokoh ketika proses itu terjadi. Saat banyak muncul keraguan, maka kita akan diingatkan oleh niat kita dari awal mengapa melakukannya sehingga akan ada perasaan untuk tetap bertahan menikmati proses tanpa harus melupakan hal lainnya. Saat ada luka yang dialami, akan ada penghiburan dalam hati karena melihat tujuan kita yang ingin dicapai.
Nikmatilah proses sebagai ungkapan rasa syukur karena masih dipercayakan untuk mengalami proses tersebut. Tidak ada sebuah rancangan dari-Nya yang jahat, semua baik dari semula Ia menjadikannya. Hanya saja, kita harus mengalami beberapa hal diluar keinginan kita karena itulah yang terbaik bagi kita saat itu. Tersenyum meski dalam tangis. Berpengharapan meski seperti takkan ada pintu terbuka. Berdoalah.