Senin, 13 Februari 2017

Tidak Dirinya_

Langkahnya seakan menunjukkan bahwa ia penuh kepercayaan diri, namun siapa yang tahu bahwa ternyata ia sedang memaksakan kakinya untuk terus melangkah selangkah demi selangkah. Ia terlihat tidak perduli dengan sekitarnya, padahal setiap inci dari sekitarnya ia cukup memahaminya. Ia terlihat sangat sempurna sekali, namun dalam hidupnya ia selalu merasa kurang dan menutup-nutupi keadaan dan perasaannya.
Setiap harinya selalu begitu. Tak pernah merasa memiliki dirinya. Tak pernah seutuhnya merasakan damai yang sejuk itu.
Memiliki diri namun seakan tak beraga. Tak bernilai dan selalu kurang. Tak mau terlihat lemah terhadap siapapun.
# hiduplah sebagaimana adanya dirimu. Penilaian manusia selalu saja ada kurangnya, maka jangan hanya ingin menyenangkan manusia, senangkanlah Dia, makanya semuanya CUKUP bagimu untuk merasakan surga di dunia :)

Tak dapat bersatu_

HAKIKAT MALAM dan SIANG
-------------------------------------
Ingin ku leburkan raga dalam satu ingin. Jika kata tak cukup terluapkan, setidaknya mata masih bisa mengatakan.
Jika asaku sahaja yang berangan, tidakkah kau merasa bahwa dunia ini terlalu sempit untuk selalu bersua dengan makna tersembunyi. Sekuat matahari bersinar, secepat itu pula kelemahannya terkuak saat tetiba mendung menutupi sinarnya.
Tapi tak apa.
Hakikatnya memang malam selalu ada menggenapi kekelaman gelap.
Hakikatnya memang sapa tak harus selalu bersambut oleh senyum.
Juga, hakikatnya siang dan malam takkan pernah bisa menyatu. Karena, mereka berbagi peran yang takkan menyatukan mereka.

Tanya_

Ada Tanya_
Sepanjang detik yang berbunyi
Ada tanya
Selama waktu yang berlalu ada tanya
Ada tanya,
yang tak kunjung di jawab
Lembaran demi lembaran tanya tertuang dalam goresan hati yang tak berhuruf, tak terlukis.
Mungkin,
mungkin akan ada jawab dari sang pemilik
Ketika tanya itu terjawab mungkin,
Mungkin semua tertuang dan tumpah dalam bulir-bulir air di atas kertas.
Pertanda,
Pertanda semuanya tertulis dan terluap lalu takkan ada tanya lagi
Karena, tanya hanya ada ketika ada asa
Tanya hilang, pertanda
Hanya tanya yang tak ada tanya lagi.

Damai_

Sering aku bertanya kepada diri sendiri, terkadang dalam kesendirian maupun ditengah keramaian. 'Mengapa sulit sekali manusia memiliki damai dalam hatinya?'. Coba saja kalau seseorang hatinya penuh dengan kedamaian, pasti seluruh bumi ini juga akan penuh dengan kedamaian.
Iri hati? Amarah? Dengki, zinah, mencuri, fitnah, kejahatan???
Tidak akan ada lagi. Hanya ada kedamaian.
Terus berpikir, damai itu dari mana ya?
Dan aku (semua orang) sudah tahu jawabannya tanpa harus bertanya pada orang lain, yaitu hanya berasal dari Allah saja. Hanya dari Tuhan. Ketika aku meminta. Ketika aku berdoa memohon dengan kesungguhan hati karena aku menyadari kekuranganku dihadapan-Nya dan di dunia ini. Maka Ia pun memberi kelegaan.
Akhirnya, muncul dalam diri ucapan syukur, lahir kelisahan saat berdosa, mengaku salah, memohon ampun dan berjuang untuk tidak jatuh dalam dosa itu.
Kesadaran karena bukan manusia yang sempurna, dan karena Tuhanku sempurna, maka lahirlah jiwa dan hati yang baru.
#berdoa setiap waktu
#berjuang setiap hari

DIA tidak pernah mengecewakan_

Dia tidak pernah mengecewakan_
Ketika aku berlari dari sesaknya duniaku. Seringkali aku justru merasa dan semakin merasa kecil dan terpenjara dalam kesesakan itu. Perjalanku dalam DIA memiliki banyak kisah yang memiliki goresan warna yang berbeda-beda. Kadang hitam pekat, terkadang putih dan seringkali justru abu-abu. Rasanya juga berbeda-beda, kadang manis, terkadang pahit dan terkadang aku tak lagi bisa mengecapnya karena terlalu biasa hingga membuatku terbiasa di dalamnya. Tahun ini juga begitu. Banyak kejadian, sampai saat ini. Tetapi nikmatnya terletak pada proses bertahan dan berjuang. Karena aku ingat kalimat berikut:
"Tuhan tidak pernah berjanji agar aku lepas dari masalah. Tetapi, janji-Nya adalah bahwa DIA akan menyertai dan menguatkanku".
Aku tahu, aku berpegang pada Allah yang hidup. IA ada dalam kesepian, kesedihan, sukacita dan pergumulanku. Sama halnya pada tahun_tahun selanjutnya.

Renunganku_

Sesuatu menyapa_
Sesuatu menyapa di hari ini. Aku kira waktu berlalu sekian lama, namun ternyata putaran waktu saja yang memalingkanku dari-Nya. Terlalu lama bagiku, tetapi bagi-Nya ini hanya mengenai kapan aku MAU hadir dalam hadirat-Nya.
Dia menyapaku melalui sebuah lagu. Hanya sebuah lagu, tidak lebih. Pengalaman dengan-Nyalah yang membuatku semakin hari semakin jatuh hati kepada-Nya. Ada-ada saja cara-Nya menyapaku setiap waktu. Hari ini melalui lagu, terkadang melalui kondisi sekitar, kadang pula melalui sebuah benda, dan terkadang pula melalui setiap apa yang aku rasa. Dia tidak pernah kekurangan cara menegurku, memarahiku, membimbing ku, membelaku bahkan memelukku. Dengan cara-Nya yang ajaib. Yang aku yakini Dia itu KASIH dan ADIL.
Lagu biasa yang menjadikanku luar biasa hari ini dan selamanya. Hari ini aku. Atau mungkin kamu juga. Dan mungkin kita semua. Ia mengajarkan bahwa 'semua baik dari semula Ia menjadikanku sampai akhir hidupku nanti'.
Lagunya cukup sederhana. Mari renungkan bersama lagu ini. Mungkin kita sering menyanyikan atau mendengarkannya. Tapi, percaya ada sesuatu sapa di balik apa yang kita rasakan setiap waktu.
S'mua Baik_
Dari semula tlah Kau tetapkan, hidupku dalam tangan Mu dalam rencana Mu Tuhan.
Rencana indah, tlah Kau siapkan, bagi masa depanku yang penuh harapan.
Reff: S'mua baik, s'mua baik apa yang tlah Kau perbuat di dalam hidupku.
S'mua baik, sungguh teramat baik Kau jadikan hidupku berarti.

HIKMAT

Hikmat_
"Wah, dia kalau berbicara kok pas kena dihati ya?".
"Eh, dia itu kalau bicara kita jadi punya solusi loh. Cerita aja sama dia. Kita punya pikiran yang tenang kalau udah bicara sama dia".
Masih banyak lagi lontaran lain ketika ada seseorang yang kalau bicara rasanya kita nyaman meski kita di tegur saat itu. Perkataannya selalu tepat waktunya.
Hikmat. Ya, dia adalah orang yang penuh dengan hikmat. Satu kata yang kembali diingatkan hari ini. Hikmat = takut akan Tuhan. Setiap orang menginginkannya. Oleh karena itu, mintalah. Mintalah setiap saat hikmat dari sang pemilik hikmat itu. Niscaya kamu, aku dan kita damai dan menang di dalam-Nya.

PUISI 'RINDU'

Rindu
--------

Beribu kata rindu telah kumiliki
kusimpan dalam kalbu
tertahan dalam hela nafas
tertuang dalam butir air mata
sungguh
aku rindu...

bila saat itu tiba
ketika rinduku bertemu dukaku
aku sesak dalam batin
menunduk pilu
berdesir doa bertajuk rindu
kepada Sang Khalik Semesta

meski terlihat sempurna
namun, aku menahan kata padamu
aku tahu kaupun sedang berjuang
tak mau ku menambah satu hasta kuatirmu
bebanmu
adalah piluku

tapi...
sungguh aku rindu.

bak menanak sungai air mataku
membasahi tempat peraduanku setiap malam
mewakili setiap kata
beratnya menanggungkan rindu

hanya karena DIA
aku tanggung rinduku
hingga
DIA satukan kelak rinduku dan rindumu.

Puisi 'Hati yang Lelah'

Sedikit lelah_
Aku sedikit lelah..
Seribu langkah ku ayun
Namun, 
Aku lupa apa yang ku tuju.
Sedikit lelah
Waktu bergulir menyibak luka
Angin menambah peri
Aku menahan duri
Menahan
Hingga aku lupa apa yang ku pertahankan
Ah...
Yasudahlah.
Aku sedikit lelah hari ini
Mungkin esok kita kan mengerti
Mungkin esok saat kita bersama
Mungkin esok saat kita kembali membuka kata
Mungkin esok...
Mungkin...

Menikmati Proses

Menikmati proses
-----------------------------
Ungkapan ini mungkin sudah tidak terasa asing lagi bagi setiap orang, bahkan beberapa orang mungkin ketika mendengar kalimat ini akan cenderung mengabaikan karena sudah cukup sering mendengarnya.
Menikmati proses adalah merasakan setiap kejadian, waktu dan keadaan yang terjadi selama kurun waktu proses itu terjadi. Ada yang berhasil melewati proses, namun ada pula yang gagal. Berhasil atau gagal dalam melewatinya bukanlah menjadi penentu apakah proses itu dinikmati atau tidak.
Ada bahagia, ada luka. Ada kenyamanan terkadang ada pula kegelisahan. Bahkan, sering muncul keyakinan penuh maupun keraguan dalam suatu proses. Hal ini manusiawi dan sangat mungkin terjadi. Baik dalam pekerjaan, relasi, maupun cita-cita. Tantangan terbesarnya adalah ketika yang dialami selama proses itu muncul berbagai pilihan yang menggiurkan.
Menikmati proses akan terjadi ketika kita memiliki dasar yang kuat untuk melakukannya. Adanya perasaan siap untuk menghadapi proses tersebut. Ada niat dan tujuan yang pasti. Ada pengharapan yang pasti meski terlihat meragukan. Juga ada ketegasan terhadap diri sendiri, baik dalam mengingatkan terus secara berulang akan apa yang diinginkan-Nya untuk kita lakukan.
Dasar yang kuat akan menjadi landasan yang kokoh ketika proses itu terjadi. Saat banyak muncul keraguan, maka kita akan diingatkan oleh niat kita dari awal mengapa melakukannya sehingga akan ada perasaan untuk tetap bertahan menikmati proses tanpa harus melupakan hal lainnya. Saat ada luka yang dialami, akan ada penghiburan dalam hati karena melihat tujuan kita yang ingin dicapai.
Nikmatilah proses sebagai ungkapan rasa syukur karena masih dipercayakan untuk mengalami proses tersebut. Tidak ada sebuah rancangan dari-Nya yang jahat, semua baik dari semula Ia menjadikannya. Hanya saja, kita harus mengalami beberapa hal diluar keinginan kita karena itulah yang terbaik bagi kita saat itu. Tersenyum meski dalam tangis. Berpengharapan meski seperti takkan ada pintu terbuka. Berdoalah.

Minggu, 21 Agustus 2016

***Surat Cinta Seorang Guru_ 
Galaunya Seorang GURU***
----------------------------------------

Nak, kalau aku boleh bertanya, bagaimana cara agar kamu mengerti perasaanku??? yang bingung harus melakukan apa dengan mu. Terkadang ingin marah tapi tidak bisa. Menyayangi dan memanjakanmu sebagai rasa sayangku juga sangat salah. Kalau boleh jujur, aku sangat 'GALAU' berat karenamu. Akhir-akhir ini kamu membuatku gundah. Bukan hanya di sekolah ketika kita berdua berhadapan dan berbicara, bahkan ketika kamu dan aku tidak saling berhadapan di kelas, ketika aku dikantor, ketika aku sedang makan, ketika aku menulis,bahkan sampai-sampai ketika aku sudah dirumahku pun, engkau Nak, masih terpikir olehku. Menjadi bahan pembicaraanku dengan oranglain. Mencoba bercerita agar aku tidak galau lagi dan menemukan jawaban atas kegalauanku akan sikap mu dan cara menghadapimu.:(

Sakit ini memang sangat sakit, bak lagu 'sakitnya tuh disini'  dihatiku. Terkadang ketika kamu menolakku dan justru mengacuhkanku dan tidak menghargaiku ketika aku berbicara. Sakitnya semakin sakit ketika bukan hanya kamu tetapi kamu dan temanmu bergantian ribut lalu membuatku harus menghabiskan energi untuk mendiamkan dan menenangkan kalian. Hingga tenagaku hanya habis disitu-situ saja bukan habis karena memberikanmu ilmu yang lainnya supaya kamu semakin mahir dan ahli juga pintar pastinya dengan attitude yang bagus pula. 

Jika saja kamu bisa menerimaku dan perasaanku serta tidak membuatku GALAU seperti ini. Kegalauanku sebenarnya lebih terasa ketika sikapmu tidak sebaik yang manusia harusnya miliki terlebih lagi pelajar yang terdidik. Ketika kamu melakukan hal yang diluar dugaanku dan pada akhirnya aku menegurmu,mengingatkanmu serta terkadang aku semakin lelah dan aku memikirkan bahwa ternyata cara lembut tidak mengubah sikap hatimu, maka aku mencoba cara lain. Itu karena aku mengasihimu. Aku terus memutar otak, berpikir keras bagaimana caranya agar kamu menjadi manusia berakhlak dan mandiri serta sekaligus memiliki pengetahuan yang ahli. Akhirnya mungkin yang kulakukan adalah memarahimu dan memukul tanganmu saat kamu tidak bisa menjawab soal-soal dan meribut saat pelajaran berlangsung. Tenang saja, sebelum kamu aku sudah pernah kok melaluinya dan justru hal itulah yang membangkitkan hidupku dan jati diri serta pengetahuanku. Aku semakin ingin lebih baik dulu. aku berharap kamu juga seperti itu.

Tetapi aku salah! Kita berbeda.
Mungkin aku yang tidak tahu diri. Atau mungkin kasta kita berbeda hingga aku dan kamu tidak bisa menyatu dalam satu ikatan keluarga. Jujur, aku sedih. Aku GALAU. Aku menangis. Aku takut dan sangat takut  ketika ada laporan bahwa aku telah menyakitimu dan kamu hendak melaporkanku kepada yang berwajib. sungguh sedih Nak! rasanya seperti engkau menusukkan sebilah pisau tajam kedalam relung hatiku. Seketika aku sadar bahwa semua yang sudah aku lakukan untukmu adalah Kesia-siaan.

Tetiba, aku tersentak. Ahh.. mana boleh seperti itu! aku GURU. Aku mengasihimu sepenuh hatiku. Bukan karena siapapun dan bukan karena apapun terlebih bukan karena materi. sungguh bukan karena UANG! Aku teringat, alasanku hanya karena DIA yang mengasihiku terlebih dahulu, sehingga aku akan dengan senang hati selalu membimbingmu. Meski sakit Nak. Meski kamu selalu menyakiti hatiku dan tidak pernah membalas cintaku padamu. Tak apa Nak. sungguh... :)
Aku mengasihimu selalu:)
Hanya saja, tetaplah doakan aku agar aku tetap diberikan kekuatan sampai akhir hayatku untuk mampu berjalan dan membelai wajah polosmu ketika kamu menangis karena kesedihan batinmu.
Doakan aku Nak...
Itu saja:)

Terimakasih sudah membaca surat cintaku ini. Isi hatiku padamu Sayang :)
Selamat dan tetaplah berjuang.
Tetap andalkan DIA dalam hidupmu, maka aku percaya kamu pasti akan berhasil...

TTD_ Gurumu yang GALAU
E_ PKU, 22 Agustus 2016

Minggu, 14 Agustus 2016

HOMONIM DALAM BAHASA NIAS

Ernimawati Halawa1, Mangatur Sinaga 2, Charlina3.
No. Hp. 085355843412

Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau

               Abstract: Homonym is a word, phrase or sentence that has the same form and sound but has a different meaning. 
The problem that I researched in this study is what are homonyms in Nias language? 
What are the homonym meaning that contain in Nias language? 
The aims of this research are to analyze and describe the form and meaning of homonyms in the Nias language which has Gunungsitoli dialect. 
The method used in this research is descriptive method,a method is used to explain the data that is taken in this researc by using interview, data collection, record, documentation and literature. 
The application of interview is interviewingor questioning for Nias society in the town of Gunungsitoli were considered to meetcriteria 
as a sources who understand the language of homonyms in Nias then the result is written down and documentation as collecting the homonym words in Nias language used as research material then analyzed according to the research problem. 
There are two forms of research results homonym in Nias language, namely 457 that homophones and homonyms homograph and 1homograph homonym but not homophones. 
In terms of the meaning of homonyms, found 20 homonym meaning, e.g meaning annoyed/angry, understand the meaning, the meaning of the command, meaning informing, meaning conditions, meaning lazy, 
meaning asked, meaning the ban, meaning the nature, the meaning of work/activity, describe the type of meaning, the meaning of time, meaning size/weight/number, the meaning of the terms, meaning do not like, meaning approved, meaning

actors/subjects, meaning surrender, meaning bored and do not understand the meaning. Result of this research shows that the use of homonyms in Nias language community is very high. 

Key words: Homonyms, Homograph, Homophones, Nias Language.


HOMONIM DALAM BAHASA NIAS

Ernimawati Halawa1, Mangatur Sinaga 2, Charlina3.
No. Hp. 085355843412

Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Riau

            Abstrak: Homonim adalah kata, frase atau kalimat yang memiliki bentuk dan bunyi yang sama tetapi berbeda makna. Permasalahan yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah apa sajakah bentuk homonim dalam bahasa Nias? Makna homonim apa sajakah yang terdapat dalam bahasa Nias?. Penelitian ini bertujuanuntuk menganalisis dan mendeskripsikan bentuk dan makna homonim dalam bahasa Nias dialek Gunungsitoli. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang dipakai untuk menjelaskan data yang diperoleh dalam penelitian sebagaimana adanya dengan menggunakan teknik wawancara, pengumpulan data, catat, dan dokumentasi serta kepustakaan. Penerapan teknik wawancara yakni melakukan wawancara atau tanya jawab kepada masyarakat Nias di kota Gunungsitoli yang dianggap memenuhi kriteria sebagai narasumber yang memahami mengenai homonim dalam bahasa Nias kemudian dilakukan teknik catat dan dokumentasi serta kepustakaan yakni dengan mengumpulkan kata yang homonim dalam bahasa Nias yang dijadikan bahan penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan masalah penelitian. Hasil penelitian terdapat dua bentuk homonim dalam bahasa Nias, yakni 457 homonim yang homofon dan homograf dan 1 homonim yang homograf tetapi tidak homofon. Dari segi makna homonim, ditemukan 20 makna homonim, yakni makna kesal/marah, makna paham, makna perintah, makna memberitahukan, makna kondisi, makna malas, makna bertanya, makna larangan, makna sifat, makna pekerjaan/kegiatan, makna menerangkan jenis, makna waktu, makna ukuran/berat/jumlah, makna syarat, makna tidak suka, makna menyetujui, makna pelaku/subjek, makna berserah, makna bosan dan makna tidak paham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan homonim dalam masyarakat bahasa Nias sangat tinggi.

Kata Kunci : Homonim, Homofon, Homograf, Bahasa Nias



PENDAHULUAN
Bahasa merupakan kunci utama dalam keberhasilan suatu proses komunikasi. Sampainya pesan atau informasi yang disampaikan kepada lawan bicara dapat terjadi jika penutur dan petutur sama-sama dapat memaknai pesan yang disampaikan oleh lawan bicaranya. Oleh sebab itu, penutur dan petutur suatu bahasa harus memiliki kemampuan memaknai bahasa dengan baik. Kemampuan memaknai dalam kegiatan berbahasa akan menghasilkan terjalinnya komunikasi dari dua belah pihak, yaitu penutur dan petutur. Makna dalam suatu bahasa adalah pengertian yang tersimpan dalam struktur suatu bentuk bahasa. Kita tidak akan bisa mengerti bahasa apabila hanya berupa bunyi dan bentuk tanpa makna yang terdapat dalam bahasa tersebut. Homonim mengkaji mengenai dua buah makna atau lebih yang dinyatakan dengan sebuah bentuk yang sama. Homonim ini juga banyak terdapat di dalam bahasa-bahasa di nusantara. Alwasilah (2011) yang menyatakan bahwa homonim adalah beberapa kata diucapkan persis sama, tetapi artinya berbeda.
Bahasa Nias sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia juga memiliki berbagai bentuk dan kaidah kebahasaan. Di dalam bahasa Nias terdapat berbagai kata yang memiliki bentuk dan ujaran yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Jika masyarakat Nias dan para penutur bahasa Nias tidak mengetahui bentuk-bentuk kata yang homonim dalam bahasa Nias, maka akan terjadi kekacauan di dalam memahami makna setiap ujaran yang diucapkan oleh penutur dan petutur bahasa Nias ketika berkomunikasi satu sama lainnya. Mengingat ruang lingkup tentang kajian bahasa sangat luas, maka penulis menetapkan judul penelitian ini yaitu Homonim dalam Bahasa Nias”.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah (1) bagaimanakah bentuk homonim dalam bahasa Nias? (2) apa sajakah makna homonim dalam bahasa Nias?. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk homonim dalam bahasa Nias (2) mendeskripsikan homonim dalam bahasa Nias.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma naturalistik dan fenomenalogi. Penulis menggunakan metode ini guna mendeskripsikan dan mengkaji homonim yang terdapat dalam bahasa Nias baik melalui tuturan asli masyarakat Nias yang berdomisili di desa Wangõ, kecamatan Gunungsitoli maupun melalui kamus bahasa Nias-Indonesia. Sumber data dalam penelitian ini adalah masyarakat Nias yang berdomisili di Nias, desa Wangõ, kecamatan Gunungsitoli Kabupaten Nias sebagai masyarakat asli penutur bahasa Nias dan juga penulis sendiri sebagai penutur asli bahasa.
Supaya data yang diperoleh tepat dan akurat maka dipilih jumlah informan yang ditetapkan sebanyak 6 orang yang berada di desa Wangõ, kecamatan Gunungsitoli. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan seluruh homonim yang terdapat dalam tuturan masyarakat Nias dengan melakukan wawancara dan obeservasi terhadap masyarakat Nias yang berdomisili di desa Wangõ, kecamatan Gunungsitoli kabupaten Nias. Selanjutnya dengan membandingkan dan mengumpulkan data dari Kamus Nias-Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta pada tahun 1985.
Teknik analisis data adalah cara-cara yang digunakan untuk menganalisis data yang telah ada dari penelitian. Usaha untuk menganalisis tersebut penulis lakukan melalui langkah-langkah berikut: (1) mencatat kata yang homonim  dalam catatan lembar data. (2) mengklasifikasikan kata berdasarkan bentuk homonim. (3) menganalisis dan menentukan proses pembentukan homonim. (4) kata yang telah diolah, kemudian ditranskripkan ke dalam bahasa Indonesia dan menentukan makna homonim dalam kalimat. (5)Menganalisis penyebab kalimat itu tergolong kalimat yang homonim. (6) Menyimpulkan data yang telah dipaparkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini mengkaji homonim dalam bahasa Nias. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 458 kata yang termasuk ke dalam bentuk homonim dalam bahasa Nias dialek Gunung Sitoli. Terdiri dari 457 homonim yang homograf dan homofon, satu homonim yang homograf  tetapi tidak homofon dan tidak ditemukan homonim yang tidak homograf tetapi homofon.
Bentuk Homonim
Bahasa Nias memiliki 457 kata yang termasuk bentuk homonim yang homofon dan homograf. Kata-kata itu diantaranya adalah:  (1) a, (2) abao, (3) ae, (4) afu, (5) afusi, (6) akha, (7) akhõli, (8) alau, (9) alawa, (10) alawaitõ, (11) alawu, (12) alisi, (13) alogo, (14) alõ, (15) alõwa, (16)  alu, (17) alukhõ, (18) amalimali, (19) amoho, (20) amu’u. Bentuk homonim yang homograf tetapi  tidak homofon dalam bahasa Nias yaitu kata bawa. Berdasarkan penelitian ini, tidak ditemukan kata yang termasuk kedalam bentuk homonim yang homofon tetapi tidak homograf. Hal ini terjadi karena bahasa Nias memiliki abjad yang lengkap dan setiap abjadnya mewakili fonem dalam bahasa Nias. oleh karena itu, bahasa Nias adalah bahasa yang sangat kecil kemungkinannya untuk memiliki bunyi yang sama tetapi berbeda bentuk.
Makna Homonim
Makna sebuah kata akan menjadi jelas jika sudah digunakan di dalam sebuah kalimat. Berdasarkan penelitian, ditemukan 20 makna homonim dalam bahasa Nias. Penulis menganalisis makna homonim ini sesuai dengan makna yang muncul dari tuturan  atau kalimat.
1.        Makna Kesal/Marah
Kalimat              : /A, na simanõ bõi ta lau rõrõda ia  sa’ae /
 


Glos                   : oh, kalau begitu jangan kita lakukan perdulikan dia lagi.
Arti                    : oh, kalau begitu kita jangan memperdulikan dia  lagi.
Pada kalimat di atas, kata a merupakan kata yang bermakna kesal. Kekesalan itu tampak dengan adanya intonasi yang panjang saat menyebutkan kata a  dan kata a diikuti dengan kata bõi yang bermakna larangan.
2.        Makna Paham
Kalimat  : /Ate da’õ mbõrõ wa hede-hedenia khõgu  menewi me falukha ga/
 


Glos       : oh, mungkin itu sebab ada tidak kata-katanya kepadaku kemarin saat   bertemu kami.

            
Arti        : oh, mungkin itulah sebabnya dia tidak menegurku ketika  kami bertemu kemarin.
Pada contoh kalimat di atas, kata a bermakna paham ditandai dengan  diikutinya kata te da’ õ yang berarti mungkin itu. Kata oh tersebut bermakna paham atau memahami alasan seseorang mendiaminya kemarin. Setiap kata a bermakna ‘oh’ jika diikuti dengan kata penunjuk itu, maka kalimat itu akan bermakna paham.
3.        Makna Perintah
Kalimat  : /a wakhe da’a yaha ofeta abusoõ!/
 


Glos       : makan  nasi ini sekarang sampai kenyang kamu!
Arti        : kamu makan nasi ini sampai kenyang, sekarang!
Contoh di atas menunjukkan penggunaan kata a yang memiliki arti leksikal ‘makan’. Makna a dalam kalimat bahasa Nias dapat bermakna perintah. Hal  ini ditandai dengan adanya kata keterangan waktu yang mengikutinya yaitu sekarang. Kata sekarang menunjukkan adanya perintah harus melakukan kegiatan makan itu dengan tidak boleh menunda-nunda dan memerintahkan agar segera menghabiskan nasinya sekarang juga.
4.        Makna Memberitahukan
Kalimat              : /No bawa silima  yaha/
 


Glos                   : sudah bulan kelima sekarang
Arti                    : sudah bulan kelima sekarang.
 Bawa merupakan kata yang digunakan dalam bahasa Nias untuk menyatakan nama suatu bulan. Kata bawa yang bermakna memberitahukan dapat ditandai dengan adanya kata keterangan waktu yaha ‘sekarang’. Setiap kata bawa ‘bulan’ yang diikuti oleh kata keterangan waktu dalam bahasa Nias, maka menunjukkan bahwa kalimat itu merupakan kalimat yang bertujuan atau bermakna memberitahukan.
5.        Makna kondisi
Kalimat           : /Lõ ibokai bawania na manunõ ia ono alawe /
 


Glos                 : tidak dibuka mulutnya jika bernyanyi Ia anak perempuan itu.
Arti                  : jika anak perempuan itu bernyanyi Dia tidak membuka mulutnya.
Kata bawa pada kalimat di atas bermakna menerangkan suatu kondisi. Hal ini ditandai dengan adanya kata na manunõ  ‘jika bernyanyi’. Sehingga, kalimat ini menjadi sebuah kalimat yang menerangkan bagaimana keadaan mulut perempuan itu saat bernyanyi.
6.        Makna Bertanya
Kalimat  : /lõ’ara meno mongowalu ndra’niha da’õ, no bara’ata?/
 


Glos       : tidak lama setelah menikah para orang itu, sudah cekcok?
Arti        : mereka yang belum lama menikah itu sudah tidak cocok?
Makna bertanya/mempertanyakan adalah makna yang muncul dari suatu kalimat dengan tujuan menanyakan sesuatu.. Makna bertanya muncul dengan adanya kata keterangan sudah. Adanya tanda tanya, menunjukkan adanya suatu perasaan tidak percaya seseorang. Sehingga, ketika kata sudah mendahului kata bara’ata dan dibubuhkan dengan tanda tanya maka kalimat itu dapat bermakna bertanya.
7.        Makna Malas
Kalimat  : /Ae arõu yae nomo ndra’akhida da’õ wõ/
 


Glos       : ah, jauh sekali rumah para adik kita itu loh.
Arti        : ah, rumah adik kita itu jauh sekali.
Makna malas dalam kalimat di atas ditandai dengan adanya kata ae yang setelahnya di ikuti kata arõu atau keterangan jarak. Kata ae bermakna ‘ah’ merupakan bentuk ungkapan yang menandakan tidak inginnya atau ada rasa malas penutur kalimat itu untuk pergi dikarenakan jarak yang terlalu jauh. Hal ini di dukung dengan adanya kata arõu yae ‘jauh sekali’. Selain itu, partikel merupakan penjelas makna malas.
8.        Makna Larangan
Kalimat  : /Bõi ofenu-fenu khõnia/
 


Glos       : jangan kamu marah-marah kepadanya.
Arti        : kamu jangan marah-marah kepadanya.
Kata bõi pada kalimat di atas bermakna larangan. Bõi dengan arti leksikal ‘jangan’dapat bermakna larangan jika setelah kata bõi di ikuti oleh kata kerja. Seperti pada kalimat di atas bõi yang diikuti dengan kata kerja marah-marah. Dapat dipastikan bahwa dalam bahasa Nias, setiap kata bõi yang diikuti kata kerja akan bermakna larangan.
9.        Makna Sifat
Kalimat  : /Abao sibai galawe da’õ, andrõ bõi fahuwu khõnia./
 


Glos       : genit sekali perempuan itu maka jangan berteman kepadanya.
Arti        : perempuan itu genit sekali, maka jangan berteman dengan dia.
Makna sifat pada kalimat di tandai dengan adanya kata abao ‘genit’. Sifat genit merupakan sifat yang dimiliki oleh perempuan yang tidak memiliki rasa malu. Genit akan bermakna sifat jika kata genit itu di lekatkan pada subjek atau objek yang dianggap memiliki sifat genit. Pada contoh kalimat di atas, setelah kata genit di ikuti oleh kata perempuan sehingga diketahui bahwa sifat perempuan yang dimaksudkan dalam kalimat di atas adalah genit.
10.    Makna Pekerjaan/Kegiatan
Kalimat  : / i ila i afu mbaru ndraono/

Glos       : /tidak ia lihat di jahit baju anak/
Arti        : dia tidak dapat menjahit baju anak.
Pada kalimat di atas, kata yang termasuk kata kerja adalah kata afu ‘jahit’. Kalimat di atas menerangkan bahwa dia atau seseorang itu tidak dapat melakukan pekerjaan untuk menjahit baju anak. Setiap kata kerja yang di dahului subjek dan diikuti oleh objek yang dikerjakan akan bermakna suatu pekerjaan/kegiatan.
11.    Makna Menerangkan Jenis
Kalimat  : /bulu zari nifakera dalu-dalu bulu zari sigide’ide
 


Glos       : /daun zari yang gunakan mereka obat daun zari yang kecil-kecil./
Arti        : obat yang mereka gunakan adalah daun zari yang kecil-kecil.
Makna jenis pada kalimat di atas yang dimaksudkan adalah jenis daun zari, yaitu daun zari yang kecil-kecil sebab daun zari juga ada yang bentuk atau jenisnya besar. Daun zari yang kecil-kecil merupakan jenis daun di Nias yang sering sekali digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit.
12.    Makna Waktu
Kalimat  : /Na tafaigi mbanua yaha, alawu adõgõ/
 


Glos       : /Jika kita lihat langit sekarang hampir tenggelam./
Arti        : jika kita melihat langit, sekarang pukul dua siang.
Makna waktu pada kalimat di atas ditandai dengan adanya kata alawu adõgõ. Kata alawu adõgõ menunjukkan keterangan waktu yang biasanya diketahui dengan melihat ketinggian matahari di langit. Kata alawu bermakna waktu jika diikuti kata keterangan jumlah, pada kalimat di atas yaitu kata adõgõ.
13.    Makna Ukuran/Berat/Jumlah
Kalimat  : /Wa ebua bawi da’a 5 alisi/
 


Glos       : /nya besar babi ini 5 bahu/
Arti        : babi ini berukuran 75 kilo.
Kata alisi merupakan ukuran berat suatu babi dalam masyarakat Nias. Kata alisi akan bermakna ukuran berat jika sebelum kata alisi di dahului oleh subjek (nama hewan) ataupun di ikuti oleh keterangan beratnya. Kata alisi dapat menduduki posisi pada awal kalimat, pertengahan maupun diakhir sebuah kalimat.
14.    Makna Syarat
Kalimat  : /La õli khõmi hondra asala mi sõndra juara ba kalasi/
 


Glos       : /mereka beli kepada kalian honda asalkan kalian dapat juara di kelas./
Arti          : honda akan dibelikan untu kalian asalkan kalian mendapatkan juara kelas.
Kata asala pada kalimat di atas akan bermakna syarat jika pada sebuah kalimat itu di dahului oleh kata kerja dan di ikuti pula dengan kata kerja. Contoh kata kerja sebelum kata asala pada kalimat di atas adalah kata kerja di beli dan kata kerja setelah kata asala adalah kata kerja mendapatkan. Dengan kata lain bahwa kata asala akan bermakna syarat jika ada keinginan dan ada pula kegiatan yang harus dilakukan untuk memenuhi syarat tersebut.
15.    Makna Tidak Suka
Kalimat  : /asala khõnia na lategu gamuata nia
 


Glos       : /risih kepadanya jika ditegur perbuatannya./
Arti          : Dia tidak suka jika ia ditegur karena perbuatannya.
Kata asala akan bermakna tidak suka ditandai dengan adanya kata jika di tegur. Selain bentuk kalimat di atas, posisi kata asala akan tetap bermakna tidak suka jika di letakkan pada posisi awal dan tengah kalimat. Sedangkan kata asala tidak akan bermakna tidak mau jika di letakkan pada akhir sebuah kalimat.
16.    Makna Menyetujui
Kalimat  : /Ya’ia we niwaõ nia da’õ./
 


Glos       : /benar yang dikatakannya itu./
Arti        : Dia mengatakan yang benar.
Makna menyetujui pada kalimat diatas merupakan kalimat persetujuan adanya kesamaan pemahaman ataupun menyetujui apa yang dikatakan oleh orang lain. Pada kalimat di atas, terdapat kata niwaõ yang berarti ‘dikatakan’. Kata dikatakan merupakan penjelasan bahwa yang di setujui adalah apa yang dikatakan oleh orang itu adalah benar adanya.
17.    Makna Pelaku / Subjek
Kalimat  : /Ya’ia zimõi mamasa numero nomo ba nomoma /
 


Glos       : /dia yang datang memasang nomor rumah di rumah kami/
Arti        : Dia yang datang memasang nomor rumah kami.
Kata ya’ia bermakna ‘pelaku/subjek’ pada kalimat di atas ditandai dengan adanya kata yang datang. Kata ya’ia bermakna pelaku/subjek jika kata itu di letakkan pada awal kalimat dan di ikuti dengan kata kerja. Kata ya’ia tidak dapat di letakkan pada pertengahan maupun diakhir sebuah kalimat karena akan menimbulkan makna baru. 
18.    Makna Berserah
Kalimat  : /Tali khenia manõ hewisa wolaunia /
 


Glos       : /terserah padanya saja bagaimana dilakukannya./
Arti        : Terserahnya bagaimana yang dilakukannya saja.     
Makna berserah adalah makna yang muncul karena ada perasaan tidak dapat berbuat apa-apa lagi dan hanya akan membiarkan apa yang terjadi atau dilakukan oleh orang lain. Kata tali dalam bahasa Nias biasanya di tujukkan kepada seseorang dengan nada pasrah. Kata tali akan bermakna berserah jika kata tali di ikuti dengan objek yang di tuju biasanya berupa orang atau pelaku lainnya.
19.    Makna Bosan
Kalimat     : /no wõ ae uwa’õ khõnia afu bõi arõrõ ia ba zilõ boto./
 


Glos           : sudah ah kukatakan kepadanya agar jangan terbuai dia di sia-sia.
Arti           : ah, aku sudah mengatakan kepadanya agar dia jangan terbuai dengan   hal yang sia-sia.
Pada kalimat di atas, makna bosan dapat di tandai dengan adanya kata no yang berarti ’sudah’ dan kata ae yang berarti ’ah’. Kebosanan itu terlihat saat si penutur merasa sudah pernah mengatakan hal itu sebelumnya kepada objek yang dibicaran tetapi tidak di hiraukan.



20.    Makna Tidak Paham
Kalimat     : /ambõ tobaha ba dõdõgu wehede nia nomege./
 


Glos           : kurang jelas di hatiku perkataannya tadi.
Arti            : saya kurang mengerti perkataannya tadi.
            Pada kalimat di atas, diketahui bahwa makna tidak paham ini di peroleh dari kata ambo yang berarti ’kurang’ dan kata tobaha ’kurang jelas’. Sangat jelas sekali pada tuturan ini si penutur merasa tidak dapat memahami apa yang telah ia dengar karena apa yang telah ia dengar tidak begitu jelas.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.    Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai homonim dalam bahasa Nias, penulis menyimpulkan bahwa:
1.         Bentuk homonim yang ada di dalam bahasa Nias ada 2, yaitu bentuk homonim yang homofon dan homograf dengan 457 data, dan homonim yang homograf  tetapi tidak homofon ditemukan sebanyak satu data. Sedangkan, homonim yang homofon tetapi tidak homograf tidak ditemukan dalam bahasa Nias dikarenakan setiap bunyi dalam bahasa Nias sudah diwakili oleh huruf / ejaan yang sesuai.
2.         Makna homonim yang ditemukan dalam kalimat tuturan yang homonim dalam bahasa Nias ada 20 makna. Maknanya ialah makna kesal/marah, makna paham, makna perintah, makna memberitahukan, makna kondisi, makna malas, makna bertanya, makna larangan, makna sifat, makna pekerjaan/kegiatan, makna menerangkan jenis, makna waktu, makna ukuran/berat/jumlah, makna syarat, makna tidak suka, makna menyetujui, makna pelaku/subjek, makna berserah, makna bosan dan makna tidak paham.  
3.         Berdasarkan penelitian ini ternyata ditemukan bahwa keunikan dan perbedaan bahasa Nias dari bahasa Indonesia maupun bahasa daerah lainnya adalah kelengkapan huruf/ejaan. Sehingga, hal ini menjadikan bahasa Nias tidak memiliki kata yang bunyinya sama, di karenakan setiap bunyi sudah di wakili oleh sebuah huruf/abjad dalam bahasa Nias.
B.     Rekomendasi
1.      Diharapkan melalui penelitian ini penulis sarankan agar ejaan bahasa Nias berdasarkan ejaan Latin segera disusun dan diresmikan pemakaiannya demi menghilangkan kesimpangsiuran serta dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan bahasa Nias.
2.      Diharapkan penulisan kata ulang menggunakan tanda hubung diantara kata yang mendapat perulangan.
3.      Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat menyempurnakan penelitian homonim dalam bahasa Nias ini.
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa Bandung.

Chaer, Abdul. 2000. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

       . . 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

       . . 2009. Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

       . . 2009 Sintaksis Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Halawa, T., dkk. 1983. Struktur Bahasa Nias. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Keraf, Gorys. 1990. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kentjono, Djoko. 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Laiya, Sitasi Z., dkk. 1985. Kamus Nias-Indonesia. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Mustafa, M. Nur., dkk. 2013. Buku Panduan Tugas Akhir Mahasiswa S1 FKIP Universitas Riau. Pekanbaru: FKIP Universitas Riau.

Pateda, Mansoer. 1988. Linguistik (Sebuah Pengantar). Gorontalo: Angkasa Bandung.

       . . 2011. Linguistik Sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa Bandung.

Sugono, Dendi. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid 2. Jakarta: Pusat Bahasa.

Ullmann, Stephen. 2011. Pengantar Semantik. Terjemahan Sumarsono. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.