Rabu, 13 April 2022

Memikul Kuk dalam kehidupan sehari-hari


 



Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan (Matius 11:29-30)


Bapak/Ibu/saudara/i sekalian, ayat ini Yesus sampaikan kepada jemaat dan orang-orang yang mendengarkan pengajarannya dengan judul dalam alkitab adalah “ajakan keselamatan”. Pada waktu itu Yesus senang mengajar dan pada saat itu 2 orang murid Yohanes mendatanginya. Murid ini diutus oleh Yohanes pembabtis waktu Ia mendengar kabar bahwa Yesus melakukan banyak muzizat. Sehingga Yohanes yang dipilih Allah untuk membaptis orang-orang yang percaya pada Allah menjadi penasaran. Ia bertanya apakah benar Yesus itu adalah Kristus yang telah dinubuatkan sebagai Anak Allah itu. Namun, Yesus menjawab murid-muridnya Yohanes, “katakan kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat tentang Aku, bahwa aku bisa menyembuhkan orang sakit, menahirkan orang, melakukan banyak muzizat, dan membangkitkan orang mati, menurut kamu aku ini siapa?” Lalu, pergilah murid Yohanes itu dan menyampaikan hal tersebut kepada Yohanes, pada waktu itu Yohanes pun percaya.

 

Selanjutnya, Yesus mengajar kembali dan menyampaikan bahwa setiap orang harus percaya pada Yohanes pembatis nabi yang dipilih Allah untuk mempersiapkan jalan Mesias. Demikian juga Yesus menegur dan mengecam orang-orang yang menolak Yohanes dan yang sudah melihat keilahian Allah. Yesus mengajak supaya setiap orang dating kepada Allah. Lebih khusus kepada orang-orang yang kecil yang berbeban berat dan tidak memiliki harapan hidup. Makanya Yesus menyampaikan dalam ayat 28 sebelumnya bahwa “marilah kepada-Ku orang yang letih dan lesu aku akan memberikan kelegaan kepadamu”. Dan dilanjutkan dengan ayat 29-30 renungan kita malam ini yang barusan kita baca. Tuhan mengatakan Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

 

Nah, Bapak/Ibu/saudara/i sekalian. Apakah sebenarnya kuk?

Kuk itu adalah palang kayu dengan jepitan vertikal yang memisahkan kedua binatang penarik sehingga bersama-sama dapat menarik beban. Kuk itu lumayan agak berat yang sudah diatur oleh sipetani/gembalanya seberapa berat, dan diletakkan di pundak hewan agar kepalanya tunduk dan mengikuti arahan sesuai arahan dari petani/gembala yang mengarahkannya.

Nah, fungsi kuk itu diberikan pada pundak hewan sudah sesuai dengan kapasitas/kemampuan dari hewan yang akan dikasih beban tersebut. Kuk diberikan agar hewan tunduk dan nurut pada si gembala/petani yang mengarahkan untuk membajak sehingga ketika hewan tersebut mudah diatur maka ada hasil yang didapatkan dari hasil kerjanya. Kuk mengajarkan hewan agar kerjasama dengan hewan lainya, bayangkan kalau hewan yang satu itu dikasih beban namun tidak mau tunduk atau bebannya ringan sehingga hewan tersebut kepalanya tidak mengarah pada apa yang diarahkan si petani, maka hewan tersebut akan tersakiti, mungkin bisa saja terluka, sakit, dan menyakiti hewan lainnya. Bayangkan juga kalau kuk terlalu berat dikasih oleh petani/gembala yang salah, maka justru akan membunuh hewan tersebut. Makanya itulah fungsi kuk yang tepat bebannya diberikan oleh si gembala kepada hewan untuk membajak di sawah.

 

Bapak/ibu/saudara/I sekalian,

Demikianlah halnya kita. Malam ini kita diajak Tuhan untuk merenungkan kembali firman ini dan memikul kuk. Bapak/ibu/ saudara/I semuanya, masing-masing kita memiliki kuk. Kuk dalam kehidupan kita yang dimaksud Yesus adalah beban hidup/persoalan hidup/atau kesukaran hidup. Saya percaya masing-masing kita disini duduk dengan kuk masing-masing yang sudah diberikan Tuhan. Kuk/ beban hidup kita mungkin dengan masalah perekonomian, masalah pasangan/suami/istri/anak, keluarga. Orang tua/ mertua/ ipar, rekan kerja/ rekan pelayanan/ tetangga/ dsb. Kadang-kadang yah, kita bisa merasa kuk/beban hidup kita kok tidak pernah selesai ya? Kenapa ada terus ya? Bagaimana cara saya melewatinya ya? Bahkan mungkin bisa sampai stress, marah, juga bisa jadi efeknya adalah putus harapan. Ada banyak kejadian saat ini orang-orang yang merasa hidupnya kurang beruntung dan mengakhir nyawanya atau nyawa orang lain.

 

Tuhan mengatakan Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Pada firman Tuhan malam ini Tuhan mau kita memikul kuk kita. Kuk yang dikasih oleh Tuhan. Bapak/ibu/saudara/I sekalian, memikul beban artinya membawa dan mengangkatnya karena apa? Karena beban yang ada saat ini bahkan kedepannya adalah beban yang Tuhan sendiri yang izinkan terjadi. Tuhan tahu sampai dimana kapasitas kita, bagaimana masalah yang mampu kita selesaikan, bagian mana yang bisa kita capai, karena Tuhan itu maha. Artinya Dia tidak sedang main-main atau sembarangan saat memberikan beban itu, tidak asal-asal dan asal kasih makanya Tuhan mengatakan Pikullah kuk yang Kupasang, Tuhan yang memberikan bukan manusia. Pas dan tepat dengan kemampuan kita masing-masing. Mungkin kita saat ini merasa wah, Tuhan aku gak mampu, Tuhan bagimana ini sudah tidak ada lagi kesempatan, bagaimana ini aku gak sanggup dan aku belum menemukan dan mendapatkan juga apa yang aku inginkan. Yah, banyak respon kita yang akan kita hasilkan dalam berbagai kondisi dan himpitan hidup dengan kuk kita tersebut.  Namun itulah yang terbaik beban yang membuat kita untuk berhasil dan mendapatkan sesuatu dibaliknya setelah kita lewati. Harus ada ketundukan pada Allah.

 

Bapak/ibu/saudara/I sekalian ketika kita dalam keadaan berbeban berat, apa respon kita seharusnya? Tuhan mengatakan “belajarlah dari padaKu”. Tuhan tidak mengatakan belajarlah dari pada orang berpengalaman lainnya, tapi dari padaKu. Kenapa? Kita mungkin saja bisa belajar dari orang yang berpengalaman dan sudah melalui pencobaan dan tantangan yang sama, namun terkadang ada kondisi dimana kita tidak sama persis, bahkan terkadang solusi yang dilakukan seseorang menghadapi masalahnya itu waktu kita terapkan sama sekali tidak berhasil dalam masalah kita. Kenapa? Karena tiap orang beda walaupun terkadang ada juga yang berhasil. Bahkan terkadang waktu kita tanya orang lain/sharing masalah kita kadang kita malah jadi tidak semangat, “ah gitu aja gak bisa, ah biasa aja masalah kamu, atau justru kita dibicarakan atau digosipkan ke orang lain hingga kita kurang rasa percaya”. Makanya Bapak/ibu/saudara/I sekalian Tuhan mengatakan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati waktu berbeban berat adakah kita belajar sama Tuhan. Datang bertanya “Tuhan, aku lagi butuh ini, aku lagi sedih mikirin ini, dsb.”. adakah bertanya apa yang harus saya lakukan dalam kesulitan ini? Belajar itu sama dengan datang menghampiri dan bertanya. Proses belajar dari tahap ke tahap sampai paham. Puncak dari semuanya dan tanda bahwa proses belajar kita sama Tuhan sudah tepat, maka aka ada perasaan tenang, dan damai sejahtera. Makanya Tuhan mengatakan jiwamu akan mendapat ketenangan. Ada damai sejahtera yang kita rasakan.

 

Sehingga, waktu kita memikul kuk/beban kita masing-masing terus belajar dari pada Tuhan. Tanda kalau kita belajar dan mau tunduk pada Tuhan, maka hati kita akan mendapat damai sejahtera penuh, ada ketenangan dan harapan yang selalu terlihat nyata dalam hidup kita.


Bapak/ibu/saudara/i sekalian

Ada poin yang Tuhan ingin ingatkan kepada kita melalui firmanNya malam ini, yakni bahwa:

    ***Setiap kita ditaruhkan Tuhan beban bukan untuk membuat kita lemah, justru kalau ada beban saat ini dan kedepannya sikap kita adalah bersyukur bahwa Tuhan sedang mengajak kita untuk berhasil dan membentuk sikap hati, pikiran kita agar tunduk pada arah dan tujuannya Tuhan. Jangan lari, berusaha keras mengandalkan yang lain ataupun menolak beban itu seperti kuk yang ditaruhkan pada hewan, karena kita hanya akan terluka, tersakiti, dan bahkan kita akan semakin gagal dan tujuan Tuhan atas hidup kita yang terbaik bagi kita tidak akan tercapai. Terus tunduk dan belajar sama Tuhan sampai hati kita ada damai sejahtera. Jangan menolak saat Tuhan meminta kita memikul beban, itu demi kebaikan kita. Kita tinggal tunduk dan nurut saja maka semuanya akan menjadi ringan dan enak dinikmati.***

Seperti nabi yeremia waktu Tuhan berfirman Beginilah firman TUHAN kepadaku: "Buatlah tali pengikat l  dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu! (Yeremia 27:2) untuk bangsa Yehuda, namun bangsa itu menolak sehingga mereka berakhir dibuang ke babel. 

Semoga kita mulai hari ini tidak takut dan gelisah waktu Tuhan memberikan beban dalam hidup kita, namun kita percaya ada tujuan baik Tuhan atas apa yang dipercayakan Tuhan kita tanggung saat ini, kita terus belajar sama Tuhan, bertanya sama Tuhan sampai kita memiliki rasa damai sejahtera dan ketenangan dalam melewatinya. Akhir dari semuanya adalah sesuatu yang indah dalam hidup kita akan kita dapatkan masing-masing. Amin?

 Demikianlah yang bisa saya bagiakan buat kita semua, semoga kita terus belajar dari Tuhan dan punya ketundukan dan mau dibentuk Tuhan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar