Senin, 07 Maret 2022

Mencintai Hingga Terluka-

 Cinta dalam KBBI adalah suka sekali; sayang benar; kasih. Sedangkan, mencintai adalah kegiatan yang dalam keadaan sadar dilakukan, merasakan rasa suka sekali; sayang benar; dan kasih terhadap seseorang. Perasaan dimana hal apapun akan dilakukan untuk menyatakan rasa itu kepada seseorang. Akan banyak hal yang dicoba demi menyenangkan orang yang dicintai. Lalu, bagaimanakah jika ketika mencintai, yang didapat adalah justru luka? Sayatan demi sayatannya akan membuat perih dalam hatimu layaknya pisau yang tertusuk tajam dalam dan itu terus dirasakan ketika mencintai seseorang. Bukankah jika demikian, cinta sungguh sangat mengerikan? masih kah akan memberikan yang terbaik? masih kah mau mencinta?


Mencintai hingga terluka...

Siapa yang rela melakukannya?

Setiap orang ingin dibahagiakan. Setiap insan ingin senang dan tidak seorangpun ketika mencintai seseorang dengan sangat, yang ia harapkan adalah luka. Tidak seorang pun. Luka didapati dari sesuatu hal yang diharapkan namun yang terjadi justru kebalikannya. Hal yang diharapkan adalah dicintai juga dengan baik, disayangi, dianggap, dll. Namun, ketika yang didapat bukan balasan yang seperti itu, ketika kamu sudah sepenuhnya memberi yang terbaik, mungkinkah luka yang terasa? ya. Bisa saja. Tersebab ada harapan yang mengikuti. Ada ingin untuk dibalas dan mendapat yang terbaik pula. Ada kemauan untuk bisa memiliki rasa yang sama. 


Namun, bukankah ketika berniat mencintai ada kesiapan yang mengikuti?

Siap dengan segala macam konsekuensi. Siap ketika hatinya dipatahkan, dan siap menanggung penderitaan. Bukankah cinta hakikatnya indah, baik dan menyenangkan? Lalu, mengapa keburukannya juga tidak sekalian kita bungkus sepaket di dalamnya? sebab kita tahu bahwa ketika ada bahagia, ada luka yang tentu harus kita terima.


Tuhan mencintai umatnya.

Demi cinta yang tulus, rasa sayang, dan kasih, maka IA turun dalam rupa manusia. Ada roh yang tinggal yang menjaga umatnya. Ada Yesus yang menunjukkan jalan dan teladan dalam hidup. Bukankah IA juga demi cintanya harus melalui banyak waktu dan perjalanan panjang dalam dunia? ada proses dimana IA ditantang agar egonya muncul. IA dihina. dicaci, dimaki, dijauhi, dipukul, diacuhkan, diabaikan, diragukan, dihianati, bahkan akhirnya demi cintanya IA pun rela mati demi kesalahan yang tidak pernah ia perbuat? padahal hatinya tulus demi cintanya, demi umatnya. GREAT bukan?


Mengapa pada setiap hati yang terluka ketika mencintai tidak belajar dari guru agung kita?

Bukankah kita tahu bahwa pada akhirnya ketulusan cinta akan mengalahkan segalanya?

Sekalipun mungkin mereka meninggalkan kita, atau kita lenyap hilang tak bernyawa, bukankah kita percaya cinta kita akan dikenang dan abadi dalam hati setiap insan yang pernah kita cintai dengan begitu baik?

Jadi, yoook...

Mari terus mencintai hingga terluka. Luka-luka itu akan menguatkan kita pada perjuangan yang seharusnya kita perjuangkan. 

Ingat, bahwa cinta yang tulus akan menghasilkan kebaikan, keindahan, dan kenangan yang tak terlupakan. 


:) :) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar