Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan (Matius 11:29-30)
Bapak/Ibu/saudara/i sekalian, ayat ini Yesus sampaikan kepada jemaat dan
orang-orang yang mendengarkan pengajarannya dengan judul dalam alkitab adalah
“ajakan keselamatan”. Pada waktu itu Yesus senang mengajar dan pada saat itu 2
orang murid Yohanes mendatanginya. Murid ini diutus oleh Yohanes pembabtis
waktu Ia mendengar kabar bahwa Yesus melakukan banyak muzizat. Sehingga Yohanes
yang dipilih Allah untuk membaptis orang-orang yang percaya pada Allah menjadi
penasaran. Ia bertanya apakah benar Yesus itu adalah Kristus yang telah
dinubuatkan sebagai Anak Allah itu. Namun, Yesus menjawab murid-muridnya Yohanes,
“katakan kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat tentang Aku, bahwa
aku bisa menyembuhkan orang sakit, menahirkan orang, melakukan banyak muzizat,
dan membangkitkan orang mati, menurut kamu aku ini siapa?” Lalu, pergilah murid
Yohanes itu dan menyampaikan hal tersebut kepada Yohanes, pada waktu itu
Yohanes pun percaya.
Selanjutnya, Yesus mengajar kembali dan menyampaikan bahwa setiap orang
harus percaya pada Yohanes pembatis nabi yang dipilih Allah untuk mempersiapkan
jalan Mesias. Demikian juga Yesus menegur dan mengecam orang-orang yang menolak
Yohanes dan yang sudah melihat keilahian Allah. Yesus mengajak supaya setiap
orang dating kepada Allah. Lebih khusus kepada orang-orang yang kecil yang
berbeban berat dan tidak memiliki harapan hidup. Makanya Yesus menyampaikan
dalam ayat 28 sebelumnya bahwa “marilah kepada-Ku orang yang letih dan lesu aku
akan memberikan kelegaan kepadamu”. Dan dilanjutkan dengan ayat 29-30 renungan
kita malam ini yang barusan kita baca. Tuhan mengatakan Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Nah, Bapak/Ibu/saudara/i sekalian.
Apakah sebenarnya kuk?
Kuk itu adalah
palang kayu dengan jepitan vertikal yang memisahkan kedua binatang penarik
sehingga bersama-sama dapat menarik beban. Kuk itu lumayan agak berat yang
sudah diatur oleh sipetani/gembalanya seberapa berat, dan diletakkan di pundak
hewan agar kepalanya tunduk dan mengikuti arahan sesuai arahan dari petani/gembala
yang mengarahkannya.
Nah, fungsi kuk itu diberikan pada
pundak hewan sudah sesuai dengan kapasitas/kemampuan dari hewan yang akan
dikasih beban tersebut. Kuk diberikan agar hewan tunduk dan nurut pada si
gembala/petani yang mengarahkan untuk membajak sehingga ketika hewan tersebut
mudah diatur maka ada hasil yang didapatkan dari hasil kerjanya. Kuk
mengajarkan hewan agar kerjasama dengan hewan lainya, bayangkan kalau hewan
yang satu itu dikasih beban namun tidak mau tunduk atau bebannya ringan
sehingga hewan tersebut kepalanya tidak mengarah pada apa yang diarahkan si
petani, maka hewan tersebut akan tersakiti, mungkin bisa saja terluka, sakit,
dan menyakiti hewan lainnya. Bayangkan juga kalau kuk terlalu berat dikasih
oleh petani/gembala yang salah, maka justru akan membunuh hewan tersebut.
Makanya itulah fungsi kuk yang tepat bebannya diberikan oleh si gembala kepada
hewan untuk membajak di sawah.
Bapak/ibu/saudara/I sekalian,
Demikianlah halnya kita. Malam ini
kita diajak Tuhan untuk merenungkan kembali firman ini dan memikul kuk.
Bapak/ibu/ saudara/I semuanya, masing-masing kita memiliki kuk. Kuk dalam
kehidupan kita yang dimaksud Yesus adalah beban hidup/persoalan hidup/atau
kesukaran hidup. Saya percaya masing-masing kita disini duduk dengan kuk
masing-masing yang sudah diberikan Tuhan. Kuk/ beban hidup kita mungkin dengan
masalah perekonomian, masalah pasangan/suami/istri/anak, keluarga. Orang tua/
mertua/ ipar, rekan kerja/ rekan pelayanan/ tetangga/ dsb. Kadang-kadang yah,
kita bisa merasa kuk/beban hidup kita kok tidak pernah selesai ya? Kenapa ada
terus ya? Bagaimana cara saya melewatinya ya? Bahkan mungkin bisa sampai
stress, marah, juga bisa jadi efeknya adalah putus harapan. Ada banyak kejadian
saat ini orang-orang yang merasa hidupnya kurang beruntung dan mengakhir
nyawanya atau nyawa orang lain.
Tuhan mengatakan Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Pada firman
Tuhan malam ini Tuhan mau kita memikul kuk kita. Kuk yang dikasih oleh Tuhan.
Bapak/ibu/saudara/I sekalian, memikul beban artinya membawa dan mengangkatnya
karena apa? Karena beban yang ada saat ini bahkan kedepannya adalah beban yang
Tuhan sendiri yang izinkan terjadi. Tuhan tahu sampai dimana kapasitas kita,
bagaimana masalah yang mampu kita selesaikan, bagian mana yang bisa kita capai,
karena Tuhan itu maha. Artinya Dia tidak sedang main-main atau sembarangan saat
memberikan beban itu, tidak asal-asal dan asal kasih makanya Tuhan mengatakan Pikullah kuk yang Kupasang, Tuhan yang
memberikan bukan manusia. Pas dan
tepat dengan kemampuan kita masing-masing. Mungkin kita saat ini merasa wah,
Tuhan aku gak mampu, Tuhan bagimana ini sudah tidak ada lagi kesempatan,
bagaimana ini aku gak sanggup dan aku belum menemukan dan mendapatkan juga apa
yang aku inginkan. Yah, banyak respon kita yang akan kita hasilkan dalam
berbagai kondisi dan himpitan hidup dengan kuk kita tersebut. Namun itulah yang terbaik beban yang membuat
kita untuk berhasil dan mendapatkan sesuatu dibaliknya setelah kita lewati.
Harus ada ketundukan pada Allah.
Bapak/ibu/saudara/I sekalian ketika
kita dalam keadaan berbeban berat, apa respon kita seharusnya? Tuhan mengatakan
“belajarlah dari padaKu”. Tuhan tidak mengatakan belajarlah dari pada orang
berpengalaman lainnya, tapi dari padaKu. Kenapa? Kita mungkin saja bisa belajar
dari orang yang berpengalaman dan sudah melalui pencobaan dan tantangan yang
sama, namun terkadang ada kondisi dimana kita tidak sama persis, bahkan
terkadang solusi yang dilakukan seseorang menghadapi masalahnya itu waktu kita
terapkan sama sekali tidak berhasil dalam masalah kita. Kenapa? Karena tiap
orang beda walaupun terkadang ada juga yang berhasil. Bahkan terkadang waktu
kita tanya orang lain/sharing masalah kita kadang kita malah jadi tidak
semangat, “ah gitu aja gak bisa, ah biasa aja masalah kamu, atau justru kita
dibicarakan atau digosipkan ke orang lain hingga kita kurang rasa percaya”.
Makanya Bapak/ibu/saudara/I sekalian Tuhan mengatakan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati waktu berbeban berat adakah kita belajar sama
Tuhan. Datang bertanya “Tuhan, aku lagi butuh ini, aku lagi sedih mikirin ini,
dsb.”. adakah bertanya apa yang harus saya lakukan dalam kesulitan ini? Belajar
itu sama dengan datang menghampiri dan bertanya. Proses belajar dari tahap ke
tahap sampai paham. Puncak dari semuanya dan tanda bahwa proses belajar kita
sama Tuhan sudah tepat, maka aka ada perasaan tenang, dan damai sejahtera.
Makanya Tuhan mengatakan jiwamu akan mendapat ketenangan. Ada damai
sejahtera yang kita rasakan.
Sehingga, waktu kita memikul kuk/beban
kita masing-masing terus belajar dari pada Tuhan. Tanda kalau kita belajar dan
mau tunduk pada Tuhan, maka hati kita akan mendapat damai sejahtera penuh, ada
ketenangan dan harapan yang selalu terlihat nyata dalam hidup kita.
Bapak/ibu/saudara/i sekalian
Ada poin yang Tuhan ingin ingatkan kepada kita melalui firmanNya malam ini, yakni bahwa:
***Setiap kita ditaruhkan Tuhan beban bukan untuk membuat kita lemah, justru kalau ada beban saat ini dan kedepannya sikap kita adalah bersyukur bahwa Tuhan sedang mengajak kita untuk berhasil dan membentuk sikap hati, pikiran kita agar tunduk pada arah dan tujuannya Tuhan. Jangan lari, berusaha keras mengandalkan yang lain ataupun menolak beban itu seperti kuk yang ditaruhkan pada hewan, karena kita hanya akan terluka, tersakiti, dan bahkan kita akan semakin gagal dan tujuan Tuhan atas hidup kita yang terbaik bagi kita tidak akan tercapai. Terus tunduk dan belajar sama Tuhan sampai hati kita ada damai sejahtera. Jangan menolak saat Tuhan meminta kita memikul beban, itu demi kebaikan kita. Kita tinggal tunduk dan nurut saja maka semuanya akan menjadi ringan dan enak dinikmati.***
Seperti nabi yeremia waktu Tuhan berfirman Beginilah firman TUHAN kepadaku: "Buatlah tali pengikat l dan gandar, lalu pasanglah itu pada tengkukmu! (Yeremia 27:2) untuk bangsa Yehuda, namun bangsa itu menolak sehingga mereka berakhir dibuang ke babel.
Semoga kita mulai hari ini tidak takut
dan gelisah waktu Tuhan memberikan beban dalam hidup kita, namun kita percaya
ada tujuan baik Tuhan atas apa yang dipercayakan Tuhan kita tanggung saat ini,
kita terus belajar sama Tuhan, bertanya sama Tuhan sampai kita memiliki rasa
damai sejahtera dan ketenangan dalam melewatinya. Akhir dari semuanya adalah
sesuatu yang indah dalam hidup kita akan kita dapatkan masing-masing. Amin?
Demikianlah yang bisa saya bagiakan buat kita semua, semoga kita terus belajar dari Tuhan dan punya ketundukan dan mau dibentuk Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar